Tidak berapa lama Arsene dan Angel melepaskan pelukannya kemudian Angel menarik perlahan tangan Arsene ke arah ranjang agar duduk di sisi ranjang dan entah kenapa Arsene menuruti permintaan Angel.
"Sudah waktunya makan siang, kak Arsene mau makan apa?" tanya Angel dengan nada lembut.
"Kak Arsene ingin makan buatan mu, apakah kamu mau memasakkan untukku?" tanya Arsene penuh harap.
"Kak Arsene, kepala pelayan sudah memasak lebih baik kita makan masakan buatan pelayan," usul Alex putra ke dua yang tidak enak hati dengan Angel.
"Benar kata kak Alex lebih baik kita makan buatan pelayan," sambung Axel putra ke empat.
"Tidak, aku ingin makan buatan Angel," tolak Arsene.
"Baik, aku akan buatkan tapi dengan satu syarat," pinta Angel.
"Apa?" tanya Arsene.
"Setelah makan kak Arsene minum obat terus tidur," ucap Angel.
"Baik," jawab Arsene singkat.
"Ok, kalau begitu aku akan masak dulu," ucap Angel sambil turun dari ranjang.
"Aku ikut," ucap Arsene sambil ikut turun.
"Ok," jawab Angel singkat.
"Maafkan putraku yang merepotkan mu," ucap Tuan Albert Hall merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa Paman," jawab Angel sambil tersenyum.
Grep
"Ayo masak, kak Arsene sudah lapar," ucap Arsene sambil memegang tangan Angel kemudian menariknya untuk keluar dari kamarnya.
Angel mengikuti langkah Arsene menuruni anak tangga menuju ke arah dapur sedangkan Tuan Albert Hall dan ke tiga adik kembarnya Arsene ikut keluar dan berjalan ke arah kamar mereka masing-masing.
"Kak Arsene duduk dan aku akan memasak," ucap Angel.
"Tidak, aku akan membantumu memasak," ucap Arsene
"Ok," jawab Angel singkat.
"Kita memasak apa?" tanya Arsene.
"Cuacanya sangat dingin bagaimana kalau kita buat sup?" tanya Angel.
"Boleh," jawab Arsene singkat.
Arsene membuka laci kemudian mengambil celemek dan entah kenapa dirinya memakaikan celemek ke tubuh Angel membuat jantung Angel berdetak kencang ketika tubuh mereka sangat dekat.
("Kalau setiap hari seperti ini aku bisa-bisa sakit jantung," ucap Angel dalam hati).
Grep
"Kenapa jantungmu berdetak kencang?" tanya Arsene dengan suara berbisik di telinga Angel sambil memeluk tubuh Angel.
"Kak Arsene, bisakah melepaskan pelukannya?" tanya Angel tanpa memperdulikan ucapan Arsene.
Cup
"Kenapa?" tanya Arsene kemudian mengecup leher Angel yang sangat mulus.
"Aku ..." ucap Angel menggantungkan kalimatnya sambil menahan agar tidak mengeluarkan suara merdunya.
"Aku apa?" tanya Arsene sambil melepaskan pelukannya kemudian membalikan tubuh Angel agar menatap dirinya.
"Kita masak sekarang, aku akan ambil bahan di kulkas," ucap Angel mengalihkan pembicaraan sambil berjalan ke arah kulkas.
Grep
Cup
Arsene memeluk kembali Angel kemudian mencium bibir Angel secara singkat membuat Angel mendorong tubuh Arsene. Namun entah kenapa Arsene menahan tengkuk Angel kemudian me x lu x mat bibir Angel membuat Angel membulatkan matanya dengan sempurna hingga Angel menepuk bahu Arsene karena dirinya kehabisan nafas.
Arsene melepaskan ciumannya kemudian menatap Angel dengan tatapan berbeda sedangkan Angel menundukkan kepalanya karena dirinya bingung dengan kejadian barusan yang tidak pernah dibayangkan karena seumur hidupnya dirinya baru pertama kalinya di cium oleh seorang pria.
"Manis," ucap Arsene sambil mengusap bibir Angel.
"Kak Arsene," panggil Angel.
"Ya," jawab Arsene singkat.
"Kenapa mencium bibirku?" tanya Angel.
Arsene yang awalnya tersenyum tiba-tiba wajahnya berubah menjadi dingin dan datar.
"Maaf, lebih baik aku kembali ke rumahku," ucap Angel sambil tersenyum kemudian berjalan meninggalkan Arsene.
Grep
"Aku mohon jangan pergi, maafkan aku jika yang aku lakukan membuatmu tidak nyaman," ucap Arsene sambil memeluk Angel dari arah belakang.
Angel hanya diam di satu sisi dirinya ingin merawat Arsene hingga benar-benar sembuh tapi di sisi lain jika hal itu terjadi lagi dirinya sangat takut jika perasaan terhadap Arsene semakin mendalam karena bagaimanapun dirinya adalah wanita normal.
"Aku juga tidak tahu kenapa aku melakukan ini padamu, mungkin karena aku merasa nyaman bersamamu membuatku melakukan ini. Aku janji hal ini tidak terjadi lagi asalkan kamu jangan pergi," Ucap Arsene setelah beberapa saat terdiam.
"Apakah kita jadi memasak?" tanya Angel mengalihkan pembicaraan.
"Jadi, ayo kita memasak karena aku sangat lapar," ucap Arsene sambil melepaskan pelukannya.
Angel membalikkan badannya kemudian mereka berdua mulai memasak hingga setengah jam kemudian masakan mereka sudah matang tepatnya Arsene yang memasak karena Angel di larang menggunakan pisau.
Tidak berapa lama datang Tuan Albert Hall dan ke tiga adik kembarnya. Mereka duduk di kursi makan masing-masing, Angel mengambil piring Tuan Albert Hall membuat orang menatap ke arah Angel.
"Maaf, aku ingin mengambil makanan untuk paman Albert karena kita menghormati orang yang lebih tua dari kita, maaf kalau aku tidak sopan," ucap Angel sambil meletakkan piring milik Tuan Albert Hall namun di tahannya.
"Tidak apa-apa, Paman sangat senang kamu melakukan ini," ucap Tuan Albert Hall.
"Terima kasih Paman, Paman mau makan apa?" tanya Angel.
Tuan Albert Hall menunjuk ke arah sup buatan Arsene kemudian Angel mengambilnya setelah selesai Angel meletakkan piring ke Tuan Albert Hall.
"Terima kasih," jawab Tuan Albert Hall sambil tersenyum bahagia.
("Apa yang dilakukan Angel sama seperti istriku tapi sayang menantuku yang sudah meninggal tidak seperti istriku ataupun seperti Angel," ucap Tuan Albert Hall dalam hati).
("Aku merasa sangat cocok jika kak Arsene menikah dengan dokter Angel karena sifatnya mengingatkan aku sama Mommy," ucap Alex putra ke dua dalam hati).
"Kak Arsene, mau makan apa?" tanya Angel sambil mengambil piring milik Arsene.
"Kak Arsene ingin sup sama itu," ucap Arsene sambil menunjuk makanan kesukaannya.
Angel mengambil apa yang diinginkan oleh Arsene kemudian meletakkan piring tersebut di depan Arsene.
"Kakak ipar, aku juga mau donk diambilkan makanannya," celetuk Axel putra ke empat.
"Kakak ipar?" tanya mereka serempak.
"Maksudku calon kakak ipar," jawab Axel.
"Calon kakak ipar? Memang calonku siapa?" tanya Angel.
"Kak Arsene," jawab Alex, Asher dan Axel serempak.
Angel dan Arsene saling menatap hingga beberapa saat Arsene tersenyum sedangkan Angel hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu adik nomer empat dan di mana - mana orang yang tua yang di ambilkan jadi setelah kak Arsene baru aku yang diambilkan," ucap Alex yang juga ingin diambilkan.
"Tidak boleh, kalau kalian ingin di ambilkan cari wanita lain. Angel khusus mengambil makanan untuk Daddy dan kakak," ucap Arsene dengan nada tegas.
"Aish ... Kakak pelit," gerutu ke tiga adik kembarnya.
"Biarin," jawab Arsene.
Tuan Albert Hall dan ke tiga adiknya tersenyum bahagia karena melihat perubahan pada Arsene yang sudah mulai sembuh.
("Dulu kak Arsene tidak seperti ini, dulu sangat cuek dan dingin ketika menikah namun sekarang sejak mengenal Angel mendadak berubah mudah tersenyum," ucap ke tiga adik kembarnya dalam hati).
Setelah Angel mengambil makanan untuk Arsene berlanjut untuk dirinya setelah itu ke tiga adiknya sesuai urutan yang lebih tua. Walau umur mereka sama hanya beda beberapa detik mereka saling menghormati.
Lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum. Mereka berjalan ke arah ruang keluarga untuk mengobrol bersama hingga dua jam kemudian mereka masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat.
xxxxxxxxxxxx
Empat Hari Kemudian
Tidak terasa sudah empat hari Angel tinggal di mansion milik Tuan Albert Hal. Perubahan demi perubahan yang terjadi pada Arsene berkat bantuan Angel.
Kebetulan hari ini ke tiga adik kembarnya libur dan berkumpul di ruang keluarga bersama Angel, Arsene dan Tuan Albert Hall. Tiba-tiba datang kepala pelayan dan memberitahukan kalau ada sepasang suami istri ingin menemui Arsene.
"Siapa Meraka Paman?" tanya Arsene.
"Orang tua Nyonya Eden," ucap kepala pelayan.
"Suruh masuk ke dalam paman," ucap Arsene.
"Baik tuan," jawab kepala pelayan.
Kepala pelayan pergi meninggalkan mereka menuju ke pintu utama.
"Orang tua Eden itu siapa?" tanya Angel penasaran.
"Mertua Arsene," jawab Tuan Albert Hall.
"Maaf bukannya istrinya kak Arsene adalah kak Delia?" tanya Angel.
"Memang benar tapi Eden lebih suka dipanggil Delia," jawab Tuan Albert Hall.
Angel hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti sedangkan Arsene hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Kamu temani Arsene," ucap Tuan Albert Hall yang malas bertemu dengan besannya.
"Baik Paman," jawab Angel.
"Kami juga kak," jawab ke tiga pria tampan tersebut yang juga malas bertemu dengan ke dua mertua Arsene.
"Ok," jawab Angel singkat walau dalam hatinya bingung.
"Ibu mertuaku sangat bawel karena itulah Daddy dan ke tiga adikku pergi ke kamar masing-masing," ucap Arsene yang sejak tadi diam.
"Lihat Dad, menantu kita bukannya sedih kehilangan putri kita dan cucu kita malah asyik berpacaran," ucap Delisa sambil berjalan ke arah Arsene.
"Maaf Nyonya, kami bukan pacaran tapi saya ..." ucapan Angel terpotong oleh Delisa
"Saya apa? Dasar perempuan jala*g," maki Delisa.
"Mommy, jangan memaki Angel, Angel tidak bersalah tapi aku yang bersalah," ucap Arsene sambil menahan amarahnya.
"Bagaimana Mommy tidak memaki, gara-gara ulah kalian putri kami dan cucu kita pasti sekarang masih hidup. Mommy sangat membenci kalian terlebih kamu Arsene karena kamu yang menyebabkan putri kami dan cucu kami meninggal," ucap Delisa.
"Arsene ..." ucapan Arsene terpotong oleh Delisa.
"Arsene apa hah!!" bentak Delisa.
"Hiks... Hiks... Hiks... Iya Arsene bersalah gara - gara Arsene istri ku dan putriku meninggal," ucap Arsene sambil terisak sambil memukul tubuhnya.
Grep
Angel yang melihat Arsene kembali depresi memegang ke dua tangan Arsene sambil berteriak memanggil Tuan Albert Hall membuat Delisa dan Delon bingung dengan apa yang terjadi dengan Arsene.
"Ada apa Delisa?" tanya Tuan Albert Hall.
"Paman, tolong bawa Arsene ke kamar," pinta Angel.
Tanpa banyak bicara Tuan Albert Hall membantu Arsene untuk pergi meninggalkan ruang keluarga bersamaan kedatangan ke tiga adiknya Arsene dan mereka membawanya ke kamar Arsene.
"Maaf Nyonya dan Tuan, saya dokter Angel yang merawat kak Arsene," ucap Angel.
"Memang Arsene sakit apa?" tanya Delon.
"Kak Arsene mengalami sakit jiwa dan saya sebagai dokter pribadinya berusaha membantu agar kak Arsene sembuh seperti sedia kala," jawab Angel.
"Maafkan perkataan istriku," ucap Delon merasa bersalah.
"Tidak apa-apa Tuan, hanya saya mohon saat ini kak Arsene dalam masa penyembuhan jadi untuk sementara jangan ingat akan masa lalunya yang membuatnya merasa bersalah," ucap Angel.
"Aku tidak percaya, pasti akal - akalan keluarga Arsene dan kamu," ucap Delisa.
"Terserah Nyonya percaya atau tidak dengan apa yang saya katakan," ucap Angel.
"Maaf, saya ingin mengecek kondisi Angel," ucap Angel sambil menatap ke arah Delisa.
"Kalau begitu kami pamit pulang," ucap Delon.
"Tapi Dad .... " ucapan Delisa terpotong oleh Delon.
"Pulang," ucap Delon dengan nada dingin.
Delisa hanya bisa menatap Angel dengan tatapan kesal kemudian mereka pergi meninggalkan Angel. Angel tidak memperdulikan mereka kemudian Angel membalikkan badannya dan berjalan ke arah kamar Arsene.
Angel melihat Arsene kembali sedih dan menyalahkan dirinya sendiri membuat Angel menatap ke arah Tuan Albert Hall.
"Paman bolehkah Angel meminta satu hal?" tanya Angel sambil berjalan ke arah Arsene yang ingin memukul dirinya sendiri namun ke dua tangannya di tahan oleh ke dua adik kembarnya yang bernama Alex putra ke dua dan Axel putra ke empat.
"Apa itu?" tanya Tuan Albert Hall.
"Lebih baik kak Arsene tinggal di sebuah villa di mana tidak ada orang yang mengenalnya agar kak Arsene bisa melupakan kenangan pahit hingga Arsene menerima kenyataan dan hidup dengan normal," ucap Angel yang tidak tega melihat Arsene.
"Paman setuju, kebetulan waktu itu Paman membeli villa jadi kalian bisa tinggal di sana untuk penyembuhan Arsene." ucap Tuan Albert Hall.
"Kami juga setuju demi kesembuhan kak Arsene," sambung ke tiga adiknya serempak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
lanjut
2023-03-27
0
Sumawita
Delisa kamu lagi" bikin ulah
2022-10-15
0
Desmeri hepy Elpy
lanjut thor cerita nya seru up yang banyak thor
2022-10-15
0