Pagi ini Erwin berangkat ke kantor sangat buru-buru, dia menuruni tangga dengan kaki panjangnya dengan sedikit berlari, namun saat akan membuka pinta utama, suara mamanya tiba-tiba menghentikannya.
"Kamu gak sarapan dulu, ini mama sudah siapkan sarapan buat kamu" kata Hera dari meja makan.
"Nanti aku sarapan di kantor aja ma, aku lagi buru-buru, ada meeting penting" kata Erwin lalu meninggalkan mamanya membuat Hera hanya menggelengkan kepalanya.
****
Sesampainya di kantor Erwin dan Daniel langsung menuju ruang rapat dan ternyata rekan bisnisnya dan para di reksi sudah menunggu di sana.
"Maafkan atas keterlambatan saya" kata Erwin membuat semua orang di sana mengangggukkan kepalanya tanda mengerti, Erwin pun memulai persentasi dan semua orang di sana memperhatikan dengan seksama, dan pada saat Erwin mengakhiri persentasenya semua orang bertepuk tangan.
"Persentase Anda luar biasa sekali, dan kami memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan kalian" kata rekan bisnisnya, lalu menjabat tangan Erwin.
"Terima kasih atas kerja samanya pak" jawab Erwin membalas jabat tangan orang itu, sesudah itu satu persatu orang di sana ikut memberi selamat pada Erwin kemudian satu persatu orang mulai meninggalkan ruang rapat.
"Dan, kamu suruh Feni ke ruangan saya yaa, saya mau dia yang mendesain proyek baru ini" kata Erwin lalu masuk ke dalam ruangannya.
Saat Erwin membuka labtopnya dan jarinya mulai menari-nari di atas keyboard perutnya tiba-tiba berbunyi meminta untuk di isi, dia pun mengambil ponselnya dengan satu tangannya masih mengetik sesuatu pada labtopnya, namun tanpa sengaja tangannya menyentuh kotak bekal yang tadi di letakkan oleh Feni.
Dia pun langsung mengambil kotak bekal itu dan tersenyum saat membaca note yang tertulis namun dia tidak membaca nama seseorang yang terterah di ujung bawah karena dia sudah sangat lapar, setelah dia menghabiskan makanannya dia kembali menutup kotak bekalnya dan meneguk air putih yang selalu tersedia di atas meja kerjanya kemudian dia pun kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dan Erwin pun mempersihkan orang itu untuk masuk.
"Tok.....tok...tookk..."
"Masuk" kata Erwin dengan suara tegasnya mempersilahkan orang itu untuk masuk.
"Permisi pak, apa ada yang bisa saya bantu" tanya Feni formal karena ini memang jam kerja.
"Saya mau kamu mendesain proyek baru saya, ini konsepnya, sikahkan kamu pelajari terkebih dahulu" kata Erwin dan memberikan sebuah map padanya.
"Baiklah pak, kalau begitu saya permisi dulu, nanti sketsanya akan saya berikan untuk bapak periksa terkebih dahulu" jawab Feni saat akan keluar dari ruangan itu, namun tanpa sengaja matanya melihat kotak bekal yang tadi di taro di atas meja Erwin kita habis tidak tersisah membuat Feni menyunggingkan senyum manisnya.
"Terima kasih pak, bekalnya sudah di habiskan, kalau begitu besok saya bawakan bekal lagi yaa pak" lanjut Feni lalu mengambil kotak makan yang sudah kosong itu dan segera keluar dari ruangan Erwin.
Sementara Erwin yang bingung mendengar perkataan Feni segera mengambil note yang tadi sudah di buangnya ke dalam tong sampah di bawah mejanya, segera mengambil kertas itu dan membacanya kembali, kemudian dia tersenyum miris menertawakan kebodohannya yang berfikir kalau bekal itu dari istrinya.
"Pasti sekarang Fani mikir aku sudah mulai memberi kesempatan padanya" kata Erwin pada dirinya sendiri lalu menghembuskan nafasnya.
"Tapi makanannya enak juga siih" lanjutnya lagi, namun sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya dan mulai fokus lagi pada pekerjaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments