Zehn

Menjadi seorang bodyguard tidak semudah kelihatannya. Memangnya boleh pas klien kita terancam langsung acungkan bedilmu ke wajah si tersangka? No...

Sekali acungkan laras mu, berita acaranya bisa ngalah-ngalahin lembaran hardcopy skripsi. Itu baru mengangkat, kalau sampai ditembakkan... Beuh!

Jadi hari ini di GSA sedang dalam posisi paling malas sedunia, menurut mereka. Ini akhir bulan, dan mereka belum membuat laporan.

Dan yang lebih membuat otak ini tiba-tiba ADHD adalah bahwa kejadian sebulan yang lalu belum sempat dibuat berita acaranya. Yaitu kasus Rahwana di gedung Garnet Land.

Terjadi perdebatan antara GSA generasi Z dengan Generasi Milenial.

Untuk ini, Rumi khusus mendatangkan para GenMil untuk datang dan mempertanggung-jawabkan perbuatan saat tragedi tembak-tembakan itu.

Masalahnya...

GenZ nya saat itu tidak ikutan, yang ikutan dari mereka kan hanya Ai dan Rumi, sementara sebagian besar operasi dilakukan oleh GenMil.

Tapi karena GenMilnya orang sibuk semua, jadi acara ketik mengetik diserahkan oleh GenZ.

Mari kita simak perbincangan absurd mereka.

"Om Rumi," desis Rahwana sambil meluncur menggunakan kursi berodanya dan mepet Rumi

"Apa'an?" desis Rumi yang lagi fokus mengamati CCTV.

"Waktu itu Aki Tirem nembakin peluru berapa biji, ke arah mana, dan peluru mengenai apa saja?"

"Ya tanya orangnya dong," desis Rumi masih cuek.

"Katanya karena Aki Tirem wujudnya astral, dan aku dalam keadaan terikat, jadi pertanggung-jawabannya dialihkan ke Om Rumi,”

Rumi langsung terpaku, lalu perlahan menengok ke arah Rahwana dengan tatapan tajamnya yang legendaris.

Bedanya kalo yang ditatap si Rahwana, dengan senyum manisnya yang bisa meluluhkan hati Hades si dewa Neraka, raut wajah Rumi pun dengan cepat berubah bersahabat.

Coba bayangkan kalau yang menghadapi dia si Ai.

Saat itu Rumi hanya bisa bilang : “Anjrit!”

Dan Rahwana hanya mesem-mesem, “Ini keputusan Om Arman,”

Rumi pun memutar kursinya menghadap Rahwana sambil mencondongkan tubuhnya. Dengan kepala menunduk menatap lantai berusaha menghitung, yang sudah pasti... mana dia ingat?! Saat itu keadaan lagi gila-gilanya.

Rumi pun mengangkat wajahnya menatap Rahwana sambil bilang :

“Lo sendiri inget nggak?” ragu-ragu ia bertanya

“Yang aku inget saat itu cuma Sisca,” desis Rahwana.

“Kenapa lo jadi selemah ini sih?!”gerutu Rumi

“Makanya jatuh cinta dong Om, aku jelasin sekarang Om Rumi juga nggak bakalan ngerti,”

“Oke,” desis Rumi sambil membuka data CCTV Drone yang masuk ke basement saat itu. Sialnya, Drone yang saat itu dikendalikan dari pusat, dengan Mas Umar sebagai pilotnya, hanya menangkap adegan berantem Ai dan Rumi. “Argh...” keluh Rumi.

Lalu dia dengan canggung menghadap lagi ke arah Rahwana. “Mari kita hitung-hitungan secara logika,”

“Hehe,” desis Rahwana. Ia sudah duga akhirnya akan seperti ini.

“Logikanya, M240 itu bisa membidik target sejauh 1,8 km, rata-rata tembakan 950 butir per menit dan kecepatan peluru 905 mili per detik. setiap sabuk punya 200 butir, Aki Tirem menembakkan berapa menit, ngabisin sabuk berapa?” tanya Rumi.

“Kita harus cek gudang senjata,”

“Kemarin Capung ambil dua sabuk buat latihan,”

“Nggak bisa kutulis ‘lebih dari 1200 peluru’ ya?”

“Nggak bisa, setiap butirnya ada pertanggungjawabannya, dan ada nomor serinya,”

“Halah!”

“Kira-kira aja Wan! Plis!”Rumi jadi putus asa. “Waktu itu arah angin sekitar lo berubah nggak? Kira-kira ngerasa peluru terbang ke mana aja?!”

“Itu udah sebulan berlalu Om, ingatan aku udah nggelinding entah kemana, seiring dengan air mata yang habis,”

“Nggak usah sok puitis! Gue lagi panik!” Omel Rumi.

Dan selama satu jam kedepan mereka berdua sibuk mempraktekan berbagai hal sendainya kecepatan peluru ke sekian diarah ke atap tingkat kerusakan berapa dalam itu indikasi peluru dengan sabuk yang mana sampai mereka coba itu pakai M240 sendiri dan mengingat kembali gaya Aki Tirem saat beraksi.

Ribet?

Ya iya dong. Kita kan negara hukum...hehe

(Udah nggak usah nimpali lagi, nanti kronologisnya jadi panjang).

Sementara itu, berbanding terbalik dengan semuanya, Ai malah mengetik dengan lancar.

Panjaaaaang banget sampai tiba-tiba aja udah 30ribu kata. Kayak Novel sampai ke episode 30 kira-kira. Kalau diibaratkan, mulai dari prolog, bab perkenalan, bab inti, bab klim4ks, itu udah hampir sampai the end season 1.

“Peluru terakhir dengan nomor seri TV251 chrome baja campuran emas 0,7% di tembakkan sejauh 2 meter mengarah ke lubang angin dimana terduga terorojing bersembunyi, peluru mengenai bla bla, posisi  bla bla derajat dan arah angin karena memakai AC Sentral kita anggap saja bla bla bla,” ia komat-kamit sendiri.

“Hem, Kak Ai,” Sita menyenggol-nyenggol siku AI.

“Apa cempluk?” panggilan baru untuk Sita yang pipinya gembul kemerahan ala-ala princess eropahhh.

“Kata Om Arman, Kak Ai harus menjelaskan darimana bando kelinci berasal, ditunggu nanti malam jam dua puluh nol-nol, telat sedetik Kak Ai dimutasi ke antartika,”

Ai berhenti mengetik. “Kok Papa bisa taaaauuuuu...” desisnya pelan ala kunti dengan mata terbelalak.

“Anuuu, aku sih yang nemuin, terus nggak sengaja-“

“Sitaaaaaaaaa!!!!” jerit Ai sambil berdiri. “You gilingan!! Ni Mukadima bisa-bisa nggak selamet! Mawar eike metong hah?!  Bisa-bisa udah nggak dibuang ke antartika lagi, ditengelemin eike di Kolam Pluit!!!”

“Mas Iwaaaaan” Sita langsung lari ke arah Rahwana yang lagi sibuk memperagakan adegan Aki Tirem.

“Buyar udah Eike punya rumusan Masalah!!” seru Ai sewot.

Sekaligus kuatir pastinya.

Adegan Tresna dan Amidis. Bapak-anak kandung nih ya.

Tresna ceritanya jabatannya CEO di Garnet Bank Cabang Irlandia. Dia punya Wakil Direktur, yaitu si Heksa. Heksa tidak bisa datang karena lagi jadi tumbal untuk RUPS. (Sejenis Rapat Umum buat Pemegang Saham yang ribetnya bikin kita jadi sarapan 2x).

"Jadi Pap, berapa yang-"

"Diem dulu, Papi sibuk!" Tresna menekan-nekan tombol ponselnya karena Heksa di benua sana mulai rewel gara-gara meeting tidak berjalan lancar.

"Waktu itu senjata yang dibawa yang mana Pap?" Amidis nekat nanya daripada ketikannya nggak selesai-selesai

“Heeem... lupa, antara cambuk atau borgol ya? Kayaknya gue diiket di tiang pake dasi sih,”

“Hah?!”

“Eh?” Tresna mengangkat kepalanya menatap Amidis, “Kamu nanya apa barusan?”

“Apa’an tuh diiket pake dasi hah?!”

“Skip!”

“Nggak Mau,”

“Sivi kesukaan Komar, AK47, dan AI AW50 untuk Ai, ditambah Beretta di sisi pinggang kanan dan Pisau Komando full black seri 175406670 di paha kanan dan kiri-“

(Komar \= Komandan Arman. Kalo yang di tv kan Kondre, Komandan Andre. hehehehe)

“Nggak! Nggak bisa, lanjut yang tadi iket-iketan! Sama siapa Papi? Hah?! Cewek baru lagi? Sugar Baby yang mana Hah? Bilangin Mami nih!”

“Mami kamu sudah bahagia dengan suami barunya,”

“Telpon Mami ah,” Amidis merogoh ponsel di kantongnya.

“Jangan, Amid-amid deh lu bocil! Gue bisa diceng-cengin habis-habisan sama emak lo!” Tresna merebut ponsel Amidis susah payah.

Tapi di seberang sana sudah terdengar suara wanita berujar :

“Apa yang harus gue ceng-cengin?” kata suara si wanita. Maminya Amidis keburu tersambung di line sebelah.

“Nggak ada, sana layanin laki baru loh, Hush!Pait pait pait pait!!” desis Tresna sambil memutuskan sambungan.

Dan di lain tempat...

Sementara itu di showroom mobil mewah milik Moses Goette.

"Waaah, lo beli 5 unit buat dibagiin ke sodara-sodara lo?"

"Ya Om Moses tau saya sekeluarga penggemar Jeep. Rubicon ente kan bisa dimodif,"

"Tapi kalo custom yang macam lo rancang bisa menghabiskan dana setengah dari harga OTR loh!"

"Memangnya saya pernah nawar?"

"Yaaaa nggak sih! Gue yang ketiban cuan hahahah! Okeee jadi gue bacain kesimpulannya ya, Wrangler Rubicon seri 4, 5 unit, velq chrome, bumper modif sesuai desain, cat carbon dengan stiker emas 22karat yang dicampur zircon merah, gambar Harimau Hitam glow in the dark kalo siang matanya bisa nyala,"

"Jangan lupa tulisannya," 

"Ohiya, Kaisar : The Untold Story, karya Septira Wihartanti. Yang baca didoakan masuk Surga. Aamiin,"

"Aamiin,"

"Ada lagi, Pung?"

"Ada Om," Capung merogoh laptop di tasnya dan membuka layarnya. "Waktu penyergapan gengnya Gopar sebulan lalu, berapa peluru yang ditembakkan dan siapa aja targetnya?"

"Halah!! Lo mau nanya itu aje pake rela ngeluarin duit buat beli mobil gue!"

"Kan biar Om Moses sukarela jawabnya,"

"Ya iya sih, sering-sering aje lo ditugasin bikinin berita acara gue, hahahah!"

Terpopuler

Comments

Hesty Mamiena Hg

Hesty Mamiena Hg

Dasar! Sultan mah bebaass 😌🤦‍♀️

2023-11-26

0

Hesty Mamiena Hg

Hesty Mamiena Hg

sampe hafal nomor serinya 😅

2023-11-26

0

Hesty Mamiena Hg

Hesty Mamiena Hg

Tresna lagi mikirin apa hayooo 😂🤭

2023-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!