"Veronica, aku akan sering muncul di dalam mimpimu agar kau jatuh cinta padaku," ucap Axton yang berbisik ditelinga gadis itu.
Axton yang melihat bibir tipis gadis itu kemudian ia menciumnya selama beberapa detik dan kemudian melepaskan ciumannya.
"Sangat manis, Veronica Alexa. kau tidak akan bisa terlepas dariku. aku ingin kau secara suka rela menyerahkan dirimu padaku," kata Axton yang mengecup dahi Veronica.
Sesaat kemudian karena ia mendengar suara kaki yang mendekati kamar itu maka ia pun langsung menghilang.
Klek.
"Wah...kenapa aku bisa begitu kelelahan?" ucap Mimi yang baru pulang dan langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.
"Di mana Sasa? kenapa tidak ada di sini? mungkin dia berkencan dengan Luiz, hanya Veronica saja yang sering menjauh dari pria. oleh karena itu dia cepat pulang," gumam Mimi.
"Gadis ini selain kuat emosi, dia tidak tahu betapa nikmatnya saat melakukan hubungan itu dengan pria. aku masih penasaran dengan Axton Charlie, ketampanannya membuatku tergila-gila," ucap Mimi yang sedang berbaring dan tidak lama kemudian ia memejamkan matanya.
Jam dinding menunjukan pukul 03.00.
Brak...bruk...
Suara keras yang datang entah dari mana.
"Aarrghhh...." teriakan Veronica dan Mimi yang terbangun akibat suara keras dari arah lain
"Apa kamu mendengarnya?" tanya Mimi pada Veronica.
"Iya, aku mendengarnya. aku mengira aku sedang bermimpi," jawab Veronica.
Prang....
Suara keras yang lagi-lagi terdengar oleh mereka berdua.
"Aaarrghh..."jeritan Veronica dan Mimi yang lagi-lagi hampir jantungan.
"Kenapa ada suara bantingan yang keras?" tanya Mimi yang merasa ketakutan.
"Seperti ada sesuatu yang terjadi di luar," ujar Veronica yang turun dari tempat tidur.
"Hei, sebentar! apa kau ingin melihatnya? apa kau tidak takut?" kata Mimi yang menahan langkah Veronica.
"Tentu saja aku takut, tapi kalau kita tidak melihatnya kita tidak akan tahu apa yang terjadi," jawab Veronica.
Prak...
Suara bantingan yang keras lagi-lagi terdengar oleh mereka.
"Aarghhhh," jerit Mimi yang langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Veronica, lebih kita jangan membuka pintu, sangat menakutkan," pinta Mimi yang gemetar sambil ikuti langkah Veronica.
"Ke mana Sasa? kenapa jam segini dia masih belum pulang?" tanya Veronica yang melangkah perlahan menuju ke pintu.
"Mungkin dia sedang bersama Luiz."
Veronica dan Mimi melangkah mendekati pintu dan saat ingin membuka pintu tersebut, tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari luar.
Tuk...tuk...tuk...tuk...
Suara ketukan pintu kamar mereka.
"Aarrghhh...." teriakan Veronica dan Mimi yang dikejutkan oleh suara ketukan pintu kamar mereka.
"Ini sudah jam 3 kenapa bisa ada ketuk pintu?" tanya Mimi yang sembunyi dibelakang Veronica.
"Mungkin saja hantu," jawab Veronica yang tangannya ingin memutar gagang pintu.
"Sebentar! jangan buka dulu!" pinta Mimi yang menghalangi temannya itu.
"Siapa di luar? apa tidak tahu ini sudah pukul berapa, kenapa masih saja ketuk pintu orang?" tanya Veronica yang memberanikan diri.
Tuk...tuk...tuk...tuk.
Suara ketukan pintu lagi.
"Siapa di luar sana woi....apa kamu bisu ya?" tanya Veronica yang mulai kesal.
"Jangan marah! kalau saja benda itu lagi, bukankah kita akan dalam bahaya."
"Kalau pun benda itu dia pasti mencarimu lagi," jawab Veronica.
"Jangan sembarangan!"
"Apakah Julio memiliki istri hantu lagi?"
"Jangan bicara sembarangan! dia masih belum menikah," jawab Mimi.
Veronica memberanikan diri mengintip lubang pintu. saat ia mengintip ia melihat seorang wanita yang tidak asing baginya.
"Dasar," ketus Veronica yang kemudian membuka pintunya dan melihat tidak ada sesiapa pun di sana.
"Ke mana dia?" tanya Veronica yang melangkah keluar dan melihat kiri kanan akan tetapi satu lorongan itu tidak ada sesiapa pun di sana.
"Siapa yang kamu maksudkan?" tanya Mimi yang ikut melangkah keluar.
"Sasa! aku melihat Sasa tadi," jawab Veronica.
"Aku di sini," jawab Sasa yang tiba-tiba muncul di belakang Veronica dan Mimi.
"Aarrghh..." jeritan Mimi yang terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul itu.
Veronica dan Mimi membalikkan badan mereka dan melihat ke belakang dan mendapati Sasa berdiri di sana.
"Sasa, kenapa jam segini kau baru pulang? kami hampir kena serangan jantung saja," tanya Veronica.
"Aku mengantuk mau tidur dulu," jawab Sasa yang bersikap dingin dan melangkah masuk ke dalam kamar.
"Dia agak aneh malam ini," ujar Mimi yang melihat keanehan temannya itu.
"Mungkin karena bertengkar dengan Luiz," jawab Veronica yang kemudian melangkah masuk ke dalam.
"Apa kamu baik-baik saja? wajahmu pucat dan apa kamu demam?" tanya Veronica yang menghampiri temannya itu yang sedang berbaring.
"Aku hanya merasa kelelahan karena berjalan cukup jauh," jawabnya dengan memejamkan matanya.
"Memangnya kalian ke mana? kenapa kau berjalan kaki pulang ke sini? dan di mana Luiz?" tanya Mimi.
"Dia ada urusan dan pulang duluan, setelah itu aku baru pulang sendiri. aku lupa jalan untuk pulang ke sini."
"Kenapa kau tidak menghubungiku saja, aku bisa menjemputmu. apa kau tahu malam-malam begini kau pulang sendirian sangat bahaya," ujar Veronica yang kemudian melangkah ke tempat tidur sendiri.
"Sudahlah! yang penting kamu sudah pulang," ucap Mimi yang berbaring di samping Sasa.
"Luiz adalah pria brengs*k, apakah kalian melakukan itu?" tanya Veronica.
"Iya, setelah kami melakukannya dia pergi karena ada urusan," jawab Sasa
"Besok aku akan membuat perhitungan dengannya, dia sangat kurang ajar," ketus Veronica dengan kesal.
"Benar kata Veronica, walau dia sibuk dia harus mengantarmu pulang dan bukannya meninggalkan mu di sana," ujar Mimi yang ikut merasa kesal.
"Mari kita tidur! besok aku akan mencarinya," kata Veronica yang memejamkan matanya.
Tidak lama kemudian mereka pun ketiduran.
Setelah beberapa jam kemudian cuaca cerah menyinari kamar mereka. Mimi dan Veronica membuka mata mereka dan menguap karena masih mengantuk.
"Mengantuk sekali," ucap Mimi yang melihat ke samping.
"Di mana Sasa?" tanya Mimi yang berubah posisi duduk.
"Apa dia beli sarapan? sekarang baru pukul 7 pagi. mana mungkin dia cepat turun," jawab Veronica.
"Atau dia menjumpai Luiz?"
"Kita cuci muka dulu dan kita jumpai sibrengs*k itu," ujar Veronica.
Kamar Axton.
Axton berkumpul bersama dengan Luiz dan Julio.
"Bagaimana rasanya kau dengan Mimi?" tanya Luiz.
"Luar biasa sekali, selama ribuan tahun kita sering saja melakukan dengan sesama kalangan kita. dan baru semalam aku baru merasakan punya manusia, rasanya sangat luar biasa," jawab Julio.
"Sedangkan Sasa masih perawan, ini adalah keberuntunganku," ujar Luiz dengan merasa senang hati.
"Tuan, apakah tuan sudah melakukan dengan nona itu?" tanya Julio pada bosnya.
"Aku akan menunggu sehingga dia sudi melakukannya," jawab Axton sedang meneguk darah segar yang di dalam gelas beningnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Julima Ahaya
👍
2024-09-09
0
Rasyid Ramadhan
wow bagus sekali
2024-09-07
0
Cod Cod Dulu
vampir modern minum darah dari gelas
2023-10-21
1