Cahaya dan Bayangan (3)

Aneh, kenapa tidak ada yang membangunkanku? Stefani berguling di atas kasurnya kembali, menunggu seseorang mengetuk pintunya.

Pada akhirnya Stefani membuka mata lebar-lebar dan lekas duduk. Ia bergegas untuk turun dari ranjangnya yang terasa lebih luas. Begitu ia menginjakan kakinya di lantai Stefani sadar kalau ia tak berada di kamarnya. Tempat itu adalah kamarnya Daisy. Itu adalah kamar nonanya di rumah ini.

“Apa terjadi sesuatu?” gumam Stefani.

Matanya terbelalak seketika, ia menutup mulutnya dengan telapak tangan dan kemudian terpukau dengan hiasan kukunya yang cantik, yang tidak mungkin akan Stefani gunakan karena pekerjaannya di rumah.

Ia tak jadi berlari keluar kamar seperti yang dilakukan biasanya, tetapi berbelok ke arah kamar mandi tempat biasa ia kagumi saat masuk ke kamar Daisy. Ia mengerjap tak percaya dengan pantulan dirinya di cermin.

“Daisy! Aku jadi Daisy!” katanya tertawa-tawa senang.

Ia menutup mulutnya supaya tak tertawa terlalu keras dan menganggu orang-orang. Hal yang lekas ia sebut kebodohan karena Daisy pada dasarnya adalah pemilik rumah ini. Apapun yang dilakukan Daisy tidak akan menganggu siapapun. Kata-katanya adalah hukum yang akan selalu dipatuhi semua orang walaupun sebuah kesalahan.

“Nona Daisy ... apakah Anda sudah bangun?”

Stefani tersentak, sedikit terkejut. Untungnya ia menutup pintu kamar mandi tadi, sehingga tidak akan kelihatan oleh orang lain apa yang sedang dilakukan. Ia berjingkat sedikit untuk bisa sampai di pintu dan mengintip. Raise!

Raise adalah gadis yang menjadi pelayan Daisy sejak lama. Dia adalah putri pelayan lainnya yang usianya beberapa tahun dibandingkan Stefani dan Daisy. Setelah tamat sekolah, Raise tidak melanjutkan kuliah dan bekerja secara penuh mengurus Daisy. Karena selalu bersama Daisy, Stefani berpikir kalau Raise pasti menyadari keanehan sikap Daisy yang tubuhnya kini ditempati Stefani.

“Nona ... Anda ada di mana?” seru Raise.

Pelayan itu menoleh ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak melihat keberadaan tuannya. Lalu ia mendekati ranjang, menyibak selimut dan tidak menemukan gadis yang dicari.

Stefani tahu tidak bisa selamanya sembunyi dari Raise. Ia harus keluar, bersikap sewajarnya dan selamat dari semua ini. Ia hanya satu dari hari lainnya di mana Stefani akan mengacau. Tetapi, kali ini tidak akan ada orang yang marah padanya.

“Aku di kamar mandi, Raise!” seru Stefaani memberitahu.

Lidahnya tergigit karena tak terbiasa bersikap arogan seperti halnya Daisy yang sebenarnya.

“Nona membuat saya khawatir. Apa yang ingin Anda makan pagi ini?” Raise bertanya. Ia tetap berdiri seperti pelayan lainnya kepada majikan, menunggu perintah.

“Pankek?”

Stefani ingin menampar mulutnya seketika. Kalimatnya tadi tidak seperti perintah tetapi permohonan. Ia mengingatkan dirinya kalau Daisy tidak pernah memohon.

“Baiklah, Nona, saya akan mengatakannya pada orang dapur. Anda mau makan di kamar atau di meja makan?” tanya Raise selanjutnya.

Stefani jelas tidak begitu tahu kebiasanya Daisy. Ia bukan pelayan yang berada di sisi Daisy seperti Raise, atau yang selalu berhubungan dengannya seperti petugas kamar. Ia hanya bertemu Daisy beberapa kali dalam sehari, dan itu tidak pantas di sebut pertemuan karena hanya berpapasan saja. Lalu Stefani akan berbasa-basi menyapa sebagai salah seorang yang diberi fasilitas rumah oleh keluarga Daisy.

“Aku akan makan di meja makan!”

Cukup lama keheningan muncul di sana, kemudian terdengar suara nafas tercekat karena kaget akan sesuatu. “Baiklah, Nona, saya akan menyiapkannya di bawah.”

Stefani menunggu sampai Raise keluar kamar. Ditandai dengan suara pintu yang berdebam tertutup. Setelah itu ia keluar dari kamar mandi dan menikmati kemewahan kamar yang tidak pernah akan mungkin menjadi miliknya.

“Jadi seperti ini melihat apapun yang kamu inginkan ada di depan matamu, ya?” gumam Stefani senang.

***

Daisy tidak pernah makan di meja makan karena tak mau bertemu dengan mama tirinya. Kalau pun di meja makan, ia tidak suka ditemani. Tetapi, menjadi Stefani mewajibkannya berada di meja makan.

“Kamu baik-baik saja?” Kakak lelaki Stefani bertanya dengan nada canggung padanya.

Daisy mengangguk perlahan. Air matanya kembali tergenang. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak tahu apakah yang terjadi ini adalah bentuk hukuman atau ujian untuknya. Ia bahkan tak ingat kesalahan apa yang terjadi padanya dan membuat Daisy harus menjalani ini semua.

Ayah Stefani datang dan meletakan piring berisi roti bakar disertai telur di depan Daisy. Sementara untuk diri sendiri dan putranya ia membuat nasi goreng dengan telur mata sapi yang separuh matang.

“Kalau perasaanmu masih tidak nyaman, tidak usah kuliah hari ini! Kemarin juga kamu sudah libur, menambah sehari lagi tidak apa-apa!” Pria itu ayahnya Stefani berkata dengan nada yang hangat.

Bagi Daisy yang terbiasa diperlakukan seakan tidak ada oleh papanya itu menenangkan. Seolah-olah apapun yang terjadi, pria yang dipanggil Stefani Ayah akan melakukan segalanya. Ia ingat bagaimana pria tua itu dengan hati-hati mengendongnya pulang.

“Aku yang akan mencuci hari ini kalau kamu tidak keberatan,” kata kakak lelaki Stefani.

Mencuci? Roti yang baru segigit di makan Daisy jatuh ke piring. Ia memandang tidak percaya pada dua lelaki di depannya.

“Ja-di, apa saja yang harus saya lakukan di rumah, Ayah, Kakak?” tanya Daisy hati-hati.

Kakak dan Ayah Stefani saling pandang. Tidak mengerti dengan apa yang ditanyakan satu-satunya wanita di keluarga mereka.

“Apa maksudmu dengan yang harus kamu lakukan di rumah?” tanya sang kakak.

“Sa-ya tidak ingat apapun!”

Ada keheningan yang tidak biasa tercipta tiba-tiba. Sebelum kedua orang yang bahkan belum sempat menyentuh makanan yang sudah terhidang berdiri secara bersamaan dan setengah berlari ke arahnya. Jarak mereka hanya dua meter, dihalangi oleh meja makan berbentuk bunda dengan tiga kursi.

“Kamu tidak ingat apapun? Kamu tidak ingat Ayah?

“Kakak juga?”

Kedua lelaki yang merupakan keluarga Stefani itu bertanya bersamaan juga dan tampak panik. Lalu Kakak laki-laki Stefani berdiri di belakang memeriksa sesuatu di kepalanya. “Dia terjatuh semalam, kan? Apa mungkin kepalanya terbentur?”

“Ayah tidak tahu. Ayah hanya dipanggil oleh pelayan yang mengatakan kalau Stefani pingsan saat sedang bersama Tuan dan Nyonya Besar. Kenapa kamu tidak mengatakan apapun pada ayahmu ini!”

Mana mungkin Daisy bisa mengatakan kalau ia bukan Stefani. Bagaimana ia bisa mengatakan pada dua orang yang baru mendengan satu pertanyaannya kalau Stefani tidak ada di dalam tubuh ini melainkan Daisy.

“Saya tidak mau membuat Kakak dan Ayah khawatir. Maafkan saya,” bisik Daisy pelan.

“Pantas saja kamu aneh, Nak, kamu pasti merasa asing dengan semuanya. Tidak apa, jangan takut Ayah ada di sini!”

Sentuhan yang hanya dirasakan Daisy saat bersama mendiang ibunya dirasakannya kini dari Ayah Stefani. Kembali air matanya tergenang. Ia mulai terisak.

“Maafkan saya. Maafkan saya, Ayah!” katanya.

Terpopuler

Comments

Ibu Wawa

Ibu Wawa

tetap semangat ya kak,aku kasih hadiah untuk kakak hari ini.

2022-11-08

2

lihat semua
Episodes
1 Cahaya dan Bayangan
2 Cara Kekanak-Kanakan
3 Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4 Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5 Hanya Kebetulan Lewat
6 Botol Kecil Misterius
7 Cahaya dan Bayangan (2)
8 Hal Misterius
9 Stefani Hanya ...
10 Aku Cinta Kamu
11 Menenangkan Kekasih Hati
12 Botol yang mengubah Takdir (1)
13 Botol yang Mengubah Takdir (2)
14 Botol yang Mengubah Takdir (3)
15 Siapa Aku Sekarang?
16 Cahaya dan Bayangan (3)
17 Hari Pertama Menjadi Daisy
18 Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19 Aku Daisy, Mas!
20 Aneh!
21 Seperti Orang yang Berbeda
22 Daisy di Tubuh Stefani
23 Putri Ayah yang Baik
24 Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25 Tentu Saja, Berbeda
26 Kehidupan ini Milikku!
27 Tetap Saja Beda!
28 Sebenarnya Kamu Siapa?
29 Apa yang Kamu Miliki
30 Semuanya Sudah Jelas!
31 Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32 Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33 Tubuh Daisy Kembali
34 Stefani dan Amukannya
35 Kerumitan Pagi
36 Maafkan Aku! (1)
37 Maafkan Aku! (2)
38 Maafkan Aku! (3)
39 Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40 Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41 Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42 Kembali Tukar Jiwa (1)
43 Kembali Tukar Jiwa (2)
44 Kembali Tukar Jiwa (3)
45 Janji Raise dengan Daisy
46 Restoran Tanpa Rasa Pedas
47 Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48 Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49 Daisy Itu ....
50 Mahardika dan Orang Pintar (1)
51 Mahardika dan Orang Pintar (2)
52 Orang Pintar?
53 Hubungan Sebab Akibat
54 Ini Peringatan
55 Rencana Mahardika (1)
56 Rencana Mahardika (2)
57 Rencana Mahardika (3)
58 Rencana Mahardika (4)
59 Rencana Makan Malam (1)
60 Teman Baru (1)
61 Teman Baru (2)
62 Rencana Makan Malam (2)
63 Rencana Makan Malam (3)
64 Makan Malam Buatan Daisy (1)
65 Makan Malam Buatan Daisy (2)
66 Makan Malam Buatan Daisy (3)
67 Pria Sejati Harus ... (1)
68 Pria Sejati Harus ... (2)
69 Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70 Aku Bukan Dia
71 Ada Banyak yang Berubah (1)
72 Ada Banyak yang Berubah (2)
73 Ada Banyak yang Berubah (3)
74 Ada Banyak yang Berubah (4)
75 Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76 Rumah Kontrakan Baru (1)
77 Bukan Permintaan Maaf
78 Rumah Kontrakan Baru (2)
79 Rumah Kontrakan Baru (3)
80 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82 Rumah Kontrakan Baru (4)
83 Pindah (1)
84 Makan Siang dengan Stefani (1)
85 Makan Siang dengan Stefani (2)
86 Pindah (2)
87 Pindah (3)
88 Masalah-Masalah (1)
89 Masalah-Masalah (2)
90 Temukan Apa yang Berbeda (1)
91 Temukan Apa yang Berbeda (2)
92 Shaman
93 Andien, Teman Baru Daisy (1)
94 Andien, Teman Baru Daisy (2)
95 Siapa yang Dirundung? (1)
96 Siapa yang Dirundung? (2)
97 Siapa yang Dirundung? (3)
98 Siapa yang Merundung? (1)
99 Siapa yang Merundung? (2)
100 Rencana Brian Gagal
101 Ayah dan Putrinya (1)
102 Ayah dan Putrinya (2)
103 Ayah dan Putrinya (3)
104 Masa Lalu (1)
105 Men ... Apa?
106 Maulana dan Kegalauannya (1)
107 Maulana dan Kegalauannya (2)
108 Ketahuan
109 Sudah Baik-Baik Saja
110 Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111 Teh
112 Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113 Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114 Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115 Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116 Memberi Tahu Mahardika
117 Ini Mengejutkanmu, Kan?
118 Apa Kabar Stefani?
119 Papa Sehat?
120 Rasanya Memang Beda
121 Yang Kalian Pikirkan Benar!
122 Kamu Salah Orang
123 Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124 Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125 Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126 Ayah, Apa Aku Gil*?
127 Ada yang Harus Berubah (1)
128 Papa Berubah?
129 Papa Berubah? (2)
130 Pengakuan Brian
131 Pengakuan Brian (2)
132 Teman (1)
133 Teman (2)
134 Teman (3)
135 Hanya Karena Kamu Pengecut!
136 Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137 Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138 Perhiasan yang Hilang (1)
139 Perhiasan yang Hilang (2)
140 Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141 Perhiasan yang Hilang (3)
142 Perhiasan yang Hilang (4)
143 Mari Berbaikan (1)
144 Mari Berbaikan (2)
145 Berbaikan (3)
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Cahaya dan Bayangan
2
Cara Kekanak-Kanakan
3
Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4
Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5
Hanya Kebetulan Lewat
6
Botol Kecil Misterius
7
Cahaya dan Bayangan (2)
8
Hal Misterius
9
Stefani Hanya ...
10
Aku Cinta Kamu
11
Menenangkan Kekasih Hati
12
Botol yang mengubah Takdir (1)
13
Botol yang Mengubah Takdir (2)
14
Botol yang Mengubah Takdir (3)
15
Siapa Aku Sekarang?
16
Cahaya dan Bayangan (3)
17
Hari Pertama Menjadi Daisy
18
Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19
Aku Daisy, Mas!
20
Aneh!
21
Seperti Orang yang Berbeda
22
Daisy di Tubuh Stefani
23
Putri Ayah yang Baik
24
Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25
Tentu Saja, Berbeda
26
Kehidupan ini Milikku!
27
Tetap Saja Beda!
28
Sebenarnya Kamu Siapa?
29
Apa yang Kamu Miliki
30
Semuanya Sudah Jelas!
31
Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32
Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33
Tubuh Daisy Kembali
34
Stefani dan Amukannya
35
Kerumitan Pagi
36
Maafkan Aku! (1)
37
Maafkan Aku! (2)
38
Maafkan Aku! (3)
39
Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40
Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41
Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42
Kembali Tukar Jiwa (1)
43
Kembali Tukar Jiwa (2)
44
Kembali Tukar Jiwa (3)
45
Janji Raise dengan Daisy
46
Restoran Tanpa Rasa Pedas
47
Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48
Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49
Daisy Itu ....
50
Mahardika dan Orang Pintar (1)
51
Mahardika dan Orang Pintar (2)
52
Orang Pintar?
53
Hubungan Sebab Akibat
54
Ini Peringatan
55
Rencana Mahardika (1)
56
Rencana Mahardika (2)
57
Rencana Mahardika (3)
58
Rencana Mahardika (4)
59
Rencana Makan Malam (1)
60
Teman Baru (1)
61
Teman Baru (2)
62
Rencana Makan Malam (2)
63
Rencana Makan Malam (3)
64
Makan Malam Buatan Daisy (1)
65
Makan Malam Buatan Daisy (2)
66
Makan Malam Buatan Daisy (3)
67
Pria Sejati Harus ... (1)
68
Pria Sejati Harus ... (2)
69
Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70
Aku Bukan Dia
71
Ada Banyak yang Berubah (1)
72
Ada Banyak yang Berubah (2)
73
Ada Banyak yang Berubah (3)
74
Ada Banyak yang Berubah (4)
75
Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76
Rumah Kontrakan Baru (1)
77
Bukan Permintaan Maaf
78
Rumah Kontrakan Baru (2)
79
Rumah Kontrakan Baru (3)
80
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82
Rumah Kontrakan Baru (4)
83
Pindah (1)
84
Makan Siang dengan Stefani (1)
85
Makan Siang dengan Stefani (2)
86
Pindah (2)
87
Pindah (3)
88
Masalah-Masalah (1)
89
Masalah-Masalah (2)
90
Temukan Apa yang Berbeda (1)
91
Temukan Apa yang Berbeda (2)
92
Shaman
93
Andien, Teman Baru Daisy (1)
94
Andien, Teman Baru Daisy (2)
95
Siapa yang Dirundung? (1)
96
Siapa yang Dirundung? (2)
97
Siapa yang Dirundung? (3)
98
Siapa yang Merundung? (1)
99
Siapa yang Merundung? (2)
100
Rencana Brian Gagal
101
Ayah dan Putrinya (1)
102
Ayah dan Putrinya (2)
103
Ayah dan Putrinya (3)
104
Masa Lalu (1)
105
Men ... Apa?
106
Maulana dan Kegalauannya (1)
107
Maulana dan Kegalauannya (2)
108
Ketahuan
109
Sudah Baik-Baik Saja
110
Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111
Teh
112
Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113
Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114
Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115
Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116
Memberi Tahu Mahardika
117
Ini Mengejutkanmu, Kan?
118
Apa Kabar Stefani?
119
Papa Sehat?
120
Rasanya Memang Beda
121
Yang Kalian Pikirkan Benar!
122
Kamu Salah Orang
123
Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124
Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125
Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126
Ayah, Apa Aku Gil*?
127
Ada yang Harus Berubah (1)
128
Papa Berubah?
129
Papa Berubah? (2)
130
Pengakuan Brian
131
Pengakuan Brian (2)
132
Teman (1)
133
Teman (2)
134
Teman (3)
135
Hanya Karena Kamu Pengecut!
136
Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137
Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138
Perhiasan yang Hilang (1)
139
Perhiasan yang Hilang (2)
140
Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141
Perhiasan yang Hilang (3)
142
Perhiasan yang Hilang (4)
143
Mari Berbaikan (1)
144
Mari Berbaikan (2)
145
Berbaikan (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!