Bab 19 : Perasaan mereka.

Tae-Hyun baru saja sampai di apartmennya sepulang dari bekerja.

"Hahh.. lelah sekali." Tae-Hyun melirik ke arah jam dinding, masih pukul tujuh malam.

Ting.. tong.. ting.. tong..

Tae-Hyun membuka pintu apartmennya. Sera berdiri sambil membawa kresek hitam.

"Soju.. aku ingin minum bersama." Sera masuk ke apartmen Tae-Hyun.

Tae-Hyun menggaruk kepalanya walau tidak gatal, padahal dia tidak ingin bertemu Sera karena dia ingat kejadian mabuknya semalam.

"Belum mandi??" Tanya Sera.

"Iya."

"Baru pulang kerja?"

"Hmm.."

"Lembur?"

"Hmm.."

"Dari reaksinya ternyata paman ingat ya?" Sera berjalan menuju dapur.

"Ingat? Emm.. apa maksudmu? Emm.. aku tidak paham." 

Sera tertawa melihat akting Tae-Hyun yang payah.

"Dari sikap paman saja sudah terlihat jelas kalau paman ingat kejadian itu." Sera membawa dua gelas soju ke ruang tamu.

Tae-Hyun pura-pura sibuk dengan ponselnya.

Cssssh..

Sera membuka tutup botol soju lalu menuangkan ke gelas.

Sera minum dalam satu tegukan.

"Jadi bagaimana sekarang?" Goda Sera.

"Apa maksudnya??"

"Aku ingin mendengarnya langsung paman, katakan." Mata Sera tampak berseri-seri, dia sangat menanti Tae-Hyun menyatakan perasaannya di depan Sera.

Sera mengeluarkan ponselnya, dia memutar rekaman suara Tae-Hyun saat mabuk.

"Yaaak! Sera matikan!" Wajah Tae-Hyun memerah, tapi Sera masih memutarnya.

Tae-Hyun hendak merebut ponsel Sera tapi Sera malah memeluknya, Sera melingkarkan kedua tangannya di leher Tae-Hyun.

"Katakan dengan kesadaran 100%, katakan apa yang ada di hatimu tanpa berbohong Gong Tae-Hyun." Sera memandang wajah Tae-Hyun, tapi tidak dibalas.

"Hahh.." Tae-Hyun menghembuskan nafas kasar.

"Mengakui perasaan ini tidak akan merubah apapun Sera." Tae-Hyun akhirnya menatap Sera.

Keduanya saling menatap.

"Jangan lagi bahas soal ayah dan anak tiri, aku muak." Kata Sera.

"Anggap saja itu tidak perlu dibahas, tapi nyatanya kau saja menganggapku sebagai pamanmu. Kau saja memanggilku dengan sebutan itu, jadi apa kita pantas bersama sebagai pasangan?" 

Sera merasa jantungnya seperti mau meledak, dia tidak pernah melihat Tae-Hyun menatapnya seperti ini.

"Emm.. kalau begitu mulai saat ini aku panggil oppa, bagaimana?" Sera masih belum melepaskan kalungan tangannya di leher Tae-Hyun.

Tae-Hyun tidak menghindar, namun dia juga tidak membalas pelukan manja Sera.

"Lee Sera, kita tidak akan pernah bisa seperti yang kita inginkan." 

"Katakan saja dengan jelas, sederhana dan lugas supaya aku tidak bingung."

"Hmm.. aku menyukaimu, entah sejak kapan perasaan itu bergeser. Entah karena kau selalu menunjukan ketertarikan itu padaku, atau mungkin sejak aku merasa cemburu soal Eun-Woo, atau mungkin sudah sejak lama. Hmm.. Aku tersiksa, aku tahu perasaanku ini salah. Kita tidak akan pernah bisa menjalin hubungan seperti pasangan Lee Sera." Akhirnya Tae-Hyun mengungkapkan semua isi hatinya pada Sera.

Sera tersenyum. "Aku mencintaimu Jang Tae-Hyun." 

Sera berjinjit untuk mencapai bibir Tae-Hyun. Sera mencium bibir Tae-Hyun, momen ini sudah dia tunggu bertahun-tahun lamanya.

Tae-Hyun awalnya tidak membalas ciuman Sera, namun Sera semakin buas melakukannya.

Tae-Hyun tidak bisa menahan lagi, akhirnya mereka berciuman cukup lama.

Dua orang yang tersiksa menahan perasaan kini sudah saling terbuka satu sama lain.

Kini mereka sudah berada di sofa, Sera dalam posisi terlentang, sedangkan Tae-Hyun berada diatasnya.

Tiba-tiba Tae-Hyun menghentikan aksi mereka.

"Kenapa??" Seru Sera.

"Ini terlalu cepat." Tae-Hyun berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum.

Sera menyusul, dia memeluk Tae-Hyun dari belakang.

"Mulai sekarang aku akan memanggil mu oppa."

"Uhukk.. uhukk.." Tae-Hyun terbatuk karena kaget dengan sebutan yang Sera bilang.

"Tidak perlu begitu, pelan-pelan saja. Lagi pula kita tidak boleh ketahuan orang lain kan?" 

Sera mengerutkan dahinya. "Memangnya kenapa kalau ada yang tahu?"

"Seluruh Korea tahu Lee Sera adalah tunangan Jang Eun-Woo. Dan semua tahu aku ini ayah tirimu." 

Sera melepaskan pelukannya. "Berhenti bilang seperti itu."

"Sudah sana pulang, aku mau mandi, mau istirahat."

"Aku juga belum mandi, aku ingin tidur disini." Sera menjawab dengan lantang.

Tae-Hyun menjewer telinga Sera. 

"Aaaa.. aaa.. sakit." Sera kesakitan.

"Dasar anak nakal, pulang sana. Ayahmu akan menggrebek kota disini kalau kau tidak pulang."

"Biar saja, bias sekalian dinikahkan."

"Kau yakin ayahmu akan melakukan itu? Bukannya kau malah akan dinikahkan oleh Eun-Woo kalau ketahuan berada disini?"

"Hemm.. ya sudah aku pulang. Sampai jumpa besok oppa." Sera mengecup bibir Tae-Hyun sebelum meninggalkan apartmen.

Tae-Hyun melemlarkan badannya ke sofa.

"Hana.. kau melihatnya? Hahh.. maafkan aku, aku sudah tidak bisa menahannya. Aku lelaki normal, dan anak mu memang nakal." Tae-Hyun mengajak bicara foto Hana.

Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!