Cara Kekanak-Kanakan

“Ada apa?”

Wanita yang dengan gaya memuakan itu kembali bertanya pada Daisy. Ia kembali menoleh ke arah wanita itu, tersenyum. “Tidak apa-apa, Ma. Kalau begitu Daisy pergi dulu!” pamitnya basa-basi.

“Ingat, ya, Papa pulang hari ini! Jadi pastikan untuk sampai di rumah sebelum makan malam!” Wanita yang dipanggilnya Mama tetapi sama sekali tidak melahirkan apa lagi membesarkannya itu berseru saat Daisy melangkah turun di tangga.

Ia tak berbalik, atau pun menoleh. Hanya berkata, ya, dan melanjutkan langkahnya menuruni undakan. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, ia sampai di halaman dan berbelok. Saat itulah ia biasa menoleh untuk tahu apa yang tengah dilakukan oleh wanita yang terus-terusan menyebut dirinya mama itu.

Tidak ada. Wanita yang menyebut dirinya mama tersebut sudah tidak ada. Untuk apa orang itu menunggu sampai Daisy sampai ke atas mobil dengan aman. Itu bukan tugas dari seorang ibu tiri.

“Berani-beraninya dia menyebut dirinya Mama setiap kali berada di dekatku,” gumam Daisy pelan. Ia menyentak pintu mobil dan kemudian naik.

Hari ini tidak ada teman kampusnya dengan jenis kelamin laki-laki yang datang menjemput dan berbasa-basi untuk mengantarnya ke kampus. Ia meminta Mahardika untuk datang ke kampus kemarin.

Tentu saja Mahardika datang ke kampus. Ia membawa serta mobil Chevrolet yang baru saja diganti. Setelah jas yang mewah dengan jam tangan bermerek yang harganya bisa  menghidupi satu keluarga normal.

Mahardika memang tidak bisa digolongkan memiliki ketampanan layaknya dewa yunani. Ia juga tak seatletis binaragawan. Tetapi apapun yang dikenakan oleh Mahardia pas di tubuh. Rambut gelapnya yang dipotong taper fade, terlihat paling cocok dengan bentuk wajahnya. Mahardika berhidung mancung, dengan kulit sawo matang. Garis-garis rahangnya tegas. Dari luar saja, bisa terlihat kalau ia juga suka berolahraga. Kalau tersenyum samar-samar akan timbul lesung di pipi kanannya. Jika tak begitu dekat dengannya, maka tak akan memiliki kesempatan untuk melihat lesung tersebut karena Mahardika jarang sekali tertawa di sekitar orang-orang yang baru ditemui.

“Jangan bersikap kekanak-kanakan, Daisy!” Mahardika sempat mengucapkan hal itu padanya kemarin.

Tetapi hanya sampai di sana, Mahardika tetap mengantar Daisy sampai di rumah dengan selamat. Bahkan memberikan ciuman di kedua pipinya.

Mahardika adalah sosok tunangan sempurna untuk Daisy. Entah pria itu mencintainya atau tidak. Tetapi Daisy yakin kalau Mahardika tidak akan melakuinya.

Daisy menginjak pedal gas perlahan, melaju di halaman rumah menuju pintu pagar. Seharusnya pagar utama terbuka seketika saat ia telah berada di jarak sekitar 10 meter saja. Sehingga saat jarak depan mobil dan besi pagar 0, maka tidak ada halangan lagi buatnya untuk melaju.

Kali ini jangankan pintu pagar yang terbuka, satpam yang seharusnya berjaga dan bertugas menekan tombol otomatis pintu saja tidak ada.

Daisy menurunkan kaca mobil, memeriksa kalau-kalau satpam akan berlari ke arah mobilnya dan menyuarakan permintaan maaf. Detik-detik berlalu dengan cepat, tetapi tak ada siapapun yang berlari kecil menghampirinya. Samar-samar Daisy mendengar teriakan dan makian.

“Apalagi ini?” tanya Daisy.

Ia memutuskan turun dari kendaraannya dan berjalan ke arah pos satpam. Suara perseteruan itu semakin jelas terdengar. Ia menuju pagar samping dan menemukan Stefani jatuh terduduk di tepi jalan. Sementara seorang lelaki yang dikenal Daisy dan gadis yang jatuh sedang cekcok dengan satpam.

“Ada apa ini?”

Daisy tak tahan dengan drama yang akan semakin lama dan panjang itu. Ia akan datang sebagai penengah.

“Selamat pagi, Nona Muda!” Pak Satpan menyapa Daisy penuh hormat dan melayangkan pandangan kesal pada pemuda yang melakukan hal sama.

“Pagi, Daisy!”

Si gadis yang terduduk berusaha berdiri.

“Tetap duduk!” suruh Daisy yang kemudian memfokuskan diri melihat kedua orang dengan jenis kelamin sama di depannya. “Kalian belum beritahu padaku apa yang terjadi,” tegur Daisy.

“Begini Nona Muda, saya sedang menjaga di gerbang saat Stefani keluar dan mau menyeberang lalu tiba-tiba mobil ini melajukan kendaraannya dan merem tempat di depan Stefani sambil menekan klakson. Jadi saya buru-buru keluar untuk bantuin!”

Secara garis besar Daisy paham betul dengan apa yang coba dijelaskan oleh Satpam rumahnya itu.

“Kalau kamu Brian, ada sesuatu yang kamu katakan bukan?”

Daisy melirik teman kuliahnya Brian. Pemuda ini memang selalu saja cari masalah dengan Stefani. Benar-benar hanya cari masalah dan tidak berusaha menyelesaikannya.

“Dia saja yang tidak punya mata, langsung menyeberang tanpa lihat!”

Lihatlah bagaimana pria bernama Brian ini berseru menuduh padahal ada saksi mata netral di sini. Kalau tidak ada satpam, maka Daisy akan membiarkan saja hal ini. Toh, Brian tetap tidak akan berhenti menganggu bagaimana pun ia memperingatkan.

“Kalau begitu besok-besok jangan bawa mobil dan pakai sepeda saja ke kampus. Bagaimana mungkin kamu melaju dengan cepat di sini! Mau bunuh orang?” Mata Daisy terbelalak.

Bibir Brian mengerut, tanda ia tidak senang. Ia menatap Stefani yang masih duduk dan kemudian memalingkan wajah.

“Kamu bisa berdiri tidak?” tanya Daisy pada Stefani.

Ia benar-benar tak mau berurusan dengan Stefani. Ia hanya merasa aneh saja, jika berada di dekat Stefani seolah-olah apapun yang dimiliki akan direbut gadis itu.

“Ya!” jawab Stefani yang kemudian berusaha berdiri tetap jatuh lagi.

“Pak, tolong bantu dia ke mobil saya. Biar dia berangkat dengan saya!” suruhnya.

Stefani menegerjap tak percaya karena ia diberikan tumpangan.

“Apa?” tanya Daisy.

“Ti-dak!” Gadis itu mengeleng lekas.

Daisy melirik Brian yang masih merungut. “Kita akan bicara nanti di kampus. Aku menginginkan penjelasan perbuatanmu dan kenapa kamu datang kemari!” tegasnya sebelum melengang kembali ke mobilnya yang masih ada di dalam pagar.

Brian menghentakan kakinya dan kembali ke mobilnya sendiri. Tak lama kendaraan pria itu telah melaju lebih dulu. Daisy menunggu beberapa saat sampai gerbang terbuka sempurna di depannya dan menekan pedal gas untuk melaju di jalanan.

“Kamu benar-benar sangat suka menarik perhatian, ya?” ujar Daisy pada Stefani.

Dari kaca spion tengahnya, Daisy bisa melihat wajah Stefani yang kemudian menjadi panik. “Tidak, Nona Muda! Mana berani saya melakukan hal itu,” elaknya.

Daisy mencebik. Kembali fokus pada jalanan di depannya. Ia tidak perlu mencemaskan Stefani dan apapun yang terjadi pada gadis itu. Toh, hubungan mereka hanya sebatas nona dan anak pelayan saja.

“Kamu mau aku turunkan di mana?” tanya Daisy pada Stefani.

Gadis itu memegang erat-erat sabuk pengaman. Padahal laju mobil Daisy sama sekali tidak kencang.

“Di depan gerbang kampus saja, Nona Muda,” jawab Stefani.

“Kamu yakin?”

Stefani mengangguk keras sekali sampai-sampai Daisy takut kalau kepala gadis itu akan bergulir jatuh ke bawah kakinya.

“Baiklah!” kata Daisy.

Ia semakin memelankan laju mobil dan berhenti di tepi jalan sedikit masuk ke dalam gerbang kampus. Beberapa mahasiswa yang berjalan kaki melirik sebentar karena pensaran, tetapi rasa pensaran itu lekas lenyap. Hari telah hampir jam sembilan.

“Stefani!”

Daisy tak tahu apakah ia berhak berkata seperti ini. Hubungannya dengan Stefani tak lebih dari sekedar seorang noda dan anak pelayan. “Berhati-hatilah pada Brian!” katanya sebelum melaju kembali mengejar jam kuliahnya sendiri.

Ia bisa melihat Stefani berdiri di tempat diturunkan dari kaca spion. Entah apa yang ditunggu gadis itu di sana.

Terpopuler

Comments

Namapena pf k.b.m.Khadijah Ais

Namapena pf k.b.m.Khadijah Ais

Cinta Terindah Hadri lagi, ada yang rindu? 🤭

2023-01-29

0

Mugiya is back

Mugiya is back

hadir

2022-12-05

0

N. Mudhayati

N. Mudhayati

sabar Daisy... jangan marah2 terus, nanti aura kecantikannya hilang lhoh... 🥰

2022-10-29

2

lihat semua
Episodes
1 Cahaya dan Bayangan
2 Cara Kekanak-Kanakan
3 Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4 Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5 Hanya Kebetulan Lewat
6 Botol Kecil Misterius
7 Cahaya dan Bayangan (2)
8 Hal Misterius
9 Stefani Hanya ...
10 Aku Cinta Kamu
11 Menenangkan Kekasih Hati
12 Botol yang mengubah Takdir (1)
13 Botol yang Mengubah Takdir (2)
14 Botol yang Mengubah Takdir (3)
15 Siapa Aku Sekarang?
16 Cahaya dan Bayangan (3)
17 Hari Pertama Menjadi Daisy
18 Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19 Aku Daisy, Mas!
20 Aneh!
21 Seperti Orang yang Berbeda
22 Daisy di Tubuh Stefani
23 Putri Ayah yang Baik
24 Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25 Tentu Saja, Berbeda
26 Kehidupan ini Milikku!
27 Tetap Saja Beda!
28 Sebenarnya Kamu Siapa?
29 Apa yang Kamu Miliki
30 Semuanya Sudah Jelas!
31 Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32 Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33 Tubuh Daisy Kembali
34 Stefani dan Amukannya
35 Kerumitan Pagi
36 Maafkan Aku! (1)
37 Maafkan Aku! (2)
38 Maafkan Aku! (3)
39 Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40 Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41 Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42 Kembali Tukar Jiwa (1)
43 Kembali Tukar Jiwa (2)
44 Kembali Tukar Jiwa (3)
45 Janji Raise dengan Daisy
46 Restoran Tanpa Rasa Pedas
47 Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48 Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49 Daisy Itu ....
50 Mahardika dan Orang Pintar (1)
51 Mahardika dan Orang Pintar (2)
52 Orang Pintar?
53 Hubungan Sebab Akibat
54 Ini Peringatan
55 Rencana Mahardika (1)
56 Rencana Mahardika (2)
57 Rencana Mahardika (3)
58 Rencana Mahardika (4)
59 Rencana Makan Malam (1)
60 Teman Baru (1)
61 Teman Baru (2)
62 Rencana Makan Malam (2)
63 Rencana Makan Malam (3)
64 Makan Malam Buatan Daisy (1)
65 Makan Malam Buatan Daisy (2)
66 Makan Malam Buatan Daisy (3)
67 Pria Sejati Harus ... (1)
68 Pria Sejati Harus ... (2)
69 Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70 Aku Bukan Dia
71 Ada Banyak yang Berubah (1)
72 Ada Banyak yang Berubah (2)
73 Ada Banyak yang Berubah (3)
74 Ada Banyak yang Berubah (4)
75 Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76 Rumah Kontrakan Baru (1)
77 Bukan Permintaan Maaf
78 Rumah Kontrakan Baru (2)
79 Rumah Kontrakan Baru (3)
80 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81 Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82 Rumah Kontrakan Baru (4)
83 Pindah (1)
84 Makan Siang dengan Stefani (1)
85 Makan Siang dengan Stefani (2)
86 Pindah (2)
87 Pindah (3)
88 Masalah-Masalah (1)
89 Masalah-Masalah (2)
90 Temukan Apa yang Berbeda (1)
91 Temukan Apa yang Berbeda (2)
92 Shaman
93 Andien, Teman Baru Daisy (1)
94 Andien, Teman Baru Daisy (2)
95 Siapa yang Dirundung? (1)
96 Siapa yang Dirundung? (2)
97 Siapa yang Dirundung? (3)
98 Siapa yang Merundung? (1)
99 Siapa yang Merundung? (2)
100 Rencana Brian Gagal
101 Ayah dan Putrinya (1)
102 Ayah dan Putrinya (2)
103 Ayah dan Putrinya (3)
104 Masa Lalu (1)
105 Men ... Apa?
106 Maulana dan Kegalauannya (1)
107 Maulana dan Kegalauannya (2)
108 Ketahuan
109 Sudah Baik-Baik Saja
110 Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111 Teh
112 Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113 Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114 Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115 Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116 Memberi Tahu Mahardika
117 Ini Mengejutkanmu, Kan?
118 Apa Kabar Stefani?
119 Papa Sehat?
120 Rasanya Memang Beda
121 Yang Kalian Pikirkan Benar!
122 Kamu Salah Orang
123 Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124 Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125 Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126 Ayah, Apa Aku Gil*?
127 Ada yang Harus Berubah (1)
128 Papa Berubah?
129 Papa Berubah? (2)
130 Pengakuan Brian
131 Pengakuan Brian (2)
132 Teman (1)
133 Teman (2)
134 Teman (3)
135 Hanya Karena Kamu Pengecut!
136 Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137 Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138 Perhiasan yang Hilang (1)
139 Perhiasan yang Hilang (2)
140 Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141 Perhiasan yang Hilang (3)
142 Perhiasan yang Hilang (4)
143 Mari Berbaikan (1)
144 Mari Berbaikan (2)
145 Berbaikan (3)
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Cahaya dan Bayangan
2
Cara Kekanak-Kanakan
3
Hanya Anak-Anak yang Menganggu Orang yang Disukainya
4
Ada Sesuatu yang Aneh Pada Gadis Itu
5
Hanya Kebetulan Lewat
6
Botol Kecil Misterius
7
Cahaya dan Bayangan (2)
8
Hal Misterius
9
Stefani Hanya ...
10
Aku Cinta Kamu
11
Menenangkan Kekasih Hati
12
Botol yang mengubah Takdir (1)
13
Botol yang Mengubah Takdir (2)
14
Botol yang Mengubah Takdir (3)
15
Siapa Aku Sekarang?
16
Cahaya dan Bayangan (3)
17
Hari Pertama Menjadi Daisy
18
Ayah, Bolehkah Aku Bicara dengan Nona?
19
Aku Daisy, Mas!
20
Aneh!
21
Seperti Orang yang Berbeda
22
Daisy di Tubuh Stefani
23
Putri Ayah yang Baik
24
Pria yang Memanggilku dengan Wajah Merah
25
Tentu Saja, Berbeda
26
Kehidupan ini Milikku!
27
Tetap Saja Beda!
28
Sebenarnya Kamu Siapa?
29
Apa yang Kamu Miliki
30
Semuanya Sudah Jelas!
31
Kebahagiaan Kecil Daisy dan Kebohongan Stefani
32
Tidak Ada yang Berjalan Sesuai Rencana
33
Tubuh Daisy Kembali
34
Stefani dan Amukannya
35
Kerumitan Pagi
36
Maafkan Aku! (1)
37
Maafkan Aku! (2)
38
Maafkan Aku! (3)
39
Botol Ajaib Milik Stefani (1)
40
Botol Ajaib Milik Stefani (2)
41
Botol Ajaib Milik Stefani (3)
42
Kembali Tukar Jiwa (1)
43
Kembali Tukar Jiwa (2)
44
Kembali Tukar Jiwa (3)
45
Janji Raise dengan Daisy
46
Restoran Tanpa Rasa Pedas
47
Brian dan Caranya Mendekati Stefani
48
Bukan Hanya Karena Bentuk Fisik Saja
49
Daisy Itu ....
50
Mahardika dan Orang Pintar (1)
51
Mahardika dan Orang Pintar (2)
52
Orang Pintar?
53
Hubungan Sebab Akibat
54
Ini Peringatan
55
Rencana Mahardika (1)
56
Rencana Mahardika (2)
57
Rencana Mahardika (3)
58
Rencana Mahardika (4)
59
Rencana Makan Malam (1)
60
Teman Baru (1)
61
Teman Baru (2)
62
Rencana Makan Malam (2)
63
Rencana Makan Malam (3)
64
Makan Malam Buatan Daisy (1)
65
Makan Malam Buatan Daisy (2)
66
Makan Malam Buatan Daisy (3)
67
Pria Sejati Harus ... (1)
68
Pria Sejati Harus ... (2)
69
Cari Dia yang Memberikan Kesempatan
70
Aku Bukan Dia
71
Ada Banyak yang Berubah (1)
72
Ada Banyak yang Berubah (2)
73
Ada Banyak yang Berubah (3)
74
Ada Banyak yang Berubah (4)
75
Dia Akan Datang Menemuimu (1)
76
Rumah Kontrakan Baru (1)
77
Bukan Permintaan Maaf
78
Rumah Kontrakan Baru (2)
79
Rumah Kontrakan Baru (3)
80
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman?
81
Apa Menikah Juga Sebuah Hukuman? (2)
82
Rumah Kontrakan Baru (4)
83
Pindah (1)
84
Makan Siang dengan Stefani (1)
85
Makan Siang dengan Stefani (2)
86
Pindah (2)
87
Pindah (3)
88
Masalah-Masalah (1)
89
Masalah-Masalah (2)
90
Temukan Apa yang Berbeda (1)
91
Temukan Apa yang Berbeda (2)
92
Shaman
93
Andien, Teman Baru Daisy (1)
94
Andien, Teman Baru Daisy (2)
95
Siapa yang Dirundung? (1)
96
Siapa yang Dirundung? (2)
97
Siapa yang Dirundung? (3)
98
Siapa yang Merundung? (1)
99
Siapa yang Merundung? (2)
100
Rencana Brian Gagal
101
Ayah dan Putrinya (1)
102
Ayah dan Putrinya (2)
103
Ayah dan Putrinya (3)
104
Masa Lalu (1)
105
Men ... Apa?
106
Maulana dan Kegalauannya (1)
107
Maulana dan Kegalauannya (2)
108
Ketahuan
109
Sudah Baik-Baik Saja
110
Semuanya Akan Kembali ke Tempat Semestinya (1)
111
Teh
112
Kesempatan yang Sia-Sia (1)
113
Kesempatan yang Sia-Sia (2)
114
Kembali ke Tubuh yang Asli (1)
115
Kembali ke Tubuh yang Asli (2)
116
Memberi Tahu Mahardika
117
Ini Mengejutkanmu, Kan?
118
Apa Kabar Stefani?
119
Papa Sehat?
120
Rasanya Memang Beda
121
Yang Kalian Pikirkan Benar!
122
Kamu Salah Orang
123
Kunjungan Mendadak Daisy (1)
124
Kunjungan Mendadak Daisy (2)
125
Kunjungan Mendadak Daisy (3)
126
Ayah, Apa Aku Gil*?
127
Ada yang Harus Berubah (1)
128
Papa Berubah?
129
Papa Berubah? (2)
130
Pengakuan Brian
131
Pengakuan Brian (2)
132
Teman (1)
133
Teman (2)
134
Teman (3)
135
Hanya Karena Kamu Pengecut!
136
Tolong Lepaskan Dia Sekarang!
137
Kapan Terakhir Kali Anda Makan dengan Tuan?
138
Perhiasan yang Hilang (1)
139
Perhiasan yang Hilang (2)
140
Mungkin Saja Saya Tidak Tahu
141
Perhiasan yang Hilang (3)
142
Perhiasan yang Hilang (4)
143
Mari Berbaikan (1)
144
Mari Berbaikan (2)
145
Berbaikan (3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!