Happy reading........
Sudah 1 jam lamanya Nara bolak-balik terus ke kamar mandi, sementara itu Azam dijaga oleh Bi Marti, dan Bunga hanya menikmati setiap ringisan dan juga kesakitan dari Nara.
Saat ini Bunga Tengah menyiram tanamannya sambil bersenandung kecil, hatinya cukup bahagia saat melihat Nara terus bolak-balik ke kamar mandi karena obat pencahar yang dia berikan kepada Bi Marti.
Ilham yang melihat Bunga Tengah menyiram tanaman di depan, dia pun langsung masuk ke dalam kamar Nara. Dan saat dia masuk, Ilham cukup terkejut saat melihat Nara Tengah duduk di lantai sambil memegangi perutnya.
"Sayang, kita ke rumah sakit saja ya! Aku bener-bener nggak tega lihat kamu seperti ini. Lagi pula, kamu makan apa sih? Kok sampai sakit perut begitu?" bingung Ilham dengan wajah panik saat melihat wajah pucat Nara.
"Aku juga tidak tahu sayang, padahal kan aku belum makan apa-apa, baru minum susu saja. Atau jangan-jangan... Bi Marti meracuni aku lagi? Dia menaruh obat pencuci perut di susu aku!" Tuduh Nara sambil meringis memegangi perutnya.
"Bi Marti meracuni kamu? Mana mungkin lah Sayang! Buat apa coba Bi Marti meracuni kamu? Emangnya kalian ini kenal?"
"Ya kan Siapa tahu aja kalau Mbak Bunga yang nyuruh Bi Marti kan sayang? Aku yakin deh, pasti Mbak Bunga yang nyuruh Bi Marti buat naruh obat pencuci perut di susu aku! Karena nggak mungkin dong, tiba-tiba aku sakit perut kayak gini?"
Nara mencoba mempengaruhi Ilham, agar Ilham memarahi Bunga. Karena entah kenapa Nara yakin jika itu adalah ulahnya Bunga, sebab setiap Nara minum susu saja, dia tidak pernah sampai sakit perut seperti itu.
Tapi sayang, Ilham bahkan tidak percaya dengan ucapannya Nara, karena Ilham sudah mengenal Bunga. Dan dia yakin, Bunga tidak akan pernah bisa melakukan itu, karena Bunga adalah wanita yang baik dan juga lembut.
"Nggak mungkin lah,Sayang. Aku tuh mengenal Bunga, gak mungkin dia meracuni kamu! Untuk apa coba? Dia saja mengenal kamu sebagai sepupunya aku! Udah deh jangan ngada-ngada, kita ke rumah sakit sekarang ya!" Ajak Ilham sambil menarik tangan Nara.
Saat mereka keluar kamar, ilham dan juga Nara kaget saat melihat Bunga sedang berdiri di depan kamar tamu, dan Bunga menatap heran saat melihat mereka yang baru saja keluar dari kamar itu dengan tatapan menyipit.
"Kamu ngapain Mas, ada di kamarnya Nara?" tanya Bunga dengan satu alis terangkat dan tatapan mengintimidasi.
Ilham yang kaget saat melihat Bunga ada di sana, dia pun menjadi gugup dan juga salah tingkah. Wajahnya pucat dengan keringat yang mulai menetes di keningnya.
"Itu... Anu sayang... Aku mau ajak Nara ke rumah sakit, kasihan kan dia harus bolak-balik ke kamar mandi. Lihat tuh, wajahnya bahkan sampai pucat. Aku titip Azam sebentar ya!" Ilham berucap dengan nada yang sedikit takut dan juga sungkan kepada Bunga.
Sementara itu tatapan Bunga beralih ke arah Nara, dia melihat wajah pucat wanita itu. "Baiklah, silakan bawa Nara ke rumah sakit, kasihan juga dia kalau sampai pingsan. Siapa juga yang repot? Aku kan juga males ngurusin dia."
Setelah mengatakan itu Bunga pun berlalu meninggalkan Ilham dan juga Nara untuk naik ke kamarnya, dia tidak peduli dengan tatapan bingung Ilham.
Ilham cukup terkejut dengan perubahan sikap Bunga, padahal selama ini Ilham melihat Jika Bunga adalah wanita yang mempunyai pribadi yang baik, lembut dan juga peduli pada orang. Tetapi entah kenapa akhir-akhir ini Ilham merasa jika Bunga telah berubah, dan dia pun tidak tahu alasannya apa.
'Sebenarnya ada apa dengan kamu? Kenapa aku merasa kamu telah berubah? Kamu seperti bukan Bunga yang aku kenal lagi?' batin ilham sambil menatap punggung Bunga yang mulai hilang di balik anak tangga.
"Mas, ayo... Katanya mau ke rumah sakit!" Ajak Nara sambil menggoyang tangan di ilham.
Mendapat perlakuan seperti itu Ilham menjadi kaget, lamunannya seketika buyar dan dia pun segera menarik Nara berjalan ke arah mobilnya untuk berangkat ke rumah sakit.
Di dalam perjalanan Ilham terus melamun memikirkan sikap Bunga yang dia rasa telah berubah, tapi entah Ilham pun tidak tahu sebabnya apa.
Sementara itu di rumah, Bunga sedang duduk di tepi ranjang sambil mengotak ngatuk ponselnya, mengirim pesan kepada seseorang.
Setelah itu Bunga pun menaruh ponselnya di atas nakas dan dia pun berjalan ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti saat ponsel itu berbunyi, dan mau tidak mau dia pun kembali lagi ke dekat ranjang untuk mengambil ponselnya.
"Halo..." ucap Bunga saat telepon tersambung.
Sepersekian detik kemudian wajah Bunga menjadi pias saat mendengar suara seseorang di seberang telepon sana, badannya jatuh ambruk terduduk di tepi ranjang.
Tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut Bunga, sampai telepon itu pun terputus. Air matanya seketika jatuh begitu saja, tapi beberapa menit kemudian Bunga menghapus air mata itu dengan telapak tangannya.
Ada rasa sesak dan juga sakit di dalam hati Bunga saat menerima telepon dari seseorang, tapi Bunga tidak bisa berbuat apa-apa.
'Maafkan aku! Bukan aku tidak ingin bertemu dengan kalian. Bukan aku tidak ingin menengoknya, tapi kalianlah yang membuatku seperti ini. Dan kehidupanku sekarang tidak jauh dan tidak lepas dari campur tangan kalian. Aku hanya bisa berdoa agar kalian tetap bahagia, walau tanpa aku,c batin Bunga sambil menghela nafasnya dengan kasar.
Bersambung......
Kira kira siapa orang yang menelpon Bunga ya🤔🤔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Aiur Skies
eeeh lah dalah laki-laki pekok, ya karena ulah selingkuh mu lah dodol dasar kuti kupret🤪🤪🤪
2024-02-28
0
mulai delima 😂😂😂😂
2022-12-04
1
Kholifah
Ilham kira Bunga g tau....siapa itu sebenarnya Nara . .😅
2022-12-01
1