Episode 11

Daniel berlari menuju parkiran dan mengedarkan pandangannya, berharap orang itu belum meninggalkan tempat ini, dan matanya menangkap sesorang yang di carinya hendak membuka pintu mobilnya, dia pun langsung menghampiri orang itu.

"Dew, maafkan aku" kata Daniel menarik tangan kanan Dewi membuat perempuan itu menolehkan kepalanya.

"Maaf,ada apa yaa... apa ada masalah dengan proyek itu" tanya Dewi berwibawah.

"Dew, please..., aku bukan mau bahas kerjaan, aku mau minta maaf sama kamu atas kejadian di masa lalu" kata Daniel mulai frustasi.

"Maaf.. saya tidak punya banyak waktu, jadi kalau tidak ada hal penting yang ingin di bicarakan, saya permisi" kata Dewi lalu menaiki mobilnya dan segera meninggalkan tempat itu.

****

Sementara itu, Feni yang mendapat kesempatan emas untuk berduaan dengan pria yang selama ini di cintainya dalam diam, harus melewatkan kesempatan itu demi memperbaiki persahabatannya yang telah lama hancur.

"Pak, saya juga permisi ke toilet sebentar yaa" pamit Feni, sementara Erwin hanya menganggukkan kepalanya karena dia sibuk membuka email dari rekan bisnis lainnya.

Setelah mendapat anggukan dari bosnya, Feni kemudian berjalan cepat menuju parkiran mengejar Daniel dan Dewi, namun saat sampai di sana dia hanya mendapati Daniel.

"Gimana Dan" tanya Feni sedikit cemas.

"Sepertinya dia belum memaafkan aku Fen" jawab Daniel lesu lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Kamu tenang aja Dan, nanti aku bantu kamu bicara sama Dewi, lagian kan kita juga akan bertemu lagi dengannya" kata Feni menenangkan.

"Kalau gitu kita masuk yuuk, takutnya bos nunggu kita terlalu lama" lanjut Feni lagi kemudian mereka kembali masuk ke dalam restauran.

****

Sementara itu Dewi yang sedang mengendarai mobilnya menjadi tidak fokus. Pikirannya melayang pada kejadian tadi, dimana Daniel meminta maaf padanya.

"Jujur saja aku juga sebenarnya ingin memaafkanmu, tapi waktu aku melihatmu makan siang berdua dengan Feni, hatiku kembali hancur untuk kedua kalinya" kata Dewi pada dirinya sendiri saat mengingat hari dimana dia melihat Daniel dan sahabatnya.

Dewi pun kembali memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata dengan meneteskan air matanya, sesampainya di rumah, dia langsung menuju kamarnya membuat Ria heran melihat anaknya itu.

****

Sementara itu, setelah Dewi meninggalkan parkiran, Feni dan Daniel kembali memasuki restoran tadi dan melihat bos mereka sedang menikmati makan siangnya, mereka pun juga ikut duduk tanpa berniat menyentuh makanan mereka.

"Heii.. menurut kalian Ibu Dewi cantik gak" tanya Erwin tiba-tiba membuag Feni dan Daniel saling menatap.

"Aku sepertinya menyukainya dan aku berniat menjadikannya milikku" lanjut Erwin lagi membuat kedua orang itu membulatkan matanya sempurna.

"Kalau misalnya di sudah punya kekasih bagaimana pak" tanya Feni pelan.

"Aku akan merebutnya dari kekasihnya" jawab Erwin dengan senyum devilnya, sementara kedua orang itu hanya menghembuskan nafasnya pasrah.

"Sepertinya aku memang gak punya kesempatan memenangkan hatimu Erwin" batin Feni kemudian menghembuskan nafasnya sekali lagi.

"Aku harus segera menjelaskan semuanya pada Dewi, aku gak rela kalau dia menjadi milik orang lain" batin Daniel.

"Saya permisi dulu yaa, kalian makan aja dulu sambil ngobrol, sepertinya kalian cocok" kata Erwin tersenyum lalu meninggalkan kedua orang itu.

"Fen, bagaimana ini, aku gak mau kalau Dewi menjadi milik orang lain" kata Daniel setelah Erwin pergi.

"Kamu tenang aja dulu, nanti kita coba bicara lagi sama Dewi" jawab Feni mencoba menenangkan, tapi sejujurnya dia juga cemas memikirkan Erwin lelaki yang sudah di cintainya sejak dia berkerja dengannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!