"Huaaaaa, Mommy...." Leo menjambak rambutnya dengan penuh frustasi air matanya mengalir dengan derasnya membasahi wajahnya, dia akan seperti itu jika mengingat kembali kenangan masa lalunya yang begitu kelam.
Leo kembali bergerak menghancurkan segala benda di dalam kamarnya bahkan tak peduli dengan telapak tangannya terluka akibat remasan benda kaca tersebut.
Sementara Anna hanya mampu mematung di depan pintu kamar Leo mendengar suara kegaduhan di dalam sana.
Anna sama sekali tidak ingin masuk ke dalam kandang singa yang sedang mengamuk, dia memilih mengurungkan rencananya dan segera melangkah ke kamarnya. Dia sungguh takut melihat kemarahan Leo di dalam kamarnya.
Anna duduk di kursi menghadap ke arah jendela, tatapan Anna begitu sendu dan masih saja memikirkan kondisi kakeknya.
"Semoga Kakek baik-baik saja dan omongan pria gila itu tidak benar adanya. Kakek orang baik. Aku yakin Tuhan akan selalu menjaga dan melindungi Kakek dimana pun berada." Anna menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil menatap rembulan malam tanpa adanya bintang-bintang satu pun menghiasi langit malam.
"Sampai kapan aku harus berada di tempat ini? tempat yang sangat mengerikan dan di penuhi oleh orang-orang yang kejam."
Air mata Anna kembali mengalir membasahi wajahnya. Lagi-lagi Anna menangis dalam diam yang sedikit pesimis dengan kemampuan yang dimiliki untuk melawan pria seperti Leo.
"Hufff, Anna lupakan segala permasalahan mu di tempat mengerikan ini. Buat segalanya menjadi bahagia Anna, bukankah kebahagiaan bisa kita dapatkan dimana saja." Anna mencoba menyemangati dirinya sendiri lalu segera menyeka air matanya dan mencoba untuk tersenyum manis seperti biasanya.
"Sebaiknya aku tidur saja, hari ini atau esok lusa akan menjadi hari yang lebih membahagiakan untukku. Semangat Anna." Anna tersenyum mengatakannya dan langsung bangkit dari duduknya lalu menutup tirai jendelanya. Kemudian Anna melangkah mendekati ranjangnya.
Anna membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang sudah menemani hari-hari nya selama berada di mansion Leo dan ranjang itu sebagai tempat istirahat ternyamannya. Tak berselang lama, Anna sudah tidur dengan pulas nya.
Sementara Leo keluar dari kamarnya sambil membanting pintu kamarnya. Telapak kirinya terluka hingga darah segar terus mengalir dari telapak tangannya dan mengotori lantai yang dia lewati.
"Pelayan!" Leo berteriak memanggil pelayan di mansion nya yang sedang menuruni anak tangga.
Tak berselang lama, Maria pun berjalan tergopoh-gopoh menghampirinya.
"Ada apa tuan." ucapnya sambil menundukkan pandangannya.
"Bersihkan kamar ku. Satu jam lagi, aku akan kembali." teriak Leo hingga urat-urat syaraf lehernya menonjol jelas.
Maria hanya mampu menunduk dan bergidik ngeri mendengar teriakkan majikannya. Dia pun bergegas memanggil pelayan yang bertugas membersihkan mansion setiap harinya.
Sedangkan Leo berjalan keluar dari mansion dengan telapak tangan yang masih terluka. Jack yang baru saja pulang dari markas segera berlari menghampiri tuannya.
"Tuan, sebaiknya obati luka anda terlebih dahulu." tegur Jack mengingatkan tuannya sambil melihat tangan terluka itu.
"Hemm, baiklah." Emosi Leo sedikit mulai reda. Dia pun menyetujui ucapan tangan kanannya.
Mereka lalu berjalan bersama masuk ke dalam mansion.
Leo segera duduk di sofa, sedang Jack bergegas mencari kotak obat P3k di ruang keluarga. Tak berselang kemudian, Jack membawa kotak obat lalu berjongkok di hadapan tuannya untuk mengobati lukanya.
"Bagaimana kondisi si tua bangka?" tanya Leo menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
"Hampir saja anak buah saya kecolongan tuan. Seseorang juga mengincar tuan Frans untuk segera di lenyapkan, bahkan hampir saja membawanya kabur dari rumah sakit. Untungnya saya terus mengarahkan orang-orang yang terampil terus berjaga-jaga di depan ruang rawat inapnya dan disekitaran rumah sakit tersebut." jawab Jack sambil melilitkan kain kasa di punggung tangan tuannya.
"Oh, baguslah, jangan sampai orangmu lengah menjaganya. Alasannya, kita tak boleh kehilangan si tua bangka karena tubuh tuannya masih bisa menguntungkan untukku kedepannya, ha ha ha." Leo tertawa misterius dengan seringai licik di wajah tampannya.
Leo menatap telapak tangannya dengan seringai licik diwajahnya. Luka yang dia dapatkan tidak seberapa dengan rasa sakit mendarah daging dalam dirinya.
Sedangkan Jack menghela nafas yang baru saja selesai mengobati luka tuannya. Jack segera membereskan kotak obat dan menyimpannya kembali pada tempatnya lalu menghampiri tuan Leo.
"Tadi sore saya dapat kabar dari nona Amira yang akan kembali besok lusa, tuan. Liburannya sudah berakhir." ucap Jack dengan hati-hati kepada tuannya.
"Baguslah, bagaimana dengan kondisi mental dan psikisnya?" tanya Leo.
"Menurut dokter yang menanganinya, nona Amira sepenuhnya sudah sembuh. Hanya saja_" Jack menggantung ucapannya dan tuan Leo langsung menatapnya dengan tatapan tajam yang ingin meminta penjelasan lebih darinya.
"Hanya saja, nona Amira selalu saja murung dan merasa tertekan jika orang-orang melakukan bullying terhadap kondisinya sekarang." Jack tak enak hati melanjutkan ucapannya.
"Sungguh malang nasib gadis kecilku. Tapi, aku tidak akan membiarkan orang-orang menyakiti gadis kecilku." ucap Leo dengan penuh keyakinan.
Jack hanya manggut-manggut mengiyakan ucapan tuannya.
Leo berdiri tegak lalu melangkahkan kakinya ke ruang kerjanya meninggalkan Jack seorang diri dan Jack tak ingin ambil pusing, dia pun melangkah menuju kamarnya di lantai satu, tepatnya bersebelahan dengan kamar tamu.
*
*
*
Leo sarapan seorang diri di meja makan. Sementara Anna berdiri berjejeran bersama para pelayan di sisi kanannya dengan pandangan tertunduk. Tampak Anna, diam-diam memperhatikan gerak-gerik Leo di meja makan hingga suara bass seseorang menegurnya.
"Tundukkan pandangan mu" tegas Maria dan langsung melihat gelagat Anna dengan pelayan lainnya. Tatapannya begitu tajam hingga membuat Anna menundukkan pandangannya dengan pikiran mulai melayang kemana-mana.
Leo mengakhiri sarapannya lalu menunjuk ke arah Anna.
"Hei kau" Anna reflek menunjuk dirinya membuat Leo menggeram kesal.
"Siapa lagi bodoh, jelas-jelas aku menunjuk mu!" tegas Leo melirik tajam Anna yang berdiri tidak jauh darinya.
Anna segera melangkah mendekati kursi Leo, langkahnya terdengar tiga langkah dari tempat Leo duduk.
"Tugasmu hari ini adalah membersihkan seluruh kandang hewan peliharaan ku." ucap Leo menyeringai. Karena dia akan memberi pelajaran sekaligus hukuman untuk istrinya itu.
Anna segera menggangguk tanpa ingin membantah ucapan Leo. Kembali dia teringat dengan ucapan Jack yang memintanya untuk patuh saja dengan setiap ucapan tuan Leo. Semua itu semata-mata demi keselamatannya sendiri.
"Permisi" pamit Anna lalu melangkahkan kakinya ke belakang mansion guna untuk menemui Rere terlebih dahulu.
Sementara Leo menyeringai licik sambil membatin. Terimalah hukumanmu nona pembangkang. Aku tidak bisa memastikan jika kau menjadi santapan hewan pintarku pagi ini.
"Jack, ayo berangkat. Kita harus menjemput gadis kecilku." ucapnya terdengar sebagai perintah sambil bangkit dari duduknya dan tak lupa merapikan setelan jasnya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Leng Loy
Tetap semangat Anna 💪
2023-09-11
0
kim
aduh pelakor nya sudah muncul, kapan leo bucin sma ana
2022-11-27
0