Membalikan Fakta

Happy reading

Bunga saat ini tengah menunggu Ilham di meja makan untuk makan malam, dia sebenarnya sudah gatal sekali ingin menanyakan perihal wanita itu kepada Ilham, tetapi Bunga mengurungkan niatnya. Dia akan melihat dulu sejauh mana Ilham akan bertindak.

'Kita lihat saja, Mas. Apakah kamu akan berani membawa wanita itu ke hadapanku? Atau kamu terlalu pengecut,' batin Bunga sambil mengaduk teh yang ada di hadapannya.

Deru mesin mobil terdengar di teras rumah Bunga, dan dia sangat yakin jika itu Ilham. Bunga pun hanya diam saja di meja makan tanpa mau menyambut Ilham, dia sudah sangat malas karena hatinya saat ini tengah panas seperti air yang baru saja mendidih.

"Assalamualaikum," ucap Ilham sambil masuk ke dalam rumah

"Waalaikumsalam ...!" Jawab Bunga dengan nada yang datar.

Ilham berjalan ke arah Bunga, lalu Bunga pun mencium tangan Ilham tanpa ada senyum di wajah. Bunga biasanya jika Ilham pulang akan menyambut suaminya itu di depan pintu dengan senyuman manis di bibirnya, tetapi kali ini tidak. Bunga masih santai mengaduk tehnya tanpa memperdulikan Ilham.

"Kamu kenapa tidak menyambutku di depan pintu? Kan aku baru saja pulang kerja?" Bingung Ilham sambil menatap ke arah Bunga lalu duduk di samping istrinya.

"Nggak apa-apa sih, Mas. Lagi males aja," jawab Bunga dengan cuek, semakin membuat Ilham penasaran tetapi juga kesal.

"Aku ini suami kamu, dan aku baru pulang kerja. Tapi kok malah disambut seperti ini? Nggak ada Tata kramanya sekali kamu sebagai seorang istri! Tidak ada sopan santunnya! Kamu masih marah sama aku, gara-gara kemarin? Hah! Kan aku sudah bilang, dia itu cuma temen aku, nggak lebih. Jangan bikin aku emosi deh, pulang kerja capek bukannya dipijitin, bukan yang disambut dengan baik, malah seperti ini? Kalau seperti ini terus, aku bisa berpaling ke wanita lain!" Ancam Ilham dengan kesal kepada Bunga.

Alih-alih kesal Bunga malah tersenyum mengejek. "Mendua, maksud kamu? Silakan saja! Lagi pula, mungkin kamu memang sudah menduakan aku! Ya kalau kamu mendua hanya karena sikapku seperti ini sih menurutku tidak masuk akal ya? Gini ya Mas, seseorang itu tidak akan pernah berubah jika pasangannya tidak membuat kecewa," ujar Bunga tanpa melihat ke arah Ilham sedikitpun.

Emosi Ilham semakin memuncak saat mendengar ucapan Bunga, dia pun menggebrak meja dengan keras sampai membuat wanita ya di sampingnya itu tersingkat kaget, tetapi Bunga masih dalam mode datar dan dingin.

"Kamu jangan kurang ajar ya! Suami kamu ini baru pulang kerja loh, kamu kenapa sih sekarang melawan sama suami kamu? Oh, atau jangan-jangan kamu itu udah punya simpanan? Kamu punya pria lain di belakang aku, iya?" Tuduh Ilham memutar balikan fakta.

Bunga yang dituduh selingkuh pun tidak terima, kemudian dia berdiri dan menatap Ilham dengan Tatapan yang begitu tajam. "Apa kamu bilang tadi, aku selingkuh, Maksud kamu? Mas, Mas ... Apa nggak kebalik? Jangan udang dibalik menjadi bakwan, Mas. Nggak akan pernah bisa! Udah deh, males aku sama kamu."

Setelah mengatakan itu, Bunga pun pergi meninggalkan meja makan untuk ke kamar tamu. Dia ingin menenangkan pikirannya karena saat ini Bunga benar-benar tidak bisa mengkondisikan emosinya.

Jika saja dia masih di sana bersama dengan Ilham, kemungkinan Bunga akan lepas kendali dan akhirnya akan cekcok dan beradu mulut dengan Ilham. Lagi pula Ilham juga tidak akan mengaku, kalau Bunga memperlihatkan foto antara Ilham dengan wanita itu.

Air mata Bunga kembali menetes, dia pun menjatuhkan tubuhnya di pinggir ranjang. Hati Bunga sebenarnya sangatlah rapuh, tapi dia mencoba untuk selalu kuat menghadapi setiap ujian dan juga cobaan. Dia selalu ingat dengan kata-kata sang ayah, di mana Bunga harus selalu kuat dalam menjalani ujian hidup, karena ujian hidup adalah sebagian dari perjalanan kita menuju kebahagiaan.

**************

Bunga merasakan badannya pegal-pegal, dia pun bangun dan mengerjapkan matanya. Dinginnya lantai begitu menusuk sampai ke tulang, membuat Bunga sedikit menggigil, dan ternyata Bunga tidak sengaja tertidur di lantai karena terlalu lelah menangis.

"Ya ampun, sudah jam 10.00 malam," gumam Bunga sambil menatap jam dinding yang ada di kamar tamu.

Bunga menghembuskan nafasnya dengan kasar, tidak ada tanda-tanda Ilham masuk ke kamar itu karena memang kamar itu dikunci oleh Bunga, dia pun berjalan keluar kamar karena merasa perutnya sangat perih dan belum diisi makanan sama sekali dari sore.

Bunga melihat ke arah tangga yang mengarah ke kamarnya, tapi seketika pandangan bunga menunduk. Dia tidak ingin memanggil Ilham dulu, Bunga ingin menenangkan perasaannya karena saat ini Bunga masih merasa kesal dan juga marah kepada Ilham.

Dengan perlahan Bunga pun membuka tutup saji yang ada di atas meja, dan melihat jika sayur dan lauk pauk yang dia masak tadi sore sudah dingin. Tetapi bunga tidak ada pilihan lain, dia pun mulai menyendok nasi ke dalam piringnya lalu mengambil lauk dan memakannya.

Makanan ini terasa hambar, tidak sehangat dulu, tidak semanis dan tidak serasa dulu. 'Ya Allah, aku kangen masa-masa itu. Dimana kami makan di meja yang sama, di piring yang sama, bahkan minum di gelas yang sama. Ruang makan yang penuh dengan canda dan tawa, tetapi sekarang rasanya begitu dingin dan hambar, ya Allah,' batin Bunga sambil memakan nasi yang ada di piring.

Sebenarnya Bunga Tidak selera makan, tetapi dia tidak mau karena sakit hati dan juga kekesalannya, serta rasa sakitnya kepada Ilham, melupakan kesehatannya sendiri. Karena Bunga tahu ke depannya akan banyak sekali masalah yang harus dia hadapi, bukan hanya dari mertuanya saja tetapi dari selingkuhan Ilham.

'Aku sangat yakin Mas, jika nanti pasti kamu akan membawa Selingkuhan kamu ke hadapanku. Dan pastinya akan ada banyak masalah yang harus aku hadapi, dan aku tidak ingin badanku sakit, karena hatiku sudah jauh lebih sakit, Mas!' batin bunga sambil mengunyah makanannya dengan rasa terpaksa.

Sedangkan di kamar atas Ilham tidak bisa memejamkan matanya, karena tidak ada Bunga yang berada di sampingnya. Biasanya Ilham akan memeluk tubuh Bunga saat ia akan tertidur, tetapi dari tadi Ilham tidak bisa tertidur dengan nyenyak.

"Apa aku samperin Bunga saja ya di kamar tamu. Aku minta maaf sama dia, tapi aku takut kalau nanti aku kehabisan kata-kata. Aku harus seperti apa?" Bingung Ilham sambil mengacak rambutnya.

Akhirnya Ilham turun dari ranjang dan keluar dari kamarnya untuk menuju kamar tamu, dia akan mencoba membujuk Bunga. Dia tidak mau Bunga semakin curiga kepadanya, karena jika semakin Ilham diamkan maka Bunga akan semakin mencurigainya.

Dengan perlahan Ilham mulai membuka pintu kamar tamu, tetapi saat pintu terbuka Ilham tidak melihat Jika Bunga ada di dalam kamar. Padahal tadi pas Ilham ingin masuk ke dalam kamar, pintu kamar tamu itu terkunci.

"Apa bunga sudah bangun ya! Di kamar mandi juga sepertinya tidak ada?" Gumam Ilham dengan heran.

Lalu dia pun berjalan menuju ke dapur. Entah kenapa insting dia Bunga berada di sana, dan benar saja sesampainya Ilham di sana dia melihat Bunga sedang mencuci piring.

'Aku harus menurunkan egoku, agar Bunga tidak semakin curiga. Kalau sampai aku dan dia diam-diaman terus seperti ini, bisa-bisa akan terbongkar semuanya. Sedangkan aku belum siap untuk mengungkap semuanya kepada Bunga,' batin Ilham sambil melangkah mendekat ke arah Bunga.

Grep

Bunga kaget saat ada seseorang yang memeluknya dari belakang, dan saat dia lihat ternyata itu adalah Ilham. Bunga pun Acuh saja sambil mencuci piringnya, setelah selesai Bunga mengelap tangannya kemudian melepaskan pelukan tangan Ilham di perutnya.

"Sayang, aku minta maaf! Aku tahu aku salah, aku sudah membentak kamu. Tapi itu karena aku terlalu kecapean Sayang, aku pulang kerja. Tapi kamu malah nuduh aku yang nggak-nggak," ujar Ilham sambil kembali memeluk tubuh Bunga dari belakang.

Mendengar ucapan ilham, Bunga menarik satu sudut bibirnya ke atas, tetapi dia enggan untuk menjawab pertanyaan ilham. Karena percuma saja, mau Bunga desak seperti apapun ilham tidak akan pernah mengaku, karena dia sudah tahu sifat ilham seperti apa,

"Nggak papa Mas, aku malam ini tidur di kamar tamu dulu ya! Aku masih butuh waktu untuk menenangkan diri," pinta Bunga sambil berjalan meninggalkan Ilham yang mematung melihat sikap dingin Bunga.

'Maafkan aku Mas, luka yang kamu berikan sangatlah dalam, tetapi belum seberapa dalam, Mas. Tetapi jika memang kenyataan itu pada akhirnya benar, maka kamu sudah menggali lubang yang begitu dalam di hatiku Mas, hingga lubang itu menganga begitu besar dan sulit untuk ditutup kembali,' batin Bunga sambil menitikkan air mata dan masuk ke dalam kamar tamu.

Bersambung. . ........

Terpopuler

Comments

Lela Sophie

Lela Sophie

benar2 harus menyiapkan tissu...

2023-05-26

0

Sulati Cus

Sulati Cus

semoga pintu nya di kunci dan kunci nyangkut di lubang kunci😂

2023-01-27

1

Sulati Cus

Sulati Cus

bener pk bgt krn sakit hati jg perlu energi buat nyalurin esmosi 😂

2023-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Hinaan Ibu Mertua
2 Hutang
3 Nota Belanja
4 Sebuah Foto
5 Bohong
6 Mengelak
7 Aku butuh Anak
8 Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9 Mulai Menyelidiki
10 Membalikan Fakta
11 Tak Akan Ada Maaf
12 Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13 Pertemuan Pertama
14 Mimpimu Terlalu Besar Mas
15 Ini Baru Permulaan
16 Kepergok
17 Aurora Sakit
18 Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19 Menjadikan Alat
20 mencoba mempengaruhi
21 Rencana Bunga
22 Mulai Jengah Dengan Kalian
23 Kemarahan Ilham
24 Kebongkar Juga
25 Kamu Egois
26 Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27 Menemui Pengacara
28 Sahabat Lama
29 Ular Berkepala Dua
30 Permintaan Aurora
31 Datang Ke Kantor Bagas
32 Datang Ke Kantor Bagas
33 Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34 Pergi
35 Di Ikuti
36 Bekerja Sama Dengan A.S Group
37 Surat Gugatan
38 Jailnya Tina
39 permintaan Aurora
40 Mulai Menyelidiki
41 Perasaan Apa Ini?
42 Rindu Yang Berat
43 Ancaman Nara
44 Pria Bodoh
45 Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46 Resmi Bercerai
47 Mami Merindukanmu Nak!
48 Makan Siang
49 Sebuah Kado
50 Bingung
51 Darimana Dia Tahu?
52 Rebutan
53 Bersaing Secara Sehat
54 Seperti Tom And Jerry
55 Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56 Marahlah Pada Papi, Nak.
57 Akar Masalah 1
58 Pergi
59 Takut
60 Ledekan Sang Mami
61 Kalah Cepat
62 Stategi Yang Bagus
63 Hampir Ketahuan
64 Pangeran
65 Tak Perduli
66 Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67 Tidak Bisa Memaafkan
68 Mengetahui Kebenaran
69 Pujian Sang Pujaan Hati
70 Modus Bagas
71 Dia Adalah Kakaku
72 Kehilangan jejak
73 Wanita Tidak Tahu Diri
74 Masih Terbayang
75 Kedatangan Penggangu
76 Emangnya Permen
77 Promo Novel: SUNDIRAH
78 Pesan Itu Lagi
79 Demi Masa Depan
80 Mami Setuju
81 Bab 79
82 Siapa Mereka
83 Bukan Keluarga Biasa
84 Mulai Menyelidiki
85 Gagal
86 Kaget
87 Bekerja Sama
88 Putri Ajaib
89 Lagi dan Lagi
90 Tamu Tak Diundang
91 Kekesalan Bunga
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Pasangan Serasi
96 Beri Aku Waktu
97 Kemarahan Ilham
98 Pergi
99 Tamu Spesial
100 Kamu Sangat Cantik
101 Dinner Nanti Malam
102 Will You Marry Me?
103 Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104 Melahirkan
105 Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106 Permintaan Tante Farah
107 Penyesalan Ilham
108 Mengamen
109 Aku Sudah Memaafkanmu
110 Hancurnya Hati Ardi
111 Kasihan
112 Kamu Harus Kuat
113 Hari Bahagia double B
114 Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115 Kehilangan Pekerjaan
116 Peneror Yang Tak Tau Waktu
117 Vitamin Bagas
118 Jangan Ganggu Mama dan Papa
119 Berubah
120 Memberi Pelajaran
121 Sakit
122 Hamil
123 Memutar Balikan Fakta
124 Harus Bijak
125 Permintaan Maaf
126 Rasa Tak Suka
127 Bermain
128 Tak Mau Egois
129 Bertemu Kirana
130 Ceritalah
131 Kedatangan Ferdi
132 Semobil
133 Jangan Gugup
134 Membantu Ardi
135 Terjadi
136 Harus Ke Jepang
137 Ujian Cinta Kita
138 Antara Bunga Dan Karina
139 Mataku Kelilipan
140 Lamaran Tina
141 Menemui Orang Tua Riko
142 Jalan Sama Calon Mertua
143 Bau
144 Sebuah Wasiat
145 Bangun Mas!
146 Tidak Mungkin
147 Jurang yang sama
148 (S2) Pria Sinting
149 S2 super women
150 S2. Siapa Dia
151 S2. Keputusan Papa
152 S2. Tamu Spesial
153 S2. Ternyata Dia
154 S2. Tekad
155 S2. Bab 154
156 S2. Bab 155
157 Bab 156
158 S2. Bab 157
159 S2. Bab 158
160 S2. Jujur
161 S2. Perasaan Tak Enak
162 Disiram Air Panas
163 S2. Semakin Membencimu
164 Masa Lalu Aurora
165 Cemburu Dan Takut
166 Perkataan Menohok
167 Fitnah
168 Pelajaran Untuk Rere
169 S2. TERLAMBAT
170 S2. PESAWAT JATUH
171 S2. Sebuah Mobil
172 S2. DITOLONG RYAN
173 S2. Pria Asing
174 S2. DIIKUTI
175 S2. BERHASIL KABUR
176 S2. TERTANGKAP
177 S2. Waktu 3 Hari
178 S2. Mati Bunuh Diri
179 S2. firasat
180 S2. Diculik
181 S2. Tujuan Menculik
182 S2. Akan Menikahi Secepatnya
183 S2. Pertama Kali
184 S2. Pemandangan Tak Terduga
185 S2. Meminta maaf
186 S2. Menolong
187 S2. Kasus sama
188 S2. Tetap Waspada
189 Hamil
190 S2. Bibit Pelakor
191 S2. Aku Mau Kamu Jujur
192 S2. Kemarahan Aurora
193 S2. Ada Bom
194 S2. Soal Rika
195 S2. Sudah Tahu
196 S2. Membatalkan
197 S2. Bumil Ngidam
198 S2. Reuni
199 S2. Ternyata Kamu
200 S2. Merindukanmu
201 S2. Menyusul
202 Diserang
203 END S2.
204 S3. Kepulangan Arjuna
205 S3. Memergoki
206 S3. Waktunya Pensiun
207 S3. Rania
208 S3. Tidak Jaim
209 S3. Ciuman Pertama
210 S3. Pengemis Cinta
211 S3. Uang Berbicara
212 S3. GEER
213 S3. Undangan Party
214 S3. Menyenggol
215 S3. Juna Hanya Milikku
216 S3. Hutang 500juta
217 S3. Zaman Sudah Modern
218 S3. Meminjam Uang
219 S3. Makan Malam
220 S3. Tamu Tak Diundang
221 S3. Wanita Itu
222 S3. Anisa, bukan Aisha
223 S3. Menyelidiki Anisa
224 S3. Menemui di Cafe
225 S3. Temani Aku Makan!
226 S3. Maksud Anda?
227 S3. Mendesak
228 S3. Titisan Siti Nurbaya
229 S3. Calonnya Juna
230 S3. Terbongkar Alasan Nisa
231 S3. Bertemu Aisha
232 S3. Terungkap
233 S3. Wanita Gila
234 S3. Mengajak Makan Malam
235 S3. Melamar
236 S3. Fitnah
237 S3. Mengantar Pulang
238 S3. MENINGGAL
239 S3. Menikah
240 S3. Meminta Maaf
241 S3. Kabar Bahagia
242 S3. Tak Mau Jauh
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Hinaan Ibu Mertua
2
Hutang
3
Nota Belanja
4
Sebuah Foto
5
Bohong
6
Mengelak
7
Aku butuh Anak
8
Apa Kita Bisa Bertemu Lagi?
9
Mulai Menyelidiki
10
Membalikan Fakta
11
Tak Akan Ada Maaf
12
Kau Ingin Meracuniku, Hah!
13
Pertemuan Pertama
14
Mimpimu Terlalu Besar Mas
15
Ini Baru Permulaan
16
Kepergok
17
Aurora Sakit
18
Mama Setuju Kamu Dengan Dia
19
Menjadikan Alat
20
mencoba mempengaruhi
21
Rencana Bunga
22
Mulai Jengah Dengan Kalian
23
Kemarahan Ilham
24
Kebongkar Juga
25
Kamu Egois
26
Sebuah Kebenaran Yang Mengejutkan
27
Menemui Pengacara
28
Sahabat Lama
29
Ular Berkepala Dua
30
Permintaan Aurora
31
Datang Ke Kantor Bagas
32
Datang Ke Kantor Bagas
33
Tidak Pernah Merasakan Dari Kecil
34
Pergi
35
Di Ikuti
36
Bekerja Sama Dengan A.S Group
37
Surat Gugatan
38
Jailnya Tina
39
permintaan Aurora
40
Mulai Menyelidiki
41
Perasaan Apa Ini?
42
Rindu Yang Berat
43
Ancaman Nara
44
Pria Bodoh
45
Promo Novel: Kau Rela Ku Lepas
46
Resmi Bercerai
47
Mami Merindukanmu Nak!
48
Makan Siang
49
Sebuah Kado
50
Bingung
51
Darimana Dia Tahu?
52
Rebutan
53
Bersaing Secara Sehat
54
Seperti Tom And Jerry
55
Untuk Apa Bapak Bertemu Putri Saya?
56
Marahlah Pada Papi, Nak.
57
Akar Masalah 1
58
Pergi
59
Takut
60
Ledekan Sang Mami
61
Kalah Cepat
62
Stategi Yang Bagus
63
Hampir Ketahuan
64
Pangeran
65
Tak Perduli
66
Promo Novel: Al-fatihah Pembuka Jodoh
67
Tidak Bisa Memaafkan
68
Mengetahui Kebenaran
69
Pujian Sang Pujaan Hati
70
Modus Bagas
71
Dia Adalah Kakaku
72
Kehilangan jejak
73
Wanita Tidak Tahu Diri
74
Masih Terbayang
75
Kedatangan Penggangu
76
Emangnya Permen
77
Promo Novel: SUNDIRAH
78
Pesan Itu Lagi
79
Demi Masa Depan
80
Mami Setuju
81
Bab 79
82
Siapa Mereka
83
Bukan Keluarga Biasa
84
Mulai Menyelidiki
85
Gagal
86
Kaget
87
Bekerja Sama
88
Putri Ajaib
89
Lagi dan Lagi
90
Tamu Tak Diundang
91
Kekesalan Bunga
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Pasangan Serasi
96
Beri Aku Waktu
97
Kemarahan Ilham
98
Pergi
99
Tamu Spesial
100
Kamu Sangat Cantik
101
Dinner Nanti Malam
102
Will You Marry Me?
103
Kenapa Kamu Lakuin Ini Padaku?
104
Melahirkan
105
Pak Duda Bisa Cemburu Juga
106
Permintaan Tante Farah
107
Penyesalan Ilham
108
Mengamen
109
Aku Sudah Memaafkanmu
110
Hancurnya Hati Ardi
111
Kasihan
112
Kamu Harus Kuat
113
Hari Bahagia double B
114
Promosi Novel: OBSESI SANG PEWARIS
115
Kehilangan Pekerjaan
116
Peneror Yang Tak Tau Waktu
117
Vitamin Bagas
118
Jangan Ganggu Mama dan Papa
119
Berubah
120
Memberi Pelajaran
121
Sakit
122
Hamil
123
Memutar Balikan Fakta
124
Harus Bijak
125
Permintaan Maaf
126
Rasa Tak Suka
127
Bermain
128
Tak Mau Egois
129
Bertemu Kirana
130
Ceritalah
131
Kedatangan Ferdi
132
Semobil
133
Jangan Gugup
134
Membantu Ardi
135
Terjadi
136
Harus Ke Jepang
137
Ujian Cinta Kita
138
Antara Bunga Dan Karina
139
Mataku Kelilipan
140
Lamaran Tina
141
Menemui Orang Tua Riko
142
Jalan Sama Calon Mertua
143
Bau
144
Sebuah Wasiat
145
Bangun Mas!
146
Tidak Mungkin
147
Jurang yang sama
148
(S2) Pria Sinting
149
S2 super women
150
S2. Siapa Dia
151
S2. Keputusan Papa
152
S2. Tamu Spesial
153
S2. Ternyata Dia
154
S2. Tekad
155
S2. Bab 154
156
S2. Bab 155
157
Bab 156
158
S2. Bab 157
159
S2. Bab 158
160
S2. Jujur
161
S2. Perasaan Tak Enak
162
Disiram Air Panas
163
S2. Semakin Membencimu
164
Masa Lalu Aurora
165
Cemburu Dan Takut
166
Perkataan Menohok
167
Fitnah
168
Pelajaran Untuk Rere
169
S2. TERLAMBAT
170
S2. PESAWAT JATUH
171
S2. Sebuah Mobil
172
S2. DITOLONG RYAN
173
S2. Pria Asing
174
S2. DIIKUTI
175
S2. BERHASIL KABUR
176
S2. TERTANGKAP
177
S2. Waktu 3 Hari
178
S2. Mati Bunuh Diri
179
S2. firasat
180
S2. Diculik
181
S2. Tujuan Menculik
182
S2. Akan Menikahi Secepatnya
183
S2. Pertama Kali
184
S2. Pemandangan Tak Terduga
185
S2. Meminta maaf
186
S2. Menolong
187
S2. Kasus sama
188
S2. Tetap Waspada
189
Hamil
190
S2. Bibit Pelakor
191
S2. Aku Mau Kamu Jujur
192
S2. Kemarahan Aurora
193
S2. Ada Bom
194
S2. Soal Rika
195
S2. Sudah Tahu
196
S2. Membatalkan
197
S2. Bumil Ngidam
198
S2. Reuni
199
S2. Ternyata Kamu
200
S2. Merindukanmu
201
S2. Menyusul
202
Diserang
203
END S2.
204
S3. Kepulangan Arjuna
205
S3. Memergoki
206
S3. Waktunya Pensiun
207
S3. Rania
208
S3. Tidak Jaim
209
S3. Ciuman Pertama
210
S3. Pengemis Cinta
211
S3. Uang Berbicara
212
S3. GEER
213
S3. Undangan Party
214
S3. Menyenggol
215
S3. Juna Hanya Milikku
216
S3. Hutang 500juta
217
S3. Zaman Sudah Modern
218
S3. Meminjam Uang
219
S3. Makan Malam
220
S3. Tamu Tak Diundang
221
S3. Wanita Itu
222
S3. Anisa, bukan Aisha
223
S3. Menyelidiki Anisa
224
S3. Menemui di Cafe
225
S3. Temani Aku Makan!
226
S3. Maksud Anda?
227
S3. Mendesak
228
S3. Titisan Siti Nurbaya
229
S3. Calonnya Juna
230
S3. Terbongkar Alasan Nisa
231
S3. Bertemu Aisha
232
S3. Terungkap
233
S3. Wanita Gila
234
S3. Mengajak Makan Malam
235
S3. Melamar
236
S3. Fitnah
237
S3. Mengantar Pulang
238
S3. MENINGGAL
239
S3. Menikah
240
S3. Meminta Maaf
241
S3. Kabar Bahagia
242
S3. Tak Mau Jauh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!