PYT 14

Anna masih bisa bersyukur, di mansion Leo masih ada wanita baik seperti Rere yang mau berteman dengannya dan meringankan pekerjaannya. Dia berharap secepatnya keluar dari tempat tersebut, supaya nyawanya tak melayang sia-sia di tangan Leo, suaminya.

Mengenai ancaman tentang jatah makannya yang hanya diberikan satu kali dalam sehari, hanyalah kebohongan belaka. Ancaman itu tidak berlaku dan Anna masih bisa makan sepuasnya yang jelas tidak melakukan kesalahan.

Sehabis makan malam, Anna dan Rere memilih bersantai di halaman belakang ditemani minuman hangat sambil memandangi langit malam yang dihiasi bintang-bintang.

"Anna, Aku sudah bertemu dengan Lucas, pengawal yang ku maksud. Dia biasanya mengantar pelayan yang bertugas berbelanja di pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan dapur dua kali dalam seminggu." ucap Rere lalu menyeruput minumannya.

"Benarkah, berarti ini salah satu kesempatan untukku bisa kabur dari tempat ini." Anna tersenyum sembari menyentuh pundak Rere.

"Benar Anna, yang jelas kau tidak boleh tertangkap oleh anak buah tuan Leo, karena jika itu terjadi, maka kau tahu sendiri seperti apa akibatnya. Asal kau tahu Anna, mereka adalah seorang mafia yang begitu kejam dan dengan mudahnya membunuh seseorang tanpa ampun dan tuan Leo sendiri merupakan ketua mereka yang begitu berpengaruh di negeri ini. Jika kau tertangkap, maka kau akan dibantai di ruang bawah tanah seperti orang-orang yang berkhianat pada tuan Leo." peringat Rere tak main-main. Pasalnya sudah lima tahun dia bekerja di mansion tuan Leo, perlahan namun pasti dia sudah tahu sedikit tentang kehidupan majikannya.

"Ya, aku tahu Rere. Mereka orang-orang yang kejam dan tak berperikemanusiaan " Tiba-tiba raut wajah Anna berubah sendu, sudut matanya kembali berair.

Aku tidak menyangka, ternyata pria yang menikahi ku adalah seorang mafia kejam.

Dadanya begitu sesak, dia tidak tahu seperti apa tujuan hidupnya setelah ini. Pernikahan yang terpaksa hanya memperburuk kehidupannya.

Kakek, aku sangat merindukanmu, kuharap kau baik-baik saja. Jangan terus mengkhawatirkan ku, aku bisa jaga diri disini.

Anna kembali teringat dengan kakeknya. Orang yang sangat disayanginya di dunia ini dan selalu ingin dia bahagiakan. Tapi, sekarang semuanya sudah berubah, tak ada yang bisa dilakukan oleh wanita berlesung pipi itu di tempat orang-orang kejam kecuali untuk bertahan hidup. Ya hanya itu saja yang bisa dia lakukan.

Saat melihat lampu senter mengarah kearahnya, dengan cepat mereka bersembunyi di balik pohon. Jika tertangkap masih berkeliaran di jam seperti itu, maka mereka akan mendapatkan sanksi tegas dari Maria.

Setiap dua jam sekali para penjaga akan berpatroli menyusuri halaman mansion. Jika tak ada yang mencurigakan mereka kembali berpatroli ke tempat lainnya.

"Ayo Anna, ini sudah larut malam, sebaiknya kita kembali ke kamar." usul Rere sambil celingak-celinguk disekelilingnya.

"Iya Rere, aku tidak ingin kembali mendapatkan hukuman dari Bu Maria." timpal Anna dengan anggukan kepala.

Mereka bergegas kembali ke kamarnya masing-masing. Anna masuk ke dalam mansion, sedangkan Rere berjalan ke mes pelayan yang terletak di bagian belakang mansion.

Terlihat Anna begitu waspada berjalan menuju kamarnya, saat menaiki anak tangga tiba-tiba suara seseorang mengejutkannya.

"Anna, Darimana saja kau? apa kau tidak tahu aturan di mansion ini?" tegur wanita gemuk yang berdiri di bawah tangga.

"Maaf Bu Maria, aku habis cari angin di belakang." ucap Anna dengan pandangan tertunduk sambil meremas jemari tangannya.

"Dengar, lain kali jangan ulangi lagi. Kali ini kau lolos dari hukuman karena tuan Leo baru saja tiba." wanita gemuk itu hanya mampu berdengus kesal lalu melengos pergi. Dia tidak ingin membuat keributan.

"Apa? pria kejam itu sedang berada di mansion nya." Anna langsung menutup mulutnya. Raut wajahnya berubah pias, sorot matanya menandakan ketakutan di sana, hanya mendengar nama pria dingin nan kejam itu membuatnya merinding ketakutan.

Namun, Anna berusaha untuk menghilangkan rasa takut dari dalam dirinya. Dia harus melawan pria dingin nan kejam itu bagaimana pun caranya jika tidak ingin kembali ditindas oleh Leo, suami kejamnya.

Buru-buru Anna berjalan menuju kamarnya, dia tidak ingin bertemu dengan Leo, dia harus menghindarinya sebelum memiliki rencana khusus untuk melawan Leo.

Anna masuk ke dalam kamarnya dan langsung menguncinya cepat. Anna segera berbalik badan dan nyalinya langsung menciut melihat sosok pria yang dihindarinya sedang duduk santai di sofa sambil menatapnya dengan sorot mata tajamnya.

"Ap-apa yang sedang anda lakukan di kamarku." ucap Anna terbata-bata dan terdengar sopan dengan tatapan penuh kewaspadaan.

"Menurutmu? asal kau tahu ini mansion ku, jadi aku leluasa bisa masuk ke kamarmu atau ruangan lainnya." ketus pria bermanik hitam itu yang tidak lain adalah Leo.

Anna mengepalkan tangannya yang masih saja berdiri di dekat pintu dan tak berani mendekat ke arah Leo yang masih saja menatapnya dengan tatapan sulit diartikan. Membuat Leo berdengus kesal lalu mengangkat tangannya meminta Anna mendekat kepadanya.

Sementara Anna sama sekali tak menggubrisnya, dia memilih melangkah masuk ke kamar mandi. Hal itu membuat Leo mengepalkan tangannya lalu meninju meja di hadapannya.

"Beraninya dia mengacuhkan ku." kesalnya sambil berdengus kesal. Sedangkan wanita yang mengacuhkannya sedang bersandar di pintu kamar mandi sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Tidak mungkin jika aku hanya berdiam diri di dalam sini hanya sekedar untuk menghindari pria gila itu. Bagaimana jika kedepannya, dia semakin menyiksaku dan menghancurkan segala kebahagiaanku." gumam Anna frustasi sambil menjambak rambut panjangnya.

"Aku sama sekali tidak tahu seperti apa kehidupannya sampai-sampai ingin balas dendam kepadaku dan juga kepada keluargaku." Anna menghela nafas panjang lalu mengamati suasana kamar mandi itu. Lalu Anna melangkah mendekati wastafel untuk mencuci tangan.

Tidak hanya itu, dia pun memilih mencuci muka, lalu ditatapnya lekat-lekat wajahnya di dalam cermin.

"Jika aku tidak bisa melawannya dengan kata-kata atau kekuatan, maka wajahku bisa aku gunakan untuk membuatnya tunduk kepadaku." ucap Anna dengan penuh keyakinan. Anna menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskannya perlahan, setalah yakin dan merasa kembali memiliki kekuatan dari relung hatinya, dia bergegas keluar untuk menemui Leo.

Langkah Anna terhenti dan pandangannya langsung mengarah pada Leo yang sekarang bersandar di kepala ranjang dan hanya bertelanjang dada. Anna hanya mampu menelan ludahnya dengan kasar melihat tingkah laku pria itu yang sedang menempati ranjangnya.

"Bisakah anda keluar dari kamarku." ucap Anna yang begitu terang-terangan mengusir Leo dari kamarnya.

"Ha ha ha, bagaimana jika aku tetap berada disini dan tidur bersamamu" sinis Leo menyeringai, salah satu tangannya digunakan sebagai bantalan hingga otot-otot perutnya menonjol sempurna.

Segera Anna memalingkan wajahnya, dia begitu kesal melihat tingkah pria itu yang begitu semena-mena terhadapnya.

"Tak masalah, yang jelas anda tetap berada pada batasan yang sesungguhnya." ketus Anna sambil bertolak pinggang.

"Jangan mimpi, aku tidak akan pernah tidur bersama dengan musuhku sendiri." balas Leo. Ada perasaan lega dalam diri Anna mendengar penuturan pria itu.

"Lagian reputasiku bisa hancur jika tidur bersama seorang pelayan rendahan seperti dirimu. Ya itulah julukanmu sekarang pelayan rendahan selama berada di mansion ku dan selama-lamanya akan seperti itu."

"Terserah apa katamu tuan, yang jelas aku akan bangkit dan memperbaiki semuanya termasuk nama dan kehidupanku."

"Ha ha ha, tak ada lagi yang perlu kau banggakan. Seluruh perusahaan dan keluargamu sudah hancur. Perusahaan yang kau pimpin selama ini sudah hancur tak tersisa dan kakek tua yang kau sayangi sudah berada diambang kematian. Satu lagi, kedua wanita licik yang menjadi saingan mu sudah berada di markas ku dan menjadi tawanan ku. Jadi jangan coba-coba untuk melawanku!" ucapnya tak main-main, lalu meninggalkan kamar Anna sambil membanting pintunya.

Seketika air mata Anna luruh dengan sendirinya, Anna tak mampu berkata-kata. Dadanya begitu sesak mendengar ucapan Leo perihal kakeknya yang sedang diambang kematian, memang ucapan pria itu tak pernah main-main.

Bersambung......

Jangan lupa like, komentar dan vote ya teman-teman, terima kasih 🙏🤗

Terpopuler

Comments

Fatma

Fatma

lanjut dong thor 😊

2022-11-22

0

Junaidi

Junaidi

lanjut

2022-11-21

0

Ros

Ros

semangat thor lanjut up💪💪

2022-11-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!