Keesokan harinya..
Klotak.. Klotak.. Klotak..
"Iya tidak apa, oppa jangan buru-buru, tunggu saja dulu sampai ibu oppa siuman. Tidak usah terlalu memikirkan ku. Aku bisa naik taksi." Sera sedang berkomunikasi jarak jauh dengan manajernya, Ju-Hwan.
"Aaak.." Langkah kaki Sera sedikit meleset saat menuruni anak tangga di rumahnya.
"Kenapa?" Tanya Ju-Hwan khawatir.
"Tidak apa, yasudah oppa, bye." Sera mengakhiri pembicaraannya dengan Ju-Hwan.
"Makanya kalau sedang berjalan hati-hati dong eonni." Seol-Hyun tiba-tiba muncul dan berdiri di ujung tangga. *Eonni : Panggilan untuk kakak perempuan dipanggil oleh adik perempuan.
Lee Seol-Hyun adalah adik tiri Sera, dia adalah anak ayahnya dengan sang ibu tiri.
Sera hanya tersenyum, kakinya tidak sakit hanya kaget saja jadi dia masih bisa berjalan normal.
"Terimakasih dongsaeng. Kau perhatian sekali." Sera berjalan melewati Seol-Hyun. *Dongsaeng : Adik.
"Enivrant, jangan pernah coba mengusiknya." Kata Seol-Hyun.
Sera merasa geli dengan omongan Seol-Hyun, dia berbalik ke Seol-Hyun lagi.
"Memangnya kenapa? Tahu apa kau anak SMA soal perusahaan milik ayah?"
"Ayah akan mewariskan Enivrant padaku saat aku sudah lulus kuliah nanti." Meski masih enam belas tahun, tapi di otak Seoul-Hyun sudah dipenuhi dengan ambisi mengenai harta.
“Haha.. adikku yang manis Lee Seol-Hyun belajar saja yang rajin, jangan memikirkan soal perusahaan ayah. Yang penting kartu kredit ayah yang tidak ada batas masih kau pegang itu sudah lebih dari cukup, buka begitu?” Sera melipat kedua tangannya di depan.
“Walau kakak lebih tua dariku tapi kedudukanku sebagai anak sah ayah adalah nilai utama. Jadi sekali lagi aku bilang pada kakak, jangan mengusik Enivrant.” Dari mata Seol-Hyun terpancar ambisi yang meluap-luap.
“Seol-Hyun benar, kau sebagai anak tidak sah ayahmu seharusnya tahu diri. Kau harus bersyukur ayahmu akhirnya memungut mu untuk tinggal di rumah ini.” Subin datang mendekati Sera dan Seol-Hyun.
“Hahh.. kau tidak ingat aku sudah empat kali berusaha pergi dari rumah ini tapi ayah selalu memintaku kembali? Sebenarnya aku tidak sudi tinggal bersama wanita perebut suami orang seperti anda, tapi bagaimana lagi ayah yang meminta ku untuk tetap disini.” Sera tidak ingin kalah, dia menyerang balik Subin.
“Yaak! LEE SERA JAGA OMONGANMU!!” Subin murka.
“Kenapa memangnya? Benar kan? Memang begitu asal mula anda.” Sera menyeringai.
“Tapi apa bedanya dengan ibu mu? Jadi jangan menyebut ku dengan sebutan itu jika kau tidak ingin menyinggung ibu mu juga.” Subin memang tidak suka pada Sera sejak pertama kali mereka bertemu sebelas tahun silam.
“Kau salah, ibuku pergi dari ayah saat mengandungku, karena saat itu dia tahu bahwa ayah berbohong. Ayah yang salah, dia mengaku tidak memiliki istri. Berbeda dengan mu, kau jelas-jelas menggoda ayah, menggoda bos mu. Kau tidak tahu malu, hanya seorang sekretaris biasa beraninya menggoda bos, dasar mata duitan.” Sera mengeluarkan serangan kebencian tanpa ampun ke Subin.
JEP…
Tiba-tiba Seol-Hyun menjambak rambut Sera yang tergerai.
“YAK!! Kau sudah gila ya?!” Sera tidak mau kalah dia menarik kerah seragam Seol-Hyun.
“Jaga omonganmu anak haram!!” Terak Seol-Hyun tepat di depan wajah Sera.
“Sera lepaskan!!” Subin mencoba melerai tapi keduanya masih tetap pada posisi mereka.
“Suruh anakmu melepaskan rambutku dulu!!” Sera tidak ingin kalah dari Seol-Hyun.
“Tidak!! Tidak akan!!” Seol-Hyun keras kepala.
“Seol-Hyun hentikan, nanti ayahmu datang kau juga akan dianggap anak yang tidak baik” Subin meminta Seol-Hyun untuk mengalah.
Sera sudah tidak tahan lagi, dia memindahkan tangannya dari kerah seragam ke rok seragam Seol-Hyun, dengan kekuatan tangan dan juga kekuatan amarah yang meluap-luap Sera berhasil merobek rok seragam Seol-Hyun.
“YAAK!!” Seol-Hyun sontak melepaskan tangannya dari rambut Sera.
Sera mengeluarkan uang, sepuluh lembar lima puluh ribu won, lalu melemparkan ke Seol-Hyun.
“Maaf.. itu uang ganti rugi ku.” Sera hendak pergi namun…
PLAK!!!
Subin menampar pipi Sera.
“Aaaak..” Sera kaget.
“Jaga sikapmu Lee Seraaaa!!” Teriak Subin.
“BERHENTI!!!” Dong-Gun yang mendengar ribut-ribut akhirnya keluar dari kamarnya.
“Ayah…. lihat apa yang kakak lakukan padaku.” Seol-Hyun berlari ke arah Dong-Gun.
Dong-Gun melihat rok seragam Seol-Hyun yang robek hingga memperlihatkan paha mulusnya. Dong-Gun melepas jas miliknya untuk menutupi bagian bawah Seol-Hyun.
“Sayang.. lihatlah kelakukan Sera, dia…” Belum selesai Subin melapor ke sang suami tiba-tiba….
PLAK….!!!
Dong-Gun menampar Subin.
“SAYAAANG!!” Subin kaget.
“Aku mendengar semuanya, Sera benar, ibunya tidak bersalah, aku yang salah. Jangan samakan ibunya denganmu.” Dong-Gun pergi meninggalkan Sera, Subin dan Seol-Hyun.
Sera membuntut Dong-Gun, mereka keluar menuju tempat parkir bawah tanah.
“Terima Kasih ayah sudah membela mendiang ibu.” Sera memberi hormat lalu berjalan mendahului Dong-Gun.
“Sera.”
Sera menoleh.
“Bersihkan riasan mu, dan obati pipi mu. Sepertinya akan membekas, tidak baik jika orang-orang melihatnya, kau ini model yang banyak dikenal orang.” Dong-Gun memberi sapu tangannya ke Sera.
Sera hanya terdiam.
“Kau tidak pergi dengan Ju-Hwan?” Tanya Dong-Gun.
“Tidak, ibunya mendadak sakit, dia sedang menjenguknya di rumah sakit.” Jawab Sera dengan nada lirih.
“Kau ada jadwal apa? Mau ayah antar?”
Sera menatap Dong-Gun, dia tidak percaya sang ayah menawarkan untuk mengantarnya.
“Tidak, aku bisa pergi sendiri. Aku pergi dulu.” Sera buru-buru berjalan menuju mobilnya, lalu melaju kencang meninggalkan rumah.
“Dia sama persis dengan ibunya. selalu terlihat tegar di depan orang lain padahal hatinya hancur.” Dong-Gun menatap mobil Sera yang sudah menjauh.
–
Sera melaju kencang dengan mobilnya menuju ke salon.
“Untung jadwalku adalah perawatan, coba kalau jadwalku pempotretan bisa gawat.” Sera sudah memarkirkan mobilnya, dia melihat pipinya dari kaca spion di dalam mobilnya.
“Hahh.. pipiku jadi merah.” Sera mengambil kacamata dan masker sebelum turun dari mobil, dia menutupi wajahnya agar tidak menarik perhatian saat masuk ke salon.
“Ada yang bisa saya bantu?” Tanya salah satu staf salon.
“Saya sudah pesan atas nama Lee Sera untuk perawatan full body.” Kata Sera.
“Tunggu sebentar.” Sataf salon melihat data untuk memastikan. “Baik kalau begitu ikut saya.”
Sera mengikuti staf salon yang membawanya masuk ke ruang perawatan.
“Emm.. pagi ini saya terjatuh dan membentur pipi saya jadi agak merah dan sedikit lebam, jadi lakukan apapun agar sembuh, karena sore nanti saya ada jadwal pemotretan, terimakasih.” Sera meminta perawat untuk membuat pipinya mulus kembali.
“Baik, kami akan berusaha maksimal, silahkan duduk.”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Narno Narno
harta 🤦
2022-12-24
0
Agusrita Wijayanti
sera....🤦
2022-12-24
0