Setelah acara berakhir, sudah bisa ditebak seperti apa malam pertama mereka. Tidak ada hal-hal yang biasa dilakukan pasangan baru. Kini keduanya sudah terbaring tidur dengan posisi masing-masing tanpa melepas gaun dan setelan mereka.
Jessie dengan posisi telungkup di atas ranjang, masih berhias make up diwajahnya tidak peduli apapun selain menutup matanya. Begitupun Xavier yang tertidur asal di atas sofa.
Sampai ponsel salah-satunya berbunyi. Xavier tersadar sambil mengulurkan tangannya ke atas meja.
"Halo," jawabnya dengan suara serak, membuat salah paham di ujung sana.
"Sayangg! Kalian melakukannya?!" Rupanya Miranda.
"Melakukan apa?" Xavier menahan kantuk dengan lengan menutupi wajahnya.
"Kau menyentuhnya, wanita itu!" pekiknya.
"Apa yang kau bicarakan?" kesalnya.
Tutt ... Tanpa rasa bersalah Xavier mengakhiri panggilan sepihak begitu saja. Ia sangat lelah saat ini. Bukan waktunya untuk berdebat.
Saat ingin melanjutkan tidurnya, Xavier tersadar jika belum membersihkan diri bahkan berganti pakaian. Pantas saja ia merasa gerah sejak tadi.
Kantuknya hilang perlahan, apalagi saat melihat seorang wanita di atas ranjang yang selama ini ia tiduri sendiri kini terisi seseorang yang telah berstatus istrinya.
Jika diperhatikan seperti ini, Jessie ternyata memang sangat cantik. Sejak berjalan di altar sebenarnya Xavier sudah terpesona, hanya saja pria itu enggan mengakuinya.
"Hei ... bangun!" Xavier menggoyangkan bahu Jessie agak kuat.
Wanita itu bergumam, "Lima menit lagi, bibi." Mungkin dia lupa jika sudah menikah.
"Cih! Bibi! Yang benar saja. Aku bukan bibimu!" Xavier mengumpat tidak jelas.
Baru hendak menyentuh Jessie lagi, wanita itu kembali bergumam dalam tidurnya. "Mom ... Dad ... Tunggu aku."
Tangan Xavier yang terulur tertarik kembali. Xavier ingat jika Jessie tidak memiliki keluarga lagi. Begitu yang dikatakan ibunya. Itu sebabnya tidak ada seorang pun yang datang di hari pernikahan Jessie.
Sebenarnya apa alasan Jessie bersedia menikah, padahal menolaknya akan mendapat keuntungan besar. Jika hanya sekedar keinginan orang tua seperti perkataan Jessie kala itu, Xavier tidak yakin.
"Ck! Tidak ada wanita yang ku izinkan tidur di ranjang ku. Kau beruntung!"
Xavier mengurungkan niatnya membangunkan wanita itu dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
**
Jessie membuka matanya yang lengket dengan malas. Rasanya tidur hari ini tidak begitu nyenyak. Ia bermimpi telah menikah dengan pria yang menyebalkan menurutnya.
Saat berbalik badan, kening Jessie berkerut. Ini bukan kamarnya. Sedetik kemudian ia terduduk dengan wajah terkejut.
"Oh God! This is not a dream!"
"Sudah sadar?"
Reflek kepalanya menoleh ke asal suara. Xavier dengan rambut basah sedang duduk di sofa menatapnya.
Buk!
Tiba-tiba Xavier berdiri dan melempar sebuah handuk kearahnya hingga menimpa wajahnya.
"Hei!" bentak Jessie marah.
"What? Jaga sikapmu. Aku suamimu sekarang."
Jessie tersenyum sinis. "Kau mengakuinya tanpa kuminta? Atau kau mencoba mengendalikanku?"
"Mengendalikan?" Xavier terkekeh, "aku tidak tertarik mengendalikan gadis liar sepertimu!"
"Bersihkan dirimu! Pakaian mu sudah ada di lemari."
"Kau beruntung! Tidak ada yang berani memerintahku," ucapnya bergumam sembari menyeret gaunnya turun. Jessie tidak melihat Xavier yang mengerjit heran akibat ucapannya.
"Bantu aku lepaskan gaun ini." Berdiri membelakangi Xavier.
"Kau gila!"
"Why? Kau takut?" Jessie memasang wajah mengejek.
"Untuk apa?"
Jessie berbalik menghadapnya. "Kita sudah menikah. Aku tidak keberatan jika kau mau—"
"Omong kosong!" potong Xavier seraya membalikkan tubuh Jessie agar kembali membelakanginya. Jessie menahan senyum.
Srett ....
Xavier menarik turun resleting gaun Jessie hingga ke pinggang. Hanya melihat punggung mulus itu saja sudah membuat jantung Xavier berdetak kencang.
"Berbeda dengan milik wanita-wanita itu, kan?" tanya Jessie mengejek. Lamunan Xavier seketika buyar.
"Tidak ada bedanya!" Xavier pergi begitu saja setelah mengatakannya.
Jessie menatap kepergiannya dengan jengah.
"Pria itu lebih bodoh dari yang kukira." Jessie menggeleng, hahh ... Malam pertama macam apa ini." Menghela nafas seraya melangkah ke kamar mandi.
-
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
dewi
ini bukan mimpi kali 🤦
2023-12-03
0
syh 03
seruuuuu
2022-12-24
1
*blank*
🤭🤭🤭
2022-10-20
1