Episode 7

🔥 Ingat!.... Sebelum lanjut membaca, tekan like, vote dan komen ya, sudah belum??? oke terimakasih ya..🤗 Belum juga!?.... haha happy reading ❤️

.

"Kita nikahkan saja dua sejoli ini, tidak baik jika melakukan zina terus-terusan lebih baik dinikahkan itu resmi halal!..." Tegas salah satu warga di kampung A.

Ghea melotot dengan ucapan warga di sana, mereka kini sudah berada di rumah pak RW.

"Dinikahkan bagaimana ibu bapak? aku dan Alvan sama sekali tidak melakukan hubungan badan, percayalah hanya rekayasa untuk membohongi supir cabul!.." Potong Ghea tegas akan tuduhan miring.

.

Flashback on

Ghea melihat pembangunan cabang kontrakan yang tidak jauh dari kontrakan yang ditempati. Pembangunan 88% menuju selesai, ia mengobrol dengan arsitek tentang ini itu.

"Untuk akhir-akhir ini saya akan sering melihat pembangunan..."

"Baik non, percayakan kepada kami.."

"Terimakasih..."

Setelah selesai melihat, Ghea melangkahkan kaki untuk pulang.

Sesampainya di kontrakan, Ghea menghempaskan tubuhnya di kursi. Di kampung A ia benar-benar tertekan, tanpa mobil harus menunggu jemputan dari sang papa dulu, kena sial karena supir cabul, tidak ada me time dengan kedua sahabatnya.

"Gue jemput lo ke sana Ghe, gimana?." Tanya Sonya setelah panggilan terhubung.

"Gak usah, cuma 5 hari di sini nanti papa mengirim orang buat jemput kok.." Balas Ghea dengan nada melas.

"Kangen main cepet balik ya!..."

"Hmmm oke..."

Panggilan pun berakhir...

Saat mata Ghea hendak terlelap, pintu kontrakan di gedor lumayan keras tentunya membuat wanita itu terbangun.

"Buka pintunya!..."

"Ada apa kok banyak sekali warga?!.." Terkejut Gheanya, ia langsung keluar menemui mereka.

Di sana ada Alvan juga yang sudah dipegangi salah satu warga, Ghea memberi kode tanda tanya kepada Alvan, namun Alvan hanya tenang sambil mengangkat bahunya menandakan ketidak tahuan.

"Kalian berdua sudah melakukan hal kotor, berzina di luar nikah. Kampung kita tidak menerima yang seperti itu, mari kita bicarakan di rumah pak RW!!.." Tegas ibu-ibu dibetulkan yang lain.

Ghea menelan salivanya, apa supir cabul semalam melaporkan adegan rekayasa kepada warga? tetapi supir itu sudah ditangkap anak buah papanya.

"Bapak ibu itu tidak seperti yang kalian lih.......

"Lah ayo! banyak alasan kamu gadis kota! kita selesaikan di rumah pak RW..." Timpal warga bapak-bapak.

Belum sempat Alvan bicara, mereka berdua diseret menuju rumah pak RW.

Sesampainya di sana, Alvan dan Ghea berhadapan dengan pak RW dikelilingi banyaknya warga.

Flashback off

.

"Kita nikahkan saja dua sejoli ini, tidak baik jika melakukan zina terus-terusan lebih baik dinikahkan itu resmi halal!..." Tegas salah satu warga di kampung A.

Ghea melotot dengan ucapan warga di sana.

"Dinikahkan bagaimana ibu bapak? aku dan Alvan sama sekali tidak melakukan hubungan badan, percayalah hanya rekayasa untuk membohongi supir cabul!.." Potong Ghea tegas akan tuduhan miring itu.

"Rekayasa bagaimana! kami berempat sebagai saksi melihat adegan panas kalian berdua, bayangannya jelas! Tidak bisa dibiarkan ini..." Seru yang lain.

"Apa benar Ghea? Alvan?.." Tanya pak RW menatap tajam mereka berdua.

"Tidak benar!..." Alvan menjelaskan dengan lantang.

"Mana ada! anak muda jaman sekarang pergaulannya bebas, apalagi ini dua orang dewasa yang berasal dari kota. Kehidupan kota tahu bukan?..." Timpal yang lain.

Ghea memejamkan mata menahan amarah, melawan tidak akan menang, memperlihatkan bukti? adegan rekayasa itu tak sempat direkam...

"Ucapkan sesuatu Al! jangan sampai kita dinikahkan!...."

Alvan tak langsung menjawab. "Apalagi? biarkan saja mereka...."

"Kau ini!..." Ghea lebih frustasi melihat Alvan yang tampak tenang.

Pak RW datang kembali setelah pergi beberapa menit. "Papa Ghea dan wakil dari Alvan akan datang ke sini, barusan kita mengobrol untuk melangsungkan pernikahan..."

Seketika tubuh Ghea terasa lemas, entah bagaimana nanti reaksi papanya.

.......

.......

Radit terkejut mendengar kabar dari Rama mengenai sang putra, apalagi istrinya mondar-mandir kesana-kemari.

"Dia baru satu hari menjalani hukuman, secepat itukah jiwa Gay-nya hilang Ram?.." Radit tak habis pikir. "Langsung menghamili anak orang juga? diciduk warga!..."

"Ini diluar dugaan ku, ke kampung A sekarang jadi wakil pernikahan Alvan aku benar-benar tak bisa datang Ram!.." Ujar papa Radit yang siap lepas landas untuk bertemu klien di Jepang.

"Baik aku sebagai pamannya ke sana sekarang..."

"Mereka harus menikah dan aku benar-benar berterima kasih kepada wanita itu!..." Timpal Rama.

Mama Alvan yang sudah tahu jika putranya tidak Gay merasa resah dan frustasi. "Ini gila pah!..."

"Apanya yang gila ma? justru bagus walaupun Alvan mungkin melewati batas...."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***