Bab 12 : Sera patah tulang.

Dong-Gun, dan beberapa pengawal membawa Sera ke rumah sakit dengan mobil.

"Sakit sekali, ayah toloooong, sepertinya tanganku patah ayah, bagaimana karirku setelah ini?" Di dalam mobil Sera merengek kesakitan seperti anak kecil, dia bahkan sempat memikirkan karirnya disaat genting seperti ini.

"Makanya jangan melakukan hal yang aneh-aneh seperti ini! Kau ini ada-ada saja. Sudah jangan bicara ngawur, sebentar lagi kit asampai di rumah sakit Taeyang, mereka akan merawatmu dengan baik." Dong-Gun panik melihat Sera kesakitan.

"Makanya ayah  jangan menghukumku seperti itu!! Huhuhu.." Disela-sela menangis kesakitan Sera masih bisa menyalahkan ayahnya.

"Sudah jangan banyak gerak nanti semakin sakit, kita sudah mau sampai. Yaaak!! Kenapa kau menyetir seperti siput, kau tak lihat Sera kesakitan sepeti ini!! Yang cepat bawa mobilnya!!" Dong-Gun marah-marah pada supir karena panik.

Tidak butuh waktu lama, akhrnya mereka sampai di rumah sakit Taeyang. Sera langsung dibawa ke ruang gawat darurat.

“Hahh.. ada-da saja dia.” 

Butuh waktu lebih dari tiga jam, Dong-Gun bersama beberapa pengawal menunggu di depan ruang operasi karena akhirnya Sera harus menjalani operasi.

Dong-Gun langsung mendekati dokter saat kamar operasi terbuka.

“Bagaimana keadaan Sera dokter?” Dong-Gun tampak cemas.

“Sykurlah operasinya berjalan dengan baik. Pergelangan tangan kanannya patah, kami memasang plat, butuh waktu sekitar dua minggu untuk pemulihan. Mungkin nona Sera akan dirawat tiga sampai empat hari kedepan.”

“Hahh.. syukurlah kalau begitu. Lalu kapan dia akan dipindahkan di kamar pasien?”

“Kami baru melakukan observasi, mungkin tiga puluh menit lagi nona Sera akan dipindahkan di kamar pasien. Tuan jangan khawatir, semua berjalan dengan baik. Kalau begitu saya permisi dulu.” Dokter pergi meninggalkan Dong-Gun.

...----------------...

Di sebuah bar, Eun-Woo sedang duduk menikmati wiski sambil membaca dengan cermat laporan hasil pencarian informasi mengenai Tae-Hyun dan apa hubungannya dengan Sera.

“Waaahh.. unik sekali hubungan mereka, ckckck.. bagaimana bisa dia meyukai mantan suami ibunya? Dasar Lee Sera.” 

Supir pribadi Eun-Woo datang memberitahu bahwa Sera sedang dirawat di rumah sakit milik keluarga Eun-Woo.

“Apa? Dia terjatuh dari lantai dua rumahnya? Apa dia mencoba utnuk bunuh diri?”

“Bukan tuan muda, sepertinya nona Sera mencoba kabur karena dikurung oleh ayahnya.”

“Apa?? Dikurung? Wah.. memangnya dia anak kecil yang harus dikurung karena melakukan kesalahan? Haha.. kasihan sekali. Lalu bagaimana keadaannya sekarang?”

“Pergelangan tangan kanannya patah, tapi operasinya berjalan lancar.”

“Hmm.. aku harus menemuinya, antar aku kesana.” Eun-Woo merasa tertarik dengan Sera setelah leih dalam mencaritahu tentangnya.

Supir membawa Eun-Woo ke rumah sakit untuk menemui Sera.

“Selamat malam Lee hwaejangnim.” Eun-Woo memberi hormat ke Dong-Gun.

“Eun-Woo kenapa kau ada disini? Apa kau datang kerena khawatir dengan keadaan Sera?” Wajah cemas Dong-Gun tiba-tiba berubah jadi semangat.

“Emm.. ya bisa dibilang begitu.”

Dong-Gun mencium bau alkohol yang kuat dari Eun-Woo.

“Kalau begitu aku titip Sera,sebentar lagi dia akan dipindahkan ke ruang pasien. Aku harus pulang dulu.” Dong-Gun pergi begitu saja.

“Tapi hwaejangnim..” Eun-Woo tidak digubris oleh Dong-Gun.

“Hahh.. seenaknya sekali dia.”

Kreeek..

Sera yang masih tertidur diatas kasur pasien dibawa menuju ruangan psien. Eun-Woo mau tidak mau harus mengikutinya.

Kini hanya ada Eun-Woo yang menjaga Sera. “Hahh.. apa sih yang aku lakukan? Kenapa aku jadi tejebak disini? Sampai kapan aku harus disini? Apa aku pergi saja? Hahh..” Eun-Woo sedikit iba melihat Sera tergolek lemas.

“Baiklah aku akan disini sampai dia siuman.” 

Eun-Woo menengok jam tangannya, pukul 01:10. 

Eun-Woo duduk di sofa smabil memandang Sera. “Kalau baru tidur lucu juga.”

02:32

Sera mulai sadar, dia merasakan tangannya sedikit sakit, dia menengok ke tangan kanannya yang dibungkus perban dan di topang papan.

“Hahh..” Sera menghembus nafas kasar.

“Sudah sadar?”

Sera kaget mendengar suara lelaki.

“Eun-Woo???” 

“Kaget ya? Hmm.. aku hanya penasaran saja lalu kesini, tapi ayahmu membuatku berjaga menjaga an perempuannya.” Eun-Woo berjalan mendekat ke tempat tidur.

“Maaf, kalau begitu kau boleh pulang, aku tidak apa sendirian disini.” Sera mencoba untuk duduk, Eun-Woo membantunya.

“Memang mau begitu. Emm.. tapi aku mau mengacungi jempol dulu padamu, karena kau berani melompat dari lantai dua rumahmu.” Pujian yang Eun-Woo maksud lebih seperti sindiran.

“Emm.. boleh aku pinjam ponselmu?”

“Ponsel? Memang ponselmu kemana?” Eun-Woo memberikan ponselnya.

“Disita ayahku.”

“Apa? Hahahha..” Eun-Woo tidak bisa menahan tawanya, dia merasa sangat konyol dengan keadaan Sera.

“Paman.. in aku Sera.” Sera menghubungi Tae-Hyun dengan ponsel Eun-Woo.

“Sera kau baik-baik saja? Kau dirumah kan?” Suara Tae-Hyun jelas terdengar khawatir.

“Tidak baik-baik saja, aku di rumah sakit.”

“Rumah sakit? Kenapa?” Tae-Hyun semakin khawatir.

“Aku terjatuh saat mencoba kabur dari jendela kamarku.”

“YAAAK!! Kau ini!! Kenapa melakukan hal berbahaya seperti itu? Apa ada yang cidera?”

Seeet..

Eun-Woo mengambil ponselnya secara paksa dari Sera.

“Aku di rumah sakit Taeyang paman.” Sera berteriak.

Eun-Woo memutus telepon tanpa basa-basi.

“Yaak! Kalau mau jadi orang baik janagan setengah-setengah dong!” Sera protes karena Eun-Woo bersikap plin-plan menurutnya.

“Tagihan ponselku akan meledak kalau kau bicara terus, aku pergi.” Eun-Woo pergi begitu saja dari ruangan pasien.

“Hisshh.. dasar lelaki pelit, padahal dia anak konglomerat.” 

Tak lama Tae-Hyun datang ke ruangan Sera.

“Paman?” Sera sedang menonton televisi.

Tae-Hyun berlari lalu memeluk Sera. “Syukurlah kau baik-baik saja.”

“Apanya yang baik-baik saja? Paman tidak lihat tanganku??”  Sera menganggakt tangan kanannya.

“Sudah jangan digerakan dulu.” Tae-Hyun duduk di kursi disebelah tempat tidur.

“Apa paman baik-baik saja?”

“Hmm.. ayahmu sudah mneghapus semua artikel, tidak ada efek apapun padaku. Kenapa ponselmu mati?”

“Ayha menyita ponselku lalu mengurungku di kamar, kejam kan? Makanya aku mencoba kabur.”

“Tapi kau membahayakan diri sendiri!” Tae-Hyun sangat khawatir dengan keadaan Sera.

“Senangnya paman mengkhawatirkan ku seperti ini. Rasanya seperti diperhatikan pacar.” Sera tersenyum menggoa ke Tae-Hyun.

“Obat biusnya pasti masih mneyangkut di otakmu.”

“Hiiih..”

“Tidak ada yang menemanimu?? Waaah..”

“Tadi Eun-Woo yang menmnaiku sampai aku siuman, lalu dia pergi.” Jelas Sera.

“Aa.. jadi tadi nomornya?”

Sera mengangguk.

“Sudah kau istirahat sana, aku akan menemanimu.” Tae-Hyu mematikan televisi lalu membantu Sera kembali ke posisi berbaring.

Sera tersenyum, rasa sakitnya seketika menghilang saat lelaki pujaan hatinya memberikan perhatian yang dia damba.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Agusrita Wijayanti

Agusrita Wijayanti

uhuy.......😘

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!