Dewi yang melihat kedua orang yang sangat di kenal itu sedang menikmati makan siangnya, membuat luka lama yang selama ini susah paya dia kubur kini muncul lagi ke permukaan sehingga membuat dadanya begitu sesak melihat pemandangan itu.
"Ma, kita cari tempat lain aja yaa" kata Dewi dengan suara serak.
"Kenapa..., di sini makanannya enak-enak loh, liat aja sampe rame gitu" jawab Ria heran.
"Iyaa ma, tapi di sini ramai banget, tempat duduk aja gak ada yang kosong" kata Dewi dan Ria pun mulai mengedarkan pandangannya.
"Yukk ma, kita pergi aja dari sini" kata Dewi sambik menarik tangan mamanya sebelum dia melihat orang yang tadi di lihatnya.
"Kita cari tempat lain aja ma, aku sudah lapar sekali" lanjut Dewi lagi agar mamanya tidak curiga, Ria pun menganggukkan kepalanya mengikuti kemauan anak tersayangnya.
****
Ke esokan harinya Dewi bangun terlambat karena semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan ada hubungan apa antara Daniel dan Feni.
Dewi pun berlari kecil menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya secepat mungkin, setalah itu dia mencari pakaian yang pas dengannya karena semalam dia tidak sempat menyiapkannya.
Setelah di rasa penampilannya sudah sempurna dia pun berlari menuruni tangga dan mendapati kedua orang tuanya menikmati sarapan.
"Ma..pa.. aku berangkat dulu yaa" pamit Dewi.
"Tunggu dulu sayang, ini kamu mama sudah siapkan bekal untuk kamu, nanti di makan yaa" kata Ria sambil berjalan mendekati anaknya.
"Makasih yaa ma, aku berangkat dulu" pamitnya sekali lagi setelah mencium pipi mamanya dengan sayang.
****
Dewi kini telah sampai di tempat pembangun proyek yang akan mereka kerjakan, dan dia mendapati rekan bisnisnya sudah menunggu di sana.
"Maafkan keterlambatan saya pak, di hari pertama saya sudah membuat kesan yang tidak baik" kata Dewi sopan membuat orang itu menolehkan kepalanya.
"Tidak apa-apa, saya juga baru datang, lagian sekretaris saya dan arsitek yang mendesain proyek ini, mereka baru di perjalanan" jawab Erwin dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Silahkan duduk nona" lanjut Erwin lagi, Dewi kemudian menarik salah satu kursi dan mendaratkan bok***nya di sana.
"Maafkan atas keterlambatan kami pak, Bu" kata seseorang yang baru saja datang, Dewi pun mendongakkan kepalanya dan matanya membulat sempurna saat melihat kedua orang yang kini berada di depannya, begitu pun dengan kedua orang itu, mereka menatap tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Perkenalkan, ini Daniel sekretaris pribadi saya, dan yang ini Feni arsitek kami" kata Erwin memperkenalkan mereka tanpa menyadari gerak gerik mereka.
"Saya Dewi" kata Dewi singkat setelah berhasil menguasai dirinya, lalu menjabat tangan kedua orang itu.
"Kalau begitu mari kita mulai meeting kita" kata Erwin lalu mereka pun duduk dan mulai membicarakan tentang proyek mereka, ketiga orang itu tampak canggung tapi mereka harus tetap profesional.
****
Setelah mereka membicarakan seputar proyek mereka dan menandatangani kontrak kerja, Dewi pun pamit dari sana.
"Kalau begitu saya pamit dulu pak" kata Dewi lalu bangkit dari duduknya.
"Apa kita tidak sekalian makan siang dulu bu" kata Erwin.
"Maafkan saya pak Erwin, mungkin lain kali, karena saya sedang ada urusan lain" jawab Dewi lalu segera pergi dari sana.
"Pak saya juga pamit ke toilet sebentar yaa" kata Daniel lalu segera berdiri tanpa menunggu anggukan dari bosnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments