Episode 19

Dua hari berlalu, kini Feni sedang berada di ruangan Erwin untuk memperlihatkan sketsa yang telah di buatnya sebelum dia mendesainnya.

"Ini luar biasa Fen, saya tidak perna kecewa dengan hasil desain kamu" kata Erwin memuji sketsa yang sedang di pegangnya dengan pandangan takjub.

"Terima kasih sudah mempercayakan proyek besar ini pada saya pak" kata Feni sopan karena kini sedang jam kerja.

"Kalau begitu silahkan kamu bikin desainnya, saya kasih kamu waktu satu minggu untuk menyelesaikannya, karena rekan kita menginginkan proyek itu segera di jalankan" kata Erwin.

"Baiklah pak, kalau begitu saya permisi dulu" kata Feni lalu melangkahkan kakinya berniat meninggalkan ruangan Erwin, namun baru berjalan selangkah, dia tiba-tiba teringat sesuatu.

"Maaf pak, ini saya tadi bawa bekal untuk makan siangnya" kata Feni lalu meletakkan kotak bekal itu di atas meja kerja Erwin tanpa persetujuan lelaki itu, lalu dia pun meninggalkan ruangan Erwin dengan cepat.

Sementara itu, Erwin hanya menatap kotak bekal itu dan perutnya langsung berbunyi, menandakan perutnya meminta untuk di isi, karena sudah beberapa hari ini Erwin selalu melewatkan sarapan paginya karena pekerjaannya sangat menumpuk.

Karena dirinya yang sudah sangat lapar Erwin pun mengambil kotak makan itu dan langsung membukanya, dan saat ini aroma makanan yang khas langsung tercium membuat Erwin hampir meneteskan air liurnya.

Pada suapan pertama Erwin begitu menikmati makanannya, dan pada suapan berikutnya dia langsung melahapnya hingga stengahnya.

"Aku gak nyangkah kalau Feni ternyata jago masak" kata Erwin pada dirinya sendiri tanpa sadar memuji Feni.

*****

Sementara itu, di tempat yang berbeda, seorang gadis sedang mengecek ponselnya dan berharap ada pesan dari kekasihnya, namun dia kembali menghembuskan nafasnya karena tidak mendapat kabar sama sekali dari kekasihnya.

"Kenapa yaa, Erwin akhir-akhir ini jarang ngabarin aku, apa dia sibuk yaa" kata Dewi pada dirinya sendiri.

"Lebih baik aku ke kantornya saja, sekalian ajak dia makan siang bareng" lanjutnya lagi, lalu bangkit dari duduknya, kemudian mengambil tasnya dan segera menuju ke kantor kekasihnya.

Sesampainya di kantor kekasihnya, Dewi langsung menuju ke lift tanpa bertanya pada resepsionis terlebih dahulu karena dia sudah tahu di mana ruangan kekasihnya itu.

Saat keluar dari lift, Dewi melihat Feni keluar dari ruangan Erwin, lalu berbincang sebentar dengan Daniel dan sesekali tertawa membuat Dewi menghentikan langkahnya.

Saat Feni sudah pergi, Dewi pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan Erwin dan melewati Daniel begitu saja, namun sebelum dia membuka pintu, suara Daniel menghentikan langkahnya.

"Dew... tolong kasih aku kesempatan buat bicara sama kamu, aku mohon" kata Daniel memohon.

"Kamu taukan, aku mau ketemu dengan kekasihku, jadi aku gak ada waktu buat bicara hal yang tidak penting sama kamu" jawab Dewi lalu membuka pintu ruangan Erwin dan meninggalkan Daniel begitu saja.

Namun saat membuka pintu ruangan kekasihnya, hal pertama yang Dewi lihat adalah, Erwin sedang menikmati makan siangnya tanpa menyadari kehadiran Dewi.

"Tumben kamu bawa bekal" tanya Dewi membuat Erwin tersedak makanannya.

"Kenapa kamu gak bilang dulu kalau mau datang" tanya Erwin tanpa menjawab pertanyaan Dewi.

"Aku kangen sama kamu, sudah beberapa hari ini kamu tidak perna menghubungiku" kata Dewi lalu duduk pada kursi di depan kekasihnya.

"Maafkan aku sayang, akhir-akhir ini aku sangat sibuk, aku sedang menangani proyek besar" jawab Daniel membuat Dewi mengangguk mengerti.

"Oyaa, kamu belum jawab pertanyaan aku, tumben kamu bawa bekal" tanya Dewi lagi membuat Erwin sedikit panik, membuat Dewi menatapnya curiga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!