Dewi dan Feni kini kembali duduk di kursi mereka saat orang itu menyuruhnya untuk duduk kembali.
"Aku boleh gabung gak" tanya Daniel lalu duduk pada salah satu kursi tanpa di persilahkan.
"Iy..iyaaa boleh kok kak" jawab Dewi gugup.
"Kalian mau pesan apa" tanya Daniel lagi.
"Gak usah kak, kami udah makan kok tadi" jawab Dewi masih gugup.
"Santai aja, kalau gitu kalian pesan minum aja, temani aku makan yaa, soalnya aku gak suka makan sendiri" ucap Daniel sedikit memaksa lalu memanggil pelayan di kantin itu, sementara Dewi dan Feni hanya pasrah.
Tidak lama kemudian pesan mereka sudah di atas meja, lebih tepatnya Daniel yang memesan, sementara Daniel mulai menikmati makan makanannya tanpa sungkan hingga habis.
"Maaf yaa aku makannya buru-buru, sudah lapar soalnya" ucap Daniel cengengesan setelah menyelesaikan acara makannya.
"Gak apa-apa kok kak, kami mengerti kok" jawab Dewi lalu menatap Feni membuat Feni juga menganggukan kepalanya.
"Oyaa ini teman kamu yaa" tanya Daniel sambil menatap Feni penuh arti.
"Oohh iyaa kak, maaf yaa aku lupa kenalin sama kakak, ini Feni sahabat aku, dia fakultas Teknik" kata Dewi memperkenalkan mereka.
"Oyaa kenalin aku Daniel, seniornya Dewi, kebetulan aku ada mata kuliah yang mengulang jadi aku bisa dekat dengan Dewi" kata Daniel membuat Dewi tersipu malu.
"Aku Feni" jawab Feni singkat.
***
Malam harinya, Daniel menghubungi Dewi dan berbincang lama dengannya, sementara Dewi yang mendapat telfon dari Daniel sangat bahagia, sampai saat Daniel sudah mengakhiri telfonnya muka Dewi sangat memerah seperti kepiting rebus.
"Duuhh kenapa mukaku panas banget yaa" kata Dewi pada dirinya sendiri sambil mengibaskan tangannya pada wajahnya.
"Dan juga kenapa jantungku sangat berdebar" lanjutnya lagi lalu memegang dadanya dimana jantungnya berdetak sangat kencang.
****
Jam sudah menunjukkan pukul 07.45, dan saat Dewi membuka matanya, dia langsung mengambil ponsel dan matanya langsung membulat sempurna saat melihat jam di sana, dia pun langsung melompat dari tempat tidur dan menuju kamar mandi melakukan acara mandinya secepat yang dia bisa.
Sepuluh menit berlalu, kini Dewi sudah siap dengan pakain lengkapnya, dia pun langsung menyambar tasnya dan berlari menuruni tangga dengan berlari cepat
"Hati-hati sayang, nanti kamu jatuh" tegur Ria mama Dewi, namun Dewi tidak menjawabnya dan tetap fokus pada langkahnya.
Sesampainya di meja makan, Dewi kemudian mencium pipi mama dan papanya, karena itu sudah menjadi kebiasaannya sebelum keluar dari rumah, Dewi pun menyambar kotak bekal yang telah di siapkan mamanya, karena mamanya selalu menyiapkan bekalnya saat tau anak satu-satunya itu akan terlambat.
"Aku pergi dulu yaa ma, pa" kata Dewi sambil berlari menuju dimana motornya di parkir.
****
Sesampainya di kampus, Dewi memarkir motornya dengan asal, dan segera berlari menaiki tangga karena kelasnya berada di lantai tiga, namun saat sampai di sana kelas sudah mulai.
Dewi pun menghela nafas dan memberanikan diri mengetuk pintu yang di dalamnya Dosen killer yang sedang menjelaskan materi pada teman-temannya.
"Tok...tok..tookk.." suara pintu terdengar di ketuk.
"Selamat pagi pak" sapa Dewi saat mata dosen itu menatapnya.
"Ada apa" tanya dosen itu dengan santai.
"Apa saya masih boleh masuk pak" jawab Dewi dengan jantung berdebar.
"Sekarang sudah jam berapa" tanya dosen itu lagi.
"Jam 08.20 pak" jawab Dewi.
"Saya hanya monolerir sepuluh menit keterlambatan, jadi sekarang kamu keluar dari kelas saya" jawab Dosen itu dingin, Dewi pun hanya menghela nafasnya pasra kemudian meninggalkan kelas dan menujuh kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments