Nomor tak Dikenal

Suara ketukan sepatu menggema memenuhi ruangan yang beberapa saat lalu ditempati Jessy. Kini, kamar dengan dominan warna putih kebiruan itu tampak lengang. Tidak ada lagi sosok Jessy, hanya Athana yang baru saja menapak di sana. Itu pun tidak membawa kehangatan, sekadar wajah dingin penuh kecewa yang ia tampilkan. Jangankan makhluk bernyawa, debu dan udara saja enggan menyapa.

Dengan tatapan tajam dan bibir yang tetap mengatup rapat, Athana berjalan menuju meja. Di sana, ada shoulder bag milik Jessy. Athana tak ragu mengambilnya dan mengacak-acak isinya.

Bibir Athana mengulum senyum saat menemukan ponsel Jessy. Pasti tersimpan banyak privasi, pikirnya. Lantas, dia duduk di sofa sambil menyilangkan kaki. Rasa lelah setelah membereskan mayat Jessy, sedikit terobati saat menemukan ponsel lawan. Athana sudah tak sabar untuk mengorek informasi tentang rencana keji dari seorang Johan Smith.

Papa : Jessy!

Satu pesan masuk dan terlihat dari jendela notifikasi. Athana hendak membukanya, tetapi sayang terhalang sandi. Athana berdecak kesal, lantas berpikir angka berapa yang kira-kira dipakai Jessy.

"Dilihat dari sifatnya, sandi ini pasti berhubungan dengan tanggal penting. Dan mengingat pengakuannya tadi, sepertinya dia sangat mencintai Alex. Besar kemungkinan, sandi ini berhubungan dengan lelaki brengsek itu," batin Athana.

Pertama kali mencoba, Athana memasukkan tanggal lahir Alex. Salah! Athana mengernyit dan kembali berpikir. Jika ulang tahun Alex salah, tidak mungkin juga ulang tahun Jessy sendiri. Lantas, tanggal apa yang dia pakai?

"Tanggal jadi antara dia dan Alex."

Athana mengembuskan napas kasar setelah menemukan dugaan yang mendekati benar. Pasalnya, ia tak tahu tanggal berapa Jessy dan Alex mulai menjalin hubungan.

Setelah cukup lama berpikir, Athana memasukkan tanggal di mana Jessy pertama kali mengenakan kalung dengan liontin bulan sabit. Saat-saat sebelumnya, Jessy sangat senang bergonta-ganti aksesori. Namun, kalung bulan sabit itu tidak pernah dilepas sampai sekarang, sampai dia meninggal. Athana yakin kalung tersebut dari Alex. Beruntung saat itu bertepatan dengan misi besar, jadi Athana mengingat tanggalnya.

Akan tetapi, Athana kembali kecewa karena sandi yang ia masukkan salah.

"Sial!" umpat Athana sambil melempar kasar ponsel Jessy. Lantas, dia memijit pelipis sembari berpikir lebih keras lagi.

"Ulang tahunku," cetus Athana beberapa saat kemudian.

Dia ingat tahun lalu Alex pernah telat merayakan ulang tahunnya karena ada urusan di markas, urusan yang sama sekali tidak dikatakan secara jelas. Dulu Athana pikir urusan itu berkaitan dengan misi, tetapi entahlah.

"Sialan kamu, Lex. Setulus itu aku mencintaimu, tapi kamu anggap apa?" geram Athana ketika berhasil membuka ponsel Jessy. Ternyata benar, tanggal jadi mereka sama persis dengan hari ulang tahunnya. Sebuah penghinaan yang sangat besar.

"Tahu begini aku tidak membunuhmu dengan mudah, Lex. Dasar pembohong! Pengkhianat!" Amarah Athana makin membara. Jiwa kemanusiaannya terbakar habis, hingga kini yang tersisa hanya dendam kesumat.

Detik berikutnya, Athana mulai mengotak-atik ponsel tersebut. Namun sayang, tidak ada satu pun pesan yang penting. Bahkan, pesan dari Johan juga hanya satu dan bersisi 'Jessy' saja. Athana tak bisa mendapatkan petunjuk dari sana.

Tak lama kemudian, ponsel itu berdering, ternyata Johan yang menelepon. Athana mengabaikannya begitu saja, lalu mengirim pesan setelah beberapa saat berlalu.

Jessy : Aku masih gagal, Pa. Aku butuh satu barang lagi agar berhasil. Malam ini aku akan pulang dan rencana akan kulanjut besok. Nanti sekalian kita bicara, Pa, ada hal penting yang ingin kudiskusikan dengan Papa.

Tulis Athana kepada Johan. Dia menyamar sebagai Jessy.

Tanpa menunggu balasan dari Johan, Athana bergegas keluar kamar dan menuju garasi. Tak lupa ia bawa serta kunci mobil dan ponsel milik Jessy.

Athana masuk ke mobil Jessy dan mengemudikannya dengan kecepatan tinggi. Dia menembus malam yang dingin dan lengang, tanpa sedikit pun rasa takut.

Sekitar setengah jam perjalanan, Athana tiba di tempat sepi. Tidak ada rumah warga atau bangunan lain, sekadar pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang jalan. Tempat itu merupakan jalan menuju markas Red.

Athana keluar dan meninggalkan ponsel Jessy di bangku kemudi. Lantas, dia menyalakan korek api dan menyulut bangku yang sudah dilumuri minyak gas. Setelah api mulai menyala, Athana berlari meninggalkan mobil tersebut. Tidak peduli dengan rasa lelahnya, Athana terus menyusuri jalan dan kembali ke kediaman. Ia biarkan mobil terbakar dan meledak dengan sendirinya.

Bukan tanpa alasan Athana rela berjalan hingga puluhan kilo dan tidak meminta bantuan, melainkan karena tidak ada orang yang bisa ia percaya. Bawahan yang bekerja di rumahnya, dulu adalah orang-orangnya Johan. Athana tidak mau rencananya gagal karena mulut mereka.

Ketika fajar hampir menyingsing, Athana baru tiba di rumahnya. Ia tak bisa lewat pintu gerbang karena ada penjaga di sana, terpaksa Athana memanjat tembok yang cukup tinggi. Sangat melelahkan.

Setelah berjuang cukup lama, Athana masuk lewat pintu belakang. Bermodalkan kunci cadangan, akhirnya ia tiba di kamar dengan selamat. Namun, belum berhenti di situ saja. Athana masih harus mengotak-atik jejak CCTV dan membuatnya hilang permanen.

Nomor tak dikenal : Hati-hati! Alat yang diciptakan Mike lebih mengerikan dari yang kau bayangkan.

Athana tertegun saat mendapat pesan dari nomor yang tak dikenal. Siapa gerangan? Mengapa tahu dengan rencananya?

"Apakah orang-orang di sini ada yang menyadari perbuatanku tadi?" batin Athana dengan perasaan cemas. "Tapi, kata-kata ini seakan-akan dia ada di pihakku."

Setelah berulang kali membaca pesan tersebut, Athana menyadari satu hal, yakni barang-barang Jessy. Athana pun langsung bangkit dan menuju kamar sebelah. Tanpa membuang waktu, Athana mengeluarkan semua barang dari koper Jessy. Tak lama berselang, pandangan Athana tertuju pada botol kaca sebesar ibu jari.

"Apa ini?" gumam Athana sambil meraih benda tersebut.

Jika diamati, botol itu berisi asap yang kemerahan. Athana yakin itu bukan asap biasa.

"Aku bisa masuk dalam dunia novel karena menghirup asap pembakarannya, dan ... ini juga asap. Pasti ada efek mengerikan dari asap ini. Tapi ... kenapa Jessy tidak menggunakannya?" ucap Athana dengan pandangan yang tak teralihkan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

YNa Msa

YNa Msa

Kemungkinan pemuda yg ke tabrak Athana

2024-01-26

0

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

endingnya tetap penuh teka teki. the best 👍👍👍

2024-01-17

1

Munawarah Rara

Munawarah Rara

jangan jangan Alex Mash hidup

2022-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!