Saat jam istrahat, Erwin berniat untuk mengajak sekretarisnya untuk makan siang dan berniat untuk menceritakan soal Feni dan Dewi, berharap sekretarisnya itu dapat memberinya saran.
Namun ternyata saat dia keluar dari ruangannya dia mendapati meja kerja Daniel sudah kosong, yang menandakan kalau Daniel sudah pergi makan siang, menghembuskan nafasnya, Erwin pun mengambil ponselnya lalu menggubungi kekasihnya dan mengajaknya makan siang bersama karena dia tidak ingin melewatkan makan siangnya sendiri.
Kini Erwin sudah berada di parkiran sebuah restauran dan di saat yang bersamaan mobil kekasihnya pun terparkir di samping mobilnya, Erwin pun mendekati mobil kekasihnya itu, saat Dewi keluar dari mobilnya dia lalu menggandeng tangan Dewi masuk ke dalam restauran itu dan tanpa sengaja Dewi melihat Daniel dan Feni sedang berpelukan pada sebuah meja yang ada di pojok, dan entah kenapa dia merasa sakit hati melihat pemandangan itu padahal dia sudah nyaman berada di samping Erwin.
"Win, itu bukannya sekretaris kamu dan arsitek proyek kita" kata Dewi membuat Erwin mengikuti arah pandang kekasihnya, dan entah kenapa Erwin juga meresa tidak suka melihat pemandangan itu.
"Kita gabung sama mereka aja yuuk" ajak Erwin lalu menarik tangan Dewi sebelum menerima persetujuan dari gadis itu.
"Ehemm" Erwin berdehem membuat kedua orang itu melepaskan pelukannya dan mentap kaget pada Erwin dan Dewi.
"Kami boleh ikut gabung gak sama kalian" kata Erwin.
"Tentu saja boleh pak, tapi kami sudah selesai makan" jawab Daniel, sementara Feni dan Dewi hanya menatap canggung.
"Kamu mau pesan apa sayang" tanya Erwin pada kekasihnya membuat Daniel dan Feni hanya menatap mereka dengan pandangan sendu.
"Terserah kamu aja" jawab Dewi.
"Kalau begitu kami duluan pak, kami tidak ingin mengganggu acara makan siang kalian" kata Daniel lalu menarik tangan Feni pergi dari sana dan membawanya menuju parkiran.
"Kamu liat sendiri kan Dan, mereka sangat bahagia, dan aku tidak ingin menyakiti hati Dewi untuk kedua kalinya" kata Feni saat mereka sudah sampai di parkiran.
"Tapi Fen, kita harus berjuang untuk mendapat kebahagian kita" kata Daniel.
"Aku mencintai Erwin dengan tulus, sementara Dewi adalah sahabat aku, jadi aku tidak ingin merusak kebahagian mereka" jawab Feni lalu meninggalkan Daniel, namun Daniel langsung memegang pergelangan tangannya.
"Fen,, kita gak boleh nyerah gitu aja, sekarang kamu dengarkan aku dulu" kata Daniel.
"Aku juga mencintai Dewi, walaupun aku baru menyadarinya semenjak dia pergi, dan aku ingin menebus semua itu, jadi aku mohon kita berjuang sekali lagi" lanjut Daniel lagi.
"Terus kita harus bagaimana Dan" tanya Feni pasrah.
"Kamu coba dekatin Erwin sekali lagi, kalau memang misalnya dia menolak kamu, aku janji aku akan merelakan Dewi untuk Erwin" kata Daniel.
"Tapi caranya bagaimana, aku juga gak mau merendahkan harga diri aku" tanya Feni.
"Sini aku bisikin" kata Daniel dan Feni pun mendekatkan kupingnya pada Daniel.
****
Setelah kejadian di restauran beberapa hari yang lalu, kini Feni mulai menjalankan misinya, lebih tepatnya saran dari Daniel.
Hari ini Feni berangkat pagi-pagi sekali ke kantor dan masuk ke dalam ruangan Erwin sebelum laki-laki itu datang, Feni pun segera melektakkan kotak bekal itu di atas meja kerja Erwin dan tidak lupa dia meletakkan kerta note di atasnya.
"Sarapan buatan calon ibu anak-anakmu" begitulah tulisan tangan Feni pada note tersebut, Feni membacanya kembali dan dia terkekeh geli sendiri, dan tidak lupa dia menuliskan namanyandi ujung bawah kertas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments