harapan dari dukungan nenek

Karena pada akhirnya hal yang di pikirkan Arga memang terjadi. Hari ini tepat pukul satu siang, Tiara datang ke kantor dengan Meri. Bahkan kedatangannya mampu membuat seluruh karyawan menunduk hormat. Tentu bukan hormat kepada Tiara, melainkan kepada seseorang yang berjalan di samping nya. Meri tentu saja. Senyum sadis nya pun masih terlihat.

“Nenek? Ada urusan apa kemari?” tanya Arga. Ia menutup kembali berkas yang akan di tandatangani. Raut wajahnya sudah terlihat masam.

Dion yang sedang menyusun beberapa file di laptop sontak langsung berdiri. Ia juga sangat terkejut dengan kedatangan Meri.

“Selamat siang Nyonya.” Sapa Dion membungkuk sopan. Meri tak menjawab. Hanya melempar sedikit senyum tadi. Dion memilih duduk kembali di sofa dan melanjutkan tugasnya.

“Kau tidak mau menyambut kedatangan kekasihmu?” tanya Meri. Ia menarik pergelangan tangan Tiara.

“Untuk apa? Hampir setiap hari dia kemari.” Jawab Arga acuh.

Tiara sudah pasti akan tahu jawabannya. Dia sendiri sudah mbesengut. Ada Meri atau tak ada Meri barangkali akan tetap sama saja.

“Lihatlah Nek, dia selalu seperti itu padaku.” Keluh Tiara. Merengek mungkin akan membantu.

Ck! Kau sedang mencari kesempatan. Aku tahu itu!

“Aku sangat sibuk, lebih baik kalian keluar dari kantorku.” Arga sudah berdiri menumpuk berkas yang tadi. Kepalnya Ia arahkah ke pintu, menunjuk tanda mengusir mereka berdua.

Meri mengusap pundak Arga. “Ini jam makan siang, Temani dia makan, demi Nenek.”

“Ayolah Ga, jangan mengacuhkanku begitu.” Tiara ikut mengelus pundak Arga.

“Dua orang itu sungguh merepotkan.” Batin Dion.

Kalau tak di turuti, bisa bisa mereka berdua akan terus di sini sampai sore nanti. Arga akhirnya mengalah dan menuruti Meri. Sepertinya Tiara langsung tersenyum puas. Setidaknya ada peluang sedikit dengan bantuan Meri.

“Jangan menggandengku.” Arga mengibaskan tangan Tiara.

“Tapi kau ini kan kekasihku.” Tiara kembali meraih lengan Arga.

“Itu menurutmu.”

Mereka sudah duduk dan memesan makanan di sebuah restoran tak jauh dari kantor Arga. Setiap jam makan siang pun Arga pasti kemari. Dan itu lah sebabnya hari ini banyak pengunjung lain yang meliriknya karena Ia datang bersama Tiara.

“Tumben Tuan Arga kesini bersama Nona Tiara?” tanya salah satu pengunjung di kursi no 5 dengan temannya.

“Iya, Mungkin hubungan mereka sudah membaik.” Jawab nya.

“Berhentilah bergelayut padaku, kau tidak malu di lihat banyak orang?” hardik Arga. Ia sedikit mendorong Tiara menjauh.

Tiara menghentakkan kaki kesal. Lirikan dari pengunjung lain semakin membuat nya kesal. Arga sangat keterlaluan, di depan banyak orang pun masih acuh. Ini lebih baik dari pada sok baik dan akan membuat Tiara berfikir akan ada harapan untuk nya. Makan siang mereka lakukan dengan khidmat. Tak ada salah satu dari mereka yang bicara. Arga sendiri memilih fokus dan menikmati makan siang nya. Kalau bercengkerama dengan Tiara bisa bisa nafsu makan hilang entah kemana.

“Arga! Basahkah kau sedikit simpati padaku?” tanya Tiara sebelum satu suapan terakhir masuk ke mulut nya.

“Jangan mengajakku bicara saat makan.”

Huh! Selalu seperti itu. Berilah sedikit celah untukku! Kau tega sekali.

“Arga? Kau disini?” Tanya Santi saat baru datang ke restoran. Di sampingnya ada Mona yang tampilannya terlihat berantakan.

Tiara hanya bisa mendengus melihat mereka berdua datang. Hanya dengan Arga pun sulit bicara. Apa lagi ini ada mereka. Sial sekali.

“Tumben Ibu kemari? Biasanya makan di butik?” tanya Arga. Menyuap satu sendok makanan lagi.

Kau bilang jangan bicara saat makan. Sangat tidak adil.

Tiara berusaha senyum secerah mungkin. Ini kan di depan calon mertua di masa mendatang. Bersikaplah baik. Begitulah kira kira.

“Mari duduk Bibi...”

“Baiklah, sini sayang, kau duduk disini.” Santi menarik Mona dan menyuruh duduk di samping Arga.

“Kenapa bocah tengil ini harus ikut?” batin Tiara.

“Halo kak.” Sapa Mona dengan deretan gigi putihnya.

“Menyingkirlah! Kau seperti gembel.” Keluh Arga usai melirik wajah Mona yang berantakan.

Mona mendengus. “Inikan gara gara aku bertengkar tadi, Aku tidak sempat merapikan rambutku.” Jelas Mona. Bibirnya masih maju beberapa cm ke depan.

“Kalau seperti ini aku akan terlihat seperti orang asing.” Batin Tiara. “Aku pergi dulu, Aku ingat ada pekerjaan.” Tiara bangkit. Melempar senyum lalu pergi.

Bisa-bisa aku menjamur kalau terus duduk disana. Lebih baik besok aku minta tolong lagi pada Nenek.

“Kak!” panggil Mona. Mulutnya penuh dengan ayam goreng yang tak lama di antar oleh pelayan.

“Hmm.”

“Kau tahu tidak...”

“Tidak.”

Santi terkekeh sendiri. Tapi Ia tak menoleh, dan hanya fokus pada makan siangnya.

“Aku tadi bertengkar di sekolah, Aku melawannya, itu kan yang di suruh Kakak kemarin.” Cerocos Mona. Satu kakinya sudah di tekuk di angkat di kursi.

“Lihat! Rambutku sampai kusut begini, kan menyebalkan.” Mona terus saja berbicara tanpa memberi celah.

“Untung tadi Ibu datang, kalau tidak mungkin...” Mona tiba tiba tertunduk.

Santi tersenyum dan mengusap lembut rambut Mona. “Makan lah dulu sayang, kau bisa ceritakan nanti.”

“Baik Bu...”

“Kenapa kau sangat cerewet.” Keluh Arga. Mengamit kunci mobil lalu berdiri dan pergi meninggalkan mereka berdua.

“Apa aku sangat cerewet, Bu?” tanya Mona usai kepergian Arga.

“Tidak sayang, kau hanya banyak bicara saja.” Santi terkekeh sambil menutup mulutnya.

Mona meneguk minuman. “Ibu bisa saja.” Mona tertawa tanpa sadar menepuk pundak Santi.

Akhirnya Kau bisa kembali ceria. Bahkan kau sudah tak sungkan lagi padaku.

“Mari Kita pulang.” Ucap Santi. Tas selempangnya Ia sampirkan lagi di pundaknya. “Kita pulang dan Kau rapikan tampilanmu.”

Mona nyengir. Menyisir rambutnya dengan jemarinya. Bahkan karet rambutnya sudah hilang entah kemana tadi. “Baiklah Bu...”

Setelah berpisah dari pertemuannya dengan Arga tadi, Tiara langsung pergi ke rumah Hutomo. Meri pasti sudah di sana. Yang lain mengacuhkan nya tak apa, setidaknya ada Meri yang bisa Ia hasut untuk membantunya mendekati Arga. Biarpun Arga cuek, tapi Ia sering menuruti kemauan Nenek nya. Bukankah ini kesempatan bagus?

“Nenek!” Panggilnya dan langsung menghampirinya di pinggir kolam. Disana sudah ada Radit yang sedang bermain robot mainannya.

“Hei sayang, kau kemari? Dimana Arga?” Tanya Meri.

Setelah mendongak dan melihat siapa yang datang, Radit langsung memilih tak peduli dan kembali pada mainannya.

“Arga langsung balik ke kantor Nek, Makanya aku kemari.” Jawab Tiara.

“Kemarilah, duduk di sampingku.” Meri menepuk kursi panjang di samping nya.

“Nek...”

“Iya sayang, ada apa?”

“Bisakah Nenek membujuk Arga untuk lebih cepat menerimaku?” tanya Tiara. Ia menggenggam tangan Meri. Matanya berkedip sayu menunjukkan raut wajah penuh harap.

Meri mengusap lembut pipi Tiara. “Pasti sayang, kau tak usah khawatir, Nenek pasti membantumu.”

“Terimakasih Nek.”

“Maaf Nyonya, ada panggilan telpon untuk Anda.” Ucap bodyguard nya. Meri menerima ponsel yang di sodorkan bodyguard nya. Ia berdiri. Berjalan di tepi kolam renang.

“Bagaimana? kau sudah tahu kabar mereka?” tanya Meri pada penelpon.

“Sudah Nyonya, sayangnya dari informasi yang Ku dapat, perusahaan itu sudah berpindah tangan.” Jawab dari seberang.

“Benarkah? Siapa yang memegang perusahaan itu sekarang?” tanya Meri. Ia sudah duduk kembali di samping Tiara. Tiara hanya mengamatinya.

“Di pegang oleh Kakak iparnya.”

Tut. Telpon sudah tertutup. Meri menyerahkan kembali ponselnya kepada bodyguard nya.

“Telpon dari siapa, Nek?” tanya Tiara.

“Hanya urusan kantor, Aku tinggal dulu, kau disini tunggu Arga datang.” Ucap Meri.

“Nenek mau kemana?”

“Nenek ada urusan sebentar.”

Tiara terdiam. Ia hanya mengamati langkah Meri yang di ikuti bodyguard nya hingga mereka menghilang di balik pintu. Jari telunjuk Tiara menusuk pipi nya sendiri. Ia bertanya kemana Nenek akan pergi. Sepertinya sangat penting.

“Mau pergi kemana Nenek? Aku datang tapi di tinggal pergi.” Gumamnya lirih.

Terpaksa Tiara memilih pergi dan pulang ke

rumah. Kalaupun nanti Arga pulang, tak ada Meri pun akan percuma.

Meri sudah siap dengan setelan jas dan rok selutut. Ia pergi setelah mencium kening Radit yang sedang bermain sendiri. “Nenek pergi sebentar, Mungkin Nenek tidur di apartemen nanti.”

Meri melangkah. Membuka mobil duduk dengan tenang. Ia sudah memantap kan tujuan apa yang membuatnya datang ke negara ini. Dan ini harus segera terselesaikan.

****

Terpopuler

Comments

Ina Misnaeni

Ina Misnaeni

ada ke perluan apa ya samapi tergesa2 gitu neneknya arga

2021-09-21

0

🔼яσмℓαн°ƒєα🐬

🔼яσмℓαн°ƒєα🐬

makin seruuu

2021-08-23

0

Ella18.

Ella18.

nenek meri pasti mencari tau tentang perusahaan joanda aghata (perusahaan ortu nya mona)

2021-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Monalisa dalam pilu
2 2. Pertemuan awal
3 3. Tiara vs Arga
4 4. Merasa Aman
5 5. Adik baru
6 6. Berbelanja dengan kak Arga
7 7. Perasaan Dika
8 8. Sekolah dan teman baru
9 9. Apakah itu Mona?
10 10. Apakah itu Mona? 2
11 11.Di jual paman
12 12.Rencana bekerja sama
13 13.Tiara masih berusaha
14 14.Membeli pembalut
15 Bertemu Meri
16 Menyetubuhinya diam-diam
17 Bertemu Bibi (perkelahian dengan Tika)
18 harapan dari dukungan nenek
19 Ke kantor Arga
20 Siapa Aura
21 Album kenangan
22 Lupa bawa uang!
23 Siapa Aura
24 Dan siapa Cia?
25 Pupus harapan Tiara
26 Awal kehancuran Agus
27 Akhirnya bertemu kembali
28 Pengumuman!
29 Melihat Nenek
30 Datang kerumah Arga
31 Kecupan di pipi
32 Rayu Arga lagi
33 Andi dan Fani
34 Bertemu paman lagi
35 Tiara penasaran
36 Bertemu Cia
37 Kau menjadi Milikku
38 Tiara mengancam!
39 Luka di punggung
40 Itu memang Mona
41 Ikut pergi ke bioskop
42 Kecupan di bibir
43 Keluar dari kamarku!
44 Menemukan cucu Erik
45 Seseorang membawa Mona
46 Mencari Mona
47 Menemukan Mona 2
48 Menghilangkan Bekas
49 Mona Pulang...
50 Penjelasan Tiara
51 Amarah Meri
52 Datang ke pesta (Ciuman Buas)
53 Just info!
54 Cium Aku Dengan Lembut
55 Rencana terselubung
56 Mabuk
57 Jangan lihat tubuh kakakku
58 Apa kau menyukai Mona, Arga?
59 Jadi waktu itu, adalah Aura.
60 Pulang, tapi menangis
61 Memang Cia
62 Video itu tersebar
63 Marah lagi
64 siapa yang menyebarkan?
65 Bertanggung jawab.
66 Nenek mendekat
67 Melabrak!
68 Selalu hanyut
69 Bukan murahan
70 Berhenti mencium
71 Sandiwara
72 Pergi dengan Nenek
73 Selalu Aura
74 Cerita Nenek
75 Yang Pernah Arga Rasakan
76 Jangan ikut sertakan Mona
77 Maafkan Aku
78 Marah lagi
79 Mencari Baron
80 Sedang Apa Kalian?
81 Bisa Gila
82 Membingungkan
83 Undangan
84 Masih menguping
85 Aku tidak takut
86 Kembali ke rumah dulu
87 kenapa lagi?
88 Yang terjadi
89 Kelaparan
90 siapa Subastian
91 Kebetulan
92 Cemburu?
93 Setan kecil
94 Persiapan!
95 Dengarkan!
96 Gaun untuk Tiara
97 Terlambat
98 menipu
99 Hati hati
100 Apa itu pernikahan?
101 Panas!
102 Masih 15 tahun
103 Acara pernikahan
104 terasa panas
105 Robohnya Agus
106 Bocah!
107 Aku Mencintaimu
108 Pengumuman!!!!
109 Pengumuman!
110 Ektra part (Arga dan Mona)
111 Cover Dan Give Away!!!
112 Rilis Season Dua
113 Melanjutkan Season 2 yang masih Gantung
Episodes

Updated 113 Episodes

1
1. Monalisa dalam pilu
2
2. Pertemuan awal
3
3. Tiara vs Arga
4
4. Merasa Aman
5
5. Adik baru
6
6. Berbelanja dengan kak Arga
7
7. Perasaan Dika
8
8. Sekolah dan teman baru
9
9. Apakah itu Mona?
10
10. Apakah itu Mona? 2
11
11.Di jual paman
12
12.Rencana bekerja sama
13
13.Tiara masih berusaha
14
14.Membeli pembalut
15
Bertemu Meri
16
Menyetubuhinya diam-diam
17
Bertemu Bibi (perkelahian dengan Tika)
18
harapan dari dukungan nenek
19
Ke kantor Arga
20
Siapa Aura
21
Album kenangan
22
Lupa bawa uang!
23
Siapa Aura
24
Dan siapa Cia?
25
Pupus harapan Tiara
26
Awal kehancuran Agus
27
Akhirnya bertemu kembali
28
Pengumuman!
29
Melihat Nenek
30
Datang kerumah Arga
31
Kecupan di pipi
32
Rayu Arga lagi
33
Andi dan Fani
34
Bertemu paman lagi
35
Tiara penasaran
36
Bertemu Cia
37
Kau menjadi Milikku
38
Tiara mengancam!
39
Luka di punggung
40
Itu memang Mona
41
Ikut pergi ke bioskop
42
Kecupan di bibir
43
Keluar dari kamarku!
44
Menemukan cucu Erik
45
Seseorang membawa Mona
46
Mencari Mona
47
Menemukan Mona 2
48
Menghilangkan Bekas
49
Mona Pulang...
50
Penjelasan Tiara
51
Amarah Meri
52
Datang ke pesta (Ciuman Buas)
53
Just info!
54
Cium Aku Dengan Lembut
55
Rencana terselubung
56
Mabuk
57
Jangan lihat tubuh kakakku
58
Apa kau menyukai Mona, Arga?
59
Jadi waktu itu, adalah Aura.
60
Pulang, tapi menangis
61
Memang Cia
62
Video itu tersebar
63
Marah lagi
64
siapa yang menyebarkan?
65
Bertanggung jawab.
66
Nenek mendekat
67
Melabrak!
68
Selalu hanyut
69
Bukan murahan
70
Berhenti mencium
71
Sandiwara
72
Pergi dengan Nenek
73
Selalu Aura
74
Cerita Nenek
75
Yang Pernah Arga Rasakan
76
Jangan ikut sertakan Mona
77
Maafkan Aku
78
Marah lagi
79
Mencari Baron
80
Sedang Apa Kalian?
81
Bisa Gila
82
Membingungkan
83
Undangan
84
Masih menguping
85
Aku tidak takut
86
Kembali ke rumah dulu
87
kenapa lagi?
88
Yang terjadi
89
Kelaparan
90
siapa Subastian
91
Kebetulan
92
Cemburu?
93
Setan kecil
94
Persiapan!
95
Dengarkan!
96
Gaun untuk Tiara
97
Terlambat
98
menipu
99
Hati hati
100
Apa itu pernikahan?
101
Panas!
102
Masih 15 tahun
103
Acara pernikahan
104
terasa panas
105
Robohnya Agus
106
Bocah!
107
Aku Mencintaimu
108
Pengumuman!!!!
109
Pengumuman!
110
Ektra part (Arga dan Mona)
111
Cover Dan Give Away!!!
112
Rilis Season Dua
113
Melanjutkan Season 2 yang masih Gantung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!