Happy reading......
Akhirnya Bunga pun menganggukkan kepalanya, dia juga sangat khawatir saat mendengar Aurora sedang sakit. Dan setelah mendapat jawaban dari Bunga, Bagas nembawa Bunga ke mobilnya untuk berangkat ke rumah, sementara itu mobil Bunga dibawa oleh asisten pribadi Bagas.
Tak ada pembicaraan di dalam mobil, keduanya sama-sama terdiam. Bagas pun sama, dia juga sungkan dan juga bingung ingin berbicara dan bertanya apa kepada Bunga.
Jujur saja Bagas sebenarnya merasa gugup saat berada di dekat Bunga, rntah kenapa dia pun tidak tahu. Sementara itu Bunga terus memikirkan keadaan Aurora, Jujur saja dia merasa cemas saat mendengar anak kecil itu tidak mau makan dan terus memikirkan dirinya.
30 menit perjalanan Mereka pun sampai di kediaman Bagas, dan dengan cekatan Bagas membuka pintu mobil yang ada di samping Bunga dan mempersilakan wanita itu untuk turun dan masuk ke dalam rumah mewah dan besar milik dirinya.
Bunga melangkah memasuki rumah Bagas dengan tatapan kagum, karena desain rumah itu. Bunga juga sangat tercengang saat melihat begitu banyaknya pelayan yang ada di sana yang berjejer menyambut dia dan juga Bagas masuk ke dalam rumah .
'Ya ampun, sepertinya Pak Bagas ini bukan orang sembarangan. Buktinya saja pelayan di rumah ini begitu banyak.' batin Bunga sambil menatap seluruh pelayan yang dia hitung ada 15 orang, bahkan belum yang di dapur dan juga pengawal di depan rumah itu.
Bagas mengajak Bunga untuk masuk ke dalam lift, dan naik ke lantai dua di mana kamar Aurora berada. Dan saat mereka sampai di atas, Bagas segera membuka pintu kamar Aurora, dan ternyata di sana sudah ada wanita paruh baya yang sedang membujuk Aurora untuk makan.
Bunga melihat jika Aurora terus saja menolak saat akan disuapi oleh wanita paruh baya itu. Dia sedikit miris saat melihat wajah pucat dan lemas Aurora.
"Ayolah sayang, nanti kalau Aurora sakit Oma sedih loh!" ucap wanita paruh baya itu mencoba membujuk Aurora, tapi sayang Aurora menutup mulutnya sambil menggelengkan kepala.
Ternyata wanita paruh baya itu adalah ibunya Bagas, yang sengaja datang ke sana untuk membujuk Aurora agar mau makan dan minum obat.
"Mah..." Panggil Bagas, dan wanita paruh baya itu pun menengok ke arah Bagas. Dia cukup terkejut saat melihat Bunga yang berada di samping Bagas.
"Akhirnya kamu pulang juga, Gas. Ini Aurora tidak mau makan," ujar tante Ranti Mamanya Bagas.
Bagas pun mendekat ke arah Aurora yang tidur membelakangi dirinya, kemudian dia mengusap rambut putrinya dengan lembut. "Sayang, kenapa tidak mau makan? Katanya kamu mau bertemu dengan Tante Bunga? Kalau sampai Tante Bunga tahu kamu nggak mau makan, nanti Tante Bunga sedih loh." Bagas mencoba merayu dan membujuk Aurora, namun lagi-lagi anak kecil berumur 4 tahun itu menggeleng dengan cepat.
"Aku nggak mau! Aku maunya sama tante Bunga aja," ucap Aurora dengan lirih.
Bunga yang mendengar itu merasa kasihan, dia merasa Iba karena anak sekecil itu tidak mau makan. Akhirnya Bunga pun melangkah mendekat ke arah ranjang, dan Bagas yang melihat itu pun memberikan ruang kepada Bunga untuk duduk di samping Aurora.
"Aurora sayang, kalau kamu nggak mau makan nanti Tante pulang lagi." Bunga berucap sambil mengusap lembut kepala Aurora.
Mendengar suara yang familiar, Aurora pun berbalik dan dia merasa senang saat melihat Bunga berada di sampingnya. "Tante Bunga...!" ucap bahagia Aurora, kemudian dia duduk dan langsung meloncat ke dalam pelukan Bunga dan memeluk tubuh wanita itu dengan erat.
Tante Ranti menyenggol bahu Bagas, saat melihat Aurora yang langsung tersenyum bahagia saat menatap dan melihat Bunga.
"Apa dia wanita yang selama ini Aurora ingin temui?" tanya tante Ranti dengan nada berbisik kepada Bagas, dan langsung di balas anggukan oleh Bagas,
Tante Ranti dan Bagas melihat bagaimana Interaksi antara Bunga dan juga Aurora, ada rasa hangat yang menjalar di hati mereka saat melihat bagaimana Aurora begitu merindukan Bunga.
"Tante... Tante Kok balu datang sih? Aulola kan lindu sama tante," ucap Aurora saat melepas pelukannya.
Bunga tersenyum, kemudian dia mengusap kedua pipi Gembul milik bocah itu. "Kan Tante sudah bilang, kalau kamu rindu sama tante, kamu lihat bintang lalu bilang padanya Jika kamu merindukan tante," ucap lembut Bunga sambil mengusap kedua pipi milik Aurora
"Sekarang kamu makan ya, minum obat. Nanti kalau kamu nggak sembuh, tante nggak mau lagi loh ketemu sama Aurora! Jadi sekarang Aurora makan ya, biar tante suapin, Aurora mau kan?"
"Wah... Tante mau nyuapin Aulola? Mau Tante, Aulola mau sekali," jawab Aurora dengan wajah yang sumringah.
Akhirnya Bunga pun menyuapi Aurora dan memberikan bocah itu obat, sementara itu Bagas dan juga tante Ranti duduk di sofa dan memperhatikan Bagaimana cara Bunga mendekati Aurora dan memberi makan gadis kecil itu.
'Andai saja kamu masih ada di sini, pasti kamu bisa sepenyayang dan juga seperhatian Bunga kepada putri kita,' batin Bagas menerawang memikirkan almarhumah istrinya saat melihat bagaimana Bunga menyuapi dengan sabar Putri kecilnya.
"Dia sepertinya sangat menyayangi Aurora? Mama sangat setuju Jika kamu bersama dia," ucapan tante Ranti sambil menyenggol bahu Bagas.
Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 259 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
sabar bu, nunggu Bunga nya available dulu lagi,,,
2024-08-28
0
ruswandi jayanegara
tapi sayang nya bunga istri orang ma
2023-10-04
1
Sukliang
ku skip aja, malas baca mak bau tanah itu, dr judul aja pasti mak bau tanah s7 dg si pelakor
2023-02-20
1