Sore hari telah tiba, sinar matahari masih garang menebarkan sinarnya yang bahkan mampu menembus jendela kamar Ella. Membuat Ella terbangun dari tidurnya dengan kegerahan dan bermandikan keringat.
Bahkan kipas angin yang menempel di atas dinding ranjangnya pun tak mampu menghadirkan udara sejuk untuknya. Seakan angin yang dihembuskan dari kipas angin itu adalah udara panas.
Ella melirik jam dindingnya yang berbentuk micky mouse. Jarum jam dinding itu sudah menunjukkan pukul 16.30.
'Wah nyenyak juga aku tidur tadi,' pikir Ella.
Mungkin karena sedikit kecapekan paska jaga UGD maraton dari sift malam lanjut ke Sift pagi. Bayangkan saja harus berjaga dan berkonsentrasi penuh mulai jam 20.00 malam kemarin sampai tadi siang jam 13.00. Jangan tanya lagi gimana capek, jenuh dan ngantuknya.
Sepulang dari RSUD tadi Ella langsung mandi membersihkan dirinya dari bau-bau rumah sakit yang melekat di tubuhnya. Ella lanjut memakai pakaian kebesaran favoritnya di rumah (baby doll) dan langsung tenggelam dalam lautan pulau kapuknya yang empuk dan nyaman.
Tidur seperti beruang kutub yang hibernasi di musim dingin dan baru bangun tidur setelah tiga jam kemudian. Setelah cukup beristirahat Ella merasakan badannya lebih fit dan kembali segar lagi.
Ahahaha mekanisme tubuh yang aneh, hampir mirip seperti ponsel yang kehabisan baterai dan harus segera di charge. Tidur dapat mengembalikan sebagian besar energi dan staminanya yang hilang. Sementara sisa stamina lainnya tentu harus diisi dengan makaaaan.
"Akhirnya bangun juga si sleeping beauty," ujar Intan saat Ella keluar dari kamarnya, melewati Intan yang sedang di dapur. Ella terus saja nyelonong ke ruang belakang untuk mengambil handuknya.
"Eh kamu libur tan?" Ella bahkan tidak sadar kalau teman sekontrakannya itu ada di rumah.
Tadi sepulang dari RSUD kayaknya gak liat Intan deh. Intan adalah teman dekat Ella bahkan sejak mereka sama-sama masih kuliah. Dan kebetulan setelah lulus mereka mendapat penempatan interenship di kota yang sama. Jadilah mereka berdua memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu rumah kontrakan. Selain untuk mengirit biaya juga lumayan agar tidak kesepian selagi merantau di kota orang.
"Aku masuk malam. Seharian aku juga hibernasi tadi hehehe," jawab Intan sambil meneruskan kegiatannya memasak mie instan dan menggoreng telur di dapur.
"Mau mie sekalian El?" Dia menawarkan. "Mumpung aku lagi baik ni, tak buatin."
"Gak usah makasih. Nanti mas Ardi mau kesini, kami makan diiluar aja."
"Oh mau kencan ya? Aduh El, kamu sengaja memgungsikan biar gak aku gebet ya cowokmu yang katanya ganteng itu?" goda Intan genit.
"Ih apaan si Tan!" Ella tertawa geli menanggapi godaan Intan.
"Yakin berani gebet Mas Ardi? Gak takut ketahuan dokter Ivan Prasetya?" Ella balik menggoda Intan yang jelas-jelas sudah punya tunangan, seorang dokter lagi.
Ivan Prasetya, teman mereka juga sejak sama-sama kuliah di satu fakultas dan universitas yang sama. Tapi sekarang Ivan mendapat penempatan pengabdian interenship di kota yang berbeda dengan mereka. Ivan mendapat penempatan di kota Lumayan.
Sejak lulus dari fakultas kedokteran tiga bulan yang lalu, Intan dan Ivan resmi bertunangan. Mungkin mereka akan menikah setelah pengabdian interenship mereka berakhir dan kembali ke kota asalnya.
"Eh awas ya kalo berani kasih tahu Ivan," protes Intan sedikit ketakutan. Ella hanya membalas dengan tawaan renyah sebelum akhirnya berlalu masuk ke kamar mandi.
"Wuih segernya!" Komentar Intan begitu Ella keluar dari kamar mandi beberapa menit kemudian. Ella menggoso-gosok rambut basahnya dengan handuk.
"Iya ni seger banget abis kramas. Ayo buruan kamu nyusul mandi udah apek gitu."
"Sialan. Mentang-mentang yang mau kencan...Aduh jiwa jombloku bergelora, aku gak usah mandi deh toh gak bisa kencan."
"Jomblo gundulmu. Aku ini yang jomblo." Ella melempar handuknya ke Intan dengan gemas menanggapi tingkah temannya itu.
"Ah bentar lagi juga ganti status ahahaha," goda Intan semakin menjadi-jadi.
Tanpa memperdulikan temannya itu Ella kembali ke kamarnya, diambilnya ponselnya dari kasur dan didapatinya pesan dari Ardi. Terlihat di dilayar bahwa pesan itu dikirim pukul 16.00.
'Aduh gawat aku masih molor tadi jam segitu,' pikir Ella cekikikan ringan.
Lazuardi
Ella, aku udah beliin pesenanmu. Abis ini OTW ke kontrakanmu.
Meski merasa sudah telat banget untuk menjawab, Ella tetap mengetikkan balasan pesan dari Ardi itu.
Ella
Makasih ya. Ati-ati dijalan, nyetirnya jangan ngebut.
Diletakkannya ponselnya ke kasur dan Ella melanjutkan proses pengeringan rambutnya dengan hair dryer.
Dari kota Jembar ke Banyu Harum ini membutuhkan waktu perjalanan sekitar 2 jam. Jika tadi Ardi berangkat jam 4 berarti perkiraan jam 6 baru sampai. Masih ada setengah jaman, aman.
Setelah selesai mengeringkan rambutnya Ella kembali ke ruang tv menghampiri Intan. Ella mengambil duduk di sofa depan tv disamping Intan.
"Eh Tan kamu kok bisa memutuskan serius ama Ivan itu kenapa?" tanya Ella penasaran.
Padahal setahu Ella tak jarang juga keduanya bertengkar dan marahan karena alasan gak jelas. Dan Ella lah yang selalu jadi korban tempat curhatan Intan bahkan tak jarang jadi juru damai mereka berdua.
"Kok tiba-tiba nanya gitu? Emang kamu mau serius sama si Lazuardi?" selidik Intan.
"Maybe..."
"Maybe yes atau maybe no?"
"Kebiasaan deh kamu tan, ditanyain malah balik nanya," jawab Ella sewot.
"Hahahah selow El. Aku kan udah lama banget kenal ama Ivan. Yah kita kuliah bareng-bareng kan ampir 6 tahun El. Jadi ya sudah ngertiin satu sama lain."
"Saking pengertiannya sampai sering drama marahan gitu ya?" sindir Ella tak bisa menahan tawanya mendengar jawaban Intan.
"Ih itu bumbu-bumbunya El, biar seru! Hubungan tanpa pertengkaran itu bagai sayur tanpa garem. Hambar!" Intan sok bijak.
"Balik lagi, gimana kamu bisa yakin untuk serius sama Ivan?"
"Hmmmm ada tahapannya si El. Yang pertama itu seleksi, kamu pilih dulu itu cowoknya sesuai gak sama kriteria kamu," Intan kembali menjelaskan. Sedikit gemas juga dengan kepolosan dan kenaifan Ella dalam menilai suatu hubungan antara pria dan wanita.
"Ya misalnya kamu bikin 10 check list. Klo misal si cowok bisa dapat nilai 70 keatas itu udah bagus."
"Check listnya kayak apa Tan?" Ella mulai sedikit tertarik dengan pembicaraan Intan.
"Yah misalnya aku dulu pengen cowok yang seagama, ganteng, tinggi, pinter, punya mobil, pendidikan minim s1, yang kayak gitu-gitu El. Bebas si, suka-suka kamu sesuai selera."
Ella buru-buru ke kamarnya, mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Notes book. Kemudan dia kembali ke duduk di sebelah Intan yang masih asik nonton tv.
"Bantuin aku bikin list Tan"
"Haaaaah?"
"Hemmm, seagama (checked), pendidikan S1 (checked), punya pekerjaan tetap ( checked), fisik ganteng dan tinggi (checked), baik, sopan, nyambung diajak ngobrol (checked)... Apalagi tan, apalagi...?" Ella mulai mengetik di aplikasi ponselnya.
"Duh klo itu nanti kamu pikirin sendiri El. Sosok lelaki impianmu itu kayak apa maunya."
"Lima udah cocok ni mas Ardi," Ella kembali menimang-nimang. "Tajir (checked )"
"Eh? yakin mau masukin tajir? sejak kapan kamu jadi cewe matre, El?"
"Hmmmm enggak juga si. Tapi Mas Ardi tajir kata Sari... Yaudah masukin aja."
"Yaelah El! Udah-udah lulus dah si Lazuardi. Lawongan kamu bikin listnya basen on dia." Intan gemas mendengar jawaban Ella.
"Kayaknya kamu udah beneran suka deh sama dia. Yaudah Tahap pertama anggap aja udah lulus. Sekarang tahap kedua..."
"Apaan tahap kedua?" tanya Ella antusias.
'Aduh temenku ini pinter banget klo masalah kedokteran, tapi kok dodol banget ya klo masalah cinta' pikir Intan sedikit frustasi menghadapi Ella.
"Kalau kamu udah ngerasa cocok ama dia, dan dianya juga suka ama kamu. Trus kalian berdua nyaman jalan bareng. Selanjutnya masalah komitmen..."
"Hah? komitmen jadian?" potong Ella.
"Ya nggak harus jadian juga si. Bisa aja hubungan tanpa status. Tapi dari kedua belah pihak sudah berniat serius. Serius untuk bertahan dengan masing-masing serta serius untuk melaju ke jenjang berikutnya."
"Komitmen ya...harus setia gitu-gitu?"
"Nah iya. Misal kamu udah komitmen sama si Ardi, walaupun belum jadian kamu gak boleh menerima tawaran nonton atau dianterin cowok lain. Yang kayak gitu-gitu lah." Intan dengan sabar menerangkan.
"Setelah komitmen apa lagi, Tan?"
"Setelah komitmen jalanin aja sih. Butuh waktu untuk menilai keseriusan seseorang dalam mempertahankan komitmennya."
"Setelah itu baru dievaluasi, kira-kira di doi bisa dipercaya untuk menggenggam masa depan kita tidak? Kalau jawabannya bisa, buruan diiket deh sebelum kabur atau direbut valakor. Hati-hati kan sekarang banyak valakor berkeliaran ahahhaha"
"Gak nyangka kamu bisa bijak juga ya, Tan." Ujar Ella sambil manggut-manggut mempertimbangkan ucapan teman sekontrakannya itu.
"Dalam hal cinta aku ini lebih expert daripada kamu, El." Intan menedipkan sebelah matanya.
"Iya, iya percaya. Nyonya Ivan prasetya," jawab Ella gemas. Dan kemudian kedua gadis itu tertawa lepas berdua.
Sedikit banyak Ella mengerti sekarang tentang apa yang harus dilakukannya. Kearah mana hubungan Ella harus dibawa? Mungkin pembicaraannya dengan Ardi nantilah yang akan menentukan segalanya.
Apakah hubungan mereka harus diperjuangkan atau sebaliknya dihentikan dan dimatikan saja segala perasaanya sebelum terlanjur sayang. Sebelum semakin susah untuk mengakhiri hubungan ini tanpa ada yang tersakiti.
~∆∆∆~
FYI (For Your Informations)
Untuk menjadi seorang dokter dibutuhkan waktu yang lama. Karena harus melalui pendidikan sarjana dan pendidikan profesi. Pendidikan sarjana ditempuh normalnya selama empat tahun, hampir sama seperti pendidikan sarjana bidang lainnya. Dan setelah menyelesaikannya pendidikan sarjanya tentu saja akan mendapatkan gelar sarjana kedokteran (S.Ked)
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, masih harus menempuh pendidikan profesi (koas) selama normalnya satu setengah sampai dua tahun. Koas ini biasanya dilakukan di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan universitasnya. Dan setelah menyelesaikan pendidikan profesi barulah mendapatkan gelar dokter (dr.)
Jadi jika ditulis secara lengkap beserta gelarnya akademisnya, nama Ella menjadi dr. Amellia Rieka Safitri, S.Ked
🌼Tolong klik JEMPOL (LIKE), klik FAVORIT (❤️), kasih KOMENTAR, dan VOTE. Makasih 😘🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Die-din
hahaha tahu kan kota aslinya 🤭
2022-02-08
0
Yunika Christina Minggu
Kota lumayan hehehehhe
2022-02-08
1
Amelia Pramudita
Dann banyu harum adalah banyu**ng* 🤣
2021-06-02
1