Eightteen

Kantor Garnet Security Agency

Gedung Garnet Grup

“Mas Iwa~n…” seru Ai manja saat tiba di kantor dan langsung memeluk Rahwana dengan erat, sepenuh hati, bagaikan bayi koala nemplok ke gulingnya Michele Morone, betah.

(Ya kali Michele Morone pake guling. Guling Idup iya).

“Ai…” keluh Rahwana sambil bertumpu pada Capung di sebelahnya. Masalahnya dia sedang menyandang 3 buah senjata sendiri di punggung dan tangannya, belom lagi harus menopang berat si Ai.

Kali ini idola kita ditugaskan jadi sniper digedung sekitar TKP.

Sedangkan Ai…

“Ai, lo nyamar ya,” desis Rumi sambil datang udah dengan seragam GSA.

“Jadi apa?”

“Kan udah kita sepakati tadi pagi, Nanti pertengahan sesi ada cowok-cowok nari nganu, lo gue daftarin jadi-”

“Apa maksudnya NARI NGANU, hah?!” semprot Ai sewot.

“Dance liuk-liuk doang, paling nari perut,”

“Maksudnya apa sih hah?! Nggak briefing nggak apa tiba-tiba gue harus nari?!”

“Kita udah briefing tadi pagi,”

“Kapan?!”

“Pas lo makan ciskek bikinan nyokap,”

“Itu briefing apa interogasi?! Eike dalam keadaan terlena sama ciskek tante Almira bawaannya iya-iya aja! Itu curang namanya Ooooomm!”

“Mulut lo perlu disumpel terasi kayaknya,” gerutu Rumi. "Pasukun!!"

"Enak!!" Seru semua sambil kumpul. Cuma Rahwana yang mesem-mesem soalnya dia kurang suka sukun.

Rumi menggelar blueprint ruangan aula hotel, tempat ifen diadakan nanti malam, dan maket yang terbuat dr kertas.

"Gue jelasin lagi, semua dengerin, fokus, dan serius. Nyawa kalian taruhannya," desis Rumi dengan mata tajamnya itu.

"Om dapet detail ruangan kayak gini siapa yang nyusup?" tanya Rahwana sambil mengelus dagunya. Ia salut sih karena maket ruangan dibuat sedetail mungkin.

Om Rumi dan Alexis mengangkat wajahnya, lalu tersenyum sinis penuh kepuasan. Mereka saling lihat dengan misterius dan tawa mereka licik luar biasa 'khehehehehe' begitulah bunyinya.

"Apa lagi nih…" gumam Capung was-was.

"Kinasih dkk yang laporan," sahut Rumi masih dengan senyum Pepsodentnya.

"Anjrit!" Gumam semuanya langsung merinding.

"Jenius!" sahut Rahwana terkesima, "Ngerekrut setan! Baru kali ini aku denger ide mindblowing super duper licik kayak gini!"

"Ya habis daripada dia ketawa-tawa melulu tanpa tujuan, sambil arisan sama temen-temennya di hotel kan bisa bawa-bawa kamera buat nyusup," sahut Rumi.

"Toh mereka foto-foto selfie juga ga bakalan nangkep gambarnya, mending buat foto-foto ruangan kan,"

(Adegan begini sudah pasti tak akan terjadi dunia nyata, Oke. Nggak usah terlalu serius dibayangin. Piss love and gedebuk!).

"Kenapa Kinasih nggak sekalian kita rekrut jadi anggota?"

"Dia nggak bisa ngangkat senjata pake tangan, terus kalo denger ayat suci bawaannya mellow, ngambek setahun nggak ketawa tapi suka lempar-lempar jambu aer ke kepala,"

Semua diam.

Lagian kalau Kinasih direkrut jadi anggota, mereka berniat mau resign.

"Jadi saudara-saudara, Event nanti malam adalah acara pesta tertutup yang kami duga dibaliknya adalah transaksi narkoba jenis baru. Hanya anggota yang bisa datang, banyak sample makanan tersaji yang dicampur obat untuk melihat reaksi yang akan timbul pada peserta pesta. Si Empunya acara namanya Divine. Atau Devi Nestapa namma aslinya,"

"Heh? Devi Nescafe? Namanya kenapa kedengarannya bikin haus ya?!"

"Fokus Mid," Rumi menjiplak ujung topi Amidis.

"Divine akan berada di mana saja, menyamar jadi siapa saja. Itulah dia, ahli penyamaran. Selama ini dia malah menyamar jadi kru fotoshoot di kantor agency Maria Zhang. Hubungannya dengan Trisnawan belum diketahui. Jadi gue harap, tangkap Divine hidup-hidup untuk bisa interogasi. Jelas?!"

"Siap Om Wakom!!" seru semua.

"Iyaaaa," gumam Ai. Dia langsung males. Di hidungnya langsung terbayang wangi parfum sejuta aroma. Mencolok hidung. Bisa-bisa menciut jadi layu itu tulang rawan.

"Selama Ai bertugas, di markas ada Alexis, Om Umar dan Khalid, anaknya Om Umar. Jadi aman ya Ci?"

"Sip Om Rumi," daritadi Maria duduk anggun sambil ngeteh. Ternyata santai di ruangan GSA jauh lebih menyenangkan dari pada tempat mana pun. Selain aman, cozy, persediaan makanan di sini juga lengkap.

"Om Umar dalam perjalanan, dia bersedia dipanggil padahal baru pulang Umroh. Lo semua harus sungkem habis ini,"

"Siap!!"

"Dia bawa Kurma Nabi kan ya? Mayan buat stok,"

"Baper1, Sniper, Rahwana di gedung barat," sahut Rumi.

"Siap!" sahut Rahwana.

"Baper 2, Gue, dan Baper 3 Capung, seeker. Kita cari Divine, dari jalur belakang,"

"Siap!!" Sahut Capung.

"Baper 4 dan 5, Ai dan Amidis, nyamar jadi penari, cari Divine dari atas panggung dan ruang ganti,"

"Siapppp!!" seru Amidis.

"Hayyaaaa!!" keluh Ai.

"Om Leon akan kirimkan 50 anak buahnya untuk berjaga-jaga di sekitar lokasi, tapi dari luar. Kalo keadaan genting, Alexis nyalakan kode alert, mereka langsung serbu ke dalam. Saat itu sudah pasti pertumpahan darah tidak terhindarkan. Sesuatu yang tidak kita inginkan! Jalankan misi sebaik mungkin. Gue pinginnya Divine ketangkep tanpa drama apa pun!"

"Siapp!!" seru semua.

"Cape Eaaakkk," gumam Ai. Lalu dia melihat benda menarik di atas meja.

"Ini bom pintu? Pake password ya? Apa passwordnya om?" tanya Ai sambil membolak-balik lempengan besi dengan sensor.

"Ares Bakayarou. Jangan lo aktifin, gue kabur dulu…"

"Elah emak jepun eike, kebayang kalo Eike pasang ini di rumah. Dia neriakin kata-kata itu sejam sekali, seru kali ya,"

**

Bagaimana serunya penyergapan edisi besok??

Nih, Tante Author kasih cuplikannya dikit.

**

"Om- bzzzt bzzzt!"

"Baper 4? Respon Baper 4? Kenapa sinyal lo woy??"

"Om Rumi tolong! bzzt bzzzt psssttt!!"

"Baper 2? Respond! Baper 3? Astaga kenapa nih anak-anak?!"

"Om Rumi! Tolong Om!!" seru Capung dari interkom.

"Pung! Kenapa semua nggak nangkep sinyal??" Seru Rumi kuatir, ia mengokang senjatanya dan maju ke lantai atap.

"Sinyalnya tampar-tamparan sama sound system! Ini Om, si Amid Om! Amid!!"

"Kenapa Amid?!"

"Dia kesurupan di podium. Niruin barongsai pake lagunya Violet- Connor Price,"

"Heh?!"

"AINGGG NGAUUUUMMM, MAUNG NIH AIIING!! GUK GUK GUK!!" terdengar teriakan Amidis sebagai latar belakang.

"Gimana nih Om?! Dia ngaum ngikutin Kaisar!!"

"Kacau, Dah tembak bius aja. Nanti gue lapor Tresna suruh ikhlasin," desis Rumi pasrah.

"Laah,"

"Obat biusnya pake yang buat gajah ngamuk ato mertua nyindir?"

"Pake catnip aja biar agak murah biayanya," gerutu Rumi sambil menendang pintu tangga darurat dengan kesal dan masuk ke dalam area atap.

"Pake ekstrak mengkudu, Pung," Rahwana terkekeh geli sambil memvideokan gaya Amid terkena narkoboy. Wong dibilang jangan makan apa pun yang disediain, ini malah makan brownies g4nja sampe 3 biji.

**

Begitulah sekilas cuplikannya. Nantikan penyergapan besok ya pemirsahhh!

Terpopuler

Comments

Naftali Hanania

Naftali Hanania

🤣🤣🤣🤣 gupblog sia 🤣🤣🤣🤣🤣✌️✌️

2024-05-22

0

May Keisya

May Keisya

pedes ya🤣🤣🤣

2024-01-27

0

May Keisya

May Keisya

🤣🤣

2024-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!