“Aku tahu kalian akan mencari informasi tentang Mona.” Ucap Santi pelan. Ia duduk di ruang keluarga setelah menerima telpon dari anak buah suaminya.
“Jangan harap kalian bisa mengambil Mona! Sekarang dia anakku!” sambungnya lagi.
Santi menaruh kembali telpon rumahnya. Berjalan kembali masuk ke kamar. Ada senyum puas di sudut bibir nya.
Ting tong...
Bel berbunyi.
Santi yang hendak membuka pintu kamar pun urung. Ia berbalik menuju ruang tamu.
“Tunggu sebentar.” teriaknya dari dalam.
"Tiara?” Gumam Santi. “Ada apa?”
“Apa Arga sudah pulang, Bibi?” tanya Tiara.
“Belum...”
Santi merasa risih jika Tiara sudah datang ke rumahnya. Pasalnya Dia termasuk wanita yang tak tahu malu ketika berbuat sesuatu. Bahkan Dia selalu bergelayutan pada Arga walaupun satu keluarga Hutomo sedang berkumpul dalam satu ruangan.
“Apa aku boleh menunggunya?” Tanya Tiara. Ia berjalan masuk begitu saja melewati Santi yang masih menggenggam gagang pintu.
Tidak sopan!
“Silahkan jika mau kau tunggu, aku masuk ke kamar dulu.”
“Baik Bibi.”
Tiara duduk di sofa ruang tamu. Tangan kirinya merogoh tas kecilnya mencari ponsel miliknya. Ada beberapa pesan masuk dari Dika. Tiara mendengus. Kenapa bukan Arga yang menghubungiku? Tiara menggerutu, lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
“Arga! Kau mau kemana? Rumahmu kan di sebelah sana?” tanya Dion ketika mobil Arga mengarah berlawanan dari jalan ke rumah.
“Aku mau menjemput setan kecil dulu.” Teriaknya dari dalam mobil. Lalu melesat dengan cepat.
“Setan? Kecil? Maksudnya?” Dion mengernyitkan mata.
Mona sudah berdiri di depan pintu gerbang. Ia sedang mengobrol dengan Fani. Tapi tak lama kemudian jemputan Fani pun datang.
“Aku duluan...” Fani melambaikan tangan.
“Sampai jumpa besok.” balas Mona.
“Hei Kau!” semprot Tika ketika Mona hendak duduk di kursi panjang dekat pos satpam.
“Tika.” Gumam nya lirih. Ia sedikit gemetar.
Bagaimana ini? Kenapa Tika menegur ku?
“Kau tidak mengenalku?” tanya Tika sambil mengitari Mona yang sudah berdiri.
Dari kejauhan Arga bisa melihat mereka berdua. Setelah berhenti Arga langsung turun dan menghampiri Mona.
“Siapa kau?” tanya Arga sinis. Hati Mona merasa lega setelah kedatangan Arga. Takdir sedang baik pada nya.
“Maaf Tuan... Aku teman sekelasnya Mona.”
Ck! Teman kau bilang? Wajahmu saja tak bersahabat.
“Cepat masuk!” Perintah Arga.
“Iya Kak...”
Tika masih terpaku memandang laju mobil Arga hingga sudah tak terlihat lagi.
“Aku yakin kau itu Mona!” Gumamnya dengan penuh percaya diri. Lalu masuk ke mobil karena jemputannya juga sudah datang.
“Bagaimana Suamiku, kau sudah dapat info tentang gadis yang di katakan Tika?” tanya Widya.
Mereka berdua duduk di ruang tamu setelah Agus pulang dari kantor Arga pagi tadi.
“Sudah...”
“Lalu? Apa benar dia Mona?” tanya Widya.
“Bukan. Dari informasi yang di dapat, gadis yang di maksud Tika memang keluarga Hutomo.”
“Benarkah?”
Santi mendesah. Ada rasa kecewa karena masih gagal menemukan Mona.
“Aku pulang.” Ucap Tika sesampainya di rumah. Tika melangkah dan duduk di samping Widya. Melepas sepatu dan kaos kaki nya lalu bersendehan pada sofa.
“Bagaimana sekolahmu sayang?” Tanya Widya.
“Biasa saja...” jawab Tika singkat.
“Apa kau bertemu dengan gadis itu lagi?”
Tika mengangguk. Ia berdiri. “Aku mandi dulu... gerah!” Lalu pergi ke kamar sebelum Agus sempat menanyainya lagi.
“Aku akan mencarimu, Mona!” tegas Tika. Ia melempar tas nya di atas kasur. Melepas baju seragamnya dengan cepat. “Gara gara Kau, Aku jadi korban untuk si Botak sialan itu!” gerutunya lagi.
Di kamar mandi Tika masih memaki maki atas kesialan yang menurutnya atas kesalahan Mona. “Awas kau Mona! Aku janji akan menemukanmu!” Mengguyur tubuhnya dengan air dari ujung kepala hingga kaki.
Di buang, di cari lagi. apa maksudnya?
15.30 WIB
Di ruang tamu, Tiara masih duduk setia menunggu kedatangan Arga. Santi yang baru saja keluar dari kamar terkejut karena Tiara benar benar menunggu Arga. Karena sudah terlanjur berganti pakaian dan siap ke butik lagi, Santi pun meninggalkan Tiara.
“Aku mau ke butik lagi, apa kau masih mau menunggu Arga?” tanya Santi. Tas selempang sudah melingkar di tangannya.
“Iya Bibi, aku mau menunggunya.” Jawab Tiara.
“Baiklah, aku pergi dulu.”
Tiara mengangguk.
Sepertinya rumah ini kosong. Lebih baik aku ke kamar Arga. Menunggu disana lebih baik.
Tiara berdiri. Melangkah menuju lantai atas. Namun langkahnya terhenti ketika suara melengking memanggilnya lantang.
“Kak Tiara mau kemana?” tanya Radit yang keluar dari kamar.
Sial! Ternyata ada bocah cilik ini di rumah!
“Aku mau ke kamar Arga.” Jawab Tiara. Satu kaki kanannya sudah menapak di anak tangga ke tiga.
“Tunggu! Kakak tidak boleh kesana, tidak sopan!” cegah Radit. Berlari lalu melentangkan ke dua tangannya mencegah Tiara supaya berhenti.
Duh! Dasar bocah! Merepotkan saja!
“Kakak tidak boleh masuk ke kamar kak Arga!”
“Kenapa?” Bertanya namun tetap berjalan menyingkirkan Radit yang masih menghalangi jalannya.
“Tiara? Apa yang Kau lakukan disini?” tanya Arga. Ia menaiki anak tangga namun tak menoleh pada Tiara. Dan lebih memilih melewatinya.
“Arga tunggu!” Tiara mengejar.
“Kenapa wanita itu ada disini?” bisik Mona di telinga Radit.
Radit angkat bahu. “Mungkin mau menyembah cinta.” Keduanya cekikikan.
“Aku ganti baju dulu.” Mona menaiki tangga. Disana masih terlihat Tiara yang terus merayu Arga yang hendak masuk ke kamar.
Mona sempat melirik sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar. “Siapa sih wanita itu? Aku penasaran.”
Mona melepas dasi seragamnya, melonggarkan bagian leher lalu menempelkan satu telinganya di pintu kamarnya.
“Tak bisakah kau sehari saja tak cuek padaku?” Protes Tiara. “Aku ini kekasihmu!” sambungnya lagi.
Arga membuka pintu. Masuk ke kamar, melepas jas hitam nya. “Aku tak mau kau berharap.”
“Maksudmu?”
“Berhentilah mengejarku! Apa Kau tidak lelah? Aku saja sangat kelelahan.” Jelas Arga lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Tiara mendekat. Duduk di pinggir ranjang. “Aku mencintaimu Arga, kau tahu itu kan?”
“Kau juga tahu kan aku tak mencintaimu?”
Tiara kalah lagi. Memohon memang melelahkan. Tapi hanya Arga yang masih bertahan di hatinya hingga tak bisa melirik lelaki lain. Sepertinya berdebat lagi Tiara masih tetap tak bisa menang.
“Baiklah, Aku pulang.”
Dengan wajah cemberut Tiara pun berdiri. Mencium pipi Arga lalu keluar kamar.
“Sudah tak terdengar lagi dari tadi, apa mereka masuk ke kamar?” Tebak Mona.
Perlahan Ia membuka gagang pintu. Melangkah keluar. Berjalan menempel pada dinding seperti cicak mendekat ke pintu kamar Arga. Ke dua telapak tangannya menempel pada pintu di ikuti telinga kanannya yang siap menguping. “Kenapa sepi?” tanya Mona.
Tiba tiba Mona menutup mulut nya sendiri.
“Jangan jangan...”
“Jangan jangan apa?” pintu kamar terbuka. Satu jitakan melayang di kepala Mona.
“Aduh!” keluhnya merasa sakit.
“Kau menguping?”
“Ah Anu... Tidak, Aku tidak menguping... hanya kebetulan lewat.” Jawab Mona gelagapan. Tapi badannya miring mengintip kamar itu dari balik tubuh tegap Arga.
“Dia dimana?” Gumamnya lirih.
Arga menggeleng. Lalu menjitak lagi kepala Mona. “Hei setan kecil! Kau cari siapa?”
“Wanita yang tadi kemana?” Mona menerobos masuk ke dalam kamar. Berjalan menuju kamar mandi lalu membuka ruang ganti. “Dia tidak ada.”
Merepotkan sekali bocah ini. Masuk tanpa permisi.
“Hei Kau!” bentak Arga. Suaranya masih bisa terdengar halus di telinga walaupun nadanya tinggi.
Mona menoleh lalu menghentikan aktifitasnya mencari Tiara. Bibirnya nyengir ketika mata Arga menatapnya tajam.
“Maaf Kak... Aku hanya...”
“Keluar!” perintahnya sambil menunjuk pintu.
“Iya iya, aku keluar. Jangan marah-marah, nanti cepat tua.” Mona terkekeh dengan ucapannya sendiri.
“Kau!” Arga sudah mengangkat satu tangannya menunjuk ke arah wajah Mona.
Usai unjuk gigi, Mona langsung ngibrit keluar dari kamar Arga. Sementara Arga membanting tubuhnya di atas ranjang dengan posisi tengkurap.
“Uh serem!”
Mona akhirnya turun mencari Radit.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Christy Oeki
lancar rejekinya
2022-08-06
0
Ina Misnaeni
lanjut seru
2021-09-21
0
Bunda TieZah
Thor,,kalau bisa julukan utk mona jangan setan dong,,,kurang enak di dengar.
trus orangnya sepertinya byk bertukar antara Santi dan widya
2021-06-07
0