Kebimbangan

Wajah datar dan tampan yang lama tak muncul kini tiba-tiba datang kembali membuat semua pekerja di perusahaan yang bernama The Wingston mendadak riuh.

Pagi itu semua yang berjalan santai tiba-tiba berlarian kesana kemari memasuki tempat ruangan mereka kerja masing-masing saat melihat dari arah lobi seorang pria gagah dengan jasnya berjalan tanpa senyuman di wajah.

“Selamat pagi, Tuan.” Resepsionis yang berkerja di bagian paling depan menyapa dengan menunduk hormat.

Saguna Winston telah kembali. Pria itu berjalan melangkah menuju ruangannya dengan beberapa pria di belakangnya yang selalu setia. Namun, tidak untuk beberapa bulan belakangan ini.

“Bacakan skedul untukku.” Begitu sampai di ruangan kerja miliknya, ia duduk dengan tegap di kursi singgasana yang telah lama kosong.

“Maaf, Tuan. Skedul anda sudah sangat berantakan sebab kita banyak membatalkan janji temu sejak kepergian anda. Ijinkan saya mengatur ulang skedul ini.” Sang asisten pribadi memohon maaf.

Karena ia sendiri pun bingung harus menata skedul seperti apa, sebab Saguna menghilang dan tiba-tiba subuh tadi ia mendapatkan kabar dari pihak rumah sakit.

Saguna mendesah kesal ia memijat pelipisnya kesal.

“Dan profit penjualan perusahaan sedikit menurun beberapa minggu lalu, Tuan. Tapi saat ini sudah normal kembali. Hanya saja para pemegang saham mulai gelisah ingin mencabut saham mereka. Isu perusahaan ini akan bangkrut dengan hilangnya Tuan sangat berpengaruh pada kepercayaan investor.” Laporan dari Angga.

Angga Pratama, adalah asisten pribadi Saguna yang berusia 30 tahun.

Saguna diam menyandarkan kepalanya. “Yasudah hari ini selesaikan semuanya yang perlu di selesaikan. Dan besok aku harus sudah menerima semua skedul ulang. Hari ini aku harus menemui Arumi. Jangan sampai dia juga di ambil orang.” Saguna menggerutu mengingat dirinya yang ternyata menghilang sudah cukup lama dari dunianya.

Kekasihnya yang berstatus tunangannya itu tidak akan ia biarkan hilang juga. Saguna sangat mencintai wanita bernama Arumi Natalia itu.

Angga hanya menunduk hormat setelah menyanggupi perintah sang Tuan. Saguna yang kesal karena skedulnya berantakan terpaksa harus mencari ketenangan.

Yah wanitanya adalah satu-satunya obat yang selalu membuatnya tenang kembali.

Sungguh, berita begitu cepat menyebar. Kehadiran Saguna yang tiba-tiba muncul setelah menghilang ternyata membuat banyak wartawan antusias menunggu di depan kantor. Begitu mereka melihat sosok pria tampan di kawal beberapa pria bertubuh tinggi menuju mobil yang sudah bergeser siap menyambutnya, mereka pun berlari mendekat.

“Tuan Saguna!”

“Tuan, bisa kami minta informasi!” Suara riuh di depan kantor sembari kilatan kamera terus terarah pada Saguna.

Sayang, pria itu selalu acuh. Ia tak suka membuang waktunya. Ia masuk ke dalam mobil. Bahkan wartawan tak mendapatkan jawaban apa pun. Kali ini masih sama, mereka hanya mendapatkan gambar sebagai berita terbaru.

“Presdir Saguna Winston kini kembali setelah sekian lama menghilang,” Itulah kata yang memenuhi layar televisi hari ini. Bahkan semua chanel menyiarkan berita sekilas itu.

Sedangkan di rumah yang di dominasi cat putih itu tampak seorang pelayan keluar melihat siapa yang datang.

Wanita yang tak asing bagi Saguna.

“Bi, dimana Arumi?” Suara berat khas milik Saguna ternyata tak membuat wanita paruh baya bernama Bi Indah itu tersadar.

Sejak melihat Saguna turun dengan bodyguard dari mobil, Bi Indah berdiri mematung. Mulutnya bahkan tercengang syok.

“Bi! Bi Indah!” Panggil Saguna sontak membuat wanita di depannya kaget dan mengerjapkan matanya.

“Tu-tuan? Tuan Saguna?” tanyanya memastikan.

Sungguh rasanya ia seperti mimpi. Semua orang mengatakan jika ia sudah menghilang entah kemana. Bahkan ada yang mengatakan meninggal di saat kecelakaan yang terjadi terbakar bersama mobilnya.

Sayangnya, tak ada jejak mayat Saguna di mobil itu.

“Tuan Saguna?” tutur Bi Indah kembali lagi. Ia bingung harus mengatakan apa, karena masih tidak sepenuhnya sadar melihat wajah tampan yang hampir setiap hari dulu datang ke rumah majikannya.

“Arumi ada, Bi?” tanya Saguna mengulang.

“Oh Non Arumi? Ada Tuan. Non Arumi di kamarnya.” Bi Indah pun berjalan masuk mempersilahkan Saguna masuk dengan melebarkan dua daun pintu itu.

Tanpa berkata-kata, Saguna berjalan masuk menuju kamar sang kekasih. Ia tahu, di jam seperti ini pasti orangtua Arumi tak ada di rumah atau bahkan mereka sedang di luar kota.

“Tuan, jangan kaget yah.” Bi Indah memperingati Saguna sebelum membuka pintu kamar sang majikan.

Mendengar kata itu, tentu Saguna mengernyit heran. Apa maksud Bi Indah? Namun, bukannya bertanya. Ia justru memilih untuk memastikan sendiri.

“Jangan pergi. Kembalilah! Tolong…aku mohon.” Suara menyedihkan yang sangat Saguna hapal siapa pemilik suara itu. Terdengar pula isakan tangis di sana.

Perlahan namun pasti, sepatu hitam mahal miliknya melangkah masuk dan semakin masuk ke dalam kamar.

“Arumi…” lirih Saguna mengucap nama itu. Tubuhnya mematung sejenak saat melihat bagaimana hancurnya wanita di depannya saat ini.

Arumi memeluk boneka besar yang ia ingat jelas jika itu pemberiannya. Rambut yang sudah terpotong sebahu namun masih kusut. Serta tubuh yang kurus jauh dari sebelumya.

Bi Indah ikut masuk. “Maaf, Tuan. Rambut Non Arumi terpaksa kami potong atas perintah Nyonya. Karena sudah kusut sekali. Non Arumi kalau nangis selalu menjambak rambutnya.” terang pelayan ikut merasakan kesedihan.

Seketika itu tubuh Saguna yang mematung berlari memeluk kekasihnya. Bagaimana mungkin ia melupakan Arumi.

“Arumi, maafkan aku Arumi.” Saguna menangis memeluk tubuh Arumi.

Pelukan hangat itu dan suara berat itu membuat Arumi terhenti dari tangisnya. Ia bahkan masih mengingat aroma parfum yang khas milik Saguna.

“Sa…ini benar dirimu! Aku tidak bermimpi?” Bergetar tubuh Arumi melihat benar wajah pria yang memeluknya dan menangis.

Di saat itu juga Arumi menggelengkan kepalanya, ia menangis sejadi-jadinya memeluk erat tubuh Saguna.

“Sa, jangan pergi. Kenapa kau pergi? Kenapa kamu tinggalin aku, Sa? Kenapa?” Tangisan keduanya sungguh tak bisa terkendali lagi.

Bi Indah sampai ikut meneteskan air mata saat itu. Menjadi pelayan tentu ia tahu apa yang di lewati sang nona selama ini.

***

Sementara di desa. Sejak kecelakaan itu terjadi. Gita terus menunggu kabar dari pemilik gudang beras di desanya.

“Pak Anton, apa tidak ada kabar suami saya? Bukannya yang pergi bersama Bang Jupri sudah pada pulang yah?” Gita menghampiri mandor gudang beras itu.

“Wah saya tidak tahu soal itu, Git. Coba kamu tanya sama mereka. Sepertinya hari ini belum ada yang masuk tuh. Masih istirahat. Saya hanya kerja di bagian gudang.” jelas Pak Anton kasihan melihat wanita di depannya ini setiap hari datang menanyakan kabar sang suami yang di kabarkan kecelakaan dan di rawat di rumah sakit.

“Yasudah Pak. Terimakasih yah. Saya mau ke rumah mereka. Saya bingung mau kesana takutnya selisih di jalan sama Bang Jupri nanti.” Gita bimbang.

Pemilik beras pun hanya memberi tahu tentang rumah sakit dan kamarnya saja. Maklum mereka orang sibuk jadi tidak terlalu menanggapi orang bawah seperti Gita.

Setidaknya tanggungan untuk para buruh kecelakaan sudah mereka bayar. Selebihnya mereka akan masa bodoh.

Gita berjalan pulang dengan informasi yang masih nihil. Kekhwatiran terus membuatnya tidak bisa tidur bahkan kerja.

“Maafkan Gita, Bang. Seharusnya Gita kemarin langsung menyusul kesana. Seandainya Gita tahu separah ini. Mereka hanya mengatakan luka ringan dan segera pulang. Tapi kenapa sampai sekarang Abang belum pulang-pulang juga? Ini sudah hari ketiga, Bang.” Ia tanpa sadar meneteskan air mata saat berjalan pulang kembali ke rumah.

Gita tak lagi perduli sang bapak marah karena ia tak kerja. Hatinya sedang kalut, bagaimana mungkin ia bisa tenang bekerja. Suaminya tak ada kabar bahkan tak pulang-pulang.

Terpopuler

Comments

Risa Fitri

Risa Fitri

kasihan Gita bng jupri udh kmbli ingatan ya

2023-04-30

0

Hoerotun Nisa

Hoerotun Nisa

waaaah gimana nasibnya gita nanti yaaa

2022-10-19

0

Kanza Teodora

Kanza Teodora

suaminya ssh lupa dgnmu gitaaa... sungguh malang nasibmu... ketulusanmu suatu saat akan berbalaa keindahan semoga ya

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!