Setelah beberapa saat Arsene turun dari ranjang kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket sedangkan Angel membuka pintu kamarnya dan melihat Alex, Asher dan Axel sedang berdiri menatap dirinya.
"Kak Arsene mana?" tanya Alex, Asher dan Alex secara bersamaan sambil kepalanya melongok ke arah kamar Arsene.
"Lagi mandi, kak Angel lapar kalian sudah makan?" tanya Angel mengalihkan pembicaraan.
"Belum kak, kami sedang menunggu kak Arsene dan kak Angel untuk makan bersama termasuk Daddy," jawab Alex.
"Maafkan kak Angel karena tadi kami sangat mengantuk dan tidur, barusan kami bangun ketika mendengar suara pintu di ketuk," ucap Angel merasa bersalah.
"Tidak apa-apa kak, lebih baik kita turun ke bawah menemani Daddy biar kak Arsene turun ke bawah," ucap Alex.
"Ok," jawab Angel singkat.
Ke empat orang tersebut berjalan ke arah tangga menuju ke ruang makan sambil sesekali tertawa bersama.
("Aku sangat cocok jika kak Arsene menikah dengan kak Angel karena kak Angel seperti Ibu dan kakak perempuan yang menyayangi kami. Aku akan melindungi kak Angel dari nenek penyihir itu agar kak Angel bisa menikah dengan kak Arsene," ucap Alex dalam hati).
("Aku sangat bahagia jika kak Angel bisa menikah dengan kakakku karena aku melihat wajah kak Arsene sangat berbeda. Dulu ketika menikah wajah kak Arsene menahan amarah dan kesedihan secara bersamaan selain itu aku tidak pernah melihat kak Arsene tersenyum dan selalu acuh serta jarang mengobrol berbeda ketika kak Arsene kenal dengan kak Angel. Aku akan melindungi kak Angel dari ucapan pedas si nenek lampir," ucap Asher dalam hati).
("Mansion ini menjadi ramai ketika ada kak Arsene dan kak Angel. Kami bisa mengobrol bersama dan tertawa bersama selain itu kami sering menggoda kakak kami alhasil kami dikejar-kejar oleh Kak Arsene dan mendapatkan hukuman tapi aku sangat bahagia bisa melihat tawa kakakku yang sudah lama hilang sejak menikah dengan Kak Delia," ucap Axel dalam hati).
("Maaf Kak Delia bukannya kami membencimu tapi kak Delia sering membuat Kakakku sedih dan kecewa padahal kak Arsene sudah mau menerima kak Delia apa adanya di tambah menyayangi putri kak Delia padahal jelas-jelas kalau dia bukan putri kandungnya. Aku akan melindungi kak Angel dari serangan Ibumu yang sangat jahat seperti ular berbisa," sambung Axel dalam hati).
Tidak berapa lama mereka sudah sampai di ruang makan di mana Tuan Albert Hal sedang menunggu ke empat putra kembarnya dan Angel yang sudah di anggap sebagai calon menantu putra sulungnya.
"Arsene kemana?" tanya Tuan Albert Hall yang tidak melihat putra sulungnya.
"Masih di kamarnya Dad," jawab Alex.
Tuan Albert Hall hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan setelah itu mereka saling terdiam sambil menunggu kedatangan Arsene.
"Kalau Paman dan yang lainnya ingin makan lebih dulu silahkan duluan saja biar aku yang akan temani kak Arsene," ucap Angel.
"Tidak apa-apa kami akan tetap menunggu," ucap mereka serempak.
"Oh ya Angel, mulai sekarang dan seterusnya panggil aku dengan sebutan Daddy dan tidak lagi memanggil ku dengan sebutan Paman," pinta Tuan Albert Hall.
"Maaf Paman, memangnya kenapa Paman?" tanya Angel dengan wajah terkejut.
Sedangkan ke tiga pria tersebut bersikap biasa saja karena Tuan Albert Hall sempat mengatakan ke mereka tentang rencana memanggil dirinya dengan sebutan Daddy dan mereka tidak mempermasalahkan nya justru mendukung karena mereka sangat cocok dengan Angel.
"Karena Daddy sudah menganggap dirimu putriku selain itu Daddy sangat berharap jika suatu saat nanti kamu dan putraku bisa menikah di saat Putraku sudah benar-benar sembuh," ucap Tuan Albert Hall.
"Kak Angel suka kan dengan kak Arsene?" tanya ke tiga pria tersebut secara bersamaan.
Angel hanya diam dan menundukkan kepalanya sambil tersenyum malu sedangkan ke empat pria tersebut hanya tersenyum bahagia karena walau Angel tidak menjawab pertanyaan mereka bertiga tapi dari senyuman Angel bisa dikatakan kalau Angel juga menyukai Arsene.
"Oh ya Angel, bagaimana kalau besok kalian berangkat ke villa?" tanya Tuan Albert Hall.
"Kenapa buru-buru Paman?" tanya Angel.
"Kok Paman? Daddy," pinta Tuan Albert Hall.
"Maaf, Dad belum terbiasa," jawab Angel.
"Tidak apa-apa, Daddy meminta besok kalian tinggal di villa karena Daddy malas berurusan dengan wanita tua itu." ucap Tuan Albert Hall.
"Apa yang dikatakan Daddy benar karena aku tidak ingin kejadian waktu Kak Arsene bertemu dengan Ibunya kak Delia membuat Kak Arsene ..." ucap Alex menggantungkan kalimatnya.
Tuan Albert Hall, Angel, Asher Hal dan Axel tahu kalimat selanjutnya membuat mereka menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Jika kak Arsene dan kak Angel pergi ke vila mulai besok pagi bisa menghindari bertemu dengan wanita judes itu," ucap Asher sambil menahan amarahnya.
"Asher, yang sopan dengan orang yang lebih tua darimu," ucap Angel.
"Maaf kak, habis Asher benci banget sama wanita itu," jawab Asher.
"Kakak tahu, tapi jangan sering menyimpan kebencian karena bisa merusak suasana hatimu," ucap Angel.
"Apa yang dikatakan kak Angel benar karena terkadang suasana hatiku jadi rusak dan ingin marah-marah tanpa jelas gara-gara wanita itu," ucap Asher yang membenarkan perkataan Angel.
"Sekarang jangan menyimpan dendam, jika kamu tidak ingin melihatnya lebih baik menghindarinya dan berusaha untuk memaafkannya," ucap Angel.
"Baik Kak, akan aku ingat pesan Kakak," ucap Asher.
"Pesan apa?" tanya Arsene tiba - tiba datang kemudian duduk di kursi samping Angel.
"Astoge," ucap Angel sambil mengelus dadanya secara berulang-ulang.
Bugh
Angel yang sangat terkejut dengan kedatangan Arsene yang tiba-tiba membuat Angel tanpa sadar memukul bahu Arsene sedangkan Arsene yang bahunya di pukul hanya menatap Angel dengan bingung.
"Kenapa memukulku?" tanya Arsene sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Kak Arsene, kalau aku ma ti jantungan bagaimana?" tanya Angel dengan nada kesal.
"Kenapa ma ti jantungan?" tanya Arsene dengan wajah masih bingung.
"Bagaimana tidak ma ti jantungan? Kak Arsene tiba-tiba datang dan duduk di sebelahku," ucap Angel.
"Kamu ngomongin kakak ya makanya kamu kaget?" tanya Arsene sambil mendekatkan wajahnya ke arah Angel tanpa memperdulikan ucapan Angel.
"Siapa yang ngomongin kak Arsene?" tanya Angel sambil memalingkan wajahnya ke arah samping.
Tuan Albert Hall, Alex, Asher dan Axel hanya senyum-senyum melihat Arsene dan Angel ribut karena selama ini mansion ini sangat sepi tapi sejak kedatangan Angel suasananya langsung berubah.
"Yakin?" tanya Arsene.
"Daddy sudah lapar? Biarkan Angel yang mengambil makanan untuk Daddy," ucap Angel tanpa menjawab pertanyaan Arsene sambil mengambil piring Tuan Albert Hall.
"Daddy," ucap Arsene mengulangi perkataan Angel.
"Daddy yang meminta Angel untuk memanggilku dengan sebutan Daddy," jawab Tuan Albert Hall.
"Arsene setuju Dad," ucap Arsene.
"Kami juga setuju," jawab Alex Hall, Asher Hall dan Axel Hall serempak.
" Setelah kak Arsene benar-benar sembuh maka Kak Arsene dan kak Angel menikah," sambung Alex.
"Setuju," jawab Asher Hall dan Axel Hall bersamaan.
Angel hanya tersenyum sambil menundukkan kepalanya sedangkan Arsene menatap Angel yang sedang tersenyum membuat dirinya ikut tersenyum. Tanpa disadari Arsene kalau dirinya sudah tergantung dengan Angel dan tidak bisa jauh dari Angel.
Hanya menunggu waktu agar Arsene bisa lepas dari rasa bersalahnya terhadap istri dan putri tirinya yang di anggap sudah meninggal dunia membuat Arsene frustrasi dan mengalami gangguan jiwa.
"Oh ya Arsene, tadi Daddy bilang sama Angel kalau mulai besok kamu dan Angel tinggal di villa. Kami berharap dengan kalian tinggal di villa bisa membuatmu tidak sedih lagi karena merasa bersalah. Kami akan datang di hari libur dan berkumpul seperti ini," ucap Tuan Albert Hall menjelaskan ke putra sulungnya.
"Baik Dad dan terima kasih sudah sabar merawat Arsene begitu pula untuk ke tiga adikku yang kakak sayangi Alex, Asher dan Axel. Maafkan kakak yang sering tidak ada waktu untuk kalian karena kesibukan Kakak waktu itu dan juga ketika Kakak mengalami depresi kalian selalu ada untuk Kakak hingga kakak kabur kalian juga mencari Kakak," ucap Arsene terharu.
"Ketika Kakak marah-marah tidak jelas kalian selalu ada dan tidak pernah mengeluh dengan sikap Kakak. Kakak sangat beruntung memiliki Daddy dan ke tiga adikku yang sangat baik sama Kakak. Kakak janji setelah Kakak sembuh Kakak akan lebih memperhatikan Daddy dan kalian bertiga," sambung Arsene.
"Kita berempat adalah saudara kembar dan dilahirkan hanya selisih beberapa menit jadi sebagai Saudara seharusnya saling membantu dan tidak mengeluh," ucap Alex.
"Sebagai saudara kita harus saling mengasihi Kak sesuai yang diajarkan Daddy dan mendiang Mommy," sambung Asher.
"Aku jadi kangen Mommy," ucap Axel dengan wajah sedih.
"Bagaimana setelah makan kita pergi ke makam untuk mendoakannya," usul Angel.
"Setuju," ucap mereka serempak.
("Mommy lihat, calon menantu kita ingin mengunjungimu sedangkan menantu kita yang sudah meninggal tidak pernah berkunjung ke makam mu," ucap Tuan Albert Hall dalam hati).
("Mommy, Arsene mohon agar Mommy mau merestui Arsene untuk menikah lagi dengan Angel karena Angel sangat berbeda dengan menantu Mommy yang tidak pernah menengok makam Mommy dengan berbagai alasan," ucap Arsene dalam hati).
("Mommy, aku mohon agar Mommy merestui hubungan kak Angel dengan kak Arsene karena sifatnya sangat berbeda dengan kakak ipar yang sudah tiada," ucap Asher dalam hati).
("Seandainya saja kak Arsene mengenal Kak Angel terlebih dahulu dari kakak Ipar kami yang sudah meninggal maka ceritanya akan berbeda dan kakak tidak depresi kehilangan kakak ipar dan adik tirinya yang sudah dianggap sebagai putri kandungnya," ucap Axel dalam hati).
("Semoga kak Arsene cepat sembuh agar kami segera menikah karena selain aku mencintai kak Arsene juga aku ingin bisa menjadi kakak yang baik buat ke tiga adiknya kak Arsene," ucap Angel dalam hati).
Merekapun makan bersama dalam diam tanpa ada yang bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.
Selesai makan dan minum, mereka langsung berangkat menuju ke makam Nyonya Albert Hall. Mereka menggunakan dua mobil, Alex duduk di kursi pengemudi sedangkan Tuan Albert Hal duduk di samping pengemudi, Angel dan Arsene duduk di kursi belakang pengemudi. Asher Hall dan Axel Hall ada di mobil satunya lagi, dua iringan mobil menuju ke area pemakaman.
"Alex, sebelum ke pemakaman kita mampir ke toko bunga untuk diberikan ke Mommy," pinta Angel.
"Baik kak," jawab Alex sambil tersenyum bahagia.
Alex tersenyum bahagia karena Angel sangat menghormati Mommy nya dengan mempunyai ide membeli bunga begitu pula dengan Tuan Albert Hall dan Arsene. Lima menit kemudian mereka sudah sampai di toko bunga dan mobil pun berhenti begitu pula dengan mobil yang mengikutinya.
Mereka masuk ke dalam toko bunga kemudian Angel melihat-lihat bunga-bunga yang cantik hingga Angel melihat bunga yang sangat cantik kemudian mengambilnya.
"Kak Arsene, cantik tidak bunga mawar ini untuk Mommy?" tanya Angel sambil memperlihatkan bunga tersebut ke Arsene.
"Sangat cantik tapi lebih cantik dirimu," ucap Arsene.
Angel hanya tersenyum malu dan wajahnya memerah membuat Angel membalikkan badannya dan menyerahkan ke pelayan toko bunga.
"Aku mau beli bunga ini," ucap Angel.
"Baik Nona, apa ada yang lainnya?" tanya pelayan toko dengan ramah.
"Sebentar," ucap Angel sambil melihat sekeliling bunga hingga Angel melihat bunga sedap malam.
"Aku juga ingin membeli yang ini," ucap Angel sambil menunjuk ke arah bunga sedap malam.
"Baik Nona," jawab pelayan toko dengan ramah.
Angel tersenyum kemudian Angel berjalan ke arah kasir untuk membayar bunga yang tadi di pesannya.
"Biarkan aku saja yang membayarnya," ucap Arsene.
"Tidak kak, aku yang ingin membelinya khusus untuk Mommy jadi aku yang membayarnya jika kak Arsene ingin membayar bunga maka Kak Arsene harus mencari bunga yang lainnya," jawab Angel sambil memberikan kartu debit ke arah kasir toko.
"Bantu kakak untuk mencari bunga untuk Mommy," pinta Arsene.
"Ok," jawab Angel.
"Aku juga Kak," pinta Alex Hall, Asher Hall dan Axel Hall.
"Ok," jawab Angel.
Angel kembali melihat-lihat bunga-bunga yang cantik hingga Angel melihat bunga yang lebih cantik dan menunjuknya. Apa yang dilakukan oleh Angel membuat Tuan Albert Hall sangat bahagia.
("Mommy pasti sangat bahagia melihat ke empat putra kita rukun terlebih melihat calon menantu kita sangat dekat dengan ke empat putra kita," ucap Tuan Albert Hall dalam hati).
Kebahagiaan orang tua adalah melihat anak-anaknya rukun dan saling mengasihi itu juga yang dirasakan oleh Tuan Albert Hall.
Setelah Angel menunjuk satu persatu bunga untuk ke empat pria tersebut mereka masing-masing membayar bunga mereka kemudian mereka kembali ke dalam mobil.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke pemakaman dan hanya sepuluh menit perjalanan mereka sudah sampai di area pemakaman khusus keluarga Hall.
Tanpa sepengetahuan mereka ada sepasang mata menatap Angel dengan penuh kebencian ketika Angel bersama ke lima pria datang ke toko bunga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Dewi Misreni
jangankan keluarga Arsene,kami yg baca pun ikut bahagia dong.
2022-10-22
0
Susila Wati
palingan Delisa😜🤪
2022-10-22
0
Sumawita
Delisa EMG jahat ga pantes jadi mantunya Daddy Nathan,,,sangat ga pantes,,,
2022-10-22
0