Cahaya dan Bayangan (2)

“Tuan sudah pulang tadi sore, Nona,” kata pelayan memberitahu Daisy saat akan masuk ke kamarnya.

“Begitu?” ujar Daisy sama sekali tak tertarik.

Ia sama sekali tak peduli apakah ayahnya mencari dirinya. Ataukah melupakannya sejak pria itu memutuskan menikah kembali setahun setelah ibunya meninggal. Padahal menurut Daisy ayahnya yang paling mencintai ibunya. Akan tetapi, cinta itu bisa diganti dengan mudah.

“Apa Nona akan turun untuk makan malam hari ini?”

Daisy mengingat kembali permintaan ibu tirinya. Lalu membuang napas. Bagaimana bisa wanita yang sudah mengambil alih posisi mendiang ibunya seriang itu berbicara pada Daisy? Hanya ada dua kemungkinan hal itu terjadi. Pertama wanita itu benar-benar menyayanginya. Kedua, wanita itu sedang menunggu waktu menyingkirkan Daisy.

“Nona?”

Daisy tersentak lekas menoleh ke arah pelayan yang baru saja bicara padanya. “Ya, aku akan datang!” Daisy memberikan jawaban yang diberikan semua orang.

Ia memberikan tasnya pada pelayan itu yang akan membawa ke dalam ruang belajar di lantai satu. Sementara dirinya sendiri naik ke lantai dua, masuk ke kamarnya.

Pintu kamar Daisy jarang di kunci. Jika pintu tersebut dikunci, maka tidak ada orang yang boleh mengetuk. Sebab Daisy kemungkinan ingin sendiri dan tak mau diganggu. Daisy melakukan hal itu sekarang, merasa kepalanya berdenyut.

“Ma ... Daisy kangen!” bisiknya.

Sudah bertahun-tahun kenangan itu berlalu, tetapi tetap saja Daisy merindukan wanita yang sudah melahirkannya itu. Daisy masih kecil saat mamanya meninggal. Namun, kehangatan wanita itu benar-benar membuatnya nyaman. Hingga setelah bertahun-tahun ia bisa merasakannya.

Daisy bergoleh miring, menatap fotonya pada nakas. Di sana ia tertawa dengan sangat riang, seolah-olah kebahagian itu akan bertahan selamanya.

Daisy memejamkan mata, merasakan kalau jemari mamanya memeluk Daisy perlahan, mengatakan padanya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Yang jelas, mengingat betapa hangat belaian itu membuatnya mengantuk dan kemudian tertidur.

Ketukan dan suara di pintu yang sudah membangunkan Daisy. Ia heran dengan si pelaku. Tetapi begitu di dengarnya kalau yang memanggil adalah ibu tirinya, ia tak bisa berbuat apa-apa. Terasa sangat menyebalkan, hanya sama sekali tidak bisa dihilangkan.

“Daisy! Kamu baik-baik saja, Nak?” Daisy selalu penasaran dari mana wanita itu memperoleh begitu banyak keberania memanggilnya dengan sebutan “Nak”. Mereka tidak akan pernah menjadi keluarga atau begitulah yang dipikirkannya.

Daisy merasa seluruh tubuhnya sakit. Sepertinya ia tidur dalam keadaan terlalu lelah sehingga merasa seperti sekarang. Ia menuju pintu, tanpa menyahuti ibu tirinya yang masih memanggil-manggil.

“Daisy! Kamu baik-baik saja?” Kalimat dan nada khawatir dari wanita yang ada di luar pintu kamarnya masih sama.

Ditariknya pintu hingga terbuka lebar. “Ya, aku baik-baik saja, Ma,” jawab Daisy sama sekali tidak memiliki minat.

Di sana juga ada pelayan yang selalu malayaninya. Wajahnya tampak khawatir.

“Aku akan segera turun,” kata Daisy.

Tampaknya ibu tirinya masih ingin mengatakan sesuatu. Tetapi, Daisy telah lebih dulu mengayunkan daun pintu hingga kembali tertutup. Sekali lagi ia sendirian di dalam ruangannya. Ia mengambil napas beberapa kali.

Kali ini Daisy tidak membiarkan seorang pun untuk membantunya untuk menyiapkan diri. Ia akan melakukan sendiri sambil menyiapkan hati untuk bertemu dengan papanya. Ia bertanya-tanya kapan mereka terakhir bertemu?

Tangga-tangga rumahnya yang lebar terasa panjang dan melelahkan. Beberapa kali Daisy memiliki pikiran untuk kembali berbalik dan masuk ke kamar. Toh, ia bisa melewatkan makan malam sekali saja.

Namun, akan ada keributan jika seandainya Daisy tidak muncul. Wanita yang mengambil possi mamanya akan muncul kembali di pintu kamar, bertanya dengan cemas--yang Daisy yakini bukan perasaan aslinya.

Kursinya ditarik seorang pelayan yang bersiaga. Sebelum masuk ke ruang makan, ia mendengar suara papanya memuji mama tirinya. Tiba-tiba obrolan akrab didengar menghilang begitu saja saat dirinya muncul. Seperti tidak pernah ada. Seperti Daisy hanya bermimpi saja mendengar hal seperti itu.

“Bagaimana dengan kuliahmu?”

“Baik, Papa tenang saja! Papa berinvestasi di tempat yang tepat.”

Pria itu berhenti menyuap, menatap kelat Daisy yang masih belum mulai makan.

“Apa ada yang menganggumu?”

“Tidak ada,” jawab Daisy lekas, hampir tidak berpikir.

“Kamu masih tidak senang melihatku?”

“Tidakkah itu sebaliknya. Papa tidak senang dengan keberadaanku di sini, kan?” Daisy bisa melihat ekspresi papanya yang berjengit terkejut dan kemudian menoleh pada wanita yang ada di sisi lainnya. “Aku sudah selesai!” kata Daisy meminum air di gelas yang baru saja dituangkan, sama sekali tak menyentuh makanan di depannya.

“Kamu belum makan apapun, Daisy! Makanlah ... aku meminta koki membuat makanan yang kamu sukai.”

Daisy melihat steik di depannya. “Terima kasih, tetapi saya sedang diet. Lemak pada daging tinggi.”

“Ah, begitu, ya! Seharusnya aku menanyakan dulu apa yang bisa kamu makan. Tapi menurutku kamu sudah kurus, Daisy.”

Andai saja wanita ini tidak tiba-tiba muncul dalam keadaan Daisy. Andai saja wanita ini datang sebagai pengasuhnya dan kemudian menikah dengan salah seorang pekerja ayahnya. Andai saja ia sepupu atau siapapun yang memiliki hubungan darah dengannya. Daisy pasti bisa menyayanginya. Sayangnya, ia adalah wanita yang datang untuk mengantikan posisi ibunya.

“Tapi aku harus menjaga diriku. Karena beberapa orang membuang orangnya dengan mudah.”

Prang!!

Piring steik miliknya ayahnya jatuh ke lantai begitu juga dengan isinya. Wajah pria yang rambutnya sudah memiliki sulur-sulur keperakan tersebut memerah, tampak aneh. Marah.

“Bagaimana kamu tega berbicara seperti itu?” serunya pada Daisy.

Daisy sama sekali tidak merasa bersalah. Malahan ia mual, muak pada sikap papanya yang menjadikan diri sebagai yang paling terluka.

“Aku--apa?” tanya Daisy berpura-pura tidak tahu.

“Sampai kapan kamu seperti ini Daisy. Aku melakukan semua ini untukmu!”

Alasan itu lagi. Semuanya dilakukan untuk Daisy. Andai saja papanya mengatakan betapa kesepian dirinya, maka Daisy tak akan mencemooh seperti ini.

“Aku benar-benar sudah selesai di sini!” Daisy berdiri, meninggalkan mejanya.

“Aku belum mengizinkanmu pergi Daisy!” teriak papanya.

Namun, sayangnya ia terus saja melangkah. Hanya saja bukan ke kamar, tetapi keluar rumah.

Ia sampai di taman samping, dekat pavilliun para pekerja. Dilihatnya seorang gadis sedang berjalan di jalan paving blok, berhenti sebentar untuk menoleh ke arah rumah dan kemudian kembali ke sana.

Aku iri padamu! Kamu memiliki apa yang tidak aku miliki, Daisy berkata dalam hati.

Ia mungkin memiliki segalanya, tetapi tak ada yang benar-benar dimilikinya.

Daisy merasa sedih, matanya panas. Ia mengatakan pada dirinya bahwa tak boleh menangis sedikit pun. Tangisan Daisy sama sekali tidak akan mengubah apapun.

Tidak apa-apa, Daisy! Kamu akan tahu banyak hal mulai sekarang.

Daisy terkesiap. Ia jelas mendengar suara seseorang tadi, tapi tidak ada siapapun di sekitarnya.

“Siapa? Stefani?” serunya.

Hening, tidak ada sahutan.

Episodes
1 Cahaya dan Bayangan
2 Cara Kekanak-Kanakan
3 Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4 Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5 Hanya Kebetulan Lewat
6 Botol Kecil Misterius
7 Cahaya dan Bayangan (2)
8 Hal Misterius
9 Stefani Hanya ...
10 Aku Cinta Kamu
11 Menenangkan Kekasih Hati
12 Botol yang mengubah Takdir (1)
13 Botol yang Mengubah Takdir (2)
14 Botol yang Mengubah Takdir (3)
15 Siapa Aku Sekarang?
16 Cahaya dan Bayangan (3)
17 Hari Pertama Menjadi Daisy
18 Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19 Aku Daisy, Mas!
20 Aneh!
21 Seperti Orang yang Berbeda
22 Daisy di Tubuh Stefani
23 Putri Ayah yang Baik
24 Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25 Tentu Saja, Berbeda
26 Kehidupan ini Milikku!
27 Tetap Saja Beda!
28 Sebenarnya Kamu Siapa?
29 Apa yang Kamu Miliki
30 Semuanya Sudah Jelas!
31 Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32 Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33 Tubuh Daisy Kembali
34 Stefani dan Amukannya
35 Kerumitan Pagi
36 Maafkan Aku! (1)
37 Maafkan Aku! (2)
38 Maafkan Aku! (3)
39 Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40 Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41 Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42 Kembali Tukar Jiwa (1)
43 Kembali Tukar Jiwa (2)
44 Kembali Tukar Jiwa (3)
45 Janji Raise dengan Daisy
46 Restoran Tanpa Rasa Pedas
47 Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48 Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49 Daisy Itu ....
50 Mahardika dan Orang Pintar (1)
51 Mahardika dan Orang Pintar (2)
52 Orang Pintar?
53 Hubungan Sebab Akibat
54 Ini Peringatan
55 Rencana Mahardika (1)
56 Rencana Mahardika (2)
57 Rencana Mahardika (3)
58 Rencana Mahardika (4)
59 Rencana Makan Malam (1)
60 Teman Baru (1)
61 Teman Baru (2)
62 Rencana Makan Malam (2)
63 Rencana Makan Malam (3)
64 Makan Malam Buatan Daisy (1)
65 Makan Malam Buatan Daisy (2)
66 Makan Malam Buatan Daisy (3)
67 Pria Sejati Harus ... (1)
68 Pria Sejati Harus ... (2)
69 Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70 Aku Bukan Dia
71 Ada Banyak yang Berubah (1)
72 Ada Banyak yang Berubah (2)
73 Ada Banyak yang Berubah (3)
74 Ada Banyak yang Berubah (4)
75 Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76 Rumah Kontrakan Baru (1)
77 Bukan Permintaan Maaf
78 Rumah Kontrakan Baru (2)
79 Rumah Kontrakan Baru (3)
80 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82 Rumah Kontrakan Baru (4)
83 Pindah (1)
84 Makan Siang dengan Stefani (1)
85 Makan Siang dengan Stefani (2)
86 Pindah (2)
87 Pindah (3)
88 Masalah-Masalah (1)
89 Masalah-Masalah (2)
90 Temukan Apa yang Berbeda (1)
91 Temukan Apa yang Berbeda (2)
92 Shaman
93 Andien, Teman Baru Daisy (1)
94 Andien, Teman Baru Daisy (2)
95 Siapa yang Dirundung? (1)
96 Siapa yang Dirundung? (2)
97 Siapa yang Dirundung? (3)
98 Siapa yang Merundung? (1)
99 Siapa yang Merundung? (2)
100 Rencana Brian Gagal
101 Ayah dan Putrinya (1)
102 Ayah dan Putrinya (2)
103 Ayah dan Putrinya (3)
104 Masa Lalu (1)
105 Men ... Apa?
106 Maulana dan Kegalauannya (1)
107 Maulana dan Kegalauannya (2)
108 Ketahuan
109 Sudah Baik-Baik Saja
110 Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111 Teh
112 Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113 Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114 Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115 Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116 Memberi Tahu Mahardika
117 Ini Mengejutkanmu, Kan?
118 Apa Kabar Stefani?
119 Papa Sehat?
120 Rasanya Memang Beda
121 Yang Kalian Pikirkan Benar!
122 Kamu Salah Orang
123 Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124 Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125 Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126 Ayah, Apa Aku Gil*?
127 Ada yang Harus Berubah (1)
128 Papa Berubah?
129 Papa Berubah? (2)
130 Pengakuan Brian
131 Pengakuan Brian (2)
132 Teman (1)
133 Teman (2)
134 Teman (3)
135 Hanya Karena Kamu Pengecut!
136 Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137 Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138 Perhiasan yang Hilang (1)
139 Perhiasan yang Hilang (2)
140 Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141 Perhiasan yang Hilang (3)
142 Perhiasan yang Hilang (4)
143 Mari Berbaikan (1)
144 Mari Berbaikan (2)
145 Berbaikan (3)
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Cahaya dan Bayangan
2
Cara Kekanak-Kanakan
3
Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4
Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5
Hanya Kebetulan Lewat
6
Botol Kecil Misterius
7
Cahaya dan Bayangan (2)
8
Hal Misterius
9
Stefani Hanya ...
10
Aku Cinta Kamu
11
Menenangkan Kekasih Hati
12
Botol yang mengubah Takdir (1)
13
Botol yang Mengubah Takdir (2)
14
Botol yang Mengubah Takdir (3)
15
Siapa Aku Sekarang?
16
Cahaya dan Bayangan (3)
17
Hari Pertama Menjadi Daisy
18
Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19
Aku Daisy, Mas!
20
Aneh!
21
Seperti Orang yang Berbeda
22
Daisy di Tubuh Stefani
23
Putri Ayah yang Baik
24
Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25
Tentu Saja, Berbeda
26
Kehidupan ini Milikku!
27
Tetap Saja Beda!
28
Sebenarnya Kamu Siapa?
29
Apa yang Kamu Miliki
30
Semuanya Sudah Jelas!
31
Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32
Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33
Tubuh Daisy Kembali
34
Stefani dan Amukannya
35
Kerumitan Pagi
36
Maafkan Aku! (1)
37
Maafkan Aku! (2)
38
Maafkan Aku! (3)
39
Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40
Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41
Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42
Kembali Tukar Jiwa (1)
43
Kembali Tukar Jiwa (2)
44
Kembali Tukar Jiwa (3)
45
Janji Raise dengan Daisy
46
Restoran Tanpa Rasa Pedas
47
Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48
Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49
Daisy Itu ....
50
Mahardika dan Orang Pintar (1)
51
Mahardika dan Orang Pintar (2)
52
Orang Pintar?
53
Hubungan Sebab Akibat
54
Ini Peringatan
55
Rencana Mahardika (1)
56
Rencana Mahardika (2)
57
Rencana Mahardika (3)
58
Rencana Mahardika (4)
59
Rencana Makan Malam (1)
60
Teman Baru (1)
61
Teman Baru (2)
62
Rencana Makan Malam (2)
63
Rencana Makan Malam (3)
64
Makan Malam Buatan Daisy (1)
65
Makan Malam Buatan Daisy (2)
66
Makan Malam Buatan Daisy (3)
67
Pria Sejati Harus ... (1)
68
Pria Sejati Harus ... (2)
69
Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70
Aku Bukan Dia
71
Ada Banyak yang Berubah (1)
72
Ada Banyak yang Berubah (2)
73
Ada Banyak yang Berubah (3)
74
Ada Banyak yang Berubah (4)
75
Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76
Rumah Kontrakan Baru (1)
77
Bukan Permintaan Maaf
78
Rumah Kontrakan Baru (2)
79
Rumah Kontrakan Baru (3)
80
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82
Rumah Kontrakan Baru (4)
83
Pindah (1)
84
Makan Siang dengan Stefani (1)
85
Makan Siang dengan Stefani (2)
86
Pindah (2)
87
Pindah (3)
88
Masalah-Masalah (1)
89
Masalah-Masalah (2)
90
Temukan Apa yang Berbeda (1)
91
Temukan Apa yang Berbeda (2)
92
Shaman
93
Andien, Teman Baru Daisy (1)
94
Andien, Teman Baru Daisy (2)
95
Siapa yang Dirundung? (1)
96
Siapa yang Dirundung? (2)
97
Siapa yang Dirundung? (3)
98
Siapa yang Merundung? (1)
99
Siapa yang Merundung? (2)
100
Rencana Brian Gagal
101
Ayah dan Putrinya (1)
102
Ayah dan Putrinya (2)
103
Ayah dan Putrinya (3)
104
Masa Lalu (1)
105
Men ... Apa?
106
Maulana dan Kegalauannya (1)
107
Maulana dan Kegalauannya (2)
108
Ketahuan
109
Sudah Baik-Baik Saja
110
Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111
Teh
112
Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113
Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114
Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115
Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116
Memberi Tahu Mahardika
117
Ini Mengejutkanmu, Kan?
118
Apa Kabar Stefani?
119
Papa Sehat?
120
Rasanya Memang Beda
121
Yang Kalian Pikirkan Benar!
122
Kamu Salah Orang
123
Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124
Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125
Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126
Ayah, Apa Aku Gil*?
127
Ada yang Harus Berubah (1)
128
Papa Berubah?
129
Papa Berubah? (2)
130
Pengakuan Brian
131
Pengakuan Brian (2)
132
Teman (1)
133
Teman (2)
134
Teman (3)
135
Hanya Karena Kamu Pengecut!
136
Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137
Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138
Perhiasan yang Hilang (1)
139
Perhiasan yang Hilang (2)
140
Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141
Perhiasan yang Hilang (3)
142
Perhiasan yang Hilang (4)
143
Mari Berbaikan (1)
144
Mari Berbaikan (2)
145
Berbaikan (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!