Tanpa terasa malam berlalu begitu cepat, Emilia menggeliat saat merasa kepalanya masih terasa berat, bukan hanya itu, Emilia juga merasa seluruh tubuhnya seperti remuk, apalagi di bagian inti tubuhnya yang terasa begitu nyeri.
" Awww" ucap Emilia saat mencoba menggerakkan tubuhnya, Wanita itu terkejut saat menyadari ada sosok laki-laki yang sedang tidur di samping tubuhnya, apalagi mereka berdua sama-sama dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.
Namun sayangnya, Emilia tidak bisa melihat jelas wajah pria itu, karna dia menutupinya dengan bantal, Emilia hanya bisa melihat tato kepala singa yang ada di pundak kanannya,
Emilia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, " Astagfirullah. apa yang sudah terjadi. " ucap Emilia dalam batinnya. Emilia bangkit dari tempat itu dan menggunakan pakaiannya kembali,
Setelah semua pakaiannya terpasang sempurna pada tubuhnya, Emilia keluar dari kamar hotel meninggalkan William yang masih terlelap dalam tidurnya, Emilia berjalan sambil bertatih-tatih keluar dari hotel itu, sebuah hotel yang menjadi malam kelam untuknya.
Tak lama kemudian, ada panggilan masuk dari nomor sang papa, karna terlalu menghawatirkan Emilia, kedua orang tuanya tidak tidur hingga jam tiga pagi.
📞 : H...halo pa..
📞: Kemana saja kamu Emilia, kamu tau ini jam berapa?
📞: Ma.aaf pa, Emilia ketiduran dirumahnya Sintia, tapi ini Emilia sudah mau pulang kok pa
📞: Cepat, papa tunggu
tut...tut..tut... Sambungan telfon terputus.
Setelah mengatakan hal itu, papanya Emilia langsung mematikan sambungan telfonnya begitu saja, Dari nada bicaranya saja, Emilia sudah tau pasti, jika sang papa sedang marah besar padanya.
Bapak Wirayudo memang menyayangi kedua putrinya, terutama Emilia, namun tidak ada toleransi bagi siapapun yang melanggar peraturan yang sudah di terapkan olehnya, sekalipun anaknya sendiri.
Papa Emilia memang terkenal tegas dan dingin, oleh karena itu, tidak ada yang berani bermain-main dengannya.
Mendengar Nada marah dari sang papa, membuat Emilia semakin mempercepat langkahnya, wanita itu sampai melupakan rasa sakit yang dia rasakan pada seluruh tubuhnya, yang pasti dia harus segera tiba di rumah.
Karna, selama ini Emilia belum pernah membuat kecewa kedua orang tuanya. beruntung, ada driver yang mengambil orderannya pada jam 3 pagi seperti ini.
Emilia memilih menunggu taksi itu diluar hotel. karna Emilia masih takut, jika ada seseorang yang melihatnya berada di sebuah hotel jam segini.
Tak lama kemudian, taksi yang Emilia pesan tiba di tempat Emilia menunggu, Taksi itu berjalan sesuai alamat yang ada di aplikasi.
" Dari mana neng, jam segini ?" tanya bapak itu basa-basi
" Saya dari menjenguk teman yang lagi sakit pak" bohong Emilia.
" Bapak jam segini kenapa masih narik pak?'
Kali ini giliran Emilia yang bertanya pada si bapak driver online,
Driver itu masih terdiam saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Emilia. sedetik kemudian, bapak itu bru bisa menjawab.
" Ini semua demi anak sayang neng, anak saya lagi hamil besar, saya lagi mempersiapkan buat jaga-jaga kalau sudah mau melahirkan"
" Kok bapak, memang suaminya kemana?"
Lagi-lagi pertanyaan Emilia membuat bapak itu terdiam untuk beberapa saat, " A..anak saya tidak tau siapa ayah dari anaknya neng,"
" Maksudnya pak?" tanya Emilia yang ingin memastikan
" Anak saya terjebak cinta satu malam dengan pria asing saat acara reuni sekolahnya neng"
Deg! Mendengar itu, membuat Emilia yang terdiam, lidahnya seakan kelu, bagaimana bisa, kisah anak dari driver ini mirip dengannya, terlibat cinta satu malam.
Bagaimana jika nanti Emilia hamil, seperti anak bapak ini, hal itu terbesit dalam benak Emilia, rasa takut mulai merasuki dirinya.
Tak lama setelah itu, mobil taksinya berhenti karna sudah tiba di alamat tujuan, " Kita sudah sampai neng " ucap driver itu. namun tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Emilia, karna Emilia masih sibuk melamun membayangkan bagaimana jika dirinya hamil di kemudian hari karna peristiwa malam ini.
" Neng " ucap bapak itu lagi.
" E..eeh maaf pak, kita sudah sampai ya" ujar Emilia sambil menyodorkan ongkos taksi itu.
Emilia keluar dari dalam mobil taksi itu, kakinya terasa berat untuk sekedar melangkah dan masuk kedalam rumahnya sendiri, suara marah sang papa kembali terngiang pada indra pendengarannya.
Biar bagaimanapun, ini pertama kalinya bagi seorang Emilia melanggar peraturan sang papa.
" Assalamualaikum " ucap Emilia saat baru memasuki rumahnya,
Dan ternyata dugaan Emilia memanglah benar, sang papa sudah menunggu dan siap untuk menghukumnya saat ini juga, dari raut wajahnya, sudah terlihat jelas, jika saat ini pria paruh baya itu sedang marah besar.
" Waaalai-" omongan Melinda terpotong saat suara berat suaminya terdengar begitu jelas,
" Dari mana kamu baru pulang jam segini ?" Suara dingin pertama yang Emilia dengar selama delapan belas tahun iya hidup.
" Jawab, Emilia!"
Mendengar nada dingin sang papa membuat lidah Emilia seakan terasa begitu kelu, hingga sangat sulit untuk sekedar berbicara.
" Apa kamu tidak bisa mendengar perkataan papa!? Jawab?"
" M....maafkan Emil pa, Emil salah" hanya itu yang mampu keluar dari mulut Emilia.
" Kunci dia di kamar mandi" ucapnya pada Emilia yang terdengar begitu dingin.
Itulah konsekuensi yang akan diterima jika melanggar peraturan seorang Anggara Wirayudo.
Melinda tidak bisa berbuat apa-apa, karna ini sudah menjadi peraturan sejak dulu, bahkan Siren juga sering merasakan hal ini, tapi tidak dengan Emilia.
Bagi seorang Emilia, ini adalah pertama kalinya melanggar peraturan dari sang papa. dan ini juga pertama kalinya wanita itu merasakan hukuman dari apa yang sudah dia perbuat. bagaimana jika seandainya sang papa tau, jika dirinya baru saja menghabiskan malam bersama pria yang tak pernah dia kenal.
Mendengar ucapan sang papa membuat Emilia mengambil napas berat sambil melanjutkan langkahnya untuk menjalani hukuman, dikunci di dalam kamar mandi sampai besok siang.
" Maafkan Emil ya ma, Emil benar-benar ketiduran" ucap Emilia, karna memang benar. jika dirinya ketiduran bersama seorang pria di kamar hotel.
" Iya sayang, tapi kamu tidak berbuat yang aneh-aneh kan?"
Deg! ucapan sang mama membuat Emilia menghentikan langkahnya, kakinya seakan terasa begitu. seperti terpaku begitu saja. wajahnya menjadi pucat seketika itu, lidahnya seakan kelu, masih teringat samar-samar dalam benak Emilia, tentang apa yang sudah dia lakukan malam tadi.
Kejadian malam panas yang tak pernah Emil kira sebelumnya, kehormatan yang selama ini dia jaga, sudah direnggut begitu saja oleh sosok yang tak pernah Emilia kenal.
Biarpun Emilia sudah setengah sadar saat melakukan adegan panas itu, namun yang Emilia tau, pria itu adalah pria yang sangat tampan, suaranya juga terdengar begitu lembut.
Namun sialnya, Emilia tidak sempat menanyakan siapa nama pria itu. Tapi Emil masih ingat, jika pria itu memiliki tato kepala singa di bagian pundak kanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nona Manizz
ya ampun siren licik banget sih, kehidupan kkk nya aja di hancurkan 😫
2024-03-02
0
🍾⃝ᴀͩᴍᷞᴍͧᴀᷠʀͣ
Kasihan
2024-03-02
1
🍾⃝ᴀͩᴍᷞᴍͧᴀᷠʀͣ
Mending tato Cristiano Ronaldo lebih bagus
2024-03-02
1