Episode 20

Mendengar pertanyaan kekasihnya membuat Erwin tiba-tiba merasa gugup, dia bingung harus menjawab apa agar tidak menyinggung perasaan kekasihnya itu.

"Kenapa kamu diam aja Win" tanya Dewi lagi membuat Erwin semakin panik.

"Sayang, kamu jangan salah paham dulu yaa, sebenarnya tadi Feni yang ngasih bekal ini sama aku" jawab Erwin akhirnya berkata jujur.

"Kenapa dia kasih kamu bekal, apakah dia belum tau soal hubungan kita" tanya Dewi tidak suka, namun Erwin tidak menyadarinya.

"Mungkin dia tau, kalau akhir-akhir ini aku sangat sibuk, dan kadang melewatkan sarapan maupun makan siang, jadi mungkin dia inisiatif aja kasih bekalnya, dan soal hubungan kita dia tau kok kalau kamu itu kekasih aku" kata Erwin yang belum menyadari perubahan raut wajah Dewi.

"Perhatian banget yaa, arsitek kamu itu, sampai dia tau kalah kamu sering melewatkan makan siang, apa karena dia juga jadi kamu gak pernah ngabarin aku akhir-akhir ini" sinis Dewi membuat Erwin akhirnya menyadari perubahan sikap kekasihnya itu.

"Gak gitu sayang, maaf kalau akhir-akhir ini aku gak perna ngabarin kamu, tapi aku emang sibuk banget sama proyek aku" kata Erwin berusaha menjelaskan.

"Kamu jangan marah-marah gitulah sayang, sekarang kamu bilang sama aku, tumben kamu kesini" kata Erwin berusaha mengalikan pembicaraan.

"Tadinya aku kesini mau ajak kamu makan siang bareng, tapi karena ternyata kamu sudah ada yang ngasih bekal jadi aku makan sendiri aja" kata Dewi lalu meninggalkan Erwin begitu saja, sementara Erwin yang melihat Dewi keluar dari ruangannya hanya bisa mengacak rambutnya kasar, lalu kembali fokus menyelesaikan pekerjaannya agar bisa menemui Dewi nantinya untuk menjelaskan semuanya.

****

Saat Dewi keluar dari ruangan kekasihnya, dia langsung menuju lift dan menghiraukan Daniel yang memanggilnya karena perasaannya yang campur aduk.

Sesampainya di lobi, tanpa sengaja dia melihat Feni yang juga sedang keluar dari lift di sebelahnya bersama dengan rekannya, melihat itu Dewi langsung menghampirinya.

"Aku mau bicara sama kamu" kata Dewi singkat lalu meninggalkan Feni begitu saja, sementara Feni merasa sangat bahagia karena akhirnya dia punya kesempatan untuk bicara dengan sahabatnya itu.

"Maaf yaa Din, lain kali aja kita makan siang bareng" kata Feni pada rekannya itu lalu sedikit berlari mengejar Dewi setelah mendapat anggukan dari Dina rekannya.

****

Kini Dewi dan Feni sedang duduk di sebuah restoran cepat saji depan kantor Erwin, namun sudah sepuluh menit mereka di sana dan belum ada yang memulai pembicaraan.

"Aku gak nyangkah, ternyata kamu sejahat itu" kata Dewi memulai percakapan mereka.

"Apa maksus kamu Dew" tanya Feni heran.

"Tadinya aku pikir, kamu itu sahabat aku, dan aku juga sempat berfikir untuk memperbaiki hubungan kita yang rusak, tapi ternyata kamu sejahat itu dan selalu menusuk aku dari belakang" kata Dewi panjang lebar.

"Aku gak ngerti maksud kamu Dew" jawab Feni bingung.

"Kamu gak usah pura-pura Fen, kamu munafik tau gak" kata Dewi mulai emosi.

"Aku benar-benar gak ngerti maksud kamu Dew" jawab Feni semakin bingung.

"Dulu waktu kita kuliah kamu tau kalau aku menyukai Daniel, tapi kamu merebutnya dariku, dan sekarang saat aku dekat dangan Daniel kamu juga berusaha untuk merebutnya dari aku, apa salah aku sama kamu, kenapa kamu ingin merebut semua laki-laki yang dekat sama aku" kata Dewi mulai meneteskan air matanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!