Tiara oh Tiara

Tiara akhirnya menyelesaikan shift hari ini tanpa gangguan dari pak Amrin. Ketakutannya tidak terjadi, ia sedikit lega. Ia kelelahan karena Santi hari ini tidak masuk kerja. 

"Akhirnya kelar juga," gumam Tiara dengan mengusap peluh di keningnya.

Meski pendingin ruangan di mall bekerja dengan baik tetap saja terasa gerah bagi Tiara.

"Paling lagi pada kumpul di kantin," lagi-lagi ia berbicara sendiri. "Ganti baju dulu deh, bentar lagi selesai jam kerja."

Tiara dengan santai membuka lokernya, tapi ia dikejutkan dengan pakaiannya yang justru tergeletak di bawah kursi diluar loker pribadinya.

"Lho kok disini, tadi kan ada di dalam."

Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Tiara memungut pakaiannya. Ia melepas seragam, merasakan sejuknya pendingin ruangan yang menyapa permukaan kulit sambil menyeka keringat yang menempel di tubuhnya.

Tiara tidak menyadari jika pak Amrin sudah berada diruangan itu. Pak Amrin berjalan perlahan mendekati Tiara yang membelakanginya.

"Jadi apa jawabanmu Tiara?"

Sontak Tiara terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Ia mendapati pak Amrin dengan senyum licik dan mata yang menatap lapar pada kedua gundukan Tiara yang tertutup sebagian dengan penutup dada.

"Pak Amrin!" Tiara berteriak dan langsung menutupi bagian tubuhnya yang terekspos.

"Apa jawabanmu, sayang?" Pak Amrin dengan agresif mendekati Tiara, memaksa Tiara melangkah mundur menjauhi atasannya itu. 

Tiara terkejut sama sekali tidak menyangka jika pak Amrin ada di ruangan ganti karyawan. "Pak Amrin ngapain ada disini?!"

"Kenapa memangnya? Hak saya untuk melakukan inspeksi mendadak kan?" 

Tiara terdiam, tangannya sibuk meraih apa saja untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang terbuka. Ketakutan menguasai dirinya, ancaman pak Amrin kali ini tidak main-main. 

"Jangan mendekat pak, kalo nggak saya teriak dan bapak bisa habis dihajar pengunjung." Ia mencoba mengancam pak Amrin yang tak peduli dengan perkataannya.

Pak Amrin tergelak, ia menunjukkan kunci ruangan di tangannya. "Mau teriak juga percuma, kunci ada ditangan."

"Udah nggak usah jual mahal, senengin saya dan kamu bisa dapetin apa aja termasuk hutang kakak kamu, lunas!" lanjut pak Amrin lagi.

Pak Amrin terus mendesak Tiara mundur hingga tak ada lagi jalan. Mata lelaki itu tertutup hasratnya yang tertahan sedari pagi tadi. Dengan sekali tarikan kasar kain yang dipakai Tiara untuk menutupi tubuhnya pun terlepas. Tiara menjerit, kulitnya memerah, terasa perih dan panas.

"Jangan macam-macam pak, saya bisa laporin bapak ke atasan!"

"Saya juga bisa membuat laporan balik kalau kamu menggoda saya terlebih dahulu. Kita lihat siapa yang dipercaya manager, kamu atau saya?"

Pak Amrin kini hanya berjarak sejengkal saja dari Tiara, nafasnya yang memburu menahan nafsu menyapu wajah pucat Tiara. Pak Amrin dengan beringas menarik Tiara dalam pelukannya, mencium paksa bibir Tiara dan menggigit nya hingga berdarah. Tangannya aktif bergerak mer*m*s salah satu bukit kembar Tiara yang menyembul sempurna.

Tiara meronta, berusaha memukul dan melepaskan diri dari pak Amrin. Tapi tenaganya kalah kuat dari lelaki yang sudah tertutup kabut gairah. Tubuh Tiara dibanting ke lantai dengan kasar, Pak Amrin menindihnya dan kembali meraba, mer*m*s dan mencium Tiara dengan brutal.

Tiara menjerit, tapi satu tamparan melayang ke pipi Tiara. Sudut bibirnya terluka akibat tamparan yang begitu keras, kepalanya terasa pusing. Tiara pasrah, tapi ia terus melawan. Ia tak rela tubuhnya dikuasai lelaki paruh baya yang mungkin seumuran ayahnya.

Hembusan angin tiba-tiba saja datang seiring dengan bayangan gelap yang berkelebat cepat. Pak Amrin melayang menghantam dinding dengan keras. Ia menjerit dan merasakan tulang tuanya remuk. Lehernya seperti dicekik sesuatu tak kasat mata. 

Matanya mendelik menahan rasa sakit dilehernya. Sesak di dada terasa menghimpit pak Amrin. Tubuhnya melayang beberapa sentimeter dari atas lantai. Suara pak Amrin yang tercekik terdengar mirip ayam yang disembelih. Tubuh pak Amrin kembali dilempar dengan mudah menghatam bangku kayu panjang di dekat loker.

Bayu muncul di depan Tiara, ia menutupi tubuh Tiara dengan kain yang entah darimana ada ditangannya.

"Cepat, pakai bajumu! Kita pergi dari sini!"

Tiara menurut sambil terisak ia kembali berpakaian dengan cepat dan berlindung di balik tubuh Bayu.

"Siapa kau bajingan?! Beraninya menggangguku!" umpat Pak Amrin, ia menyeka darah yang keluar dari pelipisnya.

"Kau tak perlu tahu siapa aku, sedikit saja kau menyentuh Tiara tamat riwayat mu!"

"Tiara milikku, calon istriku!"

"Apa kau sudah menanyakannya pada Tiara? Dasar tua bangka tak tahu malu! Sudah punya stock dua dirumah, masih mau nambah lagi!"

"B*ngsat!" 

Pak Amrin berdiri dan hendak menyerang Bayu tapi ia justru kembali terlempar dengan keras menghantam jajaran loker di belakangnya, meninggalkan jejak di pintu loker yang melesak ke dalam. Bayu bahkan tak bergerak sedikitpun. Ia hanya tersenyum ganjil, sementara pak Amrin pingsan.

Belum waktunya kau mati pak tua! Sukmamu adalah milikku!

"Ayo kita pulang!" Bayu menyambar tas Tiara dengan cepat, dengan kekuatannya ia membuka pintu ruangan yang terkunci dari dalam.

"Jangan menangis, kamu nggak mau kan menarik perhatian pengunjung?" 

Tiara kembali menuruti perintah Bayu, sekuat tenaga ia menahan diri agar tidak menumpahkan airmata hingga sampai di rumah kontrakannya. Bayu terus memeluknya sepanjang jalan. Memberikan Tiara penjagaan.

Tangis Tiara pecah saat sudah berada di rumah. Ia tak lagi peduli dengan suaranya yang mungkin mengganggu tetangga. Ia menyesali kelengahan dirinya hingga pak Amrin bisa menyentuh tubuhnya. Tangannya terus mengusap bibir dengan tisu, berusaha membuang jejak ciuman pria tua yang hampir saja mengagahinya.

"Aku benci hidupku, aku benci pada takdir yang mempermainkan hidupku! Kenapa aku dilahirkan dalam keadaan begini? Kenapa aku harus terus menderita begini!"

"Sabar Ra, ini ujianmu serahkan pada Yang Kuasa." Bayu mencoba menenangkan Tiara.

"Sabar kata kamu? Dua puluh dua tahun aku sudah bersabar dan menerima nasibku yang malang Bay! Aku hidup tanpa bapak, hidup pas pasan, malah hampir bisa dikatakan serba kekurangan, cemoohan, hinaan dari tetangga terhadap aku dan Rendra juga sudah biasa aku dengar belum lagi hutang yang membelit kami berdua!" suara Tiara tercekat, kesabarannya menipis bahkan hampir hilang.

"Dan sekarang Rendra, kakak lelakiku tersayang yang seharusnya menjagaku malah menjual tubuhku demi melunasi hutang! Kamu lihat sendiri kan, pak Amrin juga menyentuh tubuhku! Mereka berpikir seolah aku barang dagangan!" 

"Ra, sabar ini cuma bagian dari kehidupan kamu. Ujian untuk naik ke tingkat selanjutnya yang lebih baik!" Bayu dengan manisnya menghibur Tiara melupakan kodratnya sebagai pengkhianat sang Khalik 

"Huh, sabar? Aku bahkan nggak tahu dimana Tuhanku sekarang! Dimana Dia saat aku dalam kesulitan, dimana Dia saat aku hampir mati kelaparan, saat ibuku meregang nyawa demi menjaga perut kami!" 

Amarah berkecamuk di hati Tiara, ia mengingkari Tuhannya. Satu entitas yang paling berkuasa atas hak hidup manusia di bumi dan akhirat. Kekecewaan Tiara akan nasib buruk yang menimpanya perlahan tapi pasti membuat Tiara mengingkari sang Pencipta.

Senyum Bayu mengembang, pintu baginya semakin terbuka lebar. Ia merengkuh Tiara dalam pelukannya, dalam imajinasi kesedihan dan kepiluan hidup. Bayu siap membawa Tiara sebagai budak baru, pengikut baru yang akan membawakan sukma segar baginya.

"Tenanglah Tiara, tenang, aku akan membantumu keluar dari segala permasalahan hidup. Percayalah padaku sayang, aku akan selalu ada untukmu!"

 

Terpopuler

Comments

Mahesa

Mahesa

iblis itu memang kaum laknatullah, tapi seiblis iblisnya mereka, mereka masih mengakui Allah sebagai Tuhannya dan juga bersujud pada Nya.

2024-05-03

0

Namika

Namika

😭😭

2022-12-05

3

Namika

Namika

jadi tumbal siah

2022-12-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!