"Maaf dokter Angel, orang yang dokter bawa ke rumah sakit dan diberi nama Tuan Angelo sekaligus di foto oleh dokter Angel sebenarnya bernama Tuan Arsene." jawab pemilik rumah sakit.
"Mereka adalah keluarganya yang ingin menjemput tuan Arsene untuk di rawat di rumah sakit milik keluarga," sambung pemilik rumah sakit.
"Bisa kami berbicara dengan dokter Angel kira - kira satu jam?" tanya salah satu pria tersebut.
"Silahkan," jawab pemilik rumah sakit.
Pemilik rumah sakit keluar bersama asisten kepercayaannya sedangkan Angel masih berdiri menatap ke empat pria tersebut yang wajahnya mirip dengan Tuan Arsene atau Angelo.
"Maaf dokter Angel silahkan duduk dan jangan gugup, kita bicara dengan santai," ucap salah satu pria paruh baya.
"Baik," jawab Angel singkat.
Angel duduk saling berhadapan hanya di batasi oleh meja.
"Perkenalkan aku Albert Hall, Arsene Hall adalah putraku yang pertama sedangkan ke tiga adiknya yang bernama Alex Hall, Asher Hall dan Axel Hall." ucap Tuan Albert Hall memperkenalkan dirinya.
"Kalau boleh tahu, dimana dokter Angel menemukan putraku?" tanya Tuan Albert Hall.
"Aku menemukan kak Angelo, maaf maksudku Tuan Arsene," ucap Angel meralat ucapannya.
"Panggil saja Arsene," ucap Tuan Albert Hall.
"Maaf tuan tidak sopan kalau memanggil nama saja bagaimana kalau aku memanggilnya kak Arsene?" tanya Angel.
"Panggil saja Paman dan mengenai memanggil putraku terserah dokter," ucap Tuan Albert Hall.
"Baik Paman, panggil saja Angel," jawab Angel.
Tuan Albert Hall hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju kemudian Angel menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap Tuan Albert Hall.
"Ketika aku dalam perjalanan pulang dari rumah sakit tanpa sengaja melihat kak Arsene dilempari batu oleh segerombolan ..." ucapan Angel terpotong oleh ke empat pria tersebut.
"Apa?? Siapa yang melakukannya?" tanya ke empat pria tersebut sambil berdiri dan menahan amarahnya.
"Maaf, bisakah duduk dan aku menyelesaikan ceritaku?" tanya Angel.
"Katakan saja agar kami menghukum mereka," jawab Tuan Albert Hall dengan rahang mulai mengeras.
"Kenapa kakak kami dilempari batu?" tanya ke tiganya dengan serempak secara bersamaan.
"Kami ingin bertemu dengan kakakku," ucap Alex Hall putra ke dua.
"Maaf waktu itu, kak Arsene..." ucap Angel sambil membuka galeri ponselnya untuk mencari foto Arsene pertama kalinya di bawa ke rumah sakit jiwa kemudian menyerahkan ponselnya ke Tuan Albert Hall.
"Apa ini?" tanya Tuan Albert Hall sambil menerima ponsel milik Angel.
"Ini pertama kalinya foto kak Arsene ketika aku menemukan di jalan dan langsung aku bawa ke rumah sakit," jawab Angel.
Tuan Albert Hall, Alex Hall, Asher Hall dan Axel Hall menatap ponsel milik Angel. Ke empat pria tersebut sangat terkejut melihat foto tersebut dan mata mereka membulat sempurna karena mereka tidak menyangka kalau Arsene sangat menderita membuat mereka sangat bersalah karena terlambat datang menolong Arsene.
"Dia Arsene, putraku?" tanya Tuan Albert Hall seakan tidak percaya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Benar Paman, itu foto kak Arsene yang sedang duduk di trotoar ketika aku berusaha untuk membujuknya agar keluar dari mobil," jawab Angel.
Bruk
Tuan Albert Hall langsung duduk di sofa sambil memegangi dadanya karena dirinya tidak percaya putranya sakit jiwa membuat ke tiga putranya mengusap punggungnya agar mengurangi kesedihan dan rasa bersalah.
"Sekarang keadaan kak Arsene bagaimana?" tanya Alex.
"Setiap hari aku memfotonya, silahkan layarnya di geser," ucap Angel.
Alex hanya menganggukkan kepalanya kemudian menggeser layar ponsel milik Angel dan melihat perkembangan hari demi hari kakaknya begitu pula dengan Tuan Albert Hall serta ke dua adiknya ikut melihat.
Ke empat pria tersebut tersenyum bahagia melihat perubahan demi perubahan Arsene.
"Kalau boleh tahu kenapa Angel memfoto putraku?" tanya Tuan Albert Hall.
"Aku hanya berharap ada yang melihatnya dan keluarganya datang ke rumah sakit ini," jawab Angel.
"Sebelum kami datang, adakah orang lain yang mengaku keluarganya?" tanya Tuan Albert Hall penasaran.
"Ada Paman dan lumayan banyak yang menghubungi ponselku bahkan ada yang ingin datang melihatnya sampai aku kembali lagi ke rumah sakit," jawab Angel.
"Lalu?" tanya Tuan Albert Hall.
"Ada yang datang ingin kenalan denganku, ada juga yang bilang katanya bukan orang yang di carinya, katanya tunangannya tapi pas di lihat katanya bukan, bahkan ada juga yang kasih informasi di suruh datang ke rumahnya tapi pas aku ke sana bersama ke tiga temanku berserta kak Arsene ternyata alamat palsu dan masih banyak lagi Paman," jawab Angel.
"Maaf sudah membuatmu dan teman - temanmu menjadi repot," ucap Tuan Albert Hall.
"Tidak apa-apa Paman, sesama manusia sudah seharusnya tolong menolong," jawab Angel sambil tersenyum.
"Tapi tidak semua orang sepertimu dan kami sangat bersyukur kamu telah menolong putraku," ucap Tuan Albert Hall sambil mengambil sesuatu di dalam jas saku.
"Sebagai ungkapan terima kasih silahkan di isi nominalnya," sambung Tuan Albert Hall sambil memberikan cek ke Angel.
"Maaf Paman, aku menolongnya dengan ikhlas dan tidak meminta imbalan," ucap Angel menolak pemberian cek tersebut.
"Paman tahu, tapi ini sebagai ungkapan terima kasih karena sudah menolong putraku," ucap Tuan Albert Hall.
"Betul kata Daddy, jadi terimalah cek pemberian dari kami," ucap ke tiga pria tersebut dengan serempak.
"Tapi sekali lagi maaf, aku tidak bisa," jawab Angel.
"Kenapa?" tanya Tuan Albert Hall.
"Seperti yang tadi aku katakan kalau aku menolong dengan ikhlas tapi jika Paman memaksa berikan uang itu untuk orang - orang yang membutuhkannya," ucap Angel.
("Gadis ini sangat berbeda tidak seperti gadis lainnya karena tanpa berpikir panjang pasti akan menerima cek yang aku berikan," ucap Tuan Albert Hall dalam hati).
("Seandainya gadis ini bisa menjadi pengganti kakak ipar ku maka aku akan mendukung nya," ucap ke tiga pria tersebut dengan serempak dalam hati).
"Maaf, kalau boleh tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan kak Arsene?" tanya Angel mengalihkan pembicaraan.
"Maaf bukannya aku ikut campur karena sudah seminggu ini kak Arsene selalu menyebut nama Delia Dan Dela karena itulah aku ingin tahu masa lalu kak Arsene." sambung Angel.
"Sebenarnya Arsene adalah seorang CEO di perusahaan terkemuka hingga suatu ketika saingan bisnisnya kalah tender dan dendam dengan Arsene," ucap Tuan Albert Hall.
"Orang tersebut menyewa mafia untuk mem bu nuh Arsene dan keluarganya namun saat itu istrinya ingin minta sesuatu dan Arsene pergi untuk membelinya," sambung Tuan Albert Hall kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Alex," panggil Tuan Albert Hall.
"Iya Dad," jawab Alex.
Alex yang mengerti panggilan Tuan Albert Hall melanjutkan ceritanya.
"Saat itu aku tidak sengaja bertemu dengan kak Arsene di toko kue, kamipun mengobrol bersama hingga akhirnya aku memutuskan untuk datang ke mansion kak Arsene," ucap Alex.
"Sampai di sana kami sangat terkejut karena mansion milik kak Arsene rata dengan tanah membuat kami berlari ke arah puing-puing bangunan yang sudah runtuh," ucap Alex.
Alex menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk menghilangkan rasa sesak.
"Kami mencari kak Delia yang adalah istri kak Arsene dan juga mencari putri kak Arsene sekaligus ponakan kami yang bernama Dela di antara puing-puing bangunan dan kami menemukannya," ucap Alex dan tidak berapa lama air matanya keluar.
Tuan Albert Hall dan ke dua pria lainnya juga mengeluarkan air matanya membuat Angel diam menunggu cerita selanjutnya.
"Kak Delia dan Dela sudah meninggal dunia dalam kondisi tanpa menggunakan sehelai benang pun," ucap Alex sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Apa??" ucap Angel tidak percaya dengan apa yang didengarnya sambil menutup mulutnya dan tidak berapa lama air matanya ikut keluar.
"Padahal ponakan kami saat itu masih berumur lima belas tahun," ucap Axel putra ke empat dengan suara tercekat.
"Kak Arsene tidak kuat menghadapi kenyataan membuat kak Arsene mengeluarkan senjatanya dan ingin menyusul istri dan putrinya tapi aku berusaha merebutnya dan membuang pistolnya," ucap Alex putra ke dua.
"Sejak kejadian itu kak Arsene tidak pernah pergi ke kantor dan kami bertiga bergantian mengurus perusahaan kak Arsene. Kak Arsene menjadi pendiam dan tertutup hingga seminggu kemudian ketika kami semua sibuk mengurus perusahaan masing-masing kak Arsene tiba-tiba hilang dan kami mencarinya namun kami tidak menemukannya," sambung Axel.
"Hingga aku tidak sengaja mendapatkan informasi dari orang kepercayaan ku kalau melihat foto Arsene di media sosial. Kami membaca tulisan di bawah foto tersebut di mana tertulis : Mencari Orang Yang Dicintainya Delia dan Dela. Dari tulisan itu membuatku yakin kalau kak Arsene ada di rumah sakit ini," ucap Alex mengakhiri ceritanya.
"Kesedihan yang sangat mendalam membuat putraku mengalami gangguan jiwa," sambung Tuan Albert Hall.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Susi Susiyati
miris bgt gadis 15thn mngkin diperkosa ,
ayo arsen cpet smbuh cari pembunuh istri dan ankmu
2023-06-22
1
Retnomaulida
tragis sekali
2023-06-02
0
💞 RAP💞
Sweudeihhhh...😵😵
2023-04-03
0