Patbelas

Trisnawan.

Rumi Rutherford, Wakom GSA paling jutek senegara (Tante nggak berani sebut nama lokasi pastinya negara mana, takut di-anu)mengernyitkan dahinya mendengar nama itu.

Nama baru baginya.

"Jadi… Dia ketua gengnya?"

"Udah meninggal sih Om," desis Alexis, "Digempur sama anak buahnya Om Leon,"

"Hm," desis Rumi, "Hubungannya sama Gopar apa'an sih?"

"Satu panti asuhan, kayaknya ketemu di sana. Ada banyak kasus bilang si Trisnawan ini pengidap schizofrenia. Makanya aksinya rada gila. Sejak Gopar nggak ada dia makin jadi,"

"Terus?"

"Dia melecehkan Maria Zhang,"

"Anjrit! Psikopet…" umpat Rumi. "Salah pilih sasaran dia,"

"Kayaknya nggak salah pilih sih Om, ada kabar dia memang terobsesi sama Maria Zhang ini. Om tahu nggak, sebelum dapetin Maria untuk jadi korbannya dia ngapain aja?"

"Ngapain?"

"Dia bunuh-bunuhin cewek yang rambutnya keriting dan panjang, itu trademarknya, korbannya mencapai 5 orang dikubur di lokasi berbeda,"

"Hm, jadi ini bukan pemerkosa biasa,"

"Ya,"

"Apa kita sudah dapat lokasi,"

"Affirmative, hotel yang kemarin. Tinggal nyusup ke sana dan nge-dor ketua setelah Trisnawan, dan semua bisa kita tangkap. Mereka jelas udah nggak punya arah,"

"Siapa sih ketuanya?"

"Nah ini yang menarik,"

"Ya?"

"Ketuanya wanita, namanya belum diketahui,"

**

Maria Zhang yang cantik, tinggi dan berambut keriting panjang memikat, saat ini sedang mencoba lingerie barunya yang akan ia gunakan untuk endorse.

Ada sekitar 5 lingerie.

Dan satu persatu dia bawa ke depan Ai. Kebetulan, saat itu Ai sedang melatih gaya joged tiktok terbarunya. Yang ia modifikasi pakai salto dan kayang.

Karena struktur tulangnya yang memang lentur dan agak lain dari manusia normal, niatnya ingin salto malah jadi roll depan.

Udah gitu dia marah-marah sendiri karena rambutnya jadi berantakan.

"Aa~ Eike sebelita gilingan, kenapaaahh juga jadi rolling in the deep begindang sik?! Kan pomade jadi meleyot!"

(Translate menurut KBBI : Aduh, Saya Sangat Sebal Sekali, Kenapa Saya Jadi Melakukan gerakan berputar di lantai yang dalam begini, rambut saya yang sudah diberi minyak rambut menjadi rusak).

Njir, nggak banget bahasanya.

Lingerie 1

"Gimana?" tanya Maria keluar dari kamar dengan lingerie warna hitam. Seperti layaknya lingerie, sudah pasti berbayang.

Sampai-sampai Ai tertegun.

Lalu menelan ludahnya.

Udah buyar semua rencananya untuk nyoba joged tiktok terbaru.

Sepertinya Maria lupa kalau walaupun Ai bertulang presto, dia tetaplah laki-laki normal. Bisa nganu kalau disuguhi bidadari olympus. Apalagi yang wajahnya macam Athena kayak Maria.

"Em…" Ai mencoba menilai dari segi pengamat. Yang mana susah bangeet sebenarnya nggak nelen ludah.

"Kenapa mereka pilih you jadi endorse lingerie sih? Kan dada you tepos," malah seperti itu penilaiannya.

"Ini tidak tepos Ai, dada saya cup B, seimbang dengan tinggi dan berat saya," Maria mencoba untuk menyembunyikan kekesalannya. Tapi dia suka kalau Ai memberikan pendapat karena dirasa jujur.

"You nyaman pakai itu?" Ai menunjuk pakaian Maria sambil mencibir dengan telunjuk bengkok ala urat kejepit.

"Bahannya tidak terlalu lembut dan banyak renda, saya tidak terlalu suka,"

"Dari segi cowok, Eike juga nggak suka ngeliatnya, karena maksa modelnya,"

"Gitu ya?" Maria berputar.

"Njaay…" gumam Ai melihat bokong sekel Maria.

"Ya?" tanya Maria.

"Eh?" Ai segera sadar ke realita, "You bilang aza kalau itu linji cucok dipake pas lagi berantem sama paksu, dijamin langsung baekan,"

"Hehe, gitu ya?!" Senyum Maria membuat dada Ai berdebar.

"Okeee saya review dulu kalau begitu,"

"Itu baru 1, katanya ada lima bukan ya!" gumam Ai sambil melirik Maria di dalam kamar.

15 menit kemudian.

Lingerie 2

"Kalau yang ini gimana?" Maria keluar dari kamar dengan lingerie warna pink bulu-bulu.

Membuat Ai langsung melongo.

Masalahnya berbayang banget.

Bahannya transparant

Membuat Ai tidak rela ada yang melihat tubuh Maria selain dirinya.

(Cieee udah merasa memiliki nih yeee)

"Mar…" gumam Ai.

"Ya?"

"You pake daleman kek,"

"Gimana caranya lingerie pake daleman?!"

"Ya apa dong yang buat nutupin you punya munjungan?! Berapa sih you dibayar endorse? Itu toples gilingan bestieee,"

"Semilyar untuk 5 lingerie,"

"Dih, keki bener eike," gerutu Ai.

"Tutup pakai plester luka kali ya,"

"Eike punya, tapi ada gambarnya, frozennya elsa,"

15 menit kemudian,

"Gimana kalau ini?" tanya Maria.

Lingerie dengan rantai diamond.

"Blinky sulibling," gumam Ai silau. "Eike berasa ngeliat Aprodhite turun dari venus,"

"Waah, thanks," desis Maria.

"Itu tali belakangnya copot ya?"

"Nah, nggak bisa saya kaitkan, saya baru mau minta bantuan kamu,"

Ai beranjak dan berjalan ke arah punggung Maria, untuk mengaitkan tari bra yang bundetnya berasa seperti dari Kemayoran jalan ke Grogol tapi muter lewat Cideng, dirimu akan menemukan 11 lampu merah… Eh 11 apa 12 ya? Ya sekitar segitu banyaknya. Apa tante Author hiperbolis ya? Ya itulah modal tante nulis nopel, pakai majas.

"CiMar," kata Ai.

"Hm?"

"Ini kaitannya selang seling depan belakang?"

"Menurut gambar sih iya,"

"Oh," desis Ai sambil merapatkan tubuhnya di punggung Maria karena harus mengaitkan tali ke depan, lalu ke punggung, disilang, ke depan lagi, ke punggung lagi, disilang lagi, sampe puas pokoknya.

Dan kaitannya berakhir di panty Maria, sehingga alih–alih beranjak ke depan, karena malas mungkin, atau karena modus bisa jadi, Ai dari arah belakang menunduk di bahu Maria sambil memicingkan matanya untuk mencari pengait.

"Linji model begini bukanya repot. Daripada buka langsung bisa selipin aja kali," gerutu Ai di bahu Maria.

"Ih kamu nih mulutnya, hihi," Maria mengelus pipi Ai. "Mungkin ini diciptakan untuk pasangan yang punya fetish tertentu?"

"Iya bisa jadi, kalo Eike terus terang lebih milih yang pakaiannya lengkap, tapi di dalamnya polos,"

Maria mengernyit.

"Ai…"

"Hm?"

"Kamu pernah punya pacar ya?"

"You tahu sendiri gosipnya,"

"Itu beneran kamu pacaran sama siluman ular putih,"

"Warnanya ijo sih, iya tapi sempet berbuat nggak senonoh,"

"Ularnya bentuknya cewek atau cowok?"

"Cewek seksi,"

"Lebih seksi dari saya?"

"Ya jelas, dia cup D,"

Maria langsung nyinyir, "tapi dia kan siluman ya, siapa tahu wujudnya sebenarnya bukan itu,"

"Ya whatever, Eike hampir suka sama dia eeeh diputusin,"

"Oh gitu," tiba-tiba Maria suram. "tapi kan dia bukan manusia,"

"Tapi kayaknya Papa eike lebih 'kalem' pas tahu eike pacaran sama ratu ular dibanding sama you. Pake ngambek banting pintu,"

"Gitu ya," desis Maria pelan. Lalu dia menepis tangan Ai dan berbalik menghadap cowok itu.

"Kalau saya bilang saya suka sama kamu, gimana?"

"You? Bukannya you suka sama Papa ya? Khehehehe,"

"Yaa, Papa kamu memang jauh lebih jantan sih dibanding kamu,"

Kata-kata yang menghujam perasaan, dibanding-bandingkan dengan Pak Arman si cikal bakal bapack-bapack perkasa.

Membuat Ai langsung menaikan alis.

"Eike tahu ngga usah dibahas lagi!"

"Tragis juga ya, dia punya anak melambai seperti kamu,"

"Eike bisa jadi macholi… Eh macho juga kok, kalau keadaan terdesak,"

"Ah, saya nggak percaya,"

"You nggak percaya?!"

"Iya, kamu tidak menunjukkannya di depan saya, kamu masih kemayu, lenje, mana saya percaya kamu bisa berantem?"

"Dih," Ai mengernyitkan keningnya sambil menatap Maria dengan tajam. "Oke, mulai sekarang Eike bersikap cool di depan You, dimulai 5 detik lagi!"

"Heh?!"

"5, 4, 1," desis Ai.

"Kenapa 2 dan 3 diloncatin?"

"Biar cepet," kata Ai, "Gue bakalan jadi penjentong… Aih, pejantan tangguh di depan lo, oke?!" Nada suara Ai jadi lebih dalam.

Intinya dia berubah 180 derajat.

Tatapannya juga lebih dalam

"O-oke," walau pun Maria ragu untuk apa Ai memaksakan diri bersikap tangguh, tapi ya dia terima aja karena dia juga sakit hati keseksiannya dibanding-bandingkan dengan Ratu Ular.

**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***