"JESSIE!!"
Suara menggelegar itu sontak membuat Jessie yang sedang meneguk airnya langsung tersedak. Wanita itu terbatuk sambil memukul-mukul dadanya. Rachel dengan sigap membantunya minum kembali.
Setelah merasa reda kembali, Jessie menatap Rachel dengan wajah berkerut.
"Dia berteriak padaku?" Rachel mengangguk.
"Pergilah!"
Dengan wajah bingung Jessie hanya menurut.
"JESSIE!" Xavier kembali berteriak, membuat Jessie langsung berlari menuju kamar.
"IYA, SEBENTAR!" jawabnya ikut berteriak.
"Dasar tidak sopan!" hardiknya setelah dekat dengan pintu kamar.
Ceklek! Pintu kamar dibuka kasar oleh Jessie yang langsung menatap tajam pria tanpa wajah dosanya itu. Xavier duduk santai di sofa dengan ponsel ditangannya. Pria itu tidak menoleh sama sekali sampai Jessie berdiri berkacak pinggang di depannya.
"Katakan, sebelum aku membunuhmu." Wanita itu masih mencoba sabar.
"Aku berubah pikiran," katanya santai tanpa melirik.
"Apa?"
"Aku akan menerima pelayananmu."
"Maksudmu?"
Xavier mengangkat kepalanya, menatap wajah cantik itu. Ya, dia mengakui jika wajah itu memang cantik. Lebih cantik dari banyaknya wanita yang ia lihat. Bahkan jauh lebih baik dari Miranda.
"Mulai sekarang lakukan tugasmu sebagai istri dan aku juga akan melakukan hal yang sama."
Apa dia kerasukan? Jessie mengerjitkan dahi, heran.
"Really?" Menaikkan sebelah alisnya.
"Yes!" jawabnya yakin.
"Daddy mencabut warisanmu?" Jessie masih belum yakin. Pertanyaan itu membuat Xavier menjadi kesal. Itu seperti menjatuhkan harga dirinya.
"Aku mencoba menghargaimu sebagai istri. Itu keinginanmu, kan!"
Bibir Jessie berkendut. Pria ini tidak buruk juga. Kekesalannya di awal sudah menghilang.
"Oke, deal!" Lihat saja sampai mana pria ini mempertahankan ucapannya. Keduanya saling berjabat tangan tanda sepakat.
"Baiklah. Mulai sekarang aku suamimu—"
"Seharusnya sejak semalam," potong Jessie.
Xavier berdecak, "Dengarkan dulu!"
"Oke, aku dengar." Mengambil posisi duduk berhadapan dengan Xavier.
"Aku akan membuat peraturan."
"Mommy tidak bilang ada aturan," saut Jessie lagi.
"Jessiee!" desis Xavier. Jessie mengatupkan bibirnya.
"Mulai besok dan seterusnya, kau harus pulang sebelum aku datang. Meskipun akan terlambat, kau harus izin padaku."
Jessie mengangguk. Aturan itu masih dalam batas wajar.
"Bagaimana denganmu?" tanya Jessie kemudian.
"Ada apa denganku?"
"Kau juga harus menghubungiku jika kau terlambat."
"Baik!"
"Sampai kapan?" tanya Jessie lagi.
"Sampai aku mendapat semua warisan. Kita berhenti disaat itu."
"Apa ini perjanjian?"
"Tentu saja bukan," kilah Xavier cepat. "Ini bukan kontrak atau perjanjian, tapi kesepakatan. Hal ini bahkan tidak tertulis atau ditandatangani."
"Pernikahan itu sakral. Kita berdua berjanji dihadapan Tuhan akan bersama hingga akhir. Kau mengingkarinya?" Jessie mengingatkan
"Tidak ada yang mengingkari. Akhir kita adalah memenuhi keinginan mereka. Kau memenuhi keinginan orang tuamu dan aku mendapat warisan kakek."
Mungkin ini yang disebut menghalalkan segala cara demi tujuan. Jessie menggeleng heran.
"Lupakan saja. Aku tidak tertarik lagi." Jessie mengibaskan tangannya sembari berjalan menuju ranjang.
Xavier ikut berdiri sambil menatap tidak suka.
"Kau sudah setuju tadi!"
"Tadi! Sekarang tidak lagi." Sudah berapa kali ia katakan jika pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan.
"Kau!" Menunjuk wanita itu.
"Apa?" Jessie memberi wajah menantang.
Nafas Xavier naik turun menahan amarah. Sungguh! Jessie wanita pertama yang berani menantang dan melawannya. Miranda saja tidak berani menentang keputusannya.
"Akan kubuat kau menampakkan sifat aslimu di depan mom dan dad agar mereka tahu seperti apa menantu kesayangannya!" geramnya.
"Apa aku baru saja mendapat gencatan senjata di hari pertamaku?" cibir Jessie.
"Aku tidak bercanda. Lihat saja. Kau sendiri yang akan memohon untuk diceraikan!"
Xavier keluar dari kamar dengan menutup pintu kasar. Wajah Jessie kembali datar dengan pandangan masih menatap pintu.
"Ya, lakukan saat aku yang memintanya. Kau tidak bisa menghentikan seorang Jessie sampai dia sendiri yang ingin berhenti."
"Aku sudah sejauh ini. Bagaimana bisa kau memintaku berhenti," ucapnya datar.
-
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
R yuyun Saribanon
keren jess
2023-05-20
1
*blank*
❤️❤️❤️
2022-10-20
2