Buk!
Xavier meletakkan dengan kasar sebuah map di atas meja. Wanita di depannya tidak bergeming atau terkejut sama sekali.
Hari ini pertemuan mereka. Xavier setuju untuk menikah. Rachel tentu bersemangat dan langsung mengatur pertemuan mereka tanpa peduli dengan jadwal masing-masing.
Jessie berhenti menyesap jus nya dan membuka map yang diberikan Xavier. Seperti dugaannya, pria ini ingin kesepakatan.
"Kau penggemar novel atau drama?" Pertanyaan pertama yang diajukan Jessie membuat Xavier mengerjit.
"Tidak keduanya," jawabnya datar.
"Tanda tangani surat itu dan lakukan keinginan orang tua itu. Jangan berharap aku akan menerimamu. Aku juga terpaksa!"
Jessie tidak bersuara. Sulit bagi Xavier menebak reaksinya. Jujur wanita ini sedikit aneh dari kebanyakan wanita yang ia kenal. Tapi wajah cantik menjadi bonus tersendiri.
"Baiklah. Aku akan bicara pada Rachel agar tidak ada pengucapan sumpah." Jessie akhirnya bicara.
"Apa katamu? Bagaimana mungkin ada pernikahan tanpa sumpah." Baru saja ia berkata wanita ini aneh, sudah terjadi hal aneh lagi.
"Disini tertera pernikahan hanya berjalan selama setahun, sedangkan bagiku pernikahan adalah seumur hidup dan hanya sekali. Jadi aku tidak ingin mengucap sumpah yang berakibat Tuhan akan menghukumku karena melanggar sumpahnya," jelas Jessie. Xavier tak dapat berkata-kata. Sebenarnya wanita seperti apa yang diberikan oleh ibunya.
"Mr. Xavier Johansson. Aku hanya punya dua pilihan. Kita menikah dengan kewajiban yang seharusnya atau tidak sama sekali." Jessie tersenyum sembari menggeser map berisi surat perjanjian itu menjauh.
Aku tidak ingin melakukan hal yang sia-sia! Mungkin itu sudah menjadi moto hidupnya selama 25 tahun ini.
"Waktuku tidak banyak. Aku masih harus bekerja. Jadi silahkan pikirkan sebaik mungkin." Jessie berdiri dari tempatnya dan hendak pergi.
Sial! Xavier tidak pernah di perlakukan seperti ini. Wanita ini bertingkah seolah diatasnya.
"Siapa namamu?" Pertanyaannya membuat Jessie kembali duduk. Sebenarnya pria ini buta jika benar-benar menolaknya. Tidak tahukan bahwa ia menjadi incaran para pemuda kaya. Bahkan para investornya tak jarang menawarkan anak mereka seperti merk ternama.
"Jessie Milen."
"Apa pekerjaanmu?"
"Manager," jawab Jessie tanpa ragu.
Hanya Manager?
"Kau sedang meremehkanku?" tebaknya memincing.
"Tidak."
"Wajahmu meragukan."
Xavier mendelik tidak suka. "Bagian mananya yang meragukan?!"
"Kau seperti bilang ... Hanya Manager!" Jessie bicara seolah ia adalah Xavier.
Apa dia cenayang atau terlalu peka? Xavier sedikit terkejut.
"Jangan meremehkanku, Mr. Johansson. Jika aku berkualifikasi rendah, aku tidak akan masuk dalam daftar keluargamu."
Benar juga. Tapi apa pedulinya! Toh mereka akan berpisah.
"Kau terlalu berburuk sangka." Xavier menyangkal.
"Keinginanku masih sama. Mungkin kau akan berubah pikiran. Jadi bawa ini bersamamu." Xavier tidak menyerah, jadi menggeser map berisi perjanjian itu pada Jessie.
Jessie masih berusaha tersenyum meski hatinya sangat ingin mencekik pria ini.
"Sebenernya, Mr. Johansson ... Setuju atau tidak, aku tidak akan rugi apapun." Xavier terlihat tertarik. "Karena tuan besar berjanji akan memberikan sebagian sahamnya sebagai kompensasi penolakanmu." Kali ini Xavier terkejut bukan main, bahkan matanya membola tidak percaya.
"Aku bisa saja menolak, tapi aku kasihan padamu yang harus kehilangan setengah saham secara sia-sia hanya karena penolakan. Tapi sepertinya kau tidak setuju dan menolak, itu sebabnya membuat surat perjanjian." Jessie terus berbicara.
"Kita hentikan sampai disini saja. Semoga bisa menjadi rekan yang baik di masa depan sebagai pemegang saham. Aku permi—"
"Kapan kau ingin menikah?"
Jessie yang sudah hampir berbalik tersenyum penuh kemenangan. Langkah pertama berjalan dengan baik.
-
-
-
-
"Sial, sial, sial!" Jessie *******-***** bantal sofa gemas. "Mom tahu dia melempar surat perjanjian itu dengan percaya diri! Dia pikir aku wanita seperti apa?!"
"Seharusnya kau bersikap seperti itu di depannya tadi." Rachel berkomentar. "Tapi intinya kita menang, Jes."
Jessie menarik nafas lalu menghembuskan pelan. "Tenang Jessie. Kalian belum menikah. Pikirkan cara membuatnya berlutut." Jessie menasehati diri sendiri.
Rachel menggeleng. Wanita ini sebenarnya mempunyai banyak wajah.
"Jessie ... Kau tahu Mom hanya mempercayaimu, kan. Kau berbeda dengan wanita kebanyakan yang mungkin sulit bertahan dengan Xavier."
"Jangan menjilat, Mom."
"Aku tidak menjilat! Kupikir kau cocok membuat pria itu berubah. Kau pintar, cerdas, dan berani. Xavier pasti sulit melawanmu!" Untuk putranya yang keras kepala itu, Jessie adalah solusinya.
"Berdoa saja aku tidak mati muda." Jessie berdiri dari duduknya.
"Tenang saja."
"Nona, rapat dimulai 5 menit lagi." Sekretarisnya kebetulan muncul.
"Sekarang?!" Sekretaris itu mengangguk.
"Mom bantu aku!" Rachel segera berdiri, membantu Jessie memperbaiki penampilannya. Bahkan Jessie ikut mengatur raut wajahnya agar tetap berwibawa.
"Baik! Ayo pergi." Jessie keluar lebih dulu dengan wajah datar.
Sekretaris itu berusaha menahan tawa. Andai semua orang tahu sifat lain di belakang Nona nya ini, pasti akan sulit percaya.
"Memang calon menantuku." Rachel tersenyum bangga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
@nkM@k
q lanjut disini ka 😁
2023-09-02
0
Arin
nah ini novel yg slma ini sy cari,peran wnita kuat juga tegas....novel author bgus"critny🥰
2023-08-25
0
Purwati Ningsih
Othorr.. aq mampir dsni jg 😊❤😘
Aq sangat suka dgn karya"mu yg menampilkan tokoh wanita kuat n ga mudah di tindas. Krn itu jv mewakili karakter aq 😂😜
2023-05-18
1