11 Tantangan

Sejenak Aiden termangu. Dia akui memang menikmati ciuman yang begitu memabukkan itu, tapi dia tetap menampik jika dirinya jatuh cinta pada Rania.

"Ya, itulah pria. Seorang pria bisa mencium wanita tanpa adanya rasa cinta."

"Berarti Bos hanya mempermainkan saya?" 

Air mata Rania semakin deras. Kecewa pada sikap yang diambil oleh Aiden. Andai sejak awal pria itu mengatakan dengan tegas jika tidak mencintainya, Rania bisa menerima.

Namun, yang dilakukan Aiden adalah mencium sebanyak dua kali lalu beberapa jam kemudian berkata tidak mencintai Rania. 

Bukankah ini sebuah tindakan pelecehan? tanya Rania dalam hati sambil menatap nanar Aiden.

"Iya, ciuman tadi itu hanya sekedar main-main," kata Aiden tegas meski hatinya kurang setuju dengan pernyataan tersebut.

"Kamu jahat, Bos."

Aiden berdecak malas. "Come on, Rania. Itu hanya ciuman. Apa yang kamu harapkan dariku, hah? Bertanggung jawab? Jika aku menidurimu dan kamu hamil, baru aku tanggung jawab."

Plak.

Sudah tak dapat ditahan lagi, akhirnya Rania menampar keras pipi Aiden yang langsung membelalakan mata.

Tepat saat itu, Abe dan Bella masuk ke ruangan Aiden karena ada pembahasan penting bersama sang CEO dan tak sengaja mereka melihat pertengkaran Aiden dan Rania.

Bella yang langsung mengerti situasi terjadi pun menahan senyum bahagia.

Berbeda halnya dengan Abe yang memandang sedih pada Rania. Meski dia pernah memutuskan hubungan dengan pacarnya seperti yang dilakukan Aiden saat ini, tapi entah kenapa Abe merasa kasihan dengan sekretaris itu.

Aiden menyentuh bekas tamparan, lalu memalingkan pandangan ke arah Rania dengan sorot mata penuh amarah. 

"Kau lancang sekali menamparku, Rania. Setelah kebaikan yang aku berikan padamu," bentak Aiden.

Abe mengayunkan kaki hendak menjadi penengah di antara pertengkaran Rania dengan Aiden. Namun, tuannya itu memberi isyarat dengan gerakan tangan agar tetap diam.

"Kebaikan? Ciuman Anda sebut sebuah kebaikan?" tanya Rania yang kini berani memasang wajah ketus.

"Aku berbuat baik dengan menerimamu bekerja di sini. Meskipun itu terpaksa, karena permintaan Mommy. Bukan karena kamu berkompeten sebagai sekretaris."

Detik berikutnya, Rania tercengang. Sungguh dia sangat terkejut mendengar fakta yang tersembunyi selama ini.

Sementara Aiden menarik salah satu ujung bibirnya kala melihat perubahan ekspresi Rania.

"Apa itu benar?" tanya Rania.

"Kamu pikir aku bercanda? Mommy dan ibumu bersahabat lama. Kalau bukan karena Mommy, aku tidak mau memiliki sekretaris ceroboh dan culun sepertimu."

Rania mengusap cepat jejak air mata di pipi. Selama ini dia berpikir jika dirinya diterima bekerja di Irawan Group karena dia memang layak mendapatkan posisi sebagai sekretaris tapi ternyata itu salah.

Kepalan tangan Rania semakin kuat. Namun bukan lagi karena dia menahan rasa sakit. 

Rasa sakit itu telah hilang seketika. Berganti dengan tekad kuat untuk menunjukan pada Aiden bahwa dia bisa menjadi seorang sekretaris handal.

"Satu bulan," kata Rania mantap.

Aiden mengerutkan dahi tak mengerti arti satu bulan yang dikatakan oleh Rania.

"Beri aku waktu satu bulan untuk membuktikan jika aku mampu menjadi sekretaris berkompeten," Rania berkata sungguh-sungguh.

Aiden pun menyeringai tipis. Dia sangat tertantang dengan tawaran Rania dan memprediksi jika gadis itu pasti gagal.

"Apa yang akan kamu lakukan jika satu bulan tidak bisa menjadi sekretaris sesuai kriteriaku?" Aiden melipat tangan di depan dada.

"Aku akan resign dari Irawan Group," sahut Rania tanpa keraguan sedikit pun.

Seringai semakin berkembang di bibir Aiden. Ini adalah kesempatan emas bagi Aiden agar terhindar dari Rania.

Aiden juga tak perlu lagi berdebat dengan Kirana, sebab Rania sendiri yang akan mundur dari perusahaan keluarga sang ibu.

"Sepakat. Satu bulan dimulai dari besok, aku akan memantau terus kinerjamu selama di kantor," Aiden tersenyum penuh makna. Lalu melirik pada Abe dan Bella.

"Kalian berdua menjadi saksi atas tantangan yang dibuat oleh Rania sendiri."

Abe yang ragu, berjalan mendekati Rania. Dia berbisik di depan daun telinga gadis yang memandang Aiden penuh tekad.

Abe khawatir jika Rania gagal dalam tantangan itu dengan risiko dia tidak memiliki kesempatan bekerja di Irawan Group.

"Rania, pikirkan lagi baik-baik!" bisik Abe.

"Sudah aku pikirkan dengan baik, Abc," jawab Rania.

"Kalau begitu pergi dari ruanganku dan persiapkan diri untuk menyambut kegagalanmu," Aiden tersenyum penuh makna sambil mengarahkan tangan ke pintu keluar.

Rania melangkah melewati Abe dan Bella. Ditahannya air mata yang sudah menggenang di mata.

Hingga sampailah di dalam toilet, Rania menangis sejadi-jadinya. Dia melepas kacamata, membungkukkan badan, dan menyalakan kran air untuk membasuh bibirnya.

Meskipun Rania jatuh cinta pada Aiden, tapi dia juga tidak terima diperlakukan seperti mainan. Bibirnya bukan tempat untuk pelampiasan nafsu laki-laki.

Setelah puas menangis, Rania mendongakkan wajah, memandang bayangan wajah sembab di cermin, lalu memakai lagi kacamatanya.

"Ayolah, Rania. Kamu pasti bisa melewati tantangan itu," ucap Rania pada bayangan dirinya di cermin.

*

*

*

Di ruang kerja, Aiden duduk sambil mengetatkan rahang. Di sampingnya berdiri Bella yang seperti biasa menatap Aiden penuh damba.

Jauh di dalam lubuk hati Bella, dia merasa iri pada Rania karena memiliki kesempatan mendapatkan ciuman dari Aiden.

Meskipun itu bukanlah ciuman atas dasar cinta, tapi tetap saja Bella berharap ingin mendapatkannya juga.

Sama seperti Bella yang tengah larut dalam pikiran, Aiden juga termenung. Aiden tidak mengerti apa yang sedang dia rasakan saat ini.

Bukankah seharusnya aku senang dia kecewa padaku. Yang artinya dia akan berhenti memperjuangkan cinta konyolnya itu, tapi kenapa? Kenapa aku merasa menjadi pria paling brengsek di muka bumi?

Aiden berdecak sambil memijat pangkal hidung. Bingung merasakan perasaan aneh yang bersemayam di hatinya.

Terpopuler

Comments

Lailatul Huda

Lailatul Huda

jahat banget

2023-08-24

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!