Sekali lagi Ella melirik jam dindingnya dengan gelisah. Sudah jam 6 lebih, kenapa mas Ardi belum datang juga? Ah mungkin macet di jalanan. Kan sekarang jamnya pulang kerja. Ella mencoba menepis rasa khawatirnya.
Padahal selepas magrib Ella sudah buru-buru sholat dan berdandan untuk Ardi. Yah meski kembali lagi ke dandanan flawless minimalisnya.
Kali ini Ella memakai t-shirt simple warna merah berlengan pendek dipadukan dengan rok selutut warna navy. Tidak lupa rambutnya dia kuncir kuda tinggi-tinggi untuk mengurangi rasa gerah karena panasnya cuaca sore ini.
"Kok mas Ardi lama ya?" Ella menghampiri Intan yang tetap dengan posisi pewe-nya (posisi wenak) di sofa ruang tamu, sedang menonton sinetron tentang azab favoritnya.
"Ciyeee ada yang lagi galau niye," jawab Intan malah menggoda Ella.
Tanpa menjawab Ella menghempaskan dirinya kesebelah Intan di sofa.
"Aku...aku udah laper..." gerutu Ella.
"Hahahah rasain. Salah sendiri tadi ditawarin mie instan gak mau," Intan tertawa geli mendengar alasan Ella.
Jelas sekali temannya itu sedang mengkhawatirkan keadaan si Ardi tapi malah cari-cari alasan untuk menutupinya. Mendengar tawaan Intan, membuat wajah Ella semakin manyun saja.
Tak berselang lama Ella dan Intan dapat mendengar suara sebuah mobil berhenti di depan rumah kontrakan mereka.
"Tu pangeran Lazuardi datang," goda Intan.
"Ok. Aku pergi dulu ya. Ntar kunci aja klo kamu brangkat jaga. Aku bawa kunci kok." Ella pamit sebelum meninggalkan Intan.
Intan mengacungkan jempol sebagai jawaban. Dia melambaikan tangan untuk mengusir Ella pergi. Kemudian melanjutkan menonton acara tv dengan khikmadnya.
Di depan rumah Ella mendapati sebuah mobil pajero sport hitam yang terlihat kinclong dan mewah.
'Lho kok bukan mobil honda jazz merah yang biasa dipakai mas Ardi? Mobil mewah siapa ini?' Dengan sedikit rasa ragu-ragu didekati dan dihampirinya mobil itu.
"Lho El, baru aja mau aku kabarin kalau udah nyampe." Kaca mobil di sebelah driver seat terbuka dan menampakkan wajah Ardi yang tersenyum manis padanya.
"Kamu mau kemana?" tanya Ardi sedikit keheranan melihat penampilan Ella.
Seingat Ardi biasanya klo di kontrakan kan Ella cuma pakai baju rumahan kok sekarang berdandan rapi lengkap dengan tas, seperti mau keluar.
"Mau ngajak jalan mas Ardi. Mau gak?" Jawab Ella dengan nada sedikit ragu.
"Wah boleh juga tu. Sekalian dinner yuk sambil ngobrol," Ardi ikut bersemangat.
"Buruan masuk mobil gih!"
Tanpa ba-bi-bu lagi Ella langsung masuk ke mobil Ardi, mengambil tempat duduk di sebelah driver.
"Ganti mobil mas?" tanya Ella sedikit kikuk demi menaiki mobil mewah itu. Sementara itu Ardi menjalankan mobilnya meninggalkan kompleks perumahan Ella.
"Oh ini? mobil papaku. Kalau lagi urusan tender harus kelihatan keren, El. Masa kamu gak nyadar si kalau penampilanku juga keren hari ini?" Ujar Ardi sedikit narsis berharap sedikit pujian dari Ella soal penampilannya.
Ella mengamati penampilan pria di depannya itu. Benar saja hari ini Ardi memakai jas warna hitam diatas kemeja light grey dan dasi coklat dengan motif garis-garisnya. Penampilan yang jauh lebih formal daripada penampilan Ardi saat pulang kantor biasanya. Dan tentu saja penampilan ini menambah kadar ketampanan pria itu beberapa derajat.
Tapi sebagai dokter tak hanya penampilan luar yang menjadi fokus perhatian Ella. Dia malah lebih fokus pada warna kulit Ardi yang terlihat sedikit pucat, serta kantung mata dan warna hitam disekitar matanya yang semakin kentara terlihat. Kelihatan sekali pria itu sedang kelelahan, bahkan mungkin beberapa hari tidak tidur.
"Kok kayak gitu ngelihatinnya? Aku keren ya?" goda Ardi dengan nada sok narsis.
"Mas Ardi kelihatan pucat. Kayak mau sakit gitu..." jawab Ella diluar dugaan Ardi.
"Eh? Aku baik-baik saja kok. Cuman kurang tidur dan istirahat aja. Aku gak tidur saking kebanyakan lembur selama beberapa hari demi persiapan acara tender hari ini." Ardi menjadi tak enak menyadari Ella terlihat menghawatirkan kesehatannya.
"Ya lain kali jangan lupa minum multivitamin kalau harus lembur kaya gitu. Mas Ardi harus jaga kondisi, jangan sampai sakit." Ella nyerocos seperti memarahi pasien bandel.
"Siap bu dokter!" Ardi menyanggupi cepat-cepat untuk menyakinkan Ella.
"Tu di jok belakang oleh-oleh buat kamu El, tadi lupa gak diturunin dulu."
Ella mengarahkan pandangannya ke jok belakang dan dapat dilihatnya sekotak besar box oleh-oleh. "Wah banyak banget?"
"Gak papa. Bawa aja ke RSUD biar dimakan bareng-bareng kalau kamu gak sanggup ngabisin, hehehe." Ardi memberi saran.
"Makasih lho mas Ardi."
"Sama-sama."
"Eh kita mau kemana ni?" tanya Ella penasaran begitu menyadari mobil mereka sudah melaju agak lama dan semakin menjauhi keramaian kota.
"Landung biru," jawab Ardi singkat.
"Apaan itu?" Ella penasaran.
"Bentar lagi juga kamu tahu. Nah itu sudah kelihatan." Ardi menunjukkan arah tujuan mereka dengan mendongakkan dagunya.
Ella terkagum-kagum melihat pemandangan di depannya. Lampu-lampu sangat banyak yang tertata apik menerangi sepanjang pesisir pantai yang mereka lewati, lampu-lampu yang ditempelkan dan dihias ke tanaman bakau yang berjajar ditepian pantai.
Pemandangan itu terus memanjang dan terus berjalan sampai di ujungnya. Kumpulan gazebo dan meja kursi dari kayu berdiri disana, dengan lampu-lampu kecil yang semakin meriah dan tertata apik menyala menghiasi segala penjuru. Menciptakan suasana remang-remang dan romantis dipadukan dengan suara desiran angin dan deburan ombak di pantai.
"Kita makan malam disini," Ardi memarkirkan mobilnya di salah satu gazebo.
Ardi mengajak Ella turun, dihampirinya gadis yang baru turun dari mobil itu dan diraihnya jemari Ella untuk digandengnya lembut menyusuri jalanan dari kayu ke arah gazebo. Gazebo ditepi pantai dengan tulisan Landung Biru di depannya.
Ella sedikit tercekat mendapati tangan kanannya digandeng lembut oleh Ardi. Tetapi dia juga tak ingin menolaknya, entah mengapa Ella malah merasa sangat senang dengan perlakuan Ardi itu. Seakan pria itu ingin menjaganya ditengah gelapnya malam.
Ella mengamati keadaan disekelilingnya dengan ekspresi senang dan takjub. Lautan dan garis pantai memang tak terlihat karena sedang surut.Tetapi Ella masih dapat mendengarkan aliran air dan deburan ombak dari kejauhan. Berpadu dengan suara angin sepoi-sepoi yang menyejukkan serta cahaya bulan dan bintang bersinar terang di langit malam yang pekat. Seolah-olah ikut tersenyum pada mereka berdua.
Ardi mengajak Ella duduk di sebuah meja di sudut gazebo. Dia melepas jas yang dipakainya dan menutupkannya ke tubuh Ella.
"Anginnya gede banget. Pakai aja biar kamu gak kedinginan," ucapan Ardi mampu membuat wajah Ella merah padam.
Seketika Ella tersadar bahwa angin malam ditepi pantai ini semakin lama semakin besar dan dingin. Apalagi dengan dirinya yang sedikit salah kostum dengan t-shirt lengan pendek dan rok selutut nya. Aroma green khas parfum Ardi yang manly banget seketika menyerbu indra penciuman Ella. Wangi yang seger banget hingga membuatnya terlena.
Tak lama setelah mereka duduk, pelayan rumah makan menghampiri mereka dan menanyakan pesanan. Ardi langsung memesan paket spesial couple tanpa melihat menu. Sepertinya dia sudah hapal betul dengan menu disini. Mungkin dia sering datang dan makan di tempat ini sebelumnya.
"Hmmm kamu tadi siang kamu mau ngomong apa, El?" tanya Ardi memulai pembicaraan serius.
"Tadi aku ketemu Sari di kantin RSUD. Kami makan siang bersama dan Sari sedikit cerita tentang keluarga Pradana. Apa, apa mas Ardi tidak ingin cerita juga?" Ella sedikit ragu-ragu menjawab pertanyaan Ardi.
"Sebelumnya aku mau nanya satu hal sama kamu, El. Kamu serius gak sama aku?" tanya Ardi tiba-tiba dengan raut muka seriusnya.
'Diyaaaarrr!!! Pertanyaan apa ini?' Ella kebingungan harus menjawab bagaimana.
"Maksudku. Kira-kira kamu mau gak menjalin hubungan yang serius denganku?" Ardi memperjelas maksud perkatannya.
"Yah aku tahu kita baru sebentar kenalnya. Aku juga tak akan memaksakan sebuah status hubungan. Aku hanya ingin sebuah komitmen..."
"Serius ini maksudnya gimana?" Ella jadi teringat ucapan Sari tentang ibu Ardi yang ingin menantu secepatnya. Ella juga jadi ingat pembicaraanya dengan Intan soal komitmen tadi sore. Aduuh kok pas banget si...
"Ya serius berkomitmen untuk hubungan yang lebih jauh. Bukan sekedar buat main-main dan have fun aja"
"Jelas serius donk. Masa mau main-main." Ella sedikit tidak senang dengan kata main-main yang dilontarkan Ardi. Memangnya Ella cewek apaan? Cewek yang suka mempermainkan perasaan lelaki?
'Tidak! Tidak pernah!'
"Nah. Aku juga mau serius sama kamu El. Aku suka, aku sayang sama kamu..." ujar Ardi sambil meraih, menggenggam kedua jemari Ella yang diletakkannya diatas meja.
Ardi dapat merasakan suhu wajahnya memanas beberapa derajat dan jantungnya berdebar dengan sangat kencang tak karuan saat mengucapkan kata-katanya tadi.
"Aku tak akan memaksakan kita harus berstatus pacar, kekasih atau apa untuk saat ini...Karena kita masih baru kenal. Kita masih perlu untuk saling mengenal lebih jauh satu sama lainnya." Ardi kembali melanjutkan karena Ella hanya terdiam tak menjawab.
"Aku, aku setuju..." jawab Ella dengan wajah tak kalah merah oleh kepiting rebus. Ingin sekali dia berteriak 'Aku juga sayang sama mas Ardi.'
Tapi gengsinya menahannya untuk tidak mengatakan kata-kata itu. Tetapi tetap saja ada rasa haru dan bahagia yang mekar dan berkembang memenuhi dadanya demi mengetahui perasaan Ardi padanya.
"Karena aku ingin kamu mengenalku sebagai Lazuardi, El. The real me. Bukan Lazuardi Pradana sang pewaris Pradana group." Ucapan Ardi terhenti sebentar saat pelayan tadi datang membawakan pesanan mereka. Cepat-cepat dilepasnya genggaman tangannya pada tangan Ella. '
Sialan ni pelayan ganggu aja, datang di saat tidak tepat', umpat Ardi dalam hati kesal.
Ardi hanya mengangguk saat pelayan memastikan pesanan yang dikirimnya benar. Kemudian dia melambaikan tangannya, memberi isyarat pelayan itu untuk cepat menyingkir setelah dia selesai menata hidangan di atas meja.
"Karena itu mas Ardi tidak menceritakan tentang keluarga mas padaku?" tanya Ella.
Entah mengapa dirinya lebih tertarik untuk melanjutkan pembicaraannya dengan Ardi daripada menyantap menu makanan mewah dan menggiurkan yang sudah terhidang di meja.
"Iya. Aku tak ingin kamu pergi menghindar kalau tahu asal usul keluargaku."
"Dan setelah aku sudah tahu?"
"Semua terserah padamu mau bagaimana."
"Dan kalau aku katakan aku tak perduli?"
"Maksudnya?" Ardi kebingungan dengan jawaban ambigu Ella.
"Yah aku tak perduli mau mas Ardi kaya atau miskin. Bagiku kamu tetap mas Ardi..."
Ardi tertegun mendengar jawaban Ella. Benar dugaannya Ella berbeda dengan kebanyakan gadis yang dikenalnya. Ada 2 tipe umum gadis yang dikenal Ardi, yang pertama gadis yang mendekatinya karena hartanya. Yang kedua adalah gadis yang kabur setelah mengetahui keruwetan yang akan dihadapi jika berurusan dengan dia dan keluarga Pradana.
"Makasih Ella...Kamu boleh bertanya apapun soal aku bahkan soal keluarga, harta atau perusahaanku. Aku akan menjawab semuanya." Ardi mencoba memberikan senyuman terindahnya untuk Ella.
"Gak usah deh," jawaban Ella yang sekali lagi diluar dugaan Ardi.
Ardi mengira Ella akan menginterogasi dengan berbagai pertanyaan soal latar belakang dan keluarganya. Dia tak menyangka kalau Ella seakan tak memperdulikan semua hal itu. Ada rasa lega dan bahagia yang menyeruak di hati Ardi karena sikap Ella ini.
"Aku laper. Makan dulu yuk," Ella mulai mengisi piringnya dengan hidangan bertema seafood yang sudah tersaji.
Ardi pun mau tidak mau ikut mengambil makanan dan menyantapnya mengimbangi Ella.
'Sudah cukup untuk malam ini', pikir Ella.
Ella akan bertanya lagi pelan-pelan pada Ardi tentang segala yang ingin diketahuinya. Ella tak tahu apa keputusannya ini benar atau salah, yang dia tahu untuk saat ini dia sangat bahagia mengetahui perasaan Ardi padanya.
Mengetahui bahwa perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Mengetahui bahwa Ardi juga ingin berkomitmen serius dengannya...Pelan-pelan saja, Ella ingin belajar mencintai Ardi dengan pelan-pelan.
~∆∆∆~
🌼Tolong klik JEMPOL (LIKE), klik FAVORIT (❤️), kasih KOMENTAR, kasih RATE, VOTE, GIFT. Makasih 😘🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 260 Episodes
Comments
Maimai
betul la mendingan gak usah tau, klo tau ribet nanti hitungin harta ardi sama bawel nya emak nya
2022-11-15
0
mamah teby
kalo boleh saran Thor ,,,,itu nama daerahnya kl bisa jngn di plesetkan atw di kasih inisial biar berasa nyata ceritanya ,,,,,Krn saya sekalian nambah ilmu pengetahuan tentang daerah atw tempat wisata ,Krn sy orang Jabar jd pengen tau daerah lain semisal Jateng atw daerah Jatim dan daerah lainnya,,,
baca novel sekalian nmbh wawasan ,,,
maaf ya Thor cm masukan aja ,,,,
salam kenal dari emak2 berdaster
😂😂😂😂
2021-09-17
1
Amelia Pramudita
Btw landung biru ni fiktif ato diplesetin juga wii? Serius penasaran😅
2021-06-02
1