Botol yang mengubah Takdir (1)

“MAS DIKA!”

Tetapi pria yang diteriaki Stefani itu sama sekali tak berhenti. Bukan hanya itu, Mahardika bahkan tidak menoleh ke belakang. Langkahnya masih tergesa-gesa menjauhi dirinya, mengejar tunangannya yang baru saja menampar Stefani.

Dada Stefani nyeri, ia kesal bukan main. Kenapa? Apa yang salah dengan pernayataan cintanya? Seperti yang dikatakan, Mahardika memang memperlakukan dirinya lebih lembut. Lebih baik dari orang-orang lainnya.

Seluruh tubuhnya gemetar menahan amarah. Selain itu ia juga ingin menangis. Kenapa tidak ada yang berpihak padanya? Bukankah ada seseorang yang seharusnya berpihak padanya? Tidak peduli betapa sial kehidupan Stefani sejak lama.

“Apa yang kamu lakukan? Astaga ... kamu pikir ini dunia mimpi?” tanya pria yang selalu dipanggil dengan sebutan “ayah”.

Stefani mengerjap, mengusir air mata yang mengantung di bulu matanya. “Aku tidak melakukan hal yang salah.”

Ayahnya berjengit, tidak senang. Padahal Stefani sama sekali tidak berbohong. Ia memang tidak melakukan hal yang salah. Mengakui perasaan bukan sesuatu yang salah dari sudut pandangan siapapun.

“Sekarang kamu juga sudah terbiasa berbohong, ya?” gumam ayahnya terlihat kecewa.

Kenapa pria yang bahkan tidak peduli pada Stefani berekspresi seperti itu. Tidak benar. Ekspresi yang ditunjukan seharusnya tidak seperti itu.

“Kembalilah ke pavilliun Stefani, kamu harus memikirkan kesalahan yang kamu perbuat hari ini?”

Kenapa ekpresinya seperti itu? Ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Ia hanya mengatakan yang sebenarnya saja. Hal yang dirasakan setelah pengabaian demi pengabaian yang diterima dari lingkungannya.

“Aku tidak melakukan kesalahan apapun!” seru Stefani sebelum melangkahkan kaki pergi dari gazebo di tengah taman.

Ia setengah berlari melewati gerombolan pelayan yang membawa box-box makanan dari mobil di luar. Gerombolan tersebut tidak berhenti, tetapi menaruh perhatian pada dirinya. Ia membuka pintu, membantingnya sekuat tenaga dan berhasil menjatuhkan diri dengan keras di atas ranjang.

Menyebalkan! Cinta bukan sebuah kesalahan! Stefani memekik di dalam hati.

Tiba-tiba ia ingat sesuatu yang didapatkan saat malam kemarin, botol kecil berisi cairan aneh di dalamnya. Ia lekas menghapus air mata di pipinya, bergegas ke arah lemari pakaian yang ada di dekat jendela kecil yang langsung menghadap tembok pagar. Botol yang didapat disembunyikan di bawah lipatan baju. Tangannya segera menemukan benda bulat kecil dengan tutup kaca itu.

“Dia bilang kalau aku ingin merubah hidup maka bisa menggunakan ini.” Ia ingat betul perkataan orang tua yang ditemui semalam. “Tapi bagaimana menggunakannya?”

Pertama-tama yang harus dilakukan Stefani adalah membuka botol kecil tersebut. Benda itu tidak berbau saat ia mencoba menghidunya. Padahal Stefani pikir karena warna yang tampak dari luar, cairan di dalam botol kemungkinan adalah parfum, ternyata bukan.

Ia menuangkan satu tetas benda tersebut ke sendok, menghidunya lagi dan masih belum menemukan benda tersebut apa. Lalu tiba-tiba saja terbesrsit sebuah ide untuk mencoba benda tersebut. Akan tetapi, bagaimana kalau cairan itu adalah racun? Atau sesuatu yang tidak akan membunuh seperti racun, tetapi tetap berbahaya.

Stefani keluar dari kamarnya, menuju pintu masuk, membuka pintu lebar-lebar. Jadi, jika cairan yang masuk ke dalam tubuhnya berbahaya, ia bisa lari keluar dan meminta tolong segera. Karena rumah Daisy sedang ramai-ramainya, tidak mungkin ia akan dibiarkan begitu saja.

Sambil memejamkan mata, sendok yang berisi setetes cairan dari botol kecil yang didapat dimasukan ke dalam mulut. Stefani terkejut dengan rasa manis yang amat pekat menyebar ke seluruh mulutnya. Selain itu, ada aroma khas yang menenangkan ketika manis menyebar.

“Gula!” serunya.

Tetapi, gula tidak berwarna seperti yang ada di dalam botol kecil itu. Bagaimana pun gula tersebut dicairkan dan kemudian diberi warna. Cairan tersebut berwarna magenta dan sedikit bening.

Karena benda yang didapatkannya sama sekali tidak berbahaya, Stefani yakin untuk mencoba benda tersebut. Karena itu ia harus bisa membuat Daisy untuk meminum cairan tersebut. Toh, kalau pun gagal tidak akan ada efek apapun.

“Wah, ternyata kamu sudah bertekad, ya?”

Stefani terkesiap. Pria tua yang ditemuinya semalam ada di dalam rumah. Padahal ia sejak tadi berdiri di pintu dan tak mungkin Stefani melewatkan seseorang yang masuk ke dalam.

“Bagaimana cara Anda masuk?” tanya Stefani mulai takut.

Ia mundur, bermaksud keluar di teras dan berteriak memanggil seseorang.

“Kamu dipenuhi rasa iri!” Pria itu berkata, melangkah dengan terpincang-pincang ke dekat Stefani. “Padahal kamu memiliki hal yang tidak dimiliki orang yang membuatmu iri juga!”

“Maksud Anda, Nona Daisy?

“Hanya kamu yang tahu bukan siapa yang membuatmu tidak senang?”

Stefani mendengkus. Memang apa yang dimiliki Stefani dan tidak dimiliki Daisy? Bukankah pria tua yang memberinya botol kecil kemarin itu seenaknya saja bicara. Ia tidak tahu kehidupan Daisy seperti apa. Mereka bahkan baru kemarin bertemu.

“Seharusnya saya bersikap sopan pada orang yang lebih tua, tetapi Anda terlalu sok tahu dengan apa yang saya rasakan. Saya tidak memiliki sesuatu seberharga itu untuk tidak tertarik pada kehidupan orang lain.”

“Kamu sepertinya benar-benar tidak tahu apa yang kamu miliki.” Si pria tua mengeleng-gelengkan kepalanya. “Selain meminumkan pada orang yang kamu inginkan, aku harap kamu juga meminum separuh. Semoga kamu tidak menyesal dengan apa yang sudah kamu pilih.”

Ada sedikit rasa takut yang mendekati hati Stefani. Akan tetapi, mengingat kalau perubahan akan ada di dalam tubuhnya, maka ia sama sekali tidak akan merasa seperti itu. Ia berhak mendaoatkan hal yang baik.

Stefani tersenyum. “Terima ....”

Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tetapi pria tua yang sudah memberikan cairan di dalam botol kecil padanya sudah tidak ada. Di mana pria tua itu? Stefani masih berdiri di depan pintu dan tidak akan mungkin melewatkan orang yang keluar dari rumahnya.

“Jadi apakah kamu sudah merenungi kesalahan yang sudah kamu perbuat Stefani?”

Stefani memejamkan mata, mengusir kegundahan tentang bagaimana cara pria tua itu pergi. Ia berbalik dan menemukan ayahnya, dengan nampan. Anehnya nampan tersebut berisi makanan, minuman dan kue.

“Aku tidak melakukan kesalahan!” Stefani menyampaikan apa yang dirasanya benar lagi. Meninggikan dagunya sebagai bentuk kebulatan tekad.

Ayahnya mendesah, masuk, melewati Stefani, dan meletakan nampan yang dibawa di atas meja tamu pavilliun. “Ayah tidak mengerti kenapa kamu jadi begini?”

Stefani merasa sangat heran, sejak kapan ayahnya peduli tentang dirinya. Bukankah selama ini semua orang selalu mendiamkannya, bersikap seolah-olah ia tak ada jika bersama. Kenapa hari ini bersikap penuh perhatian?

“Kamu harusnya berterima kasih pada keluarga ini karena membiarkan kita tinggal di sini.”

Ah, soal rasa terima kasih lagi. Tidakkah ayahnya sadar kalau keluarga Agra hanya membuat sumber daya manusia yang unggul untuk digunakan saja. Ini seperti berinvestasi. Makanya seluruh anak dari keluarga pelayan disekolahkan, diberi kebebasan memilih.

“Ayah tidak tahu!”

“Ayah tahu. Kamu sedang salah paham!” kaya ayahnya memotong pembicaraan Stefani.

Stefani mengenggam gagang sendok yang digunakan untuk mencicipi cairan dalam botol kecil yang berwarna magenta tadi. Telapannya nyeri karena tekanan. Tidak, jangan berdebat! Ia memperingatkan dirinya. Lalu ia menghela napas dan pergi.

Episodes
1 Cahaya dan Bayangan
2 Cara Kekanak-Kanakan
3 Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4 Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5 Hanya Kebetulan Lewat
6 Botol Kecil Misterius
7 Cahaya dan Bayangan (2)
8 Hal Misterius
9 Stefani Hanya ...
10 Aku Cinta Kamu
11 Menenangkan Kekasih Hati
12 Botol yang mengubah Takdir (1)
13 Botol yang Mengubah Takdir (2)
14 Botol yang Mengubah Takdir (3)
15 Siapa Aku Sekarang?
16 Cahaya dan Bayangan (3)
17 Hari Pertama Menjadi Daisy
18 Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19 Aku Daisy, Mas!
20 Aneh!
21 Seperti Orang yang Berbeda
22 Daisy di Tubuh Stefani
23 Putri Ayah yang Baik
24 Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25 Tentu Saja, Berbeda
26 Kehidupan ini Milikku!
27 Tetap Saja Beda!
28 Sebenarnya Kamu Siapa?
29 Apa yang Kamu Miliki
30 Semuanya Sudah Jelas!
31 Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32 Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33 Tubuh Daisy Kembali
34 Stefani dan Amukannya
35 Kerumitan Pagi
36 Maafkan Aku! (1)
37 Maafkan Aku! (2)
38 Maafkan Aku! (3)
39 Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40 Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41 Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42 Kembali Tukar Jiwa (1)
43 Kembali Tukar Jiwa (2)
44 Kembali Tukar Jiwa (3)
45 Janji Raise dengan Daisy
46 Restoran Tanpa Rasa Pedas
47 Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48 Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49 Daisy Itu ....
50 Mahardika dan Orang Pintar (1)
51 Mahardika dan Orang Pintar (2)
52 Orang Pintar?
53 Hubungan Sebab Akibat
54 Ini Peringatan
55 Rencana Mahardika (1)
56 Rencana Mahardika (2)
57 Rencana Mahardika (3)
58 Rencana Mahardika (4)
59 Rencana Makan Malam (1)
60 Teman Baru (1)
61 Teman Baru (2)
62 Rencana Makan Malam (2)
63 Rencana Makan Malam (3)
64 Makan Malam Buatan Daisy (1)
65 Makan Malam Buatan Daisy (2)
66 Makan Malam Buatan Daisy (3)
67 Pria Sejati Harus ... (1)
68 Pria Sejati Harus ... (2)
69 Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70 Aku Bukan Dia
71 Ada Banyak yang Berubah (1)
72 Ada Banyak yang Berubah (2)
73 Ada Banyak yang Berubah (3)
74 Ada Banyak yang Berubah (4)
75 Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76 Rumah Kontrakan Baru (1)
77 Bukan Permintaan Maaf
78 Rumah Kontrakan Baru (2)
79 Rumah Kontrakan Baru (3)
80 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82 Rumah Kontrakan Baru (4)
83 Pindah (1)
84 Makan Siang dengan Stefani (1)
85 Makan Siang dengan Stefani (2)
86 Pindah (2)
87 Pindah (3)
88 Masalah-Masalah (1)
89 Masalah-Masalah (2)
90 Temukan Apa yang Berbeda (1)
91 Temukan Apa yang Berbeda (2)
92 Shaman
93 Andien, Teman Baru Daisy (1)
94 Andien, Teman Baru Daisy (2)
95 Siapa yang Dirundung? (1)
96 Siapa yang Dirundung? (2)
97 Siapa yang Dirundung? (3)
98 Siapa yang Merundung? (1)
99 Siapa yang Merundung? (2)
100 Rencana Brian Gagal
101 Ayah dan Putrinya (1)
102 Ayah dan Putrinya (2)
103 Ayah dan Putrinya (3)
104 Masa Lalu (1)
105 Men ... Apa?
106 Maulana dan Kegalauannya (1)
107 Maulana dan Kegalauannya (2)
108 Ketahuan
109 Sudah Baik-Baik Saja
110 Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111 Teh
112 Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113 Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114 Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115 Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116 Memberi Tahu Mahardika
117 Ini Mengejutkanmu, Kan?
118 Apa Kabar Stefani?
119 Papa Sehat?
120 Rasanya Memang Beda
121 Yang Kalian Pikirkan Benar!
122 Kamu Salah Orang
123 Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124 Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125 Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126 Ayah, Apa Aku Gil*?
127 Ada yang Harus Berubah (1)
128 Papa Berubah?
129 Papa Berubah? (2)
130 Pengakuan Brian
131 Pengakuan Brian (2)
132 Teman (1)
133 Teman (2)
134 Teman (3)
135 Hanya Karena Kamu Pengecut!
136 Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137 Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138 Perhiasan yang Hilang (1)
139 Perhiasan yang Hilang (2)
140 Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141 Perhiasan yang Hilang (3)
142 Perhiasan yang Hilang (4)
143 Mari Berbaikan (1)
144 Mari Berbaikan (2)
145 Berbaikan (3)
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Cahaya dan Bayangan
2
Cara Kekanak-Kanakan
3
Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4
Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5
Hanya Kebetulan Lewat
6
Botol Kecil Misterius
7
Cahaya dan Bayangan (2)
8
Hal Misterius
9
Stefani Hanya ...
10
Aku Cinta Kamu
11
Menenangkan Kekasih Hati
12
Botol yang mengubah Takdir (1)
13
Botol yang Mengubah Takdir (2)
14
Botol yang Mengubah Takdir (3)
15
Siapa Aku Sekarang?
16
Cahaya dan Bayangan (3)
17
Hari Pertama Menjadi Daisy
18
Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19
Aku Daisy, Mas!
20
Aneh!
21
Seperti Orang yang Berbeda
22
Daisy di Tubuh Stefani
23
Putri Ayah yang Baik
24
Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25
Tentu Saja, Berbeda
26
Kehidupan ini Milikku!
27
Tetap Saja Beda!
28
Sebenarnya Kamu Siapa?
29
Apa yang Kamu Miliki
30
Semuanya Sudah Jelas!
31
Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32
Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33
Tubuh Daisy Kembali
34
Stefani dan Amukannya
35
Kerumitan Pagi
36
Maafkan Aku! (1)
37
Maafkan Aku! (2)
38
Maafkan Aku! (3)
39
Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40
Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41
Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42
Kembali Tukar Jiwa (1)
43
Kembali Tukar Jiwa (2)
44
Kembali Tukar Jiwa (3)
45
Janji Raise dengan Daisy
46
Restoran Tanpa Rasa Pedas
47
Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48
Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49
Daisy Itu ....
50
Mahardika dan Orang Pintar (1)
51
Mahardika dan Orang Pintar (2)
52
Orang Pintar?
53
Hubungan Sebab Akibat
54
Ini Peringatan
55
Rencana Mahardika (1)
56
Rencana Mahardika (2)
57
Rencana Mahardika (3)
58
Rencana Mahardika (4)
59
Rencana Makan Malam (1)
60
Teman Baru (1)
61
Teman Baru (2)
62
Rencana Makan Malam (2)
63
Rencana Makan Malam (3)
64
Makan Malam Buatan Daisy (1)
65
Makan Malam Buatan Daisy (2)
66
Makan Malam Buatan Daisy (3)
67
Pria Sejati Harus ... (1)
68
Pria Sejati Harus ... (2)
69
Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70
Aku Bukan Dia
71
Ada Banyak yang Berubah (1)
72
Ada Banyak yang Berubah (2)
73
Ada Banyak yang Berubah (3)
74
Ada Banyak yang Berubah (4)
75
Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76
Rumah Kontrakan Baru (1)
77
Bukan Permintaan Maaf
78
Rumah Kontrakan Baru (2)
79
Rumah Kontrakan Baru (3)
80
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82
Rumah Kontrakan Baru (4)
83
Pindah (1)
84
Makan Siang dengan Stefani (1)
85
Makan Siang dengan Stefani (2)
86
Pindah (2)
87
Pindah (3)
88
Masalah-Masalah (1)
89
Masalah-Masalah (2)
90
Temukan Apa yang Berbeda (1)
91
Temukan Apa yang Berbeda (2)
92
Shaman
93
Andien, Teman Baru Daisy (1)
94
Andien, Teman Baru Daisy (2)
95
Siapa yang Dirundung? (1)
96
Siapa yang Dirundung? (2)
97
Siapa yang Dirundung? (3)
98
Siapa yang Merundung? (1)
99
Siapa yang Merundung? (2)
100
Rencana Brian Gagal
101
Ayah dan Putrinya (1)
102
Ayah dan Putrinya (2)
103
Ayah dan Putrinya (3)
104
Masa Lalu (1)
105
Men ... Apa?
106
Maulana dan Kegalauannya (1)
107
Maulana dan Kegalauannya (2)
108
Ketahuan
109
Sudah Baik-Baik Saja
110
Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111
Teh
112
Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113
Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114
Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115
Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116
Memberi Tahu Mahardika
117
Ini Mengejutkanmu, Kan?
118
Apa Kabar Stefani?
119
Papa Sehat?
120
Rasanya Memang Beda
121
Yang Kalian Pikirkan Benar!
122
Kamu Salah Orang
123
Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124
Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125
Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126
Ayah, Apa Aku Gil*?
127
Ada yang Harus Berubah (1)
128
Papa Berubah?
129
Papa Berubah? (2)
130
Pengakuan Brian
131
Pengakuan Brian (2)
132
Teman (1)
133
Teman (2)
134
Teman (3)
135
Hanya Karena Kamu Pengecut!
136
Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137
Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138
Perhiasan yang Hilang (1)
139
Perhiasan yang Hilang (2)
140
Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141
Perhiasan yang Hilang (3)
142
Perhiasan yang Hilang (4)
143
Mari Berbaikan (1)
144
Mari Berbaikan (2)
145
Berbaikan (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!