Penghianatan Suamiku

Penghianatan Suamiku

Hinaan Ibu Mertua

Happy reading.......

"Mas, ini kopinya di minum ya! Sini aku pakaikan jasnya," ucap Bunga kepada Ilham, yang saat itu sudah bersiap-siap untuk pergi ke restorannya.

Bunga Maheswari, seorang wanita cantik yang berusia 27 tahun. Dia menikah dengan seorang pengusaha ternama, yang memiliki beberapa restoran di Indonesia. Dan dia bernama Ilham Prayoga. Mereka sudah menikah Lima Tahun lamanya. Tetapi sayang, rumah tangga mereka masih belum dikarunai seorang anak.

"Mas, apa kamu nggak bisa temenin aku hari ini ke dokter? Kita kan mau cek kesuburan. Lagi pula, aku males kalau harus diomong terus sama Mama, kalau aku wanita mandul. Padahal sudah beberapa kali cek, aku ini subur."

Bunga memang berencana hari ini akan ke dokter kandungan untuk mengecek kesuburannya kembali. Dia ingin menjalankan program hamil bersama dengan Ilham, tetapi Ilham menolak, karena dia bilang jika hari ini dia banyak sekali pekerjaan yang harus dihandle, dan tidak bisa mengantar Bunga untuk ke dokter.

"Iya sayang, aku minta maaf ya. Lain kali pasti aku antar kok! Kalau gitu aku berangkat dulu ya, kamu hati-hati di rumah."

Cup

Ilham mengecup kening, pipi, dan juga bibir Bunga sekilas, sambil mengusap wajah mulus Bunga. Kemudian dia pun pergi dari rumah tanpa sarapan, karena Ilham banyak pekerjaan hari ini, jadi dia tidak sempat sarapan.

Bunga menghela nafasnya dengan pelan, dan memandang kepergian suaminya itu sampai mobil yang dikendarai Ilham keluar dari pagar rumahnya.

"Ya sudah, seperti biasa aku berangkat sendiri," gumam Bunga sambil masuk kembali ke dalam rumah, dan menaiki tangga untuk ke lantai atas menuju kamarnya.

Rumah tangga Bunga dan juga Ilham terbilang sangat harmonis. Mereka menjalani rumah tangganya dengan bahagia, hari-hari selalu mereka lewati dengan senyuman. Karena Ilham juga sangat menghargai Bunga, terlebih dia juga sangat mencintai Bunga. Walaupun mereka belum mempunyai anak, tetapi Ilham tidak mempermasalahkan itu.

Bunga mengambil foto yang ada di atas nakas. Foto pernikahan dia dengan Ilham, jarinya mengusap foto itu dengan lembut.

"Aku berharap, pernikahan kita akan langgeng dan sampai kakek nenek. Dan aku juga berdoa, agar allah segera mempercayakan rezeki di dalam perut ku. Walaupun saat ini kamu sibuk, tapi aku yakin, kamu pun juga ingin mempunyai seorang anak ya Mas," ucap Bunga dengan lirih,bsambil tersenyum manis menatap foto pernikahannya dengan Ilham.

Bunga pun mengambil tas untuk pergi ke rumah sakit, dia pun menuruni tangga menuju lantai bawah sambil menenteng kunci mobilnya. "Bibi..." Panggil Bunga pada pelayan yang ada di sana.

Tidak lama, seorang pelayan yang berumur 40 tahun pun menghampiri Bunga. "Iya Nyonya! Ada yang bisa saya bantu !/Nyonya?" Tanya Penti, seorang pelayan yang ada di sana.

"Bi, hari ini aku mau ke rumah sakit. Aku titip rumah ya Bi. Mungkin nanti pulangnya agak siangan." Setelah mengatakan itu, Bunga pun pergi keluar. Namun baru saja dia akan menaiki mobilnya, tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna hitam datang dan berhenti di samping mobil bunga.

Melihat itu bunga tersenyum miring, dia kembali menutup mobilnya kembali. Bunga sangat tahu, mobil siapa itu yang baru saja datang. Dan benar saja, tidak lama seorang perempuan paruh baya berusia 50 tahun pun turun dari mobil tersebut, dengan gaya angkuh dan elegan wanita itu menghampiri bunga.

"Mau ke mana kamu pagi-pagi kayak gini?" Tanya ibu Farah mertuanya Bunga.

"Aku mau ke rumah sakit Mah, mau cek kesuburan, sekaligus mau ikut promil juga," jawab Bunga ambil menyalami tangan mertuanya itu.

Mendengar jawaban Bunga, Ibu Farah tersenyum sinis. Kemudian dia pun berdecih. "Ciih, periksa kandungan! Buat apa? Emang udah dasarnya kamu mandul, ya mandul aja! Kamu nggak bakalan punya anak. Lagian, saya heran sama Ilham? Kenapa harus bertahan dengan wanita mandul seperti kamu? Sudah jelas-jelas tidak bisa memiliki keturunan," hina ibu Farah dengan tatapan sinis ke arah Bunga.

Bunga memejamkan matanya, menghela nafasnya dengan pelan. Dia mencoba meredam emosi yang ada di dalam dirinya, sebab bukan kali pertama Ibu Farah mengatakan itu kepadanya. Bahkan sering, setiap hari selalu ada cacian dan makian yang selalu keluar dari mulut pedas wanita paruh baya itu.

Ibu Farah memang tidak menyukai Bunga saat dia menikah dengan Ilham, karena Bunga berasal keluarga seorang pedagang nasi goreng.

"Dokter sudah bilang kok Mah, kalau Bunga ini nggak mandul. Kandungan Bunga subur kok! Mas Ilham juga sama, subur. Mungkin memang Allah, belum memberikan kami rezeki saja! Lagi pula, tidak ada salahnya bukan Mah, jika aku dan masih Ilham itu berusaha? Karena kami--"

"Halaaah... Usaha apa lagi? Emang udah dasarnya mandul, ya mandul! Gggak bakalan punya anak! Kamu tuh, seharusnya pisah aja dari Ilham. Kamu pikir, Ilham akan bertahan sama kamu, dengan keadaan kamu yang seperti ini? Rumah tangga itu nggak akan lengkap tanpa anak." Potong ibu Farah dengan nada menghina sambil menyentak.

Ucapan Ibu Farah begitu menusuk dan menohok ke hati Bunga. Walaupun sudah beberapa kali wanita itu mengucapkan, bahkan tidak terhitung, tetapi tetap saja kata perkata yang wanita itu diucapkan, dan keluar dari mulutnya membuat hati Bunga teriris.

Gimana tidak? Seorang perempuan, dan juga seorang istri tentulah ingin mempunyai seorang anak. Mereka juga ingin merasakan bagaimana menjadi seorang ibu. Tetapi jika mereka belum hamil, apa itu salah mereka? Jika Allah memang belum menakdirkan, lalu apa juga itu salah mereka.

"Kalau gitu Bunga pamit dulu ya Mah, Assalamualaikum," ucap Bunga sambil mencium kembali tangan Mama mertuanya itu dan masuk ke dalam mobil.

Bunga tidak mau berlama-lama berhadapan dengan Mama mertuanya, karena dia yakin setiap kata yang keluar dari mulut wanita itu, pasti akan menohok hati bunga dan akan membuat Bunga benar-benar sakit hati.

"Ciiih, dasar menantu durhaka! Mertua datang malah pergi. Sana pergi aja, tuh periksa kandungan kamu! Emang udah dasarnya wanita mandul, ya mandul. Nggak bakalan punya anak," umpat Ibu Farah sambil melipat kedua tangannya di depan dada, dan menatap sini ke arah mobil Bunga yang mulai keluar dari pagar rumahnya.

Air mata yang Bunga tahan sejak tadi, tiba-tiba saja mengalir. Walaupun dia sudah terbiasa dengan kata kata pedas dari mulut mertuanya, tetapi tetap saja, hati Bunga begitu lembut, dan hatinya gampang terluka.

"Ya Allah, kuatkanlah aku untuk menghadapi ibu mertuaku. Karena walau bagaimanapun, dia sudah menjadi orang tuaku juga. Jadi aku mohon kepadamu, teguhkan hatiku ya Allah! Besarkan, dan kuatkanlah kesabaran di dalam diriku, agar aku bisa menerima semua perkataannya dengan lapang dada, walaupun perkataannya selalu menyakiti hatiku." Bunga berujar sambil mengusap air matanya yang mulai jatuh membasahi kedua pipinya.

------------------------------

Setelah sampai di rumah sakit, Bunga pun langsung masuk ke dalam ruangan dokter yang biasa dia untuk memeriksa kandungannya. Karena setiap bulan Bunga selalu ke sana mengecek kesuburannya.

"Bagaimana dok? Kandungan saya memang subur bukan?" Tanya Bunga saat dokter selesai memeriksa dia.

"Semuanya bagus kok Bu," jawab dokter itu sambil duduk di kursinya.

Bunga menghela nafasnya dengan panjang, wajahnya terlihat begitu sendu menyimpan beribu kesedihan.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Jika memang Allah belum berkehendak, kita sebagai hambanya bisa apa? Kalaupun kamu melakukan ini dan itu, tetapi jika Allah belum berkehendak, kita tidak akan bisa melakukan apa-apa. Karena anak itu adalah rezeki yang Allah titipkan," jelas dokter yang ada di hadapan bunga yang bernama Anita.

"Iya dok, saya tahu anak itu adalah rezeki dari Allah. Tapi kenapa ya dok, sampai saat ini saya tidak bisa hamil? Jujur Dok, saya takut jika nanti suami saya malah berpaling, karena saya tidak kunjung memberikan dia anak."

Mendengar ucapan Bunga, dokter Anita malah terkekeh. "Ibu ini tenang saja! Jika memang suami Ibu mencintai ibu dengan tulus, pasti suami ibu akan menerima Ibu apa adanya. Kita sebagai manusia hanya bisa berada doa dan juga berusaha. Selebihnya semua keputusan ada di tangan Allah. Mungkin saja, Allah belum mengasih Rezeki itu kepada Ibu, karena Allah mempunyai rencana lain? Kita tidak pernah tahu, rencana apa yang Allah telah siapkan untuk kita."

Bunga tersenyum mendengar penjelasan sang dokter, hatinya sedikit lega setiap kali berbicara dengan dokter Anita. Karena jika Bunga menceritakan keluh kesahnya kepada dokter Anita, hatinya sedikit tenang. Sebab Bunga merasa jika dia selalu mendapat wejangan dari seorang ibu. Maklum saja, dokter Anita itu sudah berumur 51 tahun.

"Terima kasih ya dok, kalau begitu saya pamit pulang dulu, assalamualaikum," ujar Bunga kepada dokter Anita

"Waalaikumsalam..."

Bersambung,........

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

mampir lagi Thor baca ulang cerita bunga
sudah menyangkut tentangan anak emang sensitif banget
gak heran jika mertua begitu

2023-09-26

0

⛄🐿Polin🐼shipper🐈💕

⛄🐿Polin🐼shipper🐈💕

oh ini cerita bunga shbt Tina ya Thor,, ternyata tulisan otor bnyk jg

2023-03-01

0

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun

dih ngpain lm2 ngbrol am mertua yg lambe turah ,klo PGN d hormati,hormati dulu orang lain

2023-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Hinaan Ibu Mertua
2 Hutang
3 Nota Belanja
4 Sebuah Foto
5 Bohong
6 Mengelak
7 Aku butuh Anak
8 Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9 Mulai Menyelidiki
10 Membalikan Fakta
11 Tak Akan Ada Maaf
12 Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13 Pertemuan Pertama
14 Mimpimu Terlalu Besar Mas
15 Ini Baru Permulaan
16 Kepergok
17 Aurora Sakit
18 Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19 Menjadikan Alat
20 mencoba mempengaruhi
21 Rencana Bunga
22 Mulai Jengah Dengan Kalian
23 Kemarahan Ilham
24 Kebongkar Juga
25 Kamu Egois
26 Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27 Menemui Pengacara
28 Sahabat Lama
29 Ular Berkepala Dua
30 Permintaan Aurora
31 Datang Ke Kantor Bagas
32 Datang Ke Kantor Bagas
33 Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34 Pergi
35 Di Ikuti
36 Bekerja Sama Dengan A.S Group
37 Surat Gugatan
38 Jailnya Tina
39 permintaan Aurora
40 Mulai Menyelidiki
41 Perasaan Apa Ini?
42 Rindu Yang Berat
43 Ancaman Nara
44 Pria Bodoh
45 Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46 Resmi Bercerai
47 Mami Merindukanmu Nak!
48 Makan Siang
49 Sebuah Kado
50 Bingung
51 Darimana Dia Tahu?
52 Rebutan
53 Bersaing Secara Sehat
54 Seperti Tom And Jerry
55 Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56 Marahlah Pada Papi, Nak.
57 Akar Masalah 1
58 Pergi
59 Takut
60 Ledekan Sang Mami
61 Kalah Cepat
62 Stategi Yang Bagus
63 Hampir Ketahuan
64 Pangeran
65 Tak Perduli
66 Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67 Tidak Bisa Memaafkan
68 Mengetahui Kebenaran
69 Pujian Sang Pujaan Hati
70 Modus Bagas
71 Dia Adalah Kakaku
72 Kehilangan jejak
73 Wanita Tidak Tahu Diri
74 Masih Terbayang
75 Kedatangan Penggangu
76 Emangnya Permen
77 Promo Novel: SUNDIRAH
78 Pesan Itu Lagi
79 Demi Masa Depan
80 Mami Setuju
81 Bab 79
82 Siapa Mereka
83 Bukan Keluarga Biasa
84 Mulai Menyelidiki
85 Gagal
86 Kaget
87 Bekerja Sama
88 Putri Ajaib
89 Lagi dan Lagi
90 Tamu Tak Diundang
91 Kekesalan Bunga
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Pasangan Serasi
96 Beri Aku Waktu
97 Kemarahan Ilham
98 Pergi
99 Tamu Spesial
100 Kamu Sangat Cantik
101 Dinner Nanti Malam
102 Will You Marry Me?
103 Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104 Melahirkan
105 Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106 Permintaan Tante Farah
107 Penyesalan Ilham
108 Mengamen
109 Aku Sudah Memaafkanmu
110 Hancurnya Hati Ardi
111 Kasihan
112 Kamu Harus Kuat
113 Hari Bahagia double B
114 Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115 Kehilangan Pekerjaan
116 Peneror Yang Tak Tau Waktu
117 Vitamin Bagas
118 Jangan Ganggu Mama dan Papa
119 Berubah
120 Memberi Pelajaran
121 Sakit
122 Hamil
123 Memutar Balikan Fakta
124 Harus Bijak
125 Permintaan Maaf
126 Rasa Tak Suka
127 Bermain
128 Tak Mau Egois
129 Bertemu Kirana
130 Ceritalah
131 Kedatangan Ferdi
132 Semobil
133 Jangan Gugup
134 Membantu Ardi
135 Terjadi
136 Harus Ke Jepang
137 Ujian Cinta Kita
138 Antara Bunga Dan Karina
139 Mataku Kelilipan
140 Lamaran Tina
141 Menemui Orang Tua Riko
142 Jalan Sama Calon Mertua
143 Bau
144 Sebuah Wasiat
145 Bangun Mas!
146 Tidak Mungkin
147 Jurang yang sama
148 (S2) Pria Sinting
149 S2 super women
150 S2. Siapa Dia
151 S2. Keputusan Papa
152 S2. Tamu Spesial
153 S2. Ternyata Dia
154 S2. Tekad
155 S2. Bab 154
156 S2. Bab 155
157 Bab 156
158 S2. Bab 157
159 S2. Bab 158
160 S2. Jujur
161 S2. Perasaan Tak Enak
162 Disiram Air Panas
163 S2. Semakin Membencimu
164 Masa Lalu Aurora
165 Cemburu Dan Takut
166 Perkataan Menohok
167 Fitnah
168 Pelajaran Untuk Rere
169 S2. TERLAMBAT
170 S2. PESAWAT JATUH
171 S2. Sebuah Mobil
172 S2. DITOLONG RYAN
173 S2. Pria Asing
174 S2. DIIKUTI
175 S2. BERHASIL KABUR
176 S2. TERTANGKAP
177 S2. Waktu 3 Hari
178 S2. Mati Bunuh Diri
179 S2. firasat
180 S2. Diculik
181 S2. Tujuan Menculik
182 S2. Akan Menikahi Secepatnya
183 S2. Pertama Kali
184 S2. Pemandangan Tak Terduga
185 S2. Meminta maaf
186 S2. Menolong
187 S2. Kasus sama
188 S2. Tetap Waspada
189 Hamil
190 S2. Bibit Pelakor
191 S2. Aku Mau Kamu Jujur
192 S2. Kemarahan Aurora
193 S2. Ada Bom
194 S2. Soal Rika
195 S2. Sudah Tahu
196 S2. Membatalkan
197 S2. Bumil Ngidam
198 S2. Reuni
199 S2. Ternyata Kamu
200 S2. Merindukanmu
201 S2. Menyusul
202 Diserang
203 END S2.
204 S3. Kepulangan Arjuna
205 S3. Memergoki
206 S3. Waktunya Pensiun
207 S3. Rania
208 S3. Tidak Jaim
209 S3. Ciuman Pertama
210 S3. Pengemis Cinta
211 S3. Uang Berbicara
212 S3. GEER
213 S3. Undangan Party
214 S3. Menyenggol
215 S3. Juna Hanya Milikku
216 S3. Hutang 500juta
217 S3. Zaman Sudah Modern
218 S3. Meminjam Uang
219 S3. Makan Malam
220 S3. Tamu Tak Diundang
221 S3. Wanita Itu
222 S3. Anisa, bukan Aisha
223 S3. Menyelidiki Anisa
224 S3. Menemui di Cafe
225 S3. Temani Aku Makan!
226 S3. Maksud Anda?
227 S3. Mendesak
228 S3. Titisan Siti Nurbaya
229 S3. Calonnya Juna
230 S3. Terbongkar Alasan Nisa
231 S3. Bertemu Aisha
232 S3. Terungkap
233 S3. Wanita Gila
234 S3. Mengajak Makan Malam
235 S3. Melamar
236 S3. Fitnah
237 S3. Mengantar Pulang
238 S3. MENINGGAL
239 S3. Menikah
240 S3. Meminta Maaf
241 S3. Kabar Bahagia
242 S3. Tak Mau Jauh
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Hinaan Ibu Mertua
2
Hutang
3
Nota Belanja
4
Sebuah Foto
5
Bohong
6
Mengelak
7
Aku butuh Anak
8
Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9
Mulai Menyelidiki
10
Membalikan Fakta
11
Tak Akan Ada Maaf
12
Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13
Pertemuan Pertama
14
Mimpimu Terlalu Besar Mas
15
Ini Baru Permulaan
16
Kepergok
17
Aurora Sakit
18
Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19
Menjadikan Alat
20
mencoba mempengaruhi
21
Rencana Bunga
22
Mulai Jengah Dengan Kalian
23
Kemarahan Ilham
24
Kebongkar Juga
25
Kamu Egois
26
Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27
Menemui Pengacara
28
Sahabat Lama
29
Ular Berkepala Dua
30
Permintaan Aurora
31
Datang Ke Kantor Bagas
32
Datang Ke Kantor Bagas
33
Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34
Pergi
35
Di Ikuti
36
Bekerja Sama Dengan A.S Group
37
Surat Gugatan
38
Jailnya Tina
39
permintaan Aurora
40
Mulai Menyelidiki
41
Perasaan Apa Ini?
42
Rindu Yang Berat
43
Ancaman Nara
44
Pria Bodoh
45
Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46
Resmi Bercerai
47
Mami Merindukanmu Nak!
48
Makan Siang
49
Sebuah Kado
50
Bingung
51
Darimana Dia Tahu?
52
Rebutan
53
Bersaing Secara Sehat
54
Seperti Tom And Jerry
55
Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56
Marahlah Pada Papi, Nak.
57
Akar Masalah 1
58
Pergi
59
Takut
60
Ledekan Sang Mami
61
Kalah Cepat
62
Stategi Yang Bagus
63
Hampir Ketahuan
64
Pangeran
65
Tak Perduli
66
Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67
Tidak Bisa Memaafkan
68
Mengetahui Kebenaran
69
Pujian Sang Pujaan Hati
70
Modus Bagas
71
Dia Adalah Kakaku
72
Kehilangan jejak
73
Wanita Tidak Tahu Diri
74
Masih Terbayang
75
Kedatangan Penggangu
76
Emangnya Permen
77
Promo Novel: SUNDIRAH
78
Pesan Itu Lagi
79
Demi Masa Depan
80
Mami Setuju
81
Bab 79
82
Siapa Mereka
83
Bukan Keluarga Biasa
84
Mulai Menyelidiki
85
Gagal
86
Kaget
87
Bekerja Sama
88
Putri Ajaib
89
Lagi dan Lagi
90
Tamu Tak Diundang
91
Kekesalan Bunga
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Pasangan Serasi
96
Beri Aku Waktu
97
Kemarahan Ilham
98
Pergi
99
Tamu Spesial
100
Kamu Sangat Cantik
101
Dinner Nanti Malam
102
Will You Marry Me?
103
Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104
Melahirkan
105
Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106
Permintaan Tante Farah
107
Penyesalan Ilham
108
Mengamen
109
Aku Sudah Memaafkanmu
110
Hancurnya Hati Ardi
111
Kasihan
112
Kamu Harus Kuat
113
Hari Bahagia double B
114
Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115
Kehilangan Pekerjaan
116
Peneror Yang Tak Tau Waktu
117
Vitamin Bagas
118
Jangan Ganggu Mama dan Papa
119
Berubah
120
Memberi Pelajaran
121
Sakit
122
Hamil
123
Memutar Balikan Fakta
124
Harus Bijak
125
Permintaan Maaf
126
Rasa Tak Suka
127
Bermain
128
Tak Mau Egois
129
Bertemu Kirana
130
Ceritalah
131
Kedatangan Ferdi
132
Semobil
133
Jangan Gugup
134
Membantu Ardi
135
Terjadi
136
Harus Ke Jepang
137
Ujian Cinta Kita
138
Antara Bunga Dan Karina
139
Mataku Kelilipan
140
Lamaran Tina
141
Menemui Orang Tua Riko
142
Jalan Sama Calon Mertua
143
Bau
144
Sebuah Wasiat
145
Bangun Mas!
146
Tidak Mungkin
147
Jurang yang sama
148
(S2) Pria Sinting
149
S2 super women
150
S2. Siapa Dia
151
S2. Keputusan Papa
152
S2. Tamu Spesial
153
S2. Ternyata Dia
154
S2. Tekad
155
S2. Bab 154
156
S2. Bab 155
157
Bab 156
158
S2. Bab 157
159
S2. Bab 158
160
S2. Jujur
161
S2. Perasaan Tak Enak
162
Disiram Air Panas
163
S2. Semakin Membencimu
164
Masa Lalu Aurora
165
Cemburu Dan Takut
166
Perkataan Menohok
167
Fitnah
168
Pelajaran Untuk Rere
169
S2. TERLAMBAT
170
S2. PESAWAT JATUH
171
S2. Sebuah Mobil
172
S2. DITOLONG RYAN
173
S2. Pria Asing
174
S2. DIIKUTI
175
S2. BERHASIL KABUR
176
S2. TERTANGKAP
177
S2. Waktu 3 Hari
178
S2. Mati Bunuh Diri
179
S2. firasat
180
S2. Diculik
181
S2. Tujuan Menculik
182
S2. Akan Menikahi Secepatnya
183
S2. Pertama Kali
184
S2. Pemandangan Tak Terduga
185
S2. Meminta maaf
186
S2. Menolong
187
S2. Kasus sama
188
S2. Tetap Waspada
189
Hamil
190
S2. Bibit Pelakor
191
S2. Aku Mau Kamu Jujur
192
S2. Kemarahan Aurora
193
S2. Ada Bom
194
S2. Soal Rika
195
S2. Sudah Tahu
196
S2. Membatalkan
197
S2. Bumil Ngidam
198
S2. Reuni
199
S2. Ternyata Kamu
200
S2. Merindukanmu
201
S2. Menyusul
202
Diserang
203
END S2.
204
S3. Kepulangan Arjuna
205
S3. Memergoki
206
S3. Waktunya Pensiun
207
S3. Rania
208
S3. Tidak Jaim
209
S3. Ciuman Pertama
210
S3. Pengemis Cinta
211
S3. Uang Berbicara
212
S3. GEER
213
S3. Undangan Party
214
S3. Menyenggol
215
S3. Juna Hanya Milikku
216
S3. Hutang 500juta
217
S3. Zaman Sudah Modern
218
S3. Meminjam Uang
219
S3. Makan Malam
220
S3. Tamu Tak Diundang
221
S3. Wanita Itu
222
S3. Anisa, bukan Aisha
223
S3. Menyelidiki Anisa
224
S3. Menemui di Cafe
225
S3. Temani Aku Makan!
226
S3. Maksud Anda?
227
S3. Mendesak
228
S3. Titisan Siti Nurbaya
229
S3. Calonnya Juna
230
S3. Terbongkar Alasan Nisa
231
S3. Bertemu Aisha
232
S3. Terungkap
233
S3. Wanita Gila
234
S3. Mengajak Makan Malam
235
S3. Melamar
236
S3. Fitnah
237
S3. Mengantar Pulang
238
S3. MENINGGAL
239
S3. Menikah
240
S3. Meminta Maaf
241
S3. Kabar Bahagia
242
S3. Tak Mau Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!