Siapa Dia?

Tiara mengerjap tak percaya, dihadapannya duduk sosok wanita berkebaya merah yang membelakangi dirinya. Tiara yang bingung berbalik dan menatap sekitar.

"Dimana aku? Kok aku bisa ada disini?" 

Ia memekik tak percaya, mengusap kedua matanya dengan kasar lalu kembali menghadap wanita berkebaya yang masih asik bersenandung lagu Jawa. Lagu yang tidak ia pahami artinya meski Tiara sendiri dilahirkan di tanah Jawa.

"Si-siapa kamu?" dengan gemetar Tiara bertanya.

Wanita berkebaya itu tiba-tiba saja berhenti menyisir rambut. Ia diam tapi tidak berbalik menatap Tiara. Hanya diam mematung menghadap cermin.

Tiara bingung, takut, dan juga penasaran. Perlahan Tiara mendekat dan hampir menyentuh bahunya saat sebuah suara mengagetkan Tiara.

"Ra, Ra! Sadar Ra, kenapa sih ni anak!" Santi mengguncangkan tubuh Tiara, tangannya membayang di depan wajah Tiara, tapi Tiara tidak merespon.

Tiara bingung, ia kenal suara itu tapi dirinya sama sekali tidak bisa melihat apa pun. "San, Santi! Tolongin aku San!" 

Airmata merebak dimatanya, Tiara takut sangat takut. Ia terjebak dalam dimensi lain yang entah bagaimana ceritanya mengunci dan membekapnya dengan paksa.

"Mau kemana nduk?" suara itu terdengar lembut tapi terasa mengerikan, menyapanya dari belakang.

Tiara kembali berbalik perlahan, semua berubah gelap hanya ada cahaya temaram yang menerangi meja rias tempat wanita berkebaya itu duduk.

keringat membanjiri tubuhnya, Tiara tercekat suaranya menghilang, lututnya lemas. 

"Ojo wedi nduk,"

Dalam hatinya Tiara mengumpat sosok yang belum juga mau berbalik menampakkan wajahnya itu. Wanita berkebaya itu berdiri perlahan, jantung Tiara seolah ingin meledak, aliran darahnya bergerak terlalu cepat hingga ia merasa pusing dan mual.

Tiara melihat dengan jelas sosok wanita itu berbalik menghadapnya, tapi kesadarannya mulai memudar. Kepalanya berputar, bayangan wanita itu hanya terlihat samar di matanya. Lamat-lamat terdengar suara.

"Jadilah penerusku cah ayu!" 

Tiara tak mendengar lagi suara hanya merasakan nyeri hebat di kepalanya dan semuanya kembali gelap.

"Tiara, Ra … bangun!"

Bau minyak angin beraroma terapi menyadarkannya kembali ke dunia nyata. Kepalanya masih terasa pusing. Ia dikelilingi beberapa rekan yang lain. Wajah mereka tampak khawatir.

"Kamu kenapa?" tanya Santi khawatir.

"Kesurupan paling ni anak! Makanya jangan suka menyendiri disini, gabung kek sama kita!" Nita, rekan kerja Tiara yang lain terdengar tak suka dengan kondisinya.

Tiara tak peduli, Nita memang tak pernah suka padanya. "Aku, pusing aja. Kecapean mungkin." jawab Tiara lemah, Santi membantunya untuk duduk.

Tiara meminum segelas air mineral yang diberikan Santi. 

"Gimana, udah siuman?" suara pak Amrin, manager Tiara terdengar saat pintu ruangan terbuka.

Tiara hanya melirik sepintas pak Amrin, ia bersiap mendapatkan omelan darinya.

"Kamu sudah baikan?" tanya pak Amrin saat mendapati Tiara yang terduduk lemas di bangku panjang.

"Iya pak, maaf merepotkan." Tiara mencoba untuk tersenyum.

Hawa tak enak masih menyapanya, tengkuknya terasa berat kepalanya masih pusing. Sesuatu sedang mengawasinya dari jauh, tapi Tiara tak tahu apa itu.

"Kamu sakit, capek apa gimana? Kata Nita kamu kesurupan!" Sang manager kembali bertanya, ia memperhatikan Tiara dari atas sampai bawah.

Tiara melirik ke arah Nita yang terlihat sinis menatapnya. "Ah nggak pak cuma kecapean biasa kok. Apa aku tadi kesurupan San?" Mata Tiara mengkode Santi.

"Kesurupan? Nggaklah, kamu cuma pingsan biasa, orang aku yang nemuin kamu dulu. Kalo kamu kesurupan pasti udah teriak nggak jelas!" ujarnya melirik ke arah Nita yang mendengus kesal.

"Ya udah kalo gitu, saya kira kamu kesurupan bisa gawat kalau pengunjung sampai ada yang tahu!" Pak Amrin menoleh ke arah pintu seperti meresahkan sesuatu.

Mereka pun membubarkan diri setelah memastikan Tiara baik-baik saja.

"Makasih ya San, udah nolongin aku dari Nita tadi."

"Iya, udah nggak usah dipikirin si Nita! Lambe turah dia, carmuk mulu ke pak Amrin!"

Tiara hanya tersenyum, dia mengganti pakaiannya lalu membasuh muka agar sedikit segar. Hembusan angin kecil meniup beberapa helai rambutnya. Tiara terkesiap. Ada rasa yang benar-benar tak enak di hatinya, ia melirik ke kiri dan ke kanan. Tiara mengabaikan perasaannya dan kembali membasuh wajahnya. Tapi Tiara terkejut bukan kepalang saat menatap bayangan lain dalam cermin.

Wanita berkebaya itu menampakkan wujudnya lagi pada Tiara. Ia tersenyum begitu manis. Tiara berbalik cepat tapi tak ada wanita itu di belakangnya, dengan perlahan ia menoleh ke arah cermin berharap matanya salah. Bayangan itu hilang.

Jantung Tiara terasa berhenti berdetak. Ingin menangis tapi tak bisa, mau teriak pun suaranya hilang, kaki pun terasa lemas.

"Tiara, kamu kenapa lagi?" 

"Hah?! Aku … nggak, aku nggak apa-apa!" Tiara gugup menjawab pertanyaan Santi.

"Kamu kenapa sih, kayak baru liat setan aja? Jadi curiga jangan-jangan tadi kamu …,"

"Eh nggak San, beneran aku nggak apa-apa! Mana ada setan disini, aku cuma kepikiran aja capek!"

Santi memperhatikan wajah pucat Tiara, ia menyentuh keningnya. "Eh, kamu demam! Udah cepetan pulang aja, istirahat biar aku yang bilang ma pak Amrin!"

Tiara mengangguk, ia memang merasa butuh istirahat. Kejadian horor tadi pertama baginya selama 22 tahun hidupnya. Jelas Tiara shock berat, dan tubuhnya merespon dengan cepat.

Tiara melangkah keluar mall tempatnya bekerja, hari sudah gelap dan Tiara hanya ingin segera sampai di rumah. Ia takut jika kejadian tadi terulang kembali. Santi memberinya sedikit uang untuk ongkos naik bis.

 Tiara sudah menolaknya, tak enak jika terus menerus merepotkan Santi. Tapi teman terbaiknya itu memaksa. Santi tak tega jika Tiara harus berjalan kaki disaat demam. Kepalanya masih terasa pusing, matanya terasa panas. 

Ia duduk di dalam bus kota sendirian, sepi tak banyak penumpang di dalamnya. Hujan perlahan turun membasahi kota Semarang. Tiara menyandarkan kepalanya ke jendela kaca, meratapi nasib yang belum berpihak padanya.

Tiara …,

Tiara terkejut, "Suara itu lagi! Apa maunya sebenarnya!" Ia bergumam seraya memperhatikan sekitar.

Penumpang lain tampak sibuk sendiri, tak mungkin salah satu dari mereka menjahilinya. Bulu halus di tubuhnya mulai berdiri. Ia kembali dikejutkan dengan kelebatan bayangan merah di kaca bus. Tiara menoleh dengan cepat tak ada wanita berkebaya itu.

"Astaga, dosa apa aku sampai wanita itu ngikutin terus!" 

Wangi bunga menyeruak menusuk hidungnya. Tiara tak habis pikir, harinya benar-benar buruk. Pagi dimaki, dan sore harus mengalami kejadian mistis. Mata Tiara menangkap sosok lelaki tampan yang duduk berhadapan dengannya.

Perasaan tadi nggak ada orang disitu? Atau mataku salah lihat?

Pria tampan itu tersenyum padanya. Ketampanan yang sempurna, kulit putih dan rambut cepak. Tiara memperkirakan pria itu cukup tinggi dari posisi duduknya. 

Tiara membalas senyumnya, baru kali ini ada pria tampan yang mengajaknya berinteraksi. Biasanya mereka membuang muka ketika melihat wajah Tiara. 

Bus yang Tiara tumpangi, tiba-tiba mengerem mendadak membuat para penumpang terkejut tak terkecuali Tiara. Hampir saja ia terjerembab jika pria tampan di depannya itu tidak menangkap tubuh Tiara.

Adegan selanjutnya begitu mirip seperti scene romantis dalam film pendek, Tiara terpesona oleh ketampanan dan senyum manis pria yang merengkuhnya dalam pelukan. Pipinya merona diperlakukan demikian. 

Ah Tiara, gadis lugu yang belum pernah merasakan jatuh cinta apalagi disentuh seperti saat ini. Tapi sayangnya Tiara tidak menyadari jika lelaki itu bukan manusia. 

Jika aku bermimpi kali ini aku nggak mau dibangunin! Kau … tampan sekali!

Terpopuler

Comments

ren rene

ren rene

sama kyk akyu mimpi cow ganteng pake sekali, bangun2 kyk kebayang trs rasanya pengen tdr lg

2023-11-12

0

soNeL

soNeL

otewe....gasspooll....
betah di aplikasi sebelah tau" yg ini udah end...

2023-01-10

2

ig : skavivi_selfish

ig : skavivi_selfish

Wkwkwk, banyak yang gini ternyata. Mimpi bagus nggak mau bangun. Sama

2022-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!