2 bulan kemudian

" Emil, kok diem nak?"

" Emm enggak kok ma, mama tenang saja, lagian mau ngapain sama Sintia, mama ini ada-ada saja deh" ucap Emilia sambil kembali melangkahkan kakinya agar sang mama tidak melihat raut panik dari wajahnya.

Selain itu, Emilia juga bersikap dan berjalan biasa saja agar orang tuanya tidak mencurigai apa yang sebenarnya sudah dia lakukan hingga pulang hampir subuh seperti ini, padahal sebenarnya Emilia menahan perih di bagian inti tubuhnya.

Setelah sampai di kamar mandi dalam kamarnya, Emilia menatap raut wajah sang mama dengan penuh rasa bersalah, satu hal yang Emilia takutkan. bagaimana jika sampai dirinya hamil di kemudian hari, apa yang akan terjadi jika hal itu benar-benar kenyataan.

Saat pintu sudah dikunci dari luar, Emilia kembali menangis sambil mengguyur tubuhnya dengan air shower. masih teringat jelas bagaimana dirinya melakukan hal itu tadi malam bersama pria yang tidak di kenalnya.

" Kenapa bisa semua ini terjadi, seandainya aku tidak datang pada party semalam, ini semua tidak akan terjadi" ucap Emil sambil memukul tubuhnya sendiri.

Melihat Emilia pulang jam segini saja papanya sudah marah besar, bagaimana jika sampai beliau tau jika sang anak sudah menghabiskan malam bersama seorang laki-laki.

Tanpa terasa jam berjalan begitu cepat, Melinda membuka pintu kamar mandi karna sudah pas dengan jam yang di tentukan oleh suaminya. tadi pagi sebelum berangkat ke kantor, Wirayudo memang sempat berpesan agar tidak membukakan pintu kamar mandi Emilia sebelum jam 11 siang, wanita paruh baya itu benar-benar menuruti apa yang sudah menjadi keputusan suaminya.

Namun, saat Melinda sudah membuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya saat melihat tubuh Emilia sudah pucat seperti mayat. " Astaga " ucap Melinda sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya dan segera menghampiri tubuh Emil.

" Emil, Emil bangun Emil. ya ampun nak, badan kamu panas sekali, wajah kamu begitu pucat."

" Pak diki. tolong pak, pak diki" teriak Melinda panik memanggil supir pribadi rumahnya.

Tak lama, datanglah pria paruh baya yang bernama Diki. pria itu langsung menggendong tubuh Emilia dan segera di bawa ke dalam mobil,

" Ayo cepetan jalan pak"

" Baik nyonya "

Di tengah perjalanan, Melinda tak henti-hentinya mengusap kepala anaknya, rasa takut mulai melanda. karna ini memang pertama kalinya Emilia dikunci di dalam kamar mandi hingga berjam-jam lamanya. satu hal yang sudah terlupakan oleh kedua orang tua Emilia,

Mereka melupakan jika Emilia pobia pada tempat sempit, termasuk kamar mandi. apalagi terkunci di dalam selama 9 jam lamanya.

Wanita itu mengambil ponselnya dan mencari nomor suaminya, tak butuh waktu lama, nomor itu langsung tersambung dan diangkat oleh bapak Wirayudo.

📞 "Iya ma, ada apa?"

📞" Emil pa, Emil" ucapnya yang terdengar begitu panik

📞" Iya Emil kenapa ma, kalau bicara yang jelas, papa gak ngerti"

📞 " Emil pingsan pa, badannya panas sekali. wajahnya pucat,"

📞 " Apa, terus sekarang dibawa kemana ma?"

📞 " Rumah sakit Pelita hati. Ini semua gara-gara papa, papa tau sendiri kan, jika Emil pobia sama tempat sempit, tapi ego papa membiarkannya terkurung di dalam kamar mandi" ucap Melinda dan langsung mematikan sambungan telfonnya.

Setelah mendengar itu, membuat Wirayudo memejamkan kedua matanya, bagaimana bisa dirinya melupakan jika Emilia punya pobia tempat sempit sejak masih kecil.

" Astagfirullah, maafkan papa Emil, tapi ini semua papa lakukan agar kamu tidak mengulangi lagi. tapi papa sampai lupa bahwa kamu pobia tempat sempit" gumamnya dan langsung melajukan mobilnya ke arah rumah sakit yang dikatakan oleh istrinya.

Di saat dalam keadaan genting seperti ini, mobilnya mati di tengah jalan, Hal itu membuat Wirayudo mengumpat menahan kesal pada dirinya sendiri, " loh loh. kenapa ini mobil" ucapnya saat mobil yang dia bawa tiba-tiba mati begitu saja

" Sial, kenapa aku sampai lupa isi bensin sih. mana pom jauh lagi"

Disaat bapak Wirayudo kebingungan karna kehabisan bahan bakar mobilnya, tak lama ada seorang ojek yang berhenti tepat di samping mobilnya" Maaf permisi, ada yang bisa saya bantu pak" ucapnya sopan.

" Ini mobil saya kehabisan bensin, mana saya lagi buru-buru mau ke rumah sakit"

" Bagaimana kalau saya antar, sepertinya bapak dalam keadaan mendesak,"

" baiklah, tolong antar kan saya ke rumah sakit PELITA HATI, anak saya sedang dalam perjalanan kesana, ngebut ya"

" Baik pak, saya akan usahakan untuk segera tiba di sana"

Tukang ojek itu membawa motornya dengan sangat cepat, dia juga sangat lihai dalam menyalip setiap kendaraan yang ada di depannya, hingga tak butuh waktu lama, mereka tiba di rumah sakit Pelita hati.

" Ini ongkosnya, terimakasih ya"

" Eh gak usah pak, kebetulan saya juga ada urusan di daerah sini" balasnya sopan.

" Baiklah, terimakasih ya, saya permisi dulu" ucap bapak Wirayudo dan langsung berlalu dari hadapan tukang ojeknya.

2 bulan kemudian.

Waktu bergulir begitu cepat, hari ini adalah hari pertama Emilia masuk kuliah, Wanita cantik itu kuliah mengambil jurusan hukum, karna memang sejak kecil Emil sangat ingin menjadi seorang pengacara hebat seperti papanya.

Emilia bermimpi, suatu hari nanti akan menjadi pengacara buat orang-orang yang tertindas. dia akan menjadi orang terdepan membela kebenaran.

" Sarapan dulu sayang " ucap Melinda pada Emilia saat mau berangkat kuliah

" Iya ma," Emilia duduk dan mulai mengambil nasi beserta lauk yang sudah tersaji di atas meja makan. Namun, saat Emilia mengambil salah satu lauk, Entah kenapa baunya terasa begitu menyengat dan membuat Emilia ingin mengeluarkan isi dari perutnya.

Ueekk.....uek....uek...

Emilia langsung berlari ke dalam kamar mandi untuk segera memuntahkan isi dari perutnya, wanita itu merasa begitu mual saat mencium bau masakan yang baru saja mau dia ambil, padahal sebelumnya Emilia begitu menyukai kerang, Tapi entah kenapa pagi ini Emilia merasakan hal yang berbeda.

Melihat itu membuat kedua orang tua Emilia menghentikan makannya, begitu juga dengan Siren, si biang kerok.

" Kamu kenapa sayang?" tanya Melinda dan penghampiri Emilia yang sudah lari ke arah toilet.

" Emil gak papa ma, kayaknya masuk angin deh" balas Emilia setelah keluar dari kamar mandi.

" Sebelum berangkat kuliah, kamu ikut mama dulu ya, sekalian periksa. mama takut kamu kenapa-napa"

" Tidak perlu ma " balas Emil cepat

" Iya Emil, kamu harus ikut sama mama dan papa ke rumah sakit, mama papa hanya ingin memastikan kondisi kamu baik-baik saja"

Setelah mendengar suara sang papa, Emilia tidak bisa membantah. wanita itu akhirnya menurut dengan perkataan papanya.

1 jam kemudian

Saat ini Emilia sedang menemani mamanya periksa tentang kesehatan yang rutin mereka lakukan setiap awal bulan.

setelah itu giliran Emilia yang akan di periksa oleh dokter, namun satu hal yang membuat kedua orang tua Emilia terkejut di buatnya.

" Bagaimana dokter, anak saya baik-baik saja kan?" tanya Melinda yang menghawatirkan keadaan anaknya

" Alhamdulilah baik bu, anak Anda sehat-sehat saja. tapi saya ada kabar bahagia"

" Kabar bahagia, maksud dokter?"

" Selamat ya pak buk, anak kalian positif hamil, dan sekarang usia kandungannya sudah masuk di minggu ke empat"

" Apa!!! anak saya hamil dokter?" tanya melinda dengan raut kecewa

" Benar bu, anak anda positif hamil"

Setelah mendengar itu, Wirayudo menarik kasar tangan Emilia dari ruangan dokter dan membawanya pulang.

Terpopuler

Comments

Nona Manizz

Nona Manizz

Bpk pasti kecewa, tapi hrusnya di bicarakan baik baik dong jangan ngotot gtu

2024-03-02

0

🍾⃝ᴀͩᴍᷞᴍͧᴀᷠʀͣ

🍾⃝ᴀͩᴍᷞᴍͧᴀᷠʀͣ

kabar bahagia yang seharusnya tak perlu di ucap

2024-03-02

1

🍾⃝ᴀͩᴍᷞᴍͧᴀᷠʀͣ

🍾⃝ᴀͩᴍᷞᴍͧᴀᷠʀͣ

Hamdan jangan-jangan dia

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Party kelulusan
2 Malam kelam
3 2 bulan kemudian
4 Tidak pantas
5 Pergi
6 Pernah merasakan hal yang sama
7 Mulai tau
8 Khawatir
9 Belanja
10 Menangislah
11 Kedatangan David
12 Luka hati Emilia
13 Rencana licik Siren
14 Pindah
15 Calon istri
16 Egois
17 Driver Ojol Daniel
18 Mencari Emilia
19 Pertemuan yang gagal
20 Curahan hati Emilia
21 Villa
22 Emilia melahirkan
23 Bertemu
24 Apa pria itu kamu?
25 Pengacara Hebat
26 Menjadi target selanjutnya
27 Dalam Pantauan
28 Flashback 21 tahun lalu
29 Partner
30 Gara-gara Emilia
31 Demi Nathan
32 Seandainya
33 Calon suamimu
34 Saya Orangnya
35 Emilia
36 Ambisi Ferdian
37 Rencana
38 Sempurna
39 H-7
40 Memiliki satu harapan yang sama
41 Tidak punya hati!
42 Mantu idaman
43 Undangan pernikahan
44 Widi si tau segalanya
45 Tukang ojek
46 Siapa laki-laki itu?
47 Ajakan konyol William
48 H-2
49 Rasa kecewa Emilia
50 Selalu terbayang
51 Jamin klepek-klepek
52 Hari H 1
53 Hari H 2
54 Terkejut
55 Akhirnya Sah
56 Gagal malam pertama
57 Ajakan William
58 Senjata makan tuan
59 Ajakan solat bersama
60 Bacot para jomblo
61 Uang yang berkuasa
62 Pria menyebalkan!
63 Dunia milik kita berdua
64 Toxic
65 Rasa curiga William
66 Ayang Willi
67 Sosok yang mencurigakan
68 Honeymoon!
69 Istri Syco
70 Kejahilan Emilia
71 Pesan dari nomor tidak di kenal
72 Emilia salah paham
73 Terbongkar
74 Menjadi penguntit
75 Hacker
76 Tanggal lahir
77 Panggilan kesayangan
78 Dekapan William
79 Nonton Film Horor
80 Masa lalu
81 Kemana Emilia?
82 Anak menyebalkan
83 Emilia terluka
84 Firasat seorang ibu
85 Rela berkorban
86 Keadaan Emilia
87 Mimpi buruk Nathan
88 Terlalu sakit
89 Emilia sadar
90 Hukuman dari William
91 Hukuman dari William buat David
92 Gara-gara saudara sepupu
93 Rasa terkejut David
94 Seperti anak tiri
95 Sepupu menyebalkan!
96 Suara yang tidak asing
97 Rencana Ferdian
98 Flashback 1 tahun yang lalu
99 Bersyukur itu perlu
100 Tidak baik buat jantung
101 Mencoba saling menyembuhkan luka
102 Mencoba saling menyembuhkan luka
103 Harapan Widi
104 Tak sanggup Berpisah
105 Seperti anak kecil
106 Gagal Lagi
107 Wanita itu
108 Penyesalan David
109 Bertemu
110 William dan Danu
111 Antara Kumala dan Kanaya
112 Masa lalu Kumala
113 Putri kecil
114 Kebohongan Alex
115 Pengajuan syarat untuk Danu
116 Suami mesum
117 Jangan macem-macem
118 Kecelakaan!
119 Merasa sangat bersalah
120 Rasa terkejut Emilia
121 Semua hanyalah masalalu
122 Saudara kandung
123 Rumah baru untuk Emilia
124 Penyesalan Danu
125 Promo Novel
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Party kelulusan
2
Malam kelam
3
2 bulan kemudian
4
Tidak pantas
5
Pergi
6
Pernah merasakan hal yang sama
7
Mulai tau
8
Khawatir
9
Belanja
10
Menangislah
11
Kedatangan David
12
Luka hati Emilia
13
Rencana licik Siren
14
Pindah
15
Calon istri
16
Egois
17
Driver Ojol Daniel
18
Mencari Emilia
19
Pertemuan yang gagal
20
Curahan hati Emilia
21
Villa
22
Emilia melahirkan
23
Bertemu
24
Apa pria itu kamu?
25
Pengacara Hebat
26
Menjadi target selanjutnya
27
Dalam Pantauan
28
Flashback 21 tahun lalu
29
Partner
30
Gara-gara Emilia
31
Demi Nathan
32
Seandainya
33
Calon suamimu
34
Saya Orangnya
35
Emilia
36
Ambisi Ferdian
37
Rencana
38
Sempurna
39
H-7
40
Memiliki satu harapan yang sama
41
Tidak punya hati!
42
Mantu idaman
43
Undangan pernikahan
44
Widi si tau segalanya
45
Tukang ojek
46
Siapa laki-laki itu?
47
Ajakan konyol William
48
H-2
49
Rasa kecewa Emilia
50
Selalu terbayang
51
Jamin klepek-klepek
52
Hari H 1
53
Hari H 2
54
Terkejut
55
Akhirnya Sah
56
Gagal malam pertama
57
Ajakan William
58
Senjata makan tuan
59
Ajakan solat bersama
60
Bacot para jomblo
61
Uang yang berkuasa
62
Pria menyebalkan!
63
Dunia milik kita berdua
64
Toxic
65
Rasa curiga William
66
Ayang Willi
67
Sosok yang mencurigakan
68
Honeymoon!
69
Istri Syco
70
Kejahilan Emilia
71
Pesan dari nomor tidak di kenal
72
Emilia salah paham
73
Terbongkar
74
Menjadi penguntit
75
Hacker
76
Tanggal lahir
77
Panggilan kesayangan
78
Dekapan William
79
Nonton Film Horor
80
Masa lalu
81
Kemana Emilia?
82
Anak menyebalkan
83
Emilia terluka
84
Firasat seorang ibu
85
Rela berkorban
86
Keadaan Emilia
87
Mimpi buruk Nathan
88
Terlalu sakit
89
Emilia sadar
90
Hukuman dari William
91
Hukuman dari William buat David
92
Gara-gara saudara sepupu
93
Rasa terkejut David
94
Seperti anak tiri
95
Sepupu menyebalkan!
96
Suara yang tidak asing
97
Rencana Ferdian
98
Flashback 1 tahun yang lalu
99
Bersyukur itu perlu
100
Tidak baik buat jantung
101
Mencoba saling menyembuhkan luka
102
Mencoba saling menyembuhkan luka
103
Harapan Widi
104
Tak sanggup Berpisah
105
Seperti anak kecil
106
Gagal Lagi
107
Wanita itu
108
Penyesalan David
109
Bertemu
110
William dan Danu
111
Antara Kumala dan Kanaya
112
Masa lalu Kumala
113
Putri kecil
114
Kebohongan Alex
115
Pengajuan syarat untuk Danu
116
Suami mesum
117
Jangan macem-macem
118
Kecelakaan!
119
Merasa sangat bersalah
120
Rasa terkejut Emilia
121
Semua hanyalah masalalu
122
Saudara kandung
123
Rumah baru untuk Emilia
124
Penyesalan Danu
125
Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!