Episode 13

Sesampainya Hera di rumah, dia mendapati anak semata wayangnya belum pulang ke rumah, dia pun memutuskan untuk membersihkan badannya terlebih dahulu sambil menunggu anaknya pulang.

Tepat setelah dia membersihkan diri, dia kembali menuruni tangga dan mendapati anaknya sedang duduk di sofa sambil menyandarkan kepalanya sambil tersenyum bahagia.

"Kamu kelihatannya bahagia sekali hari ini sayang" tanya Hera.

"Iyaa ma, hari ini aku sangat bahagia sekali, dan aku punya kabar baik buat mama" jawab Erwin lalu duduk dengan tegak.

"Oyaa, mama juga punya kabar baik buat kamu" kata Hera dengan senyum penuh mengembang wajahnya.

"Apa itu ma, mama terlihat sangat bahagia sekali" jawab Erwin masih dengan senyumnya.

"Kamu tau gak, tadi mama ketemu sama teman mama, kamu ingat gak, teman mama yang waktu sebelum kita pindah ke sini yang tetanggaan sama kita dulu" tanya Hera sementara Erwin berusaha mengingat-ingat.

"Emang kenapa dengan teman itu" tanya Erwin penasaran.

"Kamu ingat gak dengan anaknya yang dulu sering kamu ganggu, bahkan dulu kamu juga perna bilang akan menikahinya" tanya Hera lagi.

"Aku gak ingat ma, lagian itu kan sudah lama sekali, emang ada apa siih ma" tanya Erwin.

"Jadi begini sayang, mama sama teman mama itu berniat untuk menjodohkan kalian berdua" kata Hera antusias.

"Apa,?? mama jangan aneh-aneh deh mama, aku ada pacar ma, dan bahkan kami baru aja resmi pacaran tadi" kata Erwin.

"Tapi apa salahnya kamu coba dekat dengan anak teman mama, siapa tau kamu juga nyaman sama dia, lagian ini dulu kan juga permintaan papa kamu" kata Hera tidak menyerah.

"Tapi ma...." kata Erwin namun langsung di potong oleh mamanya.

"Tidak ada tapi-tapian, atau semua fasilitas kamu, mama cabut" ancam Hera.

"Baiklah kalau itu mau mama" kata Erwin akhirnya mengalah, dia pun menghembuskan nafasnya kasar lalu meninggalkan mamanya di sana.

*****

Sementara itu di rumah Jeni, dia juga sedang menunggu anaknya yang belum pulang kerja, Jeni berniat untuk menghubungi anaknya namun, saat dia mengambil ponselnya, bersamaan dengan itu, pintu rumahnya juga terbuka menandakan kalau anaknya itu sudah pulang.

"Akhirnya kamu pulang juga nak, mama dari tadi nungguin kamu" kata Jeni membuat Feni heran.

"Tumben mama nungguin aku" jawab Feni sambil menaikan alis matanya.

"Ada hal penting yang pengen mama omongin sama kamu" kata Jeni sambil menarik anaknya agar duduk bersamanya.

"Ada apa siih ma, gak biasanya mama ngomong serius sama aku" jawab Feni bingung.

"Jadi gini, kamu kan sudah kerja dan juga sudah dewasa, tapi mama liat kamu gak perna kenalin pacar kamu ke mama" tanya Jeni.

"Ma...., mama kan tau kalau aku belum punya pacar" jawab Feni frustrasi, pasalnya baru kali ini mamanya bertanya mengenai kekasihnya.

"Mama jadi curiga, apa jangan-jangan kamu gak normal Fen" tanya Jeni lagi sambil memicingkan matanya.

"Mama apaan siih, aku masih seratus persen normal ma, cuma aku belum nemuin yang pas aja menurut aku" jawab Feni lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Kalau gitu, kamu mau yaa, mama kenalin kamu sama anak teman mama" tanyanya lagi sambil meremas tangan anaknya.

"Jadi mama mau jodohin aku" kata Feni kaget.

"Gak gitu, mama cuma mau kamu kenalan sama dia aja, kalau menurut kamu cocok atau tidak itu terserah kamu, mama gak maksa kok" kata Jeni sambil tersenyum, Feni pun kembalu berfikir dan mengingat perkataan Daniel tadi siang membuat dia terpaksa mengangguk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!