"Biasanya perempuan hamil itu pasti ada yang sangat diinginkan nya, makanan yang asem-asem misalnya. Atau pengen pergi ke sesuatu tempat, tapi Tania tidak sama sekali. Apa dia memang tidak ingin atau karena tidak mau meminta padaku, entahlah?"
Sepanjang jalan menuju kantor Vino terus menggumamkan Tania, ia sendiri bingung dengan istri keduanya yang selalu menjawab tidak bila ditanya apakah menginginkan sesuatu.
Berbeda dengan Elzara, tanpa ditanya istri pertamanya itu selalu merengek meminta dibelikan ini dan itu. Bahkan dirumah utama ia sampai harus menyiapkan ruangan khusus untuk menyimpan barang-barang branded koleksi Elzara.
Tanpa sadar, Vino jadi membandingkan kedua wanita yang sangat jauh berbeda itu. Yah, perbedaan kedua istrinya itu bagaikan langit dan bumi.
Elzara memiliki kebiasaan yang suka foya-foya, dan Vino tak merasa heran lagi dengan itu. Elzara memang dari keluarga kalangan atas dan selalu dimanja oleh orangtuanya sejak kecil.
Sementara Tania, Vino tidak begitu tahu tentang istri keduanya itu. Namun, yang ia tangkap dari beberapa bulan ini Tania adalah wanita yang sangat sederhana, mandiri dan sepertinya tidak suka merepotkan orang lain. Yah, itu terbukti saat Tania pingsan karena kelelahan membantu ART membersihkan apartemen, dan juga selama beberapa bulan ini Tania juga tidak pernah meminta apapun pada Vino meski ia memiliki hak untuk itu.
"Ah, aku ini kenapa? Kenapa aku malah jadi membandingkan Elza dan Tania." desahnya, sambil menambah kecepatan laju mobilnya.
Beberapa saat kemudian mobil sport miliknya sudah terparkir rapi di pelataran kantor. Baru saja Vino turun dari mobilnya, ia sudah disambut dengan rangkulan manja dari Elzara yang entah sejak kapan berada di kantor.
"Vin, aku pinjem mobil kamu ya?" ucap Elzara sambil mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil.
"Memangnya mobil kamu kemana?" tanya Vino, raut wajahnya terlihat cuek.
"Masuk bengkel, mogok. Tadi aku kesini naik Taksi." jawab Elzara. "Aku pinjem mobil kamu ya, mau ada pertemuan sama temen-temen aku." ucapnya.
"Ya kenapa gak naik Taksi aja sekalian ketemu sama temen-temen kamu?"
"Malu dong, Vin. Masa istri Direktur naik Taksi. Udah ah, siniin kunci mobilnya aku udah telat ini." Elzara mengulurkan tangannya.
"Gengsi kamu terlalu besar, Za." ucap Vino kemudian memberikan kunci mobilnya pada Elzara.
"Makasih ya, Vin, kamu memang suami terbaik. Aku pergi dulu." Elzara menghujani kedua pipi Vino dengan kecupan, setelah itu ia masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan pelataran kantor.
Setelah Elzara pergi, Vino pun melangkah memasuki perusahaan. Sesampainya di ruangannya ia langsung melepas jasnya dan melemparkan keatas sofa.
Sejenak ia menyandarkan tubuhnya didinding, kemudian ia duduk dikursi kebesarannya lalu membuka laptop dan memulai pekerjaannya seperti biasa.
..._______...
Tanpa terasa waktu sudah beranjak sore, Vino membereskan berkas-berkas yang tercecer diatas meja kerjanya lalu ia pun bersiap-siap untuk pulang. Dan sudah pasti apartemen yang ditempati Tania tujuannya pulang saat ini. Namun, ia berdecak kesal saat mengingat mobilnya yang dibawa oleh Elza, dengan terpaksa Vino harus menggunakan taksi untuk pergi ke apartemen.
Sesampainya di apartemen, Vino berdiri diambang pembatas ruang tamu sambil mengernyitkan dahinya melihat Tania dan Bara diruang tamu sedang mengobrol terlihat sangat akrab seperti sudah lama saling mengenal. Sementara ART terlihat dari dapur membawa nampan yang berisi kue.
"Eh, Pak Vino," ucap ART yang kebetulan melihat keberadaan majikannya itu.
Tania dan Bara yang sangat asyik mengobrol sampai tidak menyadari kedatangan Vino, serentak keduanya menoleh mendengar ucapan ART yang menyebut nama orang yang begitu mereka segani.
Tania pun gegas berdiri lalu menghampiri Vino. Entah keberanian dari mana Tania langsung saja menarik tangan Vino menuju ruang makan, hal yang sama sekali tidak berani ia lakukan. Ah, mungkin itu pengaruh dari janinnya?
"Akhir-akhir ini Bapak sering datang kemari, jadi saya berinisiatif memasak untuk Bapak, semoga Pak Vino suka dengan masakan saya." ucap Tania setelah sampai diruang makan.
Vino tertegun melihat dimeja makan begitu banyak menu yang terlihat menggiurkan, seketika perut Vino jadi keroncongan dibuat aroma makanan itu.
"Kamu yang masak semua ini?" tanya Vino menatap Tania sebentar lalu kembali menatap makanan yang benar-benar membuatnya tiba-tiba merasa lapar.
"Benar, Pak. Non Tania yang masak makanan itu semua. Saya dilarang membantunya." jawab ART yang tiba-tiba sudah berada diruangan itu.
Sementara Tania langsung menundukkan kepalanya sambil menggaruk pelipisnya. Padahal tadi ia ingin menjawab tidak, namun sudah keduluan sama ART.
"Tania, sudah berapa kali saya memperingati kamu, jangan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan kandungan kamu." sorot mata Vino begitu tajam menatap Tania.
"Maaf, Pak, bukannya saya lancang. Jangan memarahi Non Tania karena itu bisa merusak moodnya yang mana nantinya bisa berpengaruh dengan kandungannya. Lagipula memasak tidak membahayakan bagi ibu hamil. Dan mungkin juga keinginan Non Tania memasak itu karena hormon kehamilannya, Pak. Karena saya lihat Non Tania sangat antusias memasak untuk Bapak."
Ucapan ART itu seketika mampu meredam emosi Vino, ia pun menghela nafas sambil mengusap wajahnya lalu menarik kursi kemudian ia duduk.
'Hampir saja aku melakukan kesalahan.' gumam Vino dalam hati.
Vino pun menyuruh ART meninggalkan ruang makan, dan setelah ART itu pergi Tania mengambil piring yang sudah ia sediakan diatas meja makan lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauknya.
Diam-diam Vino memperhatikan apa yang dilakukan Tania, hari ini istri keduanya itu memperlakukannya seperti suami sesungguhnya seolah tidak ada pembatas surat perjanjian diantara mereka. Tanpa sadar Vino pun tersenyum dengan masih menatap Tania, ia merasa diperhatikan dengan perlakuan Tania hari ini.
Vino tersentak dari lamunannya tatkala Tania mengarahkan sesendok makanan kearah mulutnya, hal yang tidak pernah ia dapatkan dari Elzara.
"Bapak sering menyuapi saya, jadi biarkan hari ini giliran saya menyuapi Pak Vino." ucap Tania dengan tersenyum.
Vino mengalihkan tatapannya kearah lain, entah kenapa senyuman Tania membuatnya dadanya tiba-tiba saja bergemuruh.
"Tidak perlu, Tania, sebaiknya kamu juga makan. Ingat, didalam rahim kamu sedang tumbuh keturunan saya jadi kamu harus memperhatikan makanmu. Jangan sampai kamu kekurangan gizi yang bisa berakibat fatal pada kandunganmu." ucap Vino masih dengan mengalihkan tatapannya.
Tania pun meletakkan sendok itu kedalam piring dan menyodorkan nya kehadapan Vino, kemudian ia pun mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Keduanya makan dalam diam, hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar diruangan itu. Dalam hati Vino memuji masakan Tania yang begitu pas di lidahnya. Ia pun sesekali melirik istrinya itu tanpa sepengetahuan Tania, sekali lagi ia tersenyum melihat Tania yang makan dengan begitu lahapnya. Sementara Tania tidak menyadari jika Vino terus memperhatikannya makan.
Beberapa saat kemudian...
Setelah selesai makan, Vino berpamitan untuk pulang. Dalam hati ia berharap Tania mencegahnya pulang, namun sepertinya itu tidak akan terjadi karena Tania begitu antusias mengantarnya sampai kedepan pintu apartemen. Ah apa yang dipikirkannya, hubungannya dengan Tania hanyalah sebuah kontrak yang akan berakhir jika waktunya sudah tiba.
"Tania, apa kamu menginginkan sesuatu?"
Sekali lagi Vino bertanya meski ia tahu jawabannya. Namun, ia berharap Tania meminta sesuatu yang mengatasnamakan bayinya dan ia pun mewujudkan seperti yang dilakukan ayah pada umumnya agar bayinya nanti tidak mengences jika ada keinginan ibunya yang tidak terpenuhi. Yah begitulah yang Vino dengar dari beberapa karyawannya di kantor.
"Tidak ada, Pak."
Vino sedikit kesal mendengar jawaban yang selalu sama setiap harinya.
"Baiklah, kalau begitu saya pulang dan sekali lagi lagi saya ingatkan jaga kandungan kamu baik-baik. Minta Bara menelpon saya jika sewaktu-waktu kamu membutuhkan sesuatu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kau beruntung Vino mendapatkan isteri seperti Tania yang peduli dengan isi perut mu... belum tentu Elzara seperti itu....
2025-04-08
0
Abd Kadir Taha
kalau begini setiap hari,surat perjanjianya akan hangus vin?
2025-03-15
0
Fitriyani
tp apa Vino g ada niat sdktpun utk menceraikan istri prtmanya y,scra klo d baca2 dr awal,ky nya vino bkn suami yg SGT mncintai istri,bhkn shrusnya Vino skt hati kan,Krn trnyta tuduhan istri prtma nya tdk terbukti,tp ky nya msh d prthankn aja tu istri prtmanya
2023-09-25
5