Setelah acara foto-foto mereka selesai, kini mereka kembali ke apartemen milik Dewi, lebih tepatnya apartemen pemberian Rian papanya saat dia memutuskan untuk pindah kuliah.
"Jadi gimana sayang, kamu mau kembali ke Indo, atau tetap di sini" tanya Rian.
"Kayaknya aku mau tetap di sini dulu pa, aku mau coba memulai bisnis di sini" jawab Dewi dengan senyum manisnya.
"Kamu yakin sayang, kamu gak perlu memulai bisnis, kalau kamu mau, kamu bisa langsung kerja di perusahaan papa" tawar Rian.
"Aku harus coba dulu pa, aku gak mau tergantung terus sama kalian" katanya lagi.
"Sayang, benar apa kata papa kamu, kalau bukan kamu yang meneruskan perusahaan papa siapa lagi, kan cuma kamu anak kami" timpal Ria mamanya.
"Iyaa ma, tapi aku juga pengen berjuang dari nol, aku mohon, kalian terima keputusan aku, please, ma.. paa.." kata Dewi dengan muka memelas.
"Baiklah kalau itu keputusan kamu, kami akan menghargainya, tapi kalau kamu butuh bantuan papa, kamu jangan sungkan yaa, papa pasti bantu kamu" kata Rian.
"Iyaa pa, makasih yaa" jawab Dewi lalu memeluk papa serta mamanya secara bergantian.
****
Satu tahun berlalu, kini usaha yang telah di rintis oleh Dewi berkembang sangat pesat, dan kini dia berencana ingin membuka cabang di tempat kelahirannya.
Saat ini Dewi sedang memeriksa laporan bulanan keuangannya, di tengah kesibukannya terdengar suara pintu ketuk.
"Tokk...tokk...tookkk"
"Yaa, masuk" kata Dewi mempersihkan orang itu masuk.
"Permisi bu, ada apa Ibu memanggil saya, apa ada yang bisa saya bantu" kata Sinta sekretaris Dewi sopan.
"Jadi begini, saya akan pergi ke indonesia untuk melihat lokasi tempat cabang akan di buka, jadi saya mau minta tolong sama kamu, tolong heandel semua pekerjaan saya selama saya gak ada" kata Dewi tegas pada sekretarisnya.
"Baik bu, saya mengerti, kapan Ibu akan berangkat biar saya siapkan semua keperluan Ibu selama di sana" tanya Sinta sopan.
"Gak usah, di sana ada rumah orang tua saya, jadi kamu tidak perlu mempersiapkan apa" kata Dewi membuat Sinta mengangguk mengerti.
"Kalau begitu kamu boleh keluar" lanjut Dewi, kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
*****
Dewi kini sudah mendarat di tempat kelahiran, dia pun menarik koper mininya dan berjalan keluar dari bandara lalu menghentikan taxi di depannya dan menuju ke rumah orang tuanya.
Sesampainya di kediaman orang tuanya, Dewi pun memencet bel dan tidak lama pintu pun di buka.
"Yaa ampun sayang, kenapa kamu gak bilang sama mama kalau mau pulang" kata Ria antusias lalu memeluk erat anak semata wayangnya itu.
"Aku sengaja ma, biar ngasih serprise sama kalian" jawab Dewi terkekeh, lalu balik memeluk mama tersayangnya.
Ria kemudian melepas pelukan mereka, lalu merangkul anaknya memasuki rumah kemudian duduk pada sofa ruang tamu.
"Jadi gimana sama bisnis kamu sayang" tanya Ria.
"Lancar kok ma, rencana aku mau bikin cabang di sini, tapi mungkin besok baru aku cek lokasinya" jawab Dewi sambil merenggangkan otot-ototnya yang kaku.
"Waahh bisnis kamu bisa berkembang secepat itu nak" tanya Ria tidak percaya.
"Gak ma, aku buka cabang di sini karena aku ada kerja sama dengan perusahaan di sini" jawab Dewi sambil menyandarkan kepalanya di sofa, sementara Ria hanya mengangguk mengerti.
"Kalau begitu, kamu ke kamar dulu istrahat, nanti kalau papa pulang kita lanjut lagi ngobrolnya" kata Ria, kemudian Dewi pun langsung menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments