Happy reading
Saat Bunga sampai di rumah, ternyata Ilham baru saja akan naik ke dalam mobilnya. Bunga yang melihat itu pun cuek saja dan melewati Ilham begitu saja tanpa mencium tangannya, karena Bunga masih merasa kecewa dan juga marah kepada Ilham.
Melihat itu Ilham merasa heran, sebab tidak biasanya Bunga tidak mencium tangannya. Dia pun membuang nafasnya dengan kasar, dia paham jika pasti Bunga masih marah kepadanya. Akhirnya Ilham pun masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan rumahnya.
'Bahkan kamu tidak mengejarku, Mas. Bahkan kamu tidak meminta maaf kepadaku! Kamu benar-benar sudah berubah, kamu berlaku acuh kepadaku, Mas. Kepada perasaanku,' batin Bunga saat menatap mobil Ilham yang semakin menjauh dari balik jendela.
Hatinya kembali teriris, tapi Bunga tidak bisa terus berlarut dalam seperti itu. Akhirnya dia pun menghubungi seseorang yang sudah dia perintahkan sedari tadi malam.
"Kamu ikuti kemana dia pergi! Dan laporkan kepada saya!" Perintah Bunga pada seseorang di seberang telepon.
Setelah mengatakan itu, Bunga pun berjalan ke ruang makan untuk mengisi perutnya, karena saat ini dia merasa lapar.
Saat Bunga tengah makan, tiba-tiba ada suara yang cempreng masuk ke dalam rumahnya dan memanggil Bunga sambil berteriak. Mendengar itu Bunga hanya memejamkan matanya, mencoba bersabar karena dia tahu siapa pemilik dari suara itu, dia adalah mertuanya.
"Oh, jadi kamu lagi makan? Dasar wanita tidak tahu diri! Enak ya, nikah sama anak saya itu kamu cuma numpang makan, tidur, makan tidur! Gunanya istri itu buat apa, Hah! Kasih dong anak saya itu anak, jangan cuma bisanya makan tidur, makan tidur aja! Oh, atau jangan-jangan... Selain mandul, kamu itu jangan-jangan pakai KB ya? Kamu nggak mau mengandung anaknya Ilham?" Cibir tante Farah sambil melipat kedua tangannya dan menatap Bunga yang sedang makan.
Bunga tidak menjawab, dia malas meladeni mertuanya itu. Dan saat Bunga akan menyuapi nasi ke dalam mulutnya, tiba-tiba tante Farah menghempaskan sendok yang ada di tangan Bunga hingga jatuh ke lantai.
"Saya itu lagi bicara sama kamu! Kamu itu punya telinga tidak? Dasar wanita miskin!" Bentak tante Farah dengan nada menghina ke arah Bunga.
Bunga sejenak memejamkan matanya, lalu menghembuskan nafasnya dengan dalam, kemudian menatap tante Farah. "Apa sih yang maunya Mama dari aku? Kalaupun aku memberi cucu, buat Mama. Apa Mama akan berlaku baik kepadaku?" Tanya Bunga dengan lantang.
Mendengar ucapan Bunga yang berani menjawab ucapannya, tante Farah pun semakin geram, kemudian dia menampar wajah Bunga.
Plak
"Dasar menantu tidak tahu diri! Wanita miskin! Wanita hina! Sudah numpang di rumah anak saya, makan tidur aja! Kamu berani membantah saya? Kamu mau saya suruh Ilham buat menceraikan kamu, hah! Lagi pula kalaupun anak kamu sudah lahir, tentu saja anak kamu buat saya. Dan saya tidak akan pernah membiarkan cucu saya untuk dekat-dekat dengan wanita miskin seperti kamu, paham!" Bentak tante Farah sambil menatap tajam ke arah Bunga.
Bunga mencoba menguasai emosinya. Sebenarnya dia ingin sekali membalas ucapan Ibu mertuanya itu yang sudah kelewatan menghina dirinya. Tetapi Bunga mencoba untuk terus bersabar. Akhirnya dia pun berdiri dan pergi meninggalkan meja makan tanpa menjawab pertanyaan tante Farah.
"Menantu sampah, mau ke mana kamu? Mertua lagi ngomong, bukannya didengerin malah kabur! Dasar wanita miskin, tidak tahu diri!" Teriak tante Farah dengan penuh rasa emosi kepada Bunga.
Bunga mendudukan tubuhnya di atas ranjang, dadanya terasa begitu sesak. Hatinya sangat sakit saat mendengar ucapan sarkas dan hinaan yang begitu menusuk relung hati Bunga yang begitu dalam dari mertuanya. Wajar saja jika dia sakit hati, walaupun setiap mertuanya ke rumah selalu menghina Bunga, tetap saja setiap ucapannya bagaikan Duri yang beracun bagi Bunga.
'Sampai kapan aku akan terus berada dalam kubangan derita, ya Allah?' batin Bunga saat merasakan cairan hangat menetes dari kedua matanya.
Sekuat apapun seseorang, jika terus dihantam dengan batu yang besar dan tajam, tentu saja lama-kelamaan akan runtuh juga. Begitupun dengan Bunga. Walaupun dia sudah berusaha untuk tegar, walaupun dia sudah berusaha untuk kuat dmdan menghadapi sikap mertuanya. Dalam menghadapi setiap cacian, makian, dan juga penghinaan dari mertuanya. Tetap saja Bunga memiliki hati yang lembut, dia pasti merasakan sakit yang teramat dalam. Tetapi karena Bunga pikir itu adalah ibu mertuanya, jadi Bunga hanya bisa diam menahan semua sesak, beban dan juga derita di dalam dirinya yang tidak dia katakan kepada Ilham.
*****************
Saat ini Bunga Tengah menduduk di taman belakang sambil memangku laptopnya, mengerjakan usaha yang selama ini dia Rintis bersama dengan Tina sahabatnya, dan tanpa diketahui oleh Ilham sekalipun. Karena Bunga ingin membuktikan kepada Ilham, Jika dia juga bisa menjadi wanita yang mandiri, wanita yang sukses, wanita yang pintar dalam berbisnis.
Drrtt
Drrttt
Tiba-tiba saja ponselnya bergetar, dan saat Bunga lihat ternyata itu adalah orang suruhannya. "Hallo, kenapa? Bagaimana penyelidikan kamu?" Tanya Bunga langsung to the point.
Wajah bunga seketika menjadi serius saat mendengar jawaban dari orang suruhannya, kemudian telepon pun terputus dan Bunga langsung membuka ponselnya dan beralih ke aplikasi hijau, di mana orang suruhan tersebut telah mengirimkan beberapa foto tentang Ilham, yang sedang makan siang bersama seorang wanita dan juga seorang anak kecil yang berusia 1 tahun.
"Kamu bilang, dia adalah teman kamu, Mas! Tapi sekarang melihat foto ini, aku benar-benar sangat yakin, jika wanita dan juga anak itu adalah Selingkuhan kamu! Mas, kita lihat saja sampai kapan kamu akan terus berbohong? Dan, sampai kapan kamu akan menyembunyikan mereka dariku. Karena aku percaya, sekuat apapun kamu menyembunyikan kebohongan kamu! Maka bangkai itu akan tercium juga Mas," ucap Bunga sambil meremas pinggiran bajunya, dengan darah yang sudah berdesir hebat menahan emosi yang siap meluap kapan saja.
Dada Bunga benar-benar sesak, bahkan lebih sesak dari saat Ilham dan mertuanya membentak dirinya. Kali ini benar-benar seperti sebuah batu yang dihancurkan dalam satu kali pukulan, benar-benar meruntuhkan setiap pertahanan yang selama ini Bunga bangun dalam dirinya.
'Kita lihat Mas! Sampai kapan kamu akan terus menyembunyikan dia dari aku. Dan sampai kapan, kamu akan bertahan dengan posisi seperti ini? Jangan pernah membangunkan seekor singa yang sedang tidur, Mas. Karena diamnya aku selama ini, akan menjadi sebuah senjata yang tidak pernah kamu duga sama sekali,' batin Bunga menggeram dengan kesal dan penuh amarah.
Bersambung. . ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
sejauh apapun kamu mempertahankan si Ilham, sepertinya akan susah kalo ibunya sendiri uda ga bisa menerima kamu Bunga
2024-08-28
0
Putri Ayu
iihh si nenek lampir bisanya cuma dikit² nampar... itu anak orang oy.. main tampar aja,
hayo bunga bangkit dong.. jangan JD cewek lemah
2024-01-18
1
tris tanto
penjelasannya yg diulang2
2023-12-15
0