Setelah kedatangan Mona, suasana rumah Hutomo menjadi lebih ramai. Bahkan Santi pun tak menyangka bahwa Mona adalah seorang gadis yang periang. Wajah takut dan tertunduk pun sudah tak nampak lagi. Semua itu membuat Santi bersyukur karena telah di pertemukan dengan Mona. Dari Ruang makan santi mengamati tingkah konyol Mona yang sedang bermain ular tangga dengan Radit.
“Giliranku sekarang, kak!” Ucap Radit sambil mengocok dadu putih.
“Ah! Aku dapat enam titik, yeeeiii!!”
“Kau pasti curang kan?” selidik Mona ketika Radit dua kali mendapatkan titik enam.
“Aku tidak curang kak, ah... ampun... geli kak...” teriak Radit. Ia sudah berguling guling karena gelitikan jemari Mona.
“Aku pulang.”
Ketiganya menoleh. Hutomo masuk dan tersenyum pada mereka.
“Kau sudah pulang, sayang.” sambut Santi lalu membantu membawakan tas. “Masuklah.. kau mandi lalu makan.”
“Iya...”
Cup... satu kecupan mendarat di kening Santi.
“Ciee... Ibu... aku cemburu lho.” Ledek Mona. Kini Ia semakin berani menunjukkan siapa dirinya, yaitu gadis periang dan usil.
“Kau Ini.” Santi mengulum senyum.
“Ayah, kenapa cuma Ibu yang ayah cium?” protes Radit.
“Sekarang lau jadi manja setelah ada Mona, biasanya juga tak pernah minta ayah cium.” ledek Hotomo. Mengacak acak rambut Radit.
“Ayaaah!”
Yang lain hanya tertawa. Sementara Radit cemberut. Santi berjalan mendekati mereka berdua. Sementara Hutomo sudah masuk ke kamar.
“Kalian bergembira sepertinya?” tanya Santi. Tangan kanannya mengusap lembut rambut
Mona yang masih duduk bersila di lantai dan telapak tangannya mengepal mengocok dadu putih.
“Tentu saja Ibu, setelah ada kak Mona, aku jadi punya teman bermain.” jawab Radit semangat.
“Tapi Ibu...” ucap Mona Lirih.
“Kenapa sayang?”
“Apa kak Arga akan menerimaku? Sepertinya dia tidak suka padaku?”
“Sayang, kau tak perlu khawatir, kau hanya cukup mendekatinya dan Arga akan menerimamu sebagai keluarga barunya.”
“Betul kah semudah itu Ibu??”
“Tentu kak, kak Arga orang yang baik. Dia juga humoris tapi...” kata kata Radit terhenti.
Santi melirik Radit, supaya tak melanjutkan lagi ucapannya itu.
“Tapi apa?”
“Bukan apa apa sayang, Arga pasti akan menerimamu, kau coba dekati dan berbaur dengan nya, pasti akan berhasil.”
“Baiklah ibu...”
Tak menunggu lama yang sedang di bicarakan pun muncul. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Arga datang dengan tas yang di tenteng di tangannya.
“Aku pulang...”
Santi tersenyum. Begitu juga dengan Mona.
Kenapa Kak Arga begitu tampan? Ah!! Aku bisa jatuh cinta pada nya... Hei! Apa yang kau bicarakan!
Mona menepuk pipinya berulang kali menyadarkan diri dari lamunan yang tak penting itu.
“Cepat bersiap!” ucap Arga tanpa basa basi. Ucapan itu di tunjukan pada Mona yang terdiam tak mengerti. Sementara Arga sudah berjalan menuju kamarnya untuk mandi.
“Apa yang di maksud kak Arga, Ibu?”
Santi tersenyum. Lalu mengajak Mona berdiri.
“Bersiaplah sayang, kau akan pergi dengan Arga.”
“Kemana?”
“Belanja. Kau belum punya banyak baju disini, bahkan kau masih memakai bajuku sekarang.” Santi menunjuk setelan baju merah yang di kenakan Mona.
“Tapi Ibu...”
“Sudahlah, pergi bersiap, pakai baju yang sudah Ibu siapkan di kamar mu.”
Mona mengangguk. “Oke Ibu...”
Setelah Arga selesai bersiap, Ia memilih langsung duduk di dalam Mobilnya. Sesekali Arga membuka ponselnya yang terpampang jelas ada beberapa pesan masuk disana. Tapi Arga tak berniat membalasnya, membuka saja tidak. Ponsel itu Ia selipkan lagi di dasbor mobil.
Sudah sekitar 5 menit Mona tak kunjung datang juga. Sementara di kamar Mona sedang mengikat rambutnya yang panjang, di kuncir dua seperti biasanya, itu menandakan bahwa Dia memang masih Bocah. Setelah memakai kacamatanya Mona langsung keluar dari kamar.
“Arga sudah menunggumu di luar.” ucap Santi.
“Baik Ibu...” setelah mencium punggung tangan Santi, Mona langsung pamit keluar menyusul Arga.
“Halo Kak Arga, aku udah cantik kan??” celetuk nya ketika sudah di depan kaca mobil dengan Senyum manis. Ucapan Ibu tadi mulai di praktekkan.
Arga hanya diam tak bereaksi. Bahkan melirik pun tidak.
Dasar menyebalkan! Mona.
“Mau masuk atau ku tinggal??” kata Arga membuat Mona langsung bergegas masuk ke dalam Mobil.
Mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang. Hingga beberapa menit berlalu tak ada percakapan yang terdengar dari keduanya. Lihat saja Arga, Raut wajahnya sudah seperti seorang wanita yang sedang dapat tamu bulanan. Ups! Mona masih mengamati wajah serius Arga. Lalu Ia menoleh lagi menghadap kaca depan memandang jalanan yang ramai kendaraan.
Jari telunjuk kirinya Ia mainkan dengan jari telunjuk kanannya. Bibirnya mengerucut. Bola matanya terkadang curi pandang lagi.
Akhirnya desahan lirih terdengar. “Kak Arga. kita mau belanja kemana?” Tangan kanannya sudah berpindah memainkan ujung rambut yang di kuncir.
Arga masih diam. Matanya masih fokus lurus ke depan menatap jalanan dari balik kaca mobil.
Huh! Kenapa tak di jawab. Sebegitu menyebalkankah aku?
“Kak Arga tampan, coba senyum sedikit.” ucap Mona. Gigi putihnya terlihat berbaris rapi.
Arga hanya menoleh sekejap lalu kembali menghadap depan. Raut wajahnya masih tetap sama. Kenapa bisa begitu? Atau mungkin dia tak mendengar? Haha. lucu sekali.
“Sebenarnya kau muncul dari mana?”
“Ha? Apa?” Mona menoleh. Ia tak mengerti dengan pertanyaan Arga.
Arga mendengus. Bola matanya melirik sekilas tampilan Mona yang menurutnya sangat mirip seperti bocah TK. Lebih tepatnya bukan mirip tapi memang 90% seperti Anak anak. Apa lagi melihat kacamata bulat nya itu, membuat mataku sakit saja.
Ck! Berapa sih umurmu? kau bahkan masih di kuncir dua.
“Kau itu siapa? Kenapa Ibu ku mengijinkan mu tinggal?”
“Kakak langsung tanya saja ke Ibu, kalau di ceritakan disini, akan sangat panjang.” Jawab Mona.
“Ya kau persingkat dong.”
“Tidak bisa kak, aku saja bingung bagaimana menceritakannya.”
Arga mencengkeram erat bulatan setir mobil. Giginya beradu geram.
Setengah jam kemudian mereka sampai di pusat perbelanjaan. Arga turun terlebih dahulu tapi tidak membukakan pintu untuk Mona. “Cepat!!”
“I.... iya.” Mona membuka pintu mobil dan berlari kecil mengejar langkah Arga yang cepat.
Langkah kaki Mona terhenti tepat setelah pintu kaca toko itu terbuka. Bola matanya menyapu setiap sudut ruangan. Bibir mungil nya tersenyum tatkala matanya menangkap beberapa baju yang tergantung rapi di ring besi pakaian.
Sudah lama aku tidak berbelanja...
“Hei! Cepat! kenapa kau diam?” ucap Arga menarik cepat lengan Mona yang melamun.
“Iya Kak...”
Entah kapan terakhir kali Mona mengunjungi tempat ini. Mungkin saat ulang tahun nya dulu. Ibu nya mengajaknya ke Toko ini untuk membeli dress. Ah Ibu... Aku jadi mengingat mu. hiks!
“Wah! Belanja dengan adikmu ya, Tuan??” tanya salah satu karyawan Toko.
Arga hanya tersenyum. Lalu mendorong pundak Mona untuk bergegas memilih baju.
“Eh lihat! Itu kan Tuan Arga. CEO termuda se Asia.” Bisik seorang wanita dengan temannya
“Ah iya... Eh! Tapi siapa gadis itu??”
Salah satu dari mereka menunjuk gadis berkuncir yang berdiri di samping Arga.
“Maukah Kakak pilihkan untukku?” pinta Mona. Dengan senyum secerah mentari. Tentu saja itu sebenarnya justru membuat Arga jengkel.
“Pilih saja sendiri.” Arga melengos.
Sebelum beranjak berbalik untuk duduk di sofa, lengan Arga di tarik oleh Mona.
“Ayolah kak, Ya ya...” rengek Mona yang mirip seperti bocah minta sesuatu pada Ibunya.
“Siapa yang sedang bersama Tuan Arga? Coba lihat lah.” selidik pengunjung wanita berperut besar. Mungkin sedang mengandung.
“Gadis itu imut sekali, manis.” sambungnya lagi.
“Hei! Gadis itu atau Tuan Arga yang kau sebut manis??” kata seorang lelaki yang tak lain adalah suaminya yang tiba tiba muncul.
“Tentu gadis itu, suamiku. mudah mudahan anakku semanis dia.” ucapnya sambil mengelus perut bulatnya.
“Sudah??” tanya Arga ketika Mona menghampiri dirinya dengan beberapa lembar pakaian di tangan kirinya.
Mona mengangguk.
Setelah membayar di bagian kasir. Mereka langsung keluar dari toko. Ada beberapa pasang mata yang pada akhirnya berani melirik mereka berdua. Dalam benak mereka. Siapa gadis kecil itu?
****Jangan lupa rate dan vote ya.🙏
kalau tidak suka, mohon jangan kasih rate rendah, cukup beri kritik dan saran, karena itu sangat membantu Author untuk memperbaiki lagi tulisannya.
happy reading****!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Christy Oeki
trus sukses
2022-08-04
0
Hani Ani Yusril
iklanx makin rame
2021-10-23
0
Ina Misnaeni
lanjut.......thor lucu
2021-09-21
0