Selesai perawatan Sera pergi ke studio foto untuk pemotretan sebuah majalah.
Di lokasi Ju-Hwan sudah menunggu.
"Oppa, bagaimana keadaan ibumu?" Tanya Sera.
"Sudah di pindahkan ke ruang rawat jalan, adikku yang merawat."
"Oppa.. lihat wajahku."
"Heum??" Ju-Hwan bingung.
"Lihaaaat.. lihat baik-baik."
Ju-Hwan melihat wajah Sera dengan teliti.
"Kenapa? Apa kau merubah perawatanmu? Tapi maaf aku rasa sama saja, kau memang sudah cantik jadi perawatan ekstra tidak terlalu terlihat signifikan."
"Buka begitu, tadi pagi si nenek lampir itu menamparku. Lihat pipiku sampai lebam." Sera menunjuk pipinya.
"Apa?? Kalian bertengkar lagi?"
"Dan anaknya menjambak rambutku, lihat nih sekarang tipis dan jelek kan rambutku?" Sera mengibaskan rambutnya.
Ju-Hwan memandang malas, padahal menurutnya tidak ada yang berubah sama sekali dengan rambut dan wajah Sera.
"Ayo masuk."
"Oppaaaa.. lihat dulu bagaimana wajahku, bagaimana pipiku?" Rengek Sera.
"Tidak ada perubahan, kau tetap cantik seperti biasa, sudah ayo masuk." Ju-Hwan menarik tangan Sera dan mengajaknya masuk ke studio.
Sera masuk ke studio untuk merias diri dan bersiap pemotretan. Selama merias diri ia berkali-kali meminta staf untuk memperbaiki riasan di pipinya, padahal di pipinya tidak ada bekas sama sekalu seperti yang Sera katakan.
Sekitar dua jam pemotretan berjalan, Sera sebagai model profesional melakukan pemotretan dengan sangat baik.
"Sudah malam, aku antar kau pulang." Kata Ju-Hwan sambil berjalan menuju tempat parkir.
"Tidak usah, kita kan bawa mobil sendiri-sendiri. Oppa pergi saja ke rumah sakit, bye." Sera berjalan mendahului Ju-Hwan, lalu masuk ke mobilnya.
Sera membawa mobilnya menuju apartmen Tae-Hyun.
Nit.. nit.. nit.. nit.. nit.. nit..
"Hihh.. kenapa tidak bisa sih? Apa password-nya sudah diganti?" Sera gagal membuka pintu apartmen Tae-Hyun.
Kreeek..
Sera sedikit terkejut saat Tae-Hyun tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Selamat malam." Sapa Sera dengan senyum cantiknya.
Tanpa dipersilahkan Sera masuk ke apartmen milik Tae-Hyun.
"Kau bisa diamankan oleh petugas apartmen kalau melakukan hal itu lagi." Kata Tae-Hyun sambil mengikuti Sera yang sedang berjalan menuju dapur.
"Makanya jangan diganti dong password pintunya." Keluh Sera sambil membuka lemari pendingin.
"Dari mana kau?"
"Aahh.. dingin!" Sera menumpahkan air mineral dingin di bajunya karena teledor.
"Kau ini, tunggu sebentar." Tae-Hyun masuk ke kamar lalu mengambil kaosnya untuk Sera.
"Pakai ini." Tae-Hyun menyodorkan kaos untuk Sera.
"Ganti disini?" Tanya Sera seraya bercanda.
Tae-Hyun menarik tangan Sera, mengajaknya masuk ke kamar.
'Apa-apaan ini? Dia terang-terangan mau mengajaku tidur? OMO!! Apa warna celana dalamku hari ini? Uppss.. aku belum mandi..' Pikiran Sera sudah melayang ke planet Jupiter.
Tae-Hyun membuka pintu kamar mandi.
"Sana ganti bajumu dulu, aku mau buat coklat hangat untukmu." Tae-Hyun meninggalkan Sera, dia keluar dari kamar.
"Haisshh.. dasar lelaki tidak normal, apa susahnya sih mengakui kalau suka padaku?" Sera menggerutu sendiri.
...----------------...
“Huft.. anak itu sudah tumbuh sebagai monster pemangsa.” Tae-Hyun mengelus dadanya sambil berjalan menuju dapur.
“DNA Song Hana yang polos sudah tercampur dengan DNA Lee Dong-Gun yang bejat jadi begitulah sikapnya, huft..” Semakin hari Tae-Hyun semakin heran dengan sikap Sera yang terang-terangan menunjukan ketertarikan padanya.
Song Hana adalah nama ibu kandung Sera yang sudah meninggal sebelas tahun lalu, dia seorang perawat yang bekerja di rumah sakit tempat Tae-Hyun bekerja, disanalah mereka berkenalan dan menjadi teman baik, namun dibalik itu ternyata Tae-Hyun menaruh hati pada Hana yang berusia lima tahun enam tahun lebih tua darinya.
“Tidak punya kaos yang lebih kecil, ini besar sekali, sepertinya ini bukan kaos mu paman?” Sera keluar dari kamar Tae-Hyun, kaos abu-abu milik Tae-Hyun terlihat sangat besar dibadan Sera.
“Tidak punya, sudah pakai saja biar tidak kedinginan.” Tae-Hyun masih menyeduh coklat hangat untuk Sera.
Sera duduk di sofa, dia mengambil ponselnya dari dalam tas.
“Eoh? Kenapa dia menelepon?” Sera melihat satu notifikasi panggilan tak terjawab dari Eun-Woo.
“Siapa? Lee Dong-Gun?” Tanya Tae-Hyun.
“Bukan, bukan dari ayah. Kenapa sih paman selalu sinis setiap memanggil nama ayahku?”
“Emm.. tidak juga, biasa saja.” Kata Tae-Hyun berpura-pura bersikap biasa.
“Hishh.. dasar lelaki tidak bisa berbohong.”
“Lalu siapa yang menelepon?” Tae-Hyun meletakan secangkir coklat hangat di meja di hadapan Sera.
“Jang Eun-Woo.”
“Lelaki yang dijodohkan Dong-Gun denganmu?”
“Hmm.. lihat nih.” Sera memperlihatkan foto profil Eun-Woo dari ponselnya. “Tampan kan? Muda, tampan dan kaya, kali ini ayah berbaik hati padaku.” Sera sengaja ingin membuat Tae-Hyun cemburu.
"Jadi tipe lelaki idamanmu yang seperti itu? Tampan, MUDA.. dan KAYA." Tae-Hyun menegaskan kata muda dan kaya untuk menyindir Sera.
"Emm.. tidak juga, tapi setidaknya Eun-Woo sudah memenuhi kriteria untuk menjadi tunangan palsuku."
"Lee Sera kau yakin akan melakukan pertunangan itu?"
"Hmm.." Sera mengangguk mantap.
"Apa yang membuat kau mau bertunangan dengannya?"
"Ayah akan memberikan Enivrant untukku."
"Apa?? Enivrant?? Kau yakin ayahmu akan memberikan Enivrant untukmu? Perusahaan itu milik ibu tirimu, aku rasa ayahmu hanya berbohong agar kau mau bertunangan kali ini. Apa yang akan ayahmu dapat kalau kau bertunangan dengan lelaki itu?"
"Lahan dengan harga murah dan suntikan investasi dari perusahaan milik ayah Eun-Woo."
"Sudah jelas!! Aku yakin Dong-Gun hanya memanfaatkan mu, pikirkan lagi soal pertunangan itu." Tae-Hyun menyeruput coklat hangat miliknya.
'Gila… menyeruput coklat hangat saja seksi sekali, huft.. pikiranku jadi tidak tenang. Sial!!' Batin Sera.
"Tenang saja, akan aku pastikan ayah memberikan Enivrant untukku tepat di hari pertunanganku."
"Lee Sera, aku kecewa ternyata kau mudah diiming-imingi harta, tidak seperti ibumu."
"Ini hanya pertunangan palsu, Eun-Woo juga memakai pertunangan ini untuk mendapatkan hadiah dari ayahnya. Jadi paman tolong jangan dianggap serius." Sera ikut menyeruput coklat hangat miliknya.
"Kau ini masih muda, jalanmu masih panjang, pikirkan lagi."
"Biar saja, kalau sudah tidak lagi membawa keuntungan tinggal putuskan saja pertunangannya, apa susahnya sih?" Sera kembali menyeruput coklat hangat hingga habis.
Tae-Hyun berjalan mendekati Sera, dia duduk di sofa, di sebelah Sera.
"Aku berkata seperti ini demi kebaikan mu kelak." Tae-Hyun mengelap bekas coklat di sekitar bibir Sera dengan jarinya.
Mata Sera terbuka lebar, jantung Sera berdetak kencang.
"Ibumu pasti kecewa kalau kau terjerat permainan ayahmu, Lee Dong-Gun ayah kandungmu itu orang licik. Jadi aku, sebagai ayah tirimu ingin memberi saran agar kau tidak dimanfaatkan oleh ayah kandungmu." Tae-Hyun membelai lembut rambut Sera.
"Berhenti paman, kau benar-benar membuatku bingung. Pertama kau ini bukan ayah tiri bagiku! Kau hanya menikah selama tiga hari dengan ibuku.
Sikapmu padaku adalah sikap seorang laki-laki yang terpikat dengan seorang wanita, bukan sikap seorang ayah tiri kepada anaknya!" Sera kembali menegaskan hal ini pada Tae-Hyun yang sering memberikan perhatian yang menurut Sera adalah perhatian sayang antara wanita dan pria dewasa.
"Kau keliru Lee Sera, bagiku kau adalah Sera, anak Song Hana, jadi aku harus terus menjagamu seperti aku menjaga Ha-Jin, ibumu."
"Kalau begitu cintai aku seperti paman mencintai ibuku."
Tae-Hyun menatap wajah Sera.
"Bagiku kau bukan wanita, bagiku kau adalah Sera si anak kecil yang suka merengek pada ibunya untuk ditemani belajar atau minta dibelikan boneka." Tae-Hyun mengenal Sera sejak masih kecil, maka dari itu Tae-Hyun tahu persis bagaimana kebiasaan Sera sejak masih kecil.
Sera tersenyum kecut, "Sampai kapan kau tidak mau mengakui perasaan itu Gong Tae-Hyun?" Sera membalas tatapan Tae-Hyun.
"Pulang sana, sudah malam, coklatmu sudah habis." Tae-Hyun kembali ke tempat duduk semula.
"Tentu saja aku mau pulang, Eun-Woo sudah menunggu untuk ditelepon." Sera pergi meninggalkan apartmen Tae-Hyun.
"Hahhh.. apa yang harus aku lakukan?" Tae-Hyun, terlentang di sofa sambil meletakan salah satu tangannya di depan matanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Agusrita Wijayanti
woow......sera....sera.....😄
2022-12-25
0