Happy reading.........
Ilham pulang dengan wajah yang lelah, tetapi entah kenapa Bunga melihat jika suaminya pulang dengan wajah bahagia. Kemudian Bunga menghampiri Ilham dan mengambil tas kerja suaminya, lalu dia pun membuatkan kopi untuk Ilham.
Bunga selalu melayani Ilham dengan baik, di atas ranjang maupun keperluan Ilham yang lainnya. Dia mencoba untuk menjadi istri yang sempurna bagi Ilham.
"Mas, aku besok ada acara di Jakarta Barat, kebetulan temen aku besok 7 bulanan Mas, kamu ikut ya?" Tanya Bunga kepada Ilham, saat Ilham baru saja selesai mandi.
"Duh Sayang, aku minta maaf banget, sepertinya aku nggak bisa deh. Soalnya besok aku harus ke Surabaya, ada beberapa masalah di restoran yang ada di sana. Jadi aku tidak bisa ikut, dan aku di sana juga kemungkinan 3 hari," ujar Ilham sambil menggosok rambutnya dengan handuk.
Bunga mengerutkan dahinya, lalu mengambil handuk dari tangan Ilham.
"Ke Surabaya? Memangnya ada apa dengan restoran yang di sana, sehingga kamu harus turun tangan ke sana? Bukannya di Surabaya itu sudah ada Ardi ya?" Bingung Bunga sambil menatap suaminya dengan tatapan menyipit.
"Iya, memang sudah ada Ardi disana, tapi kan aku bosnya. Dan mau tidak mau, aku harus turun tangan," jelas Ilham.
Bunga mengangguk, mencoba memahami pekerjaan suaminya.
Kemudian mereka pun turun ke bawah untuk makan malam.
Tempat jam 04.00 pagi, Bunga bangun dan membersihkan diri, dia selalu melakukan itu sebelum salat subuh. Setelah menunaikan kewajibannya sebagai Muslim, Bunga pun membawa keranjang pakaian kotor dari kamarnya menuju ruang pencucian.
Bunga mengambil baju kotor satu persatu dari keranjang, lalu memasukkannya ke dalam mesin cuci. Namun saat dia mengambil kemeja milik ilham, kemudian Bunga merogoh saku kemeja itu, dan tangannya menemukan sebuah surat pembelian tas seorang wanita dan harganya mencapai 4 juta.
"Ini surat pembelian seharga 4 juta? Mas Ilham beliin tas siapa? Padahal dia nggak ada ngasih tas ke aku?" Bunga berucap dengan wajah bingung sambil melihat kertas yang ada di tangannya.
Setelah memasukkan semua cucian ke dalam mesin cuci, Bunga pun beralih ke dapur untuk membuatkan kopi suaminya. Sedangkan kertas nota tas yang Ilham beli, dikantongi oleh Bunga dan dia akan menanyakannya setelah membuatkan kopi untuk Ilham.
"Bi... Bibi bikin sarapan dulu ya! Aku mau ke kamar dulu," ucap Bunga pada Bi Marti dan langsung dijawab anggukan oleh asisten rumah tangganya itu.
Saat Bunga masuk ke dalam kamar, dia tidak melihat Ilham berada di ranjang. Bunga yakin jika Ilham sedang bersiap-siap, kemudian dia duduk di tepi ranjang menunggu suaminya sambil memegang nota belanja yang Bunga dapat dari saku kemeja Ilham.
Ilham keluar dengan pakaian yang sudah rapi, kemudian Bunga menghampiri Ilham dan memakaikan dasi suaminya. "Mas, apa aku boleh bertanya sesuatu?" Tanya Bunga sambil mengancingkan kemeja Ilham, lalu memasangkan dasinya.
"Apa itu Sayang?" Jawab Ilham sambil melingkarkan tangannya di pinggang ramping Bunga.
Selesai memakaikan suaminya dasi, Bunga merogoh saku bajunya kemudian mengambil nota yang tadi dia temukan di kemeja Ilham.
"Ini apa Mas? Kamu beli tas buat siapa? Kok harganya sampai 4 juta kayak gini?" Tanya Bunga memberondong Ilham dengan pertanyaan, sambil mengangkat kertas itu berada di hadapan wajah Ilham.
Gluk
Ilham meneguk ludahnya dengan kasar, wajahnya seketika menjadi tegang dan gugup. "Kamu dapat dari mana itu?" Tanya Ilham dengan wajah yang begitu tegang.
"Aku dapat dari kemeja kamu Mas! Yang aku tanyakan, kamu beliin tas siapa? Kenapa harganya begitu mahal? Perasaan ultah aku masih 2 bulan lagi deh Mas?" Heran Bunga sambil menatap Ilham dengan tatapan menyipit dan penuh curiga.
Wajah Ilham terlihat begitu gugup, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Bunga, wajahnya benar-benar sangat ketara tegang, dan itu membuat membuat Bunga sangat curiga.
"Kenapa wajah kamu tegang seperti itu Mas? Terus, kenapa kamu terlihat sangat gugup? Apa ada yang kamu sembunyikan dari aku?" Tanya Bunga dengan tatapan mengintimidasi ke arah Ilham.
"N-ggak ada Sa-yang! Ini tuh aku beliin tas buat temen aku. Iya, temen aku." Ilham mengucap ulang perkataannya, dan itu semakin membuat Bunga menjadi curiga
"Teman? Yakin! Kamu nggak lagi main serong kan di belakang aku? Kamu nggak lagi selingkuh kan Mas?" Tuduh Bunga langsung to the point.
Ilham menatap Bunga dengan tatapan tajam, kemudian dia mengambil kertas yang ada di tangan Bunga, lalu melemparnya ke sembarang arah.
"Kamu ini apa-apaan sih, main nuduh suami selingkuh! Aku tuh beliin tas buat temen aku yang lagi ulang tahun. Memangnya salah kalau aku beliin tas buat dia?" Geram Ilham sambil berjalan menuju pintu, menghindari pertanyaan istrinya.
Bunga yang melihat itu tentu saja tidak percaya. Dia kemudian menarik lengan Ilham, agar menghadap ke arahnya. "Kamu jangan bohong ya Mas! Kalau kamu sampai punya selingkuhan, aku nggak akan pernah maafin kamu," ujar Bunga dengan sorot mata yang begitu tajam, menatap kedua mata milik Ilham.
"Udah ah, pagi-pagi bikin debat aja. Itu buat temen aku. Nggak ada! Aku nggak pernah selingkuh. Udah, aku mau pergi dulu," ujar Ilham sambil keluar dari kamar.
Bunga mengikuti langkah suaminya kemeja makan, tapi Bunga merasa heran kenapa Ilham tidak meminum kopi buatan dia dan duduk sarapan. "Loh Mas, kamu nggak sarapan dulu?" Tanya Bunga dengan wajah bingung.
"Enggak! Mood ku sudah hilang," ketus Ilham sambil berlalu keluar dari rumah Bunga yang melihat itu hanya diam saja, dia merasa heran dengan perilaku Ilham.
'Mas Ilham kenapa ya? Kenapa dia harus tegang dan gugup, jika memang dia tidak bermain serong di belakang? Atau ini hanya pikiranku saja! Semoga saja, Mas Ilham memang tidak bermain dengan wanita lain di belakangku. Karena jika itu terjadi, maka aku akan sangat hancur,' batin Bunga sambil menatap kepergian suaminya.
Entah kenapa setelah melihat nota tadi, Bunga merasa ada yang janggal dengan sikap Ilham yang seketika menjadi gugup dan tegang. Tetapi dia tidak ingin berburuk sangka kepada Ilham, Bunga pun mencoba untuk berpositif thinking, dia merasa mungkin Itu hanya pikiran negatifnya saja.
"Sepertinya hanya pikiranku saja! Aku berharap, Mas Ilham akan tetap setia kepadaku," gumam Bunga sambil duduk di meja makan, dan meminum teh yang sudah disiapkan oleh bi Marti.
Bersambung. . ........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
terkadang awal kita mencurigai sesuatu pasti ada denial yah, harusnya ikuti kata hati kalo uda terjadi sesuatu sama si Ilham
2024-08-28
0
Putri Ayu
jangan JD istri oon dan lemah, harusnya km juga punya usaha sendiri menghasilkan uang sendiri jangan mau di hina terus sama mertua
2024-01-18
0
Shuhairi Nafsir
Bunga jangan jadi isteri yang goblok lagi dibutakan oleh cinta.
2023-04-10
1