Happy Reading......
Mendengar ucapan sang Mama, Bagas menggeleng dengan cepat sambil tersenyum. "Mana bisa Ma! Dia itu istri orang, dia sudah mempunyai suami." jawab Bagas.
Tante Ranti menutup mulutnya dengan telapak tangan, dia pikir jika Bunga adalah single, tetapi ternyata Bunga adalah istri dari pria lain.
"Maaf, Mama pikir Bunga itu masih single. Ternyata dia sudah mempunyai suami," ujar tante Ranti dengan tidak enak.
Setelah menyuapi Aurora dan memberi anak itu obat, Bunga pun tidur di sebelah Aurora karena gadis kecil itu meminta agar Bunga menemaninya untuk tidur siang.
"Kasihan kamu sayang, anak sekecil kamu sudah harus kehilangan kasih sayang seorang ibu?" gumam Bunga sambil mengusap lembut kepala Aurora.
Setelah Bunga rasa jika Aurora sudah pulas, dia pun bangkit dan keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah di mana Bagas dan juga tante Ranti sudah duduk menunggu dirinya.
"Maaf, sepertinya saya harus pulang. Lagi pulang Aurora juga sudah tertidur," ucap Bunga saat sampai di dekat ruang tamu.
Bagas dan juga tante Ranti menengok ke arah Bunga, kemudian tante Ranti pun berdiri dan memegang tangan Bunga. "Makasih ya Nak, kamu sudah mau membantu tante dan juga Bagas untuk membujuk Aurora agar mau makan dan minum obat. Karena jujur, Aurora tidak mau makan dan minum obat, dia hanya ingin bertemu dengan kamu dan juga ingin disuapin oleh kamu! Sementara tante saja tidak tahu kamu siapa."
"Iya tante, sama-sama. Saya juga sangat menyayangi Aurora, dia gadis yang lucu dan juga sangat menggemaskan. Saya juga sudah bilang tadi kepada Aurora, agar dia mau makan. Dan Aurora bilang jika dia akan makan dan minum obat. Kalau begitu saya pamit dulu ya Pak, tante, kebetulan hari juga sudah siang, saya takut jika suami saya nanti akan mencari saya."
"Apa tidak sebaiknya kamu makan dulu di sini?" Ajak Tante Ranti sambil menatap Bunga dengan tatapan memohon.
"Maaf Tante, bukannya saya menolak. Tetapi saya takut jika suami saya pulang ke rumah dan mencari saya, dan saat sampai rumah saya tidak ada di sana. Sekali lagi saya minta maaf ya Tante, kalau begitu saya pamit dulu! Pak Bagas saya pamit dulu ya."
Bagas mengganggu-kan kepalanya, lalu mengantar Bunga sampai ke teras rumah. "Apa mau saya antar?" tanya Bagas dan langsung dibalas gelengan oleh Bunga.
"Tidak usah Pak! Lagi pula kan mobil saya juga sudah di sini."
Saat Bunga akan melangkah meninggalkan Bagas, tiba-tiba saja Bagas menghentikan langkahnya.
"Terima kasih ya, karena kamu akhirnya Aurora mau makan dan minum obat. Terima kasih sudah meluangkan waktu kamu untuk menemui Aurora dan menyuapi dia makan." Bagas berbicara dengan tulus dan juga lembut kepada Bunga.
"Sama-sama Pak, jangan sungkan jika ingin meminta tolong lagi, ini kartu nama saya. Kalau begitu saya pamit dulu ya, Pak." Setelah memberikan kartu namanya kepada Bagas, Bunga pun masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Bagas.
**************
Sementara itu di rumah Bunga, Nara sedang memberikan ASI kepada Azam sambil memikirkan cara bagaimana menyusun rencana agar Ilham membenci Bunga dan menceraikan wanita itu.
Setelah menidurkan Azan di box bayi, Nara pun berjalan keluar kamar untuk menuju dapur dan mengambil air minum. Dan saat dia melewati ruang tamu, dia berpapasan dengan tante Farah Mamanya Ilham.
"Loh, kamu bukannya Nara?" ucap tante Farah dengan kaget saat melihat Nara berada di rumah putranya.
"Tante Farah, apa kabar tante? Ya ampun dah lama ya kita tidak bertemu," ucap Nara sambil mencium tangan tante Farah dan memeluk tubuh wanita itu.
"Alhamdulillah kabar tante Baik, kamu gimana? Kok kamu bisa ada di sini sih? Kenapa bisa kamu berada di rumahnya Ilham?" bingung tante Farah sambil menatap Nara dengan tatapan menyipit.
"Kalau itu, sebaiknya tante tanyakan saja kepada Mas Ilhamnya sendiri ya. Karena Nara tidak berani menjawab," ujar Nara dengan tersenyum manis.
Tante Farah mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Nara, tapi baru saja dia akan mengangkat suara dan menanyakan lagi kepada Nara, tiba-tiba sebuah suara dari belakang tubuhnya membuat emosi yang ada di dalam diri tante Farah seketika mencuat,
"Assalamualaikum..." ucap Bunga masuk ke dalam rumah sambil menenteng satu plastik besar belanjaan, karena sebelum tadi pulang ke rumah dia mampir ke supermarket terlebih dahulu.
"Waalaikumsalam... Wah bagus sekali ya, istri durhak* jam segini baru pulang. Keluyuran terus kamu ya, menghabiskan uangnya Ilham!" Ketus tante Farah sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Mama kapan datang? Ini, aku tadi habis dari supermarket," jawab Bunga sambil mencium tangan tante Farah, namun langsung ditepis kasar oleh wanita itu.
Nara mengerutkan kedua alisnya saat melihat perlakuan tante Farah kepada menantunya sendiri, seketika senyum Seringai terlukis di bibir dan juga wajah Nara.
'Sepertinya tante Farah tidak menyukai Mbak Bunga? Baguslah! Itu bisa menjadi senjata agar aku bisa menyingkirkan wanita ini dari hidupnya Mas Ilham melalui tante Farah,' batin Nara menyeringai dengan jahat.
"Sudahlah, lebih baik kamu sekarang masuk ke dapur dan buatkan saya minuma! Saya capek." titah tante Farah kepada Bunga dengan suara Ketus dan juga sedikit mendorong tubuh menantunya itu.
Bunga mengangguk, namun dari ekor matanya dia sempat melihat senyum mengejek dari Nara dan dia tahu arti dari senyum itu apa.
Bersambung.............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
waduh si Nara melihat celah di ibunya si Ilham tuh
2024-08-28
0
Sukliang
mertua bau tanah
2023-02-21
0
dih dih emak mertua gila😂😂kasar pula sama menantu ..
2022-12-04
1